id
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan Diploma III
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
TOMY MAHENDRA YURI ASMORO
NIM: I 8705027
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Persetujuan
Dengan Judul :
Disetujui pembimbing
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
Dikerjakan oleh :
TOMY MAHENDRA YURI ASMORO
NIM: I 8705027
Dipertahankan di depan Tim Penguji Ujian pendadaran Fakultas Teknik Universitas
Sebelas Maret Surakarta dan diterima guna memenuhi sebagian persyaratan untuk
mendapat gelar Ahli Madya.
Pada hari :
Tanggal :
Dipertahankan di depan tim penguji :
1. Ir.SULASTORO RI, MSi (......................................)
NIP. 19521105 198601 1 001
2. Ir. SOLICHIN, MT (......................................)
NIP. 19600110 198803 1 002
3. Ir. SITI QOMARIYAH, MSc. (......................................)
NIP. 19580615 198501 2 001
Disahkan, Disahkan,
Ketua Jurusan Teknik Sipil Ketua Program D-III Teknik
Fakultas Teknik UNS Jurusan Teknik Sipil FT UNS
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO :
Akal budi tanpa pengetahuan adalah laksana tanah tak diolah, atau raga manusia yang
kekurangan makanana
(Kahlil Gibran)
Tidak ada kata tak bisa sebelum kita mencoba dan segala sesuatu tak sepeti yang kita
pikirkan sebelum apa yang direncanakan kita jalankan
Tuhan terkadang tidak memberikan apa yang kita mau, tetapi Tuhan akan selalu
memberikan apa yang kita butuhkan
Tetap percaya bahwa : sestelah kesulitan pasti ada kemudahan
Hadapi segala sesuatu dengan senyum walaupun sesulit apapun
(Penulis)
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
1. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan jalan kemudahan dan
nikmat kepada hambamu ini.
2. Tak cukup ucapan terima kasihku untukmu Ibu, kaulah segalanya dan aku tak
mampu untuk membalas segala yang telah engkau berikan. Semoga ini sedikit
bisa membuatmu tersenyum.
3. Terima kasih kepada Bapak tercinta yang telah memberi doa, kasih sayang,
materi, serta dorongan moral maupun spiritual yang tiada henti.
4. Terima kasih untuk adiku Bayu (Gendut) dan semua saudara saudaraku yang
juga selalu memberi semangat, kasih sayang serta selalu ada dalam suka dan
sedih.
5. Untuk Almamaterku UNS serta teman teman satu angkatan.
6. Teman-teman Surveyor Jaringan Suara Indonesia, tanpa kalian aku tidak akan
pernah ada di sini.
7. Untuk teman-teman sibuk bareng Saref, Didik, Shiro, Aga, Aris dan yang
lainnya.
8. Untuk temanteman kos Rajawali (Mada, Pete, Ihsan, Fery, Wahyu, Bondan,
Yonas, dan semua penghuni Kos Rajawali) yang selalu memberi hiburan dan
motivasi agar cepat lulus, kalian memberiku pelajaran yang berarti.
9. Untuk semua sahabatku Kebakkramat (Jojo, khinthil, dan semuanya) terima kasih
untuk semuanya
10. Untuk teman-teman di rumah, teman berbagi cerita.
11. Dan semua teman yang tidak bisa disebutkan semua, terima kasih atas perhatian,
semangat dan bantuannya.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penuliis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan hidayah-Nya, Sholawat dan Salam teruntuk makhluk
Illahi, Muhammad SAW, yang dengan perjuangannya telah dapat mengantarkan umat
pilihan terakhir untuk semua umat manusia demi menuju Ridho-Nya. Maka penulis
sangat bersyukur karena telah dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini sesuai
dengan yang diharapkan.
