Anda di halaman 1dari 13

UNIVERSITAS TADULAKO NAMA : MUH. ANAS H.

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI NIM : F 121 16 030
Acara 6 : Filum Mollusca

Keterangan

1. Test
2. Aperture
3. Endoterm
4. Growth Line
5. Sleture

V S

No. Sampel : 01
Filum : MOLLUSCA
Kelas : BIVALVIAL
Ordo : ARCOIDA
Family : GLYSYMESIDAE
Genus : Glycymeris
Spesies : Glycymeris Nummaria
Proses Pemfosilan : Pertifikasi
Bentuk : konveks
Komposisi Kimia : Kalsium Karbonat (CaCO3)
Umur : Karbon (318-345 juta tahun)
Lingkungan Pengendapan : Laut dangkal, zona neritik tepi (0-30,48 juta tahun)
Keterangan :
Fosil dengan nomor sampel 01 ini berasal dari Filum MOLLUSCA, Kelas
BIVALVIAL, Ordo ARCOIDA, Family GLYSYMESIDAE, Genus Glycymeris, dan dengan
nama Spesies Glycymeris Nummaria.
Proses pemfosilan dari fosil ini bermula ketika organisme ini mati dan berada pada tempat
yang terlindungi dari pemangsa dan bakteri pembusuk. Kemudian mengalami transportasi yang
dapat disebabkan oleh air, es maupun angin. Selama proses transportasi tersebut, fosil
mengalami proses leaching (pencucian fosil) dan pada akhirnya akan terendapkan pada daerah
cekungan yang relatif stabil. Seiring dengan berjalannya waktu organisme tersebut tertimbun
oleh material-material sedimen yang berbutir halus yang terakumulasi dalam cekungan. Lama
kelamaan, material-material yang sangat kecil akan mengisi ruang kosong sehingga material
semakin padat atau terkompaksi. Lalu fosil akan tersementasi sesuai dengan lingkungan
pengendapannya. Pada saat fosil ini tersementasi, fosil ini juga mengalami proses pemfosilan
yakni mineralisasi dimana seluruh bagian tubuh fosil digantikan oleh mineral lain yang lebih
resisten/tahan terhadap proses pelapukan. Kemudian mengalami litifikasi sehingga membentuk
lapisan-lapisan sedimen. Akibat dari tenaga endogen yaitu tektonik, lapisan sedimen akan
terangkat ke permukaan tanah. Lapisan sedimen yang cenderung mudah larut ini akan
mengalami pelapukan dan erosi sehingga akan nampak fosil. Maka dari itulah para ahli
paleontologi mendapati fosil tersebut.
Fosil ini memiliki bagian-bagian tubuh antara lain test, eksoterm,endoterm dan growth
line. Fosil ini memiliki komposisi kimia kalsium karbonat (CaCO3), fosil ini memiliki
lingkungan pengendapan Laut dangkal, zona neritik tepi (0-30,48 m). Berdasarkan waktu
geologi, fosil ini berumur Karbon (318-345 juta tahun).
Kegunaan fosil ini digunakan penentu umur relatif batuan, untuk korelasi antar batuan,
dan untuk mengetahui lingkungan pengendapan batuan sedimen yang didalamnya terdapat
fosil.

Catatan : Paraf :
UNIVERSITAS TADULAKO NAMA : MUH. ANAS H.
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI NIM : F 121 16 030
Acara 6 : Filum Mollusca

Keterangan

1. Test
2. Suture
3. Body Whorl
4. Septa
5. Aperture

V D

No. Sampel : 02
Filum : MOLLUSCA
Kelas : GASTROPODA
Ordo : GAENOGASTROPODA
Family : TURRITELLANIDAE
Genus : Turritela
Spesies : Turritela sp
Proses Pemfosilan : Pertifikasi
Bentuk : konikal
Komposisi Kimia : Kalsium Karbonat (CaCO3)
Umur : Kapur (100 - 141 juta tahun)
Lingkungan Pengendapan : Laut dangkal, zona neritik tepi (0-30,48 m)
Keterangan :
Fosil dengan nomor sampel 02 ini berasal dari Filum MOLLUSCA, Kelas GASTROPODA
GASTROPODA, Ordo GAENOGASTROPODA, Family TURRITELLANIDAE, Genus
Turritela, dan dengan nama Spesies Turritela sp.
Proses pemfosilan dari fosil ini bermula ketika organisme ini mati dan berada pada
tempat yang terlindungi dari pemangsa dan bakteri pembusuk. Kemudian mengalami
transportasi yang dapat disebabkan oleh air, es maupun angin. Selama proses transportasi
tersebut, fosil mengalami proses leaching (pencucian fosil) dan pada akhirnya akan terendapkan
pada daerah cekungan yang relatif stabil. Seiring dengan berjalannya waktu organisme tersebut
tertimbun oleh material-material sedimen yang berbutir halus yang terakumulasi dalam
cekungan. Lama kelamaan, material-material yang sangat kecil akan mengisi ruang kosong
sehingga material semakin padat atau terkompaksi. Lalu fosil akan tersementasi sesuai dengan
lingkungan pengendapannya. Pada saat fosil ini tersementasi, fosil ini juga mengalami proses
pemfosilan yakni mineralisasi dimana seluruh bagian tubuh fosil digantikan oleh mineral lain
yang lebih resisten/tahan terhadap proses pelapukan. Kemudian mengalami litifikasi sehingga
membentuk lapisan-lapisan sedimen. Akibat dari tenaga endogen yaitu tektonik, lapisan
sedimen akan terangkat ke permukaan tanah. Lapisan sedimen yang cenderung mudah larut ini
akan mengalami pelapukan dan erosi sehingga akan nampak fosil. Maka dari itulah para ahli
paleontologi mendapati fosil tersebut.
Fosil ini memiliki komposisi kimia kalsium karbonat CaCO3. Fosil ini memiliki bagian
tubuh yang masih dapat dikenali yaitu test, endoterm, dan eksoterm. Fosil ini juga mempunyai
lingkungan pengendapan Laut dangkal, zona neritik tepi (0-30,48 m), Berdasarkan waktu
geologi, fosil ini berumur Kapur (100 - 141 juta tahun)
Kegunaan fosil ini digunakan penentu umur relatif batuan, untuk korelasi antar batuan,
dan untuk mengetahui lingkungan pengendapan batuan sedimen yang didalamnya terdapat
fosil.

