Anda di halaman 1dari 14

UNIVERSITAS TADULAKO NAMA : RAHMAN WIDHANDY

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI NIM : F 121 16 082
S1 TEKNIK GEOLOGI
Acara 3 : Ketebalan dan Kedalaman

A. Teori

Ketebalan adalah jarak terpendek yang diukur antara dua bidang sejajar yang
merupakan batas antara dua lapisan. Kedalaman adalah jarak vertikal dari suatu ketinggian
tertentu terhadap suatu titik (misalnya muka air laut) terhadap suatu titik, garis atau bidang.
Pengukuran ketebalan dan kedalaman dapat ditempuh dengan dua cara, yaitu pengukuran
secara langsung dan pengukuran secara tidak langsung.
Pengukuran kedalaman dan ketebalan secara langsung dilakukan pada daerah yang
relatif datar dengan kedudukan perlapisan hampir tegak, atau pada tebing terjal dengan
lapisan relatif mendatar. Dengan kata lain pengukuran ketebalan secara langsung diterapkan
bila topografi tegaklurus dengan kemiringan batuan. Pengukuran ketebalan dan kedalaman
secara tidak langsung dilakukan pada kondisi medan tertentu, sehingga pengukuran secara
langsung sulit dilaksanakan.

B. Tujuan praktikum
1. Menentukan ketebalan perlapisan batuan.
2. Menentukan kedalaman perlapisan batuan.

C. Alat dan bahan


Adapun alat dan bahan yang di gunakan yaitu :
1. Penggaris
2. Busur
3. Alat tulis
4. Kalkulator
D. Soal
1. Diketahui singkapan batupasir dengan kedudukan N45E/35SE dipotong oleh garis hirizontal
(slope) dengan arah 170E panjang lintasan 145 m. Hitunglah ketebalan batu pasir.
2. Suatu formasi batu gamping tersingkap pada lereng kearah timur kedudukan N15W /26SW.
panjang garis pelintang dan dalam arah 90W sepanjang 650 m dan slope membentuk sudut
15. Hitunglah kedalaman dan ketebalan.

3. Diketahui :
Jarak
Stasiun Arah Strike Dip Slop
(m)
1-2 21,5 Keselatan (85) N 5 E 36 12
2-3 48,3 S 60 E N 10 E 42 6
3-4 36,9 N 80 E N 18 E 48 -10
4-5 13 S 65 E N 15 E 45 18
UNIVERSITAS TADULAKO NAMA : MUH. ANAS H.
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI
NIM : F 121 16 030
S1 TEKNIK GEOLOGI
Acara 3 : Ketebalan dan Kedalaman

Perhitungan

1. Dik : Strike / dip = N 45o W / 35 NE


Strike + Stb = 45 o + 30 = 75 o
Arah lintasan + Stb = 170 o + 30 = 200 o
Panjang Lintasan = 145 m

Dit : t = .?

Penyelesaian :

W = l. Sin
= 145 . Sin ( 200o - 75 o)
= 145 . Sin 125
= 145 . 0,819
= 118,775 m
t = W . Sin
= 118,775 . Sin 35 o
= 118,775 . 0,573
= 68,015 m
UNIVERSITAS TADULAKO NAMA : MUH. ANAS H.
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI
NIM : F 121 16 030
S1 TEKNIK GEOLOGI
Acara 3 : Ketebalan dan Kedalaman
Perhitungan

2. Dik : Strike / dip = N 15o W / 26 NE


Strike + Stb = 15 o + 30 = 45 o
Berring + Stb = 90 o + 30 = 120 o
Jarak (S) = 650 m
= 15 o
= Berring Strike
= 120o - 45 o
= 75
Dit : Ketebalan (t) & kedalaman (d) ?
Penyelesain :

t = S (( Sin . Cos . Sin ) + ( Sin . Cos ))

= 650 (( Sin 75 o . Cos 15 o . Sin 26 o ) + ( Sin 15 o . Cos 26 o ))

= 650 (( 0,968 . 0,966 . 0,438 ) + ( 0,259 . 0,899 ))

= 650 ( 0,409 + 0,233)


= 650 . 0,642
= 417,3 m

d = S (Cos . tg . Sin + Sin )

= 650 (Cos 15 o . tg 26 o . Sin 75 o + Sin 15 o)