Laporan Tugas Akhir ini yang berjudul, Efisiensi Unit Pengolah Limbah Cair
Mojosongo PDAM Kota Surakarta, ini penulis susun untuk memenuhi salah satu
syarat untuk kelulusan di Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan tugas akhhir ini masih terdapat
banyak kekurangan, walaupun telah diusahakan semaksimal mungkin untuk
kesempurnaannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun demi perbaikan penulisan laporan pada masa mendatang.
Penyusunan laporan tugas akhir ini tidak dapat terwujud tanpa adanya bimbingan,
arahan dan bantuan dari berbagai pihak maka dari itu dalam kesempatan ini pula
penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada yang
terhormat :
1. Bapak Ir. Mukahar, MSCE. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
2. Ir. Bambang Santosa, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Ir. Slamet Prayitno, MT. selaku Ketua Program D III Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Purnawan Gunawan, ST., MT. selaku Sekretaris Program D III Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5. Bapak Ir. Sulastoro RI, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan laporan tugas akhir.
6. Ibu Siti Qomariyah, M. Sc. selaku pembimbing akademik.
7. Bapak dan Ibu Dosen Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan materi selama perkuliahan yang juga bermanfaat dalam
penyusunan laporan tugas akhir ini.
8. Seluruh Staf dan karyawan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Unit
Pengolahan Air Kotor Surakarta.
9. Kedua orang tua dan keluargaku yang telah memberikan semua yang terbaik
demi kelancaran selama perkuliahan dan selama penyusunan tugas akhir ini.
10. Rekan rekan di Teknik Sipil yang telah memberikan bantuan dan arahan selama
penyusunan laporan tugas akhir ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyusunan laporan tugas akhir ini.
Penulis hanya dapat mengucapkan terima kasih yang sebesar sebesarnya atas semua
bantuan yang telah diberikan, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan Rahmat
dan Hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan laporan tugas akhir ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga laporan hasil tugas akhir ini dapat bermanfaat
bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya, Amiin.
Penyusun
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Tomy Mahendra Yuri Asmoro, 2010. Efisiensi Unit Pengolah Limbah Cair
Mojosongo PDAM Kota Surakarta. Tugas Akhir, Program Diploma III Teknik
Sipil Infrastruktur Perkotaan, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Limbah cair merupakan bahan buangan yang harus dikelola dengan baik agar tidak
mencemari lingkungan. Air limbah yang dihasilkan dari aktivitas manusia antara lain
berupa limbah industri yang dihasilkan dari aktivitas industri dan air limbah domestik
yang dihasilkan dari segala aktivitas rumah tangga Tingginya tingkat pencemaran
domestik memberikan dampak signifikan terhadap kualitas kesehatan masyarakat
yang tinggal di sepanjang bantaran sungai karena banyak melakukan aktifitas
disekitar sungai, seperti mandi dan mencuci. Oleh karena itu perlu adanya
pengelolaan yang terpadu dan berkesinambungan agar tidak menimbulkan masalah.
Maka diperlukan adanya penataan dan perbaikan sistem sanitasi. Penelitian dilakukan
dilakukan di IPAL Mojosongo dan air luapan dari daerah pelayanan.
Penelitian dilakukan untuk mengetahui besar efisiensi pengolahan limbah pada IPAL
Mojosongo. Data yang berpengaruh yaitu nilai pH, BOD dan TSS air limbah
domestik di influen dan efluen IPAL Mojosongo. Metode penelitian yang digunakan
dalam pengumpulan data sampai dengan perhitungan meliputi persiapan dengan
melaksanakan studi pustaka, pengumpulan data sekunder dan perhitungan matematis
dengan rumus terkait, untuk mengetahui nilai pH, BOD dan TSS di influen dan
efluen mengetahui besar efisiensi pengolahan IPAL Mojosongo
Berdasar penelitian dan analisis yang dilakukan, didapatkan nilai pH berkisar 7,6-7,9.