Catatan : Paraf :
UNIVERSITAS TADULAKO NAMA : MUH. ANAS H.
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI NIM : F 121 16 030
Acara 6 : Filum Mollusca

Keterangan

1. Test
2. Eksoterm
3. Endoterm
4. Growthline
5. Aperture
V S

No. Sampel : 03
Filum : MOLLUSCA
Kelas : BIVALVIAL
Ordo : MYTILOIDA
Family : MYTILOSIDAE
Genus : Mytilus
Spesies : Mytilus sp
Proses Pemfosilan : Petrifikasi
Bentuk : Bekonveks
Komposisi Kimia : Kalsium Karbonat (CaCO3)
Lingkungan Pengendapan : Laut dangkal
Umur : Jura (160 - 195 juta tahun)
Keterangan :
Fosil bernomor sampel 03 berada pada filum MOLLUSCA, kelas BIVALVIAL , Ordo
MYTILOIDA, family MYTILOSIDAE, Genus Mytilus, Spesies Mytilus sp.
Proses pemfosilan dari fosil ini bermula ketika organisme ini mati akibat serangan hewan
lain atau faktor lainnya dan berada pada tempat yang terlindungi dari pemangsa dan bakteri
pembusuk. Kemudian mengalami transportasi yang dapat disebabkan oleh air, es maupun
angin. Selama proses transportasi tersebut, fosil mengalami proses leaching (pencucian fosil)
dan pada akhirnya akan terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Seiring dengan
berjalannya waktu organisme tersebut tertimbun oleh material-material sedimen yang berbutir
halus yang terakumulasi dalam cekungan. Lama kelamaan, material-material yang sangat kecil
akan mengisi ruang kosong sehingga material semakin padat atau terkompaksi. Lalu fosil akan
tersementasi sesuai dengan lingkungan pengendapannya. Pada saat fosil ini tersementasi, fosil
ini juga mengalami proses pemfosilan yakni permineralisasi yaitu dimana terawetkannya fosil
karena masuknya mineral sekunder yang mengisi pori-pori atau ruang antar sel pada bagian
fosil yang keras.
Komposisi kimia dari fosil ini yaitu Kalsium Karbonat (CaCO3). Fosil ini memiliki
bagian-bagian tubuh yang dapat dikenali yaitu test, endoterm, dan eksoterm. Fosil ini juga
memiliki lingkungan pengendapan Laut dangkal. Berdasarkan waktu geologi, fosil ini berumur
Kambrium Tengah, yaitu Jura (160 - 195 juta tahun).
Manfaat fosil ini digunakan penentu umur relatif batuan, untuk korelasi antar batuan, dan
untuk mengetahui lingkungan pengendapan batuan sedimen yang didalamnya terdapat fosil.

Catatan : Paraf :
UNIVERSITAS TADULAKO NAMA : MUH. ANAS H.
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI NIM : F 121 16 030
Acara 6 : Filum Mollusca