= 650 (0,966 . 0,488 . 0,966 + 0,259)


= 650 ( 0,714 )
= 464,3 m
UNIVERSITAS TADULAKO NAMA : MUH. ANAS H.
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI
NIM : F 121 16 030
S1 TEKNIK GEOLOGI
Acara 3 : Ketebalan dan Kedalaman
Perhitungan

3. a). Stasiun 1 2

Dik : Strike / dip = N 5o E / 36 o


Strike + Stb = 5 o + 30 = 35 o
Berring + Stb = 85o + 30 = 115 o
Jarak (S) = 21,5 m
= 12 o
= Berring Strike
= 115 o - 35 o
= 80 o
Dit : Ketebalan (t) & kedalaman (d) ?
Penyelesain :

t = S (( Sin . Cos . Sin ) + ( Sin . Cos ))

= 21,5 (( Sin 80 o . Cos 12 o . Sin 36 o ) + ( Sin 12 o . Cos 36 o ))

= 21,5 (( 0,985 . 0,478 . 0,588 ) + ( 0,208 . 0,809 ))

= 21,5 ( 0,566 + 0,168)


= 21,5 (0,734)
= 15,781 m

d = S (Cos . tg . Sin + Sin )

= 21,5 (Cos 12 o . tg 36 o . Sin 80 o + Sin 12 o)

= 21,5 (0,978 . 0,726 . 0,484 + 0,208)

= 21,5 ( 0,552 )
= 11,860 m
UNIVERSITAS TADULAKO NAMA : MUH. ANAS H.
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI
NIM : F 121 16 030
S1 TEKNIK GEOLOGI
Acara 3 : Ketebalan dan Kedalaman
Perhitungan

b). Stasiun 2 3

Dik : Strike / dip = N 10o E / 42 o


Strike + Stb = 10 o + 30 = 40 o
Berring + Stb = 60o + 30 = 90 o
Jarak (S) = 48,3 m
= 6o
= Berring Strike
= 90o - 40 o
= 50 o
Dit : Ketebalan (t) & kedalaman(d) ?
Penyelesain :
t = S (( Sin . Cos . Sin ) + ( Sin . Cos ))

= 48,3 (( Sin 50 o . Cos 6 o . Sin 42 o ) + ( Sin 6 o . Cos 42 o ))

= 48,3 (( 0,766 . 0,994 . 0,669 ) + ( 0,104 . 0,743 ))

= 48,3 ( 0,509 + 0,077)


= 48,3 (0,586)
= 28,303 m

d = S (Cos . tg . Sin + Sin )

= 48,3 (Cos 6 o . tg 42 o . Sin 50 o + Sin 6 o)

= 48,3 (0,994 . 0,900 . 0,766 + 0,104)

= 48,3 ( 0,789 )
= 38,121 m
UNIVERSITAS TADULAKO NAMA : MUH. ANAS H.
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI
NIM : F 121 16 030
S1 TEKNIK GEOLOGI
Acara 3 : Ketebalan dan Kedalaman
Perhitungan

c). Stasiun 3 4

Dik : Strike / dip = N 18o E / 48o


Strike + Stb = 18 o + 30 = 48 o
Berring + Stb = 80o + 30 = 110 o
Jarak (S) = 36,9 m
= -10o
= Berring Strike
= 110o - 48 o
= 62 o
Dit : Ketebalan (t) & kedalaman(d) ?
Penyelesain :
t = S (( Sin . Cos . Sin ) - ( Sin . Cos ))

= 36,9 (( Sin 62 o . Cos (10 o) . Sin 48 o ) - ( Sin (-10 o) . Cos 48 o ))

= 36,9 (( 0,883 . 0,985 . 0,743 ) - ( (-0,173) . 0,669 ))

= 36,9 ( 0,685 (-0,116))


= 36,9 (0,762)
= 28,118 m

d = S (Cos . tg . Sin - Sin )

= 36,9 (Cos (-10 o) . tg 48 o. Sin 80 o - Sin (-10 o))

= 36,9 (0,985 . 1,110 . 0,883 - (-0,173))

= 36,9 ( 0,965 (-0,173) )