Nilai BOD influen sebesar 60,46- 135,85 mg/l dan nilai TSS yang keluar dari IPAL
Mojosongo adalah 10-80 g/m3. Nilai konstanta reaksi tingkat pertama adalah antara
2,679194-7,773596/hari. Efisiensi pengolahan TSS adalah 11,1111-85,7143% dan
efisiensi pengolahan BOD adalah rata-rata 72-90,6514538%. Efisiensi diatas 50%
menunjukkan bahwa sistem pengolahan di IPAL Kedung Tungkul Mojosongo telah
berlangsung dengan baik.
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Tomy Mahendra Yuri Asmoro, 2010. The efficiency of Mojosongo liquid waste
processor unit of Surakarta citys PDAM. Final Project, Diploma III Program of
Urban Infrastructure Civil Engineering, Civil Engineering Department of Engineering
Faculty of Surakarta Sebelas Maret University.
Liquid waste is the disposal material that should be managed well in order not to
contaminate the environment. Liquid waste produced from the human beings activity
includes industry waste produced from industry activity and domestic waste liquid
produced from all household activities. The domestic contamination level exerts
significant effect on the societys health quality living along the band of river because
they do many activities, such as taking a bath and washing, around the river. For that
reason, there should be integrated and sustainable management in order not to result
in problem. There should be sanitation system arrangement and improvement. The
research was done in Mojosongo IPAL and water overflow from the service area.
This research was done to find out the efficiency of waste management in Mojosongo
IPAL. The influential data included pH, BOD, and TSS values of domestic liquid
water in IPAL Mojosongo Influent and Effluent. The research method used in
collecting data up to the estimation included preparation by doing library study,
secondary data collection and mathematical calculation using the related formula, in
order to find out the pH, BOD and TSS values in the influent and effluent to find out
the efficiency of IPAL Mojosongo management.
Considering the research and analysis that has been conducted, it can be found the pH
value of 7.6-7.9. BOD value of influent is 60.46-13.85 mg/l and TSS value released
from IPAL Mojosongo is 10-80 g/m3. The constant value of first order reaction is
2.679194-7.773596/day. Efficiency of TSS management is 11.1111-85.7143% and
efficiency of BOD management is 72-90.6514538%. Efficiency above 50% shows
that the management system in IPAL Kedung Tungkul Mojosongo has proceeded
well.
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Persiapan .................................................................................. 21
B. Lokasi Penelitian ...................................................................... 21
C. Pengumpulan Data ................................................................... 21
D. Metode ..................................................................................... 22
E. Analisis Laboratorium.............................................................. 22
1. Pengambilan Contoh Air .................................................... 22
2. Pemeriksaan pH ................................................................. 22
3. Pemeriksaan BOD5 ............................................................ 23
4. Perhitungan Konstanta Reaksi Tingkat Pertama ................ 24
5. Pemeriksaan Padatan Tersuspensi ..................................... 25
F. Analisis Data ............................................................................ 26
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Kesimpulan .............................................................................. 34
B. Saran......................................................................................... 35
PENUTUP ........................................................................................................ 38
LAMPIRAN
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 1
PENDAHULUAN
Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup dan makhluk hidup tidak dapat
melangsungkan hidupnya tanpa tersedianya air. Oleh karenanya tidak satupun
kehidupan di dunia termasuk manusia dapat berlangsung tanpa tersedianya air dalam
jumlah yang cukup. Manusia dalam hidupnya mutlak membutuhkan air, semuanya
dapat dilihat dalam penyusun tubuh manusia, bahwa telah banyak kita ketahui
sebagian dari tubuh manusia terdiri dari air.
Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Manusia
memenfaatkan air untuk berbagai aktifitas dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
dapat mempengaruhi kualitasnya baik secara fisik, kimia, maupun biologi. Aktivitas
rumah tangga banyak memanfaatkan air khususnya air bersih untuk memasak, mandi,
mencuci, kakus dan lain-lain. Pemanfaatan dan pemakaian air tersebut menjadikan air
menurun kualitasnya sehingga manghasilkan air limbah. Air limbah yang dihasilkan
dari aktivitas manusia antara lain berupa limbah industri yang dihasilkan dari
aktivitas industri dan air limbah domestik yang dihasilkan dari segala aktivitas rumah
tangga. Pencemaran air merupakan masalah yang sangat serius, tidak hanya
pencemaran dari perkembangan industri, tetapi limbah domestik pun menjadi
masalah besar ketika tidak diperhatikan penanganannya
Dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomar 112 Tahun 2003 pasal
1 butir (1) tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik, dinyatakan bahwa limbah
domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha atau kegiatan pemukiman (real
estate), rumah makan (restaurant), perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama.
Untuk Kota Surakarta, pengolahan limbah domestik telah diputuskan dalam Surat
Keputusan (SK) Walikota Surakarta Nomar 002 tanggal 26 Juni 1998. Di dalam SK
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tersebut Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surakarta ditunjuk sebagai
pengelola air limbah domestik. Di samping SK Walikota tersebut, terdapat Peraturan
Daerah Nomor 03 tahun 1999 tanggal 27 Mei 1999 tentang Pengolahan Limbah Cair,
di dalam Perda tersebut diatur tentang Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL),
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), jaringan pipa air limbah, sambungan
rumah serta peralatan penunjang lainnya.
Limbah domestik yang diproduksi tiap hari dapat menjadi salah satu pencemar sumur
dangkal (sumur penduduk), karena struktur tanah yang tidak mampu menetralisir
limbah tersebut. IPAL terkait dengan fasilitas prasarana permukiman tidak
terpisahkan dengan manusia, hunian dan lingkungan. IPAL berfungsi untuk
mengendalikan serta mengolah limbah domestik. Air limbah domestik dialirkan
melalui saluran interseptor kemudian dibuang ke sungai dalam keadaan bersih,
sehingga dengan IPAL diharapkan sungai bebas dari pencemaran air limbah
khususnya domestik.
Dari data yang ada di Unit Air Kotor PDAM Kota Surakarta ditahun 2007, Kota
Surakarta dengan luas wilayah 4.404 Ha dan jumlah penduduk mencapai 556.504
jiwa pada tahun 2006, hampir dipastikan dari kegiatan masyarakat Kota Surakarta
limbah rumah tangga atau air kotor menempati urutan paling tinggi dalam
pembuangannya sekitar 89 %, kemudian 11 % dari industri dan rumah sakit. Volume
air limbah domestik di Kota Surakarta kurang lebih 25.500 m/hari. Pembangunan
IPAL, pemasangan pipa interseptor, pipa sekunder, pipa lateral dan sambungan
rumah air limbah merupakan usaha penanggulangan tercemarnya air tanah dari
limbah domestik. Usaha tersebut merupakan usaha jangka panjang dalam rangka
peningkatan kualitas dan kesehatan masyarakat yang pada akhirnya adalah menjaga
kesehatan masyarakat Kota Surakarta. Pembangunan sanitasi di Kota Surakarta juga
merupakan salah satu penjabaran pemerintah dalam memenuhi Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengolahan Lingkungan Hidup.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. Rumusan Masalah
C. Batasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak terlalu melebar maka permasalahan yang
dibahas dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :
1. Data debit dan kapasitas air limbah yang dipakai diperoleh dari data yang sudah
ada di laboratorium PDAM Unit Air Kotor Kota Surakarta.
2. Sampel air limbah diambil dari influen yang menuju reaktor dan efluen yang
keluar reaktor.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 2
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Air Limbah
Limbah domestik adalah seluruh limbah rumah tangga yang dibuang ke dalam
saluran pembuangan, termasuk limbah sejumlah industri kecil yang sulit
diidentifikasi dan dihitung secara terpisah. (Surna T Djajadningrat & Harry Harsono
Amir, 1993)
Limbah cair adalah gabungan atau campuran dari air dan bahan pencemar yang
terbawa oleh air, baik dalam keadaan terlarut maupun tersuspensi yang terbuang dari
sumber domestik (perkantoran, perumahan, dan perdagangan), sumber industri dan
pada saat tertentu tercampur dengan air tanah, air permukaan atau air hujan
(Soeparman dan Suparmin, 2002).
