PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Etiologi
2
Meskipun akhiran itis menunjukkan bahwa osteoartritis merupakan suatu
penyakit inflamasi dan ada beberapa bukti sering terjadi sinovitis, inflamasi bukan
merupakan komponen utama dari kelainan yang terjadi pada pasien. Tidak seperti
kerusakan sendi yang disebabkam oleh inflamasi sinovial, osteoartritis merupakan
sekuen retrogresif dari perubahan sel dan matrik yang berakibat kerusakan struktur
dan fungsi kartilago artikuler, diikuti dengan reaksi perbaikan dan remodeling
tulang. Karena reaksi perbaikan dan remodeling tulang ini, degenerasi permukaan
artikuler pada osteoartritis tidak bersifat progresif, dan kecepatan degenerasi sendi
bervariasi pada tiap individu dan sendi. Osteoartritis sering terjadi, tapi pada
sebagian besar kasus osteoartritis berkembang lambat selama bertahun-tahun,
meskipun dapat menjadi stabil atau bahkan membaik dengan spontan dengan
restorasi parsial yang minimal dari permukaan sendi dan pengurangan gejala.(2-5)
Perubahan struktur tulang rawan sendi yang paling dini terlihat pada
osteoartritis adalah kerusakan atau fibrilasi zona superfisial sampai ke zona
transisional dan violasi oleh pembuluh darah tulang subchondral. Berberapa
peneliti memperkirakan bahwa kekakuan tulang subchondral menyebabkan dan
mempercepat degenerasi rawan sendi, dan progresi degenerasi kartilago
mengakibatkan kekakuan tulang subchondral, tapi beberapa peneliti lain
mengatakan bahwa kerusakan tulang rawan sendi meningkatkan stress pada tulang
subchondral yang menyebabkan remodeling tulang.(2-5)
3
yang terjadi pada sendi di sepanjang kehidupan. Dikatakan demikian karena
beberapa hal :
1) Perubahan biokimiawi rawan sendi pada tingkat molekuler yang terjadi akibat
proses menua berbeda dengan yang terjadi pada rawan sendi akibat OA.
2.3 Patofisiologi
4
5
2.4 Patogenesis
Mungkin pengaruh yang terpenting adalah proses penuaan dan efek mekanis.
Meskipun osteoarthritis bukanlah suatu proses wear-and-tear (aus karena sering
digunakan, tidak diragukan lagi bahwa stress mekanik pada sendi berperan
penting dalam pembentukannya. Bukti yang mendukung antara lain meningkatnya
frekuensi osteoartritis seiring pertambahan usia, timbulnya disendi
penahan beban, meningkatnya frekuensi penyakit pada kondisi yang menimbulkan
stress mekanik abnormal, seperti obesitas dan riwayat deformitas sendi.(8)
Faktor genetik juga berperan dalam kerentanan terhadap osteoartritis,
terutama pada kasus yang mengenai tangan dan panggul. Gen spesifik yang
bertanggung jawab belum teridentifikasi meskipun dalam kebanyakan kasus
diperkirakan ada hubungannya dengan kromosom 2 dan 11.(8)
Osteoartritis ditandai dengan perubahan signifikan baik dalam komposisi
maupun sifat mekanis tulang rawan. Pada awal perjalanan penyakit, tulang rawan
yang mengalami degenarasi memperlihatkan peningkatan kandungan air
dibandingkan dengan tulang rawan. Selain itu, tampaknya terjadi
perlamahan jaringan kolagen, mungkin karena penurunan sintesis kolagen tipe II
dan peningkatan pemecahan kolagen yang sudah ada. Kadar molekul perantara
tertentu, termasuk IL-1, TNF, dan nitrat oksida, meningkat pada tulang rawan.
Apoptosis juga meningkat, yang mungkin menyebabkan penurunan jumlah
kondrosit fungsional.
Secara keseluruhan, perubahan ini cenderung menurunkan daya regang dan
kelenturan tulang rawan sendi. Sebagai respons terhadap perubahan regresif ini,
kondrosit pada lapisan yang lebih dalam berpoliferasi dan berupaya
memperbaiki kerusakan dengan menghasilkan kolagen dan proteoglikan baru.