= 41,992 m
UNIVERSITAS TADULAKO NAMA : MUH. ANAS H.
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI
NIM : F 121 16 030
S1 TEKNIK GEOLOGI
Acara 3 : Ketebalan dan Kedalaman
Perhitungan

d). Stasiun 4 5

Dik : Strike / dip = N 15o E / 45o


Strike + Stb = 15o + 30 = 45o
Berring + Stb = 65o + 30 = 95o
Jarak (S) = 13 m
= 18o
= Berring Strike
= 45o - 95 o
= 50o
Dit : Ketebalan (t) & kedalaman(d) ?
Penyelesain :
t = S (( Sin . Cos . Sin ) + ( Sin . cos ))

= 13 (( Sin 50 o . Cos (18 o) . Sin 45o ) + ( Sin (18 o) . cos 45 o ))

= 13 (( 0,766 . 0,951 . 0,707 ) + ( 0,309. 0,707 )

= 13 ( 0,515 + 0,218)
= 13 (0,733)
= 9,529 m

d = S (Cos . tg . Sin + Sin )

= 13 (Cos (18 o) . tg 45 o. Sin 50 o + Sin 18 o)

= 13 (0,951 . 1 . 0,766 ) + ( 0,208)

= 13 ( 0,936 )
= 12,174 m
UNIVERSITAS TADULAKO NAMA : MUH. ANAS H.
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI
NIM : F 121 16 030
S1 TEKNIK GEOLOGI
Acara 3 : Ketebalan dan Kedalaman
Perhitungan

Ttotal : 15,781 + 28,303 + 28,118 + 9,529 = 81,731

Dtotal : 11,860 + 38,121 + 41,992 + 12,174 = 104,147


UNIVERSITAS TADULAKO NAMA : MUH. ANAS H.
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI
NIM : F 121 16 030
S1 TEKNIK GEOLOGI
Acara 3 : Ketebalan dan Kedalaman

Langkah Kerja Gambar 1

1. Tentukan letak ketiga titik A, B dan C yang sudah diketahui.


2. Buat garis k yang berarah timur-barat (0 meter). Proyeksikan titik A, B, C
pada k, diperoleh A, B dan C.
3. Dengan menggunakan garis k sebagai garis rebahan tentukan titik, jarak dan
ketinggian A, B dan C sesuai sekala.
4. Buat garis l sejajar k melalui titik C (titik yang berada diantara dua
ketinggian) hingga berpotongan AB di titik D, kemudian proyeksikan balik
titik D ini ke garis AB sehingga didapat D.
5. Hubungkan titik D dan C sebagai garis DC, yang merupakan jurus perlapisan
Arah dari jurus ini belum diketahui. Untuk mengetahui dengan memperhatikan
ketinggian relatifnya.
6. Buat garis tegak lurus DC sebagai garis m dengan ketinggian 500 meter (titik
tertinggi).
7. Pada garis DC buat titik C dengan jarak sama dengan ketinggian A
dikurangi ketinggian C.
8. Buat melalui B sejajar jurus (DC) dan buat titik B dengan jarak sama
dengan ketinggian A dikurangi ketinggian B.
9. Hubungkan titik C dan B hingga berpotongan dengan garis m di A
10. Sudut yang dibentuk antara garis tersebut dengan garis m, merupakan sudut
kemiringan lapisan batuan (dip = a).
11. Maka kedudukan lapisan batuan
UNIVERSITAS TADULAKO NAMA : RAHMAN WIDHANDY
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI NIM : F 121 16 082
S1 TEKNIK GEOLOGI
Acara 3 : Ketebalan dan Kedalaman

Langkah Kerja Gambar 2

1. Plot ketiga titik A, B dan C.


2. Tarik garis sembarang melalui A (tertinggi) sebagai garis t. Jarak ketinggian sesuai skala.
3. Tarik garis melalui D (ketinggian 300 m) dan B (garis DB).
4. Sejajar garis DB buat garis yang melalui ketinggian 400 m dan berpotongan dengan
garis AB di titik F. Garis yang menghubungkan C dan F sebagai garis CF, yang
merupakan jurus perlapisan
5. Buat garis tegak lurus CF (jurus) sebagai garis m dengan ketinggian 500 m
(tertinggi).
6. Pada garis CF buat titik C dengan jarak = ketinggian A dikurangi ketinggian
C.
7. Buat garis sejajar CF melalui B dan buat titik B dengan jarak = ketinggian
(A-B).
8. Hubungkan titik B dan C. Garis BC ini akan berpotongan dengan garis m
di A.
9. Sudut yang dibentuk antara garis BC dengan garis m, merupakan kemiringan
lapisan batuan (a).
.
UNIVERSITAS TADULAKO NAMA : RAHMAN WIDHANDY
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI NIM : F 121 16 082
S1 TEKNIK GEOLOGI
Acara 3 : Ketebalan dan Kedalaman