Air limbah adalah kotoran dari masyarakat dan rumah tangga dan juga yang berasal
dari industri, air tanah, air permukaan serta buangan lainnya, dengan demikian air
buangan ini merupakan hal yang bersifat kotoran umum. Air buangan adalah semua
cairan yang dibuang, yang mengandung kotoran manusia, hewan, bekas tumbuh-
tumbuhan, maupun yang mengandung sisa-sisa proses produksi.
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c) Air hujan
Air buangan dari atap rumah atau halaman yang berasal dari air hujan.
d) Air buangan khusus atau air buangan non-domestik (Sugiharto,1987)
1) Air buangan yang mengandung gas, racun atau bahan-bahan berbahaya.
2) Air buangan yang bersifat radio aktif atau mengandung bahan radio aktif
yang dibuang ke bawah air penerima.
3) Air buangan yang mengandung banyak lemak, biasanya berasal dari
restoran.
Air limbah berasal dari dua jenis sumber yaitu air limbah rumah tangga dan air
limbah industri. Secara umum di dalam limbah rumah tangga juga terkandung zat-
zat berbahaya, sedangkan di dalam limbah industri harus dibedakan antara limbah
yang mengandung zat-zat yang berbahaya dan yang tidak.
2. Pengolahan Limbah
3. Limbah Domestik
Air limbah domestik (berasal dari pemukiman) terutama terdiri dari tinja, air kemih
dan buangan air limbah lain (kamar mandi, dapur, cucian) yang kira-kira
mengandung 99,9 % air dan 0,1 % zat padat. Zat padat yang ada terbagi atas lebih
kurang 70 % zat organik dan dan sisanya 30 % zat onorganik terutama pasir, garam-
garaman dan logam (Sugiharto,1987). Limbah domestik mencakup seluruh limbah
rumah tangga yang dibuang ke dalam saluran pembuangan, termasuk limbah
sejumlah besar industri kecil yang sulit diidentifikasi dan dihitung secara terpisah.
Mengingat perbedaan kebiasaan makan dan mencuci, seperti juga adanya perbedaan
industri tradisional kecil, maka volume dan beban limbah akan bervariasi. Meskipun
terdapat perbedaan besar dari segi budaya dan sosial ekonomi antara berbagai
negara, variasi perbedaan beban pencemaran tidak begitu mencolok. Umumnya
semakin tinggi standar hidup, makin banyak pula air yang dipergunakan, sehingga
semakin banyak limbah yang dihasilkan.
Karakteristik air limbah meliputi sifat-sifat fisika, kimia, dan biologi. Studi
karakteristik limbah perlu dilakukan agar dapat dipahami sifat sifat tersebut serta
konsentrasi terhadap lingkungan. Ada limbah dalam golongan tertentu walau tidak
termasuk golongan berbahaya tapi sangat sensitif terhadap lingkungan. Dalam
menentukan karakteristik limbah maka ada tiga jenis sifat yang perlu diketahui yaitu
(Perdana Ginting, 2007):
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a) Karakteristik fisik
Sifat fisik suatu limbah ditentukan berdasarkan jumlah padatan terlarut, kekeruhan,
warna, bau, dan temperatur atau suhu. Sifat-sifat ini beberapa diantaranya dapat
dikenali secara visual tetapi untuk mengetahui secara lebih pasti maka digunakan
anlisa laboratorium. Karakteristik fisik air limbah antara lain :
1) Padatan
Dalam air limbah ditemukan zat padat yang secara umum diklasifikasikan
kedalam dua golongan besar yaitu padatan terlarut dan padatan tersupensi.
Padatan tersuspensi terdiri dari partikel koloid dan partikel biasa, padatan
tersuspensi mempunyai diameter lebih besar daripada padatan terlarut.