Meskipun perbaikan ini mulanya mengimbangi kemerosotan tulang rawan, sinyal
molekular yang menyebabkan kondrosit lenyap dan matriks ekstrasel berubah
akhirnya menjadi predominan. Faktor yang menyebabkan pergeseran dari
gambaran reparatif menjadi degeneratif ini masih belum diketahui.(8)
6
Gambar 1 Patogenesis(2)
Stage I :
Stage II :
7
Stage III :
2. Perubahan Tulang
8
mengalami degenerasi disebut osteofit sentral. Sebagian besar osteofit
marginal memiliki pernukaan kartilaginis yang menyerupai tulang rawan sendi
yang normal dan dapat tampak sebagai perluasan dari permukaan sendi. Pada
sendi superfisial, osteofit ini dapat diraba, nyeri jika ditekan, membatasi ruang
gerak, dan terasa sakit jika sendi digerakkan. Tiap sendi memiliki pola
karakter yang khas akan pembentukan osteofit di sendi panggul, osteoarthritis
biasanya membentuk cincin di sekitar tepi acetabulum dan tulang rawan
femur. Penonjolan osteofit sepanjang tepi inferior dari permukaan artikuler os
humerus biasanya terjadi pada pasien dengan penyakit degenartif sendi
glenohumeral. Osteofit merupakan respon terhadap proses degerasi tulang
rawan sendi dan remodelling tulang sudkhondral, termasuk pelepasan sitokin
anabolik yang menstimulasi proliferasi dan pembentukan sel tulang dan
matrik kartilageneus.(2-5)
3. Jaringan Periartikuler.
9
menjadi dua, yaitu yang tidak dapat diubah dan yang dapat diubah,
penjabarannya adalah sebagai berikut (1)
1. Usia
2. Riwayat keluarga
3. Jenis Kelamin
Pada orang tua yang berumur lebih dari 55 tahun, prevalensi terkenanya
osteoarthritis pada wanita lebih tinggi dari pria. Usia kurang dari 45 tahun
osteoarthritis sering terjadi pada pria dan wanita. Wanita lebih sering
terkena OA lutut dan OA banyak sendi, dan lelaki lebih sering terkena OA
pada paha, pergelangan tangan dan leher.(2)
4. Suku
10
mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada
frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan.
1. Obesitas
2. Beban Sendi yang Berlebihan dan Berulang-ulang/ Aktivitas fisik yang
berlebihan
3. Kelemahan otot
4. Trauma
5. Hormonal
6. Rokok
7. Hiperurisemia
8. Diet
2.6 Klasifikasi
11
rasa panas distal interfalangeal. OA sekunder disebabkan oleh penyakit yang
menyebabkan kerusakan pada sinovia.(1)
Grade 2 : terdapat osteofit yang jelas tetapi tepi celah sendi baik dan tak
celah sendi.
12
2.8 Diagnosis
13
menyebabkan tonjolan tulang yang dapat diraba dan dilihat, kerusakan
progresif kartilago artikuler dan tulang subchondral dapat mengakibatkan
luksasi sendi dan deformitas. Atrofi otot dapat terjadi pada kasus osteoartritis
yang sudah lama.
14
Gambar 3. gambaran radiologi OA (9)
2.9 Terapi
1. Non Medikamentosa
15
2. Medikamentosa
a. Lini Pertama
Antispasmodik
Long acting
Depokortikosteroid infra-artikuler
S-adenosilmetionin (SAM)*
Kondroitin-sulfat oral*
16
Glukosamin-sulfat (Dona)*
Orgotein intra-artikuler*
Diacerhein*
Avocado/soy nonsaponifiables*
Pentosan polysulfate*
Tetapi genetik*
b. Lini Kedua
Injeksi articular :
Pemberian opioid dapat digunakan pada pasien dengan rasa sakit yang
sangat berat dan pasien yang tidak kooperatif.(1-5)
17
3. Pembedahan
1. Realignment osteotomi
2. Arthroplasty
1. Partial replacement/unicompartemental
2. High tibial osteotomy : orang muda
3. Patella &condyle resurfacing
4. Minimally constrained total replacement : stabilitas sendi dilakukan
sebagian oleh ligament asli dan sebagian oleh sendi buatan.
5. Cinstrained joint : fixed hinges : dipakai bila ada tulang yang hilang &
severe instability.
1. Nyeri
2. Deformitas
18
3. Instability
4. Akibat dari Rheumatoid atau osteoarthritis
Kontraindikasi :
Komplikasi (6)
1. Mengurangi nyeri
2. Meningkatkan mobilitas dan gerakan
3. Koreksi deformitas
4. Menambah kekuatan kaki (dengan latihan)
5. Meningkatkan kualitas hidup
Selain dua cara pembedahan diatas juga ada tindakan mikrofraktur dan
implantasi tulang rawan. Tindakan mikro fraktur dimana dibuat lubang
lubang pada tulang subkondral agar nutrien dan faktor pertumbuhan untuk
19
penyembuhan yang berasal dari sumsum tulang dapat mencapai permukaan
rawan sendi yang sehat dan terbuka melalui bekuan darah. Untuk implantasi
tulang rawan dapat dilakukan pada daerah permukaan sendi dengan
menggunakan biakan tulang rawan sendi itu sendiri.(1)
20
BAB III
KESIMPULAN
21
DAFTAR PUSTAKA
22