Langkah Kerja Gambar 3

1. Tentukan letak ketiga titik A, B dan C yang sudah diketahui.


2. Buat garis k yang berarah timur-barat (0 meter). Proyeksikan titik A, B, C
pada k, diperoleh A, B dan C.
3. Dengan menggunakan garis k sebagai garis rebahan tentukan titik
jarak dan ketinggian A, B dan C sesuai sekala.
4. Buat garis l sejajar k melalui titik C (titik yang berada diantara dua
ketinggian) hingga berpotongan AB di titik D, kemudian proyeksikan balik
titik D ini ke garis AB sehingga didapat D.
5. Hubungkan titik D dan C sebagai garis DC, yang merupakan jurus perlapisan
Arah dari jurus ini belum diketahui. Untuk mengetahui dengan memperhatikan
ketinggian relatifnya.
6. Buat garis tegak lurus DC sebagai garis m dengan ketinggian 1100 meter (titik
tertinggi).
7. Pada garis DC buat titik C dengan jarak sama dengan ketinggian A
dikurangi ketinggian C.
8. Buat melalui B sejajar jurus (DC) dan buat titik B dengan jarak sama
dengan ketinggian A dikurangi ketinggian B.
9. Hubungkan titik C dan B hingga berpotongan dengan garis m di A
10. Sudut yang dibentuk antara garis tersebut dengan garis m, merupakan sudut
kemiringan lapisan batuan (dip = a).
11. Maka kedudukan lapisan batuan
UNIVERSITAS TADULAKO NAMA : RAHMAN WIDHANDY
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI NIM : F 121 16 082
S1 TEKNIK GEOLOGI
Acara 3 : Ketebalan dan Kedalaman

Langkah Kerja Gambar 4

1. Plot ketiga titik A, B dan C.


2. Tarik garis sembarang melalui A (tertinggi) sebagai garis t. Jarak ketinggian sesuai skala.
3. Tarik garis melalui D (ketinggian 700 m) dan B (garis DB).
4. Sejajar garis DB buat garis yang melalui ketinggian 900 m dan berpotongan dengan
garis AB di titik F. Garis yang menghubungkan C dan F sebagai garis CF, yang
merupakan jurus perlapisan
5. Buat garis tegak lurus CF (jurus) sebagai garis m dengan ketinggian 1100 m
(tertinggi).
6. Pada garis CF buat titik C dengan jarak = ketinggian A dikurangi ketinggian
C.
7. Buat garis sejajar CF melalui B dan buat titik B dengan jarak = ketinggian
(A-B).
8. Hubungkan titik B dan C. Garis BC ini akan berpotongan dengan garis m
di A.
9. Sudut yang dibentuk antara garis BC dengan garis m, merupakan kemiringan
lapisan batuan (a).
UNIVERSITAS TADULAKO NAMA : RAHMAN WIDHANDY
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI NIM : F 121 16 082
S1 TEKNIK GEOLOGI
Acara 3 : Ketebalan dan Kedalaman

Langkah Kerja Gambar 5

1. Buat garis tegak lurus SS sebagai garis AB dan berpotongan di C (ketinggian


400 meter).
2. Buat garis melalui C dan menyudut terhadap garis AB dengan sudut sebesar
kemiringannya (dip = 30o) buat garis CE.
3. Pada garis SS buat sekala sesuai dengan ketinggian mulai dari titik C, ke arah
luar semakin kecil, sesuai dengan sekala peta.
4. Buat garis melalui titik-titik ketinggian tersebut sejajar dengan garis AB dan
berpotongan dengan garis CE pada titik-titik tertentu.
5. Dari titik tersebut buat garis sejajar jurus lapisan hingga berpotorigan dengan
garis kontur.
6. Buat titik perpotongan garis tersebut dengan kontur yang mempunyai
ketinggian yang sama sebagai titik sama tinggi.
7. Hubungkan titik-titik tersebut dari masing-masing ketinggian membentuk pola
penyebaran singkapan.

Anda mungkin juga menyukai