2) Bau
Bau dalam air limbah disebabkan oleh zat-zat organik yang telah terurai dalam air
limbah yang mengeluarkan gas-gas seperti sulfide dan amoniak. Air limbah yang
baru tidak berbau atau sedikit berbau sedangkan air limbah yang lama dan
membusuk sering berbau sangat menyengat hidung.
3) Suhu
Air limbah pada umumnya mempunyai suhu yang lebih tinggi dari pada suhu
udara setempat sehingga akan mengganggu pertumbuhan biota tertentu. Tingkat
zat oksidasi lebih besar pada suhu yang tinggi dan pembusukan jarang terjadi
pada suhu yang rendah. Suhu air limbah merupakan parameter penting, sebab
efeknya dapat mengganggu dan meningkatkan reaksi kimia kehidupan akuatik.
4) Warna
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b) Karakteristik kimia
1) Bahan organik
Bahan organik yang dijumpai dalam air limbah terdiri atas 65 % protein, 25 %
karbohidrat dan 10 % lemak atau minyak (Sugiharto, 1987). Minyak dan lemak
dapat dijumpai dalam air limbah domestik berasal dari makanan yang tidak
dapat larut di dalam air melainkan mengapung di atas permukaan air sehingga
menutupi permukaan air bila dibuang kesungai. Lapisan ini dapat terdegradasi
oleh mikroorganisme, tetapi memerlukan waktu yang cukup lama.
Chemical Oxygen Demand (COD) adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi bahan-bahan organik dan anorganik sebagai mana BOD. Angka
COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat anorganik. (Perdana
Ginting, 2007). Kadar COD dalam air buangan rumah tangga adalah rendah, hal
itu karena proses oksidasi dalam air kotor hanya memerlukan Oksigen yang
rendah.
Nilai pH air digunakan untuk menunjukkan kadar asam atau basa dalam air
limbah. Limbah atau air buangan rumah tangga mempunyai pH < 7 atau bersifat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
asam. Adapun pH yang baik bagi air minum maupun air limbah adalah netral (7).
Skala pH berkisar antara 1-14, kisaran nilai pH 1-7 termasuk kondisi asam, pH
7-14 termasuk kondisi basadan pH 7 adalah kondisi netral (Sakti A. Siregar,
2005).
c) Karakteristik biologi
Penyaluran limbah cair dari perumahan diawali oleh sistem perpipaan limbah cair
dari kamar mandi, wastafel, tempat cuci, WC, urinoir yang menyalurkan limbah cair
menuju saluran induk. (Soeparman & Suparmin, 2002)
Sistem penyaluran air limbah atau buangan pada umumnya dibagi menjadi beberapa
sistem penyaluran yang berdasarkan kepada :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
Pada sistem penyaluran air limbah berdasarkan jenisnya, air limbah masuk
terlebih dahulu ke dalam tahap pengolahan untuk diolah yang kemudian setelah
diolah air limbah dapat dikeluarkan ke badan air penerima.
Yaitu sistem penyaluran, dimana segala macam air limbah dikumpulkan dan
dialirkan secara terpisah sesuai jenis air.
c) Cara pengaliran
1. Sistem gravitasi
Dimana air buangan dari tempat yang lebih tinggi secara gravitasi disalurkan
ke saluran umum yang letaknya lebih rendah
2. Sistem tekanan
Dimana saluran air buangan air buangan lebih tinggi, sehingga buangan
dikumpulkan lebih dahulu dalam bak penampung kemudian dipompa keluar
ke dalam rol umum, biasanya menggunakan pompa yang digerakkan motor
listrik dan bekerja secara otomatis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
Sesuai dengan lampiran Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112
Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik, antara lain berlaku bagi air
limbah domestik yang bersumber dari usaha atau kegiatan permukiman (real estate)
adalah seperti tabel berikut ini :
Limbah domestik yang berasal dari berbagai kegiatan rumah tangga berdampak pada
lingkungan abiotik dan biotik, yang kemudian berdampak pada masyarakat yaitu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
tercemarnya air tanah dan timbulnya berbagai macam penyakit, maka dari itu air
limbah domestik perlu diolah dengan baik. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
terkait dengan fasilitas prasarana permukiman sehingga tidak terpisahkan dengan
manusia, hunian dan lingkungan. IPAL berfungsi untuk mengendalikan serta
mengolah limbah domestik, air limbah domestik dialirkan melalui saluran interseptor
kemudian dibuang ke sungai dalam keadaan bersih. Dengan IPAL diharapkan sungai
terbebas dari pencemaran air limbah khususnya limbah domestik.