Keterangan

1. Test
2. Apertute
3. Body Whorl
4. Septa
5. Apex

V D

No. Sampel : 04
Filum : MOLLUSCA
Kelas : GASTROPODA
Ordo : CAENOGASTROPODA
Family : NEPTUNEANIDAE
Genus : Neptunea
Spesies : Neptunea sp
Proses Pemfosilan : Permineralisasi
Bentuk : Conical
Komposisi Kimia : Kalsium Karbonat (CaCO3)
Lingkungan Pengendapan : Laut dangkal
Umur : Kapur (100 - 141 juta tahun)
Keterangan :
Fosil bernomor sampel 04 berada pada filum MOLLUSCA, kelas GASTROPODA,
Ordo CAENOGASTROPODA, family NEPTUNEANIDAE, Genus Neptunea s, Spesies
Neptunea sp.
Proses pemfosilan dari fosil ini bermula ketika organisme ini mati akibat serangan
hewan lain atau faktor lainnya dan berada pada tempat yang terlindungi dari pemangsa dan
bakteri pembusuk. Kemudian mengalami transportasi yang dapat disebabkan oleh air, es
maupun angin. Selama proses transportasi tersebut, fosil mengalami proses leaching (pencucian
fosil) dan pada akhirnya akan terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Seiring
dengan berjalannya waktu organisme tersebut tertimbun oleh material-material sedimen yang
berbutir halus yang terakumulasi dalam cekungan. Lama kelamaan, material-material yang
sangat kecil akan mengisi ruang kosong sehingga material semakin padat atau terkompaksi.
Lalu fosil akan tersementasi sesuai dengan lingkungan pengendapannya. Pada saat fosil ini
tersementasi, fosil ini juga mengalami proses pemfosilan yakni permineralisasi yaitu dimana
terawetkannya fosil karena masuknya mineral sekunder yang mengisi pori-pori atau ruang antar
sel pada bagian fosil yang keras.
Komposisi kimia dari fosil ini yaitu Kalsium Karbonat (CaCO3). Fosil ini memiliki
bagian tubuh yang masih dapat dikenali yaitu test, endoterm, dan eksoterm. Fosil ini juga
memiliki lingkungan pengendapan laut dalam, zona neritik tengah (30,84-91,44 m)
Berdasarkan waktu geologi, fosil ini berumur Kapur (100 - 141 juta tahun)
Kegunaan fosil ini digunakan penentu umur relatif batuan, untuk korelasi antar batuan,
dan untuk mengetahui lingkungan pengendapan batuan sedimen yang didalamnya terdapat
fosil.

Catatan : Paraf :
UNIVERSITAS TADULAKO NAMA : MUH. ANAS H.
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI NIM : F 121 16 030
Acara 6 : Filum Mollusca

Keterangan

1. Test
2. Aperture
3. Apekx
4. Growth Line

V S

No Sampel : 05
Filum : MOLLUSCA
Kelas : GASTROPODA
Ordo : MESOGASTROPODA
Family : PYRAMIDELLANIDAE
Genus : Pyramidella
Spesies : Pyramidella sp
Proses Pemfosilan : Petrifikasi
Bentuk : konikal
Komposisi Kimia : Kalsium Karbonat (CaCO3)
Lingkungan Pengendapan : Laut dalam
Umur : Kapur (100-141 juta tahun)
Keterangan :
Pada Fosil bernomor sampel 05, berada pada filum MOLLUSCA, kelas
GASTROPODA, Ordo MESOGASTROPODA, family PYRAMIDELLANIDAE, genus
Pyramidella, Spesies Pyramidella sp.
Organisme ini hidup dilingkungan air laut, proses pemfosilan dari fosil ini bermula
ketika organisme ini mati akibat serangan hewan lain atau faktor lainnya dan berada pada
tempat yang terlindungi dari pemangsa dan bakteri pembusuk. Kemudian mengalami
transportasi yang dapat disebabkan oleh air, es maupun angin. Selama proses transportasi
tersebut, fosil mengalami proses leaching (pencucian fosil) dan pada akhirnya akan terendapkan
pada daerah cekungan yang relatif stabil. Seiring dengan berjalannya waktu organisme tersebut
tertimbun oleh material-material sedimen yang berbutir halus yang terakumulasi dalam
cekungan. Lama kelamaan, material-material yang sangat kecil akan mengisi ruang kosong
sehingga material semakin padat atau terkompaksi. Lalu fosil akan tersementasi sesuai dengan
lingkungan pengendapannya. Pada saat fosil ini tersementasi, fosil ini juga mengalami proses
pemfosilan yakni permineralisasi yaitu dimana terawetkannya fosil karena masuknya mineral
sekunder yang mengisi pori-pori atau ruang antar sel pada bagian fosil yang keras.
Komposisi kimia dari fosil ini yaitu Kalsium Karbonat (CaCO3). Fosil ini memiliki
bagian tubuh yang masih dapat dikenali yaitu test, endoterm, eksoterm, growth line. Fosil ini
juga memiliki lingkungan pengendapan Laut dalam, zona neritik tepi (0 – 30,48) Berdasarkan
waktu geologi, fosil ini berumur Kapur (100-141 juta tahun).
Kegunaan fosil ini digunakan penentu umur relatif batuan, untuk korelasi antar batuan,
dan untuk mengetahui lingkungan pengendapan batuan sedimen yang didalamnya terdapat
fosil.
Catatan : Paraf :
REFERENSI

 Makalah Paleontologi
 Http://www.slideshare.net/
 Https: brainly.co.id
 www.fossiel.net

Anda mungkin juga menyukai