Air limbah domestik Kota Surakarta telah diolah di beberapa IPAL, diantaranya
adalah IPAL Kedung Tungkul, Mojosongo, Surakarta. Diolahnya air limbah domestik
dalam IPAL diharapkan dapat mengurangi pencemaran khususnya air dan tanah.
Prinsip kerja IPAL adalah mengalirkan air limbah masuk ke dalam rangkaian IPAL
yang kemudian dibuang ke badan air atau sungai. Usaha ini diharapkan dapat menjadi
alternatif dalam pengolahan air limbah domestik menjadi air yang tidak mencemari
atau sekurang-kurangnya tidak membahayakan lingkungan yang dapat berdampak
kepada masyarakat luas. IPAL Kedung Tungkul, Mojosongo antara lain memiliki
beberapa tahap, antara lain :
1. Pengolahan fisika :
2. Pengolahan biologi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
pengolahan biologi antara lain membersihkan zat-zat organik atau mengubah sifat
menjadi kurang berbahaya, untuk menggunakan kembali zat-zat organik yang
terdapat dalam air limbah. Tujuan lain dari pengolahan biologi adalah
menghilangkan dan membersihkan senyawa biokimia yang terdapat dalam air
limbah (Sakti A. Siregar, 2005). Adapun pengolahan biologi tersebut antara lain :
a) Proses aerobik
b) Proses anaerobik.
c) Proses maturasi (pematangan)
Diharapkan melalui tahap-tahap tersebut menjadikan air limbah domestik menjadi air
yang aman dan tidak membahayakan lingkungan.
B. Dasar Teori
1. Menentukan Nilai pH, BOD5 dan TSS
a) Menentukan Nilai pH
Dalam hal ini pH merupakan suatu istilah yang menyatakan kondisi asam atau basa
dari suatu larutan atau untuk menyatakan aktifitas ion hidrogen. Dalam air murni
terjadi keseimbangan : H2O H+ + OH , konsentrasi ion hidrogen tersebut
adalah 10-7 dalam ion/liter( COH ).
+
Pada air yang murni CH - COH = 10-7 gram ion/liter. Suatu larutan yang
mempunyai pH = 7 disebut netral, suatu media dikatakan asam jika konsetrasi H+
lebih besar dari 10-7 ( pH lebih besar dari pada 7 ). Pengukuran pH bisa dilakukan
secara elektrik menggunakan suatu alat yang dinamakan pH meter dan bisa pula
menggunakan indikator pewarna yaitu dengan kertas lakmus. Nilai pH air digunakan
untuk mengekspresikan kondisi keasaman (konsentrasi ion hidrogen) air limbah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
Skala pH berkisar antara 1-14, kisaran nilai pH 1-7 termasuk kondisi asam, pH 7-14
termasuk kondisi basa, dan pH 7 adalah kondisi netral (Sakti A. Siregar, 2005).
Penetapan BOD5 adalah rangkaian penetapan kadar oksigen terlarut antara sampel
pada hari kelima setelah inkubasi pada suhu 20o C. Rumus yang digunakan untuk
menghitung nilai BOD5 : (Depkes RI 1975)
P = Pengencer
Nilai TSS ditentukan untuk mengetahui besarnya nilai zat padat dari sampel air
limbah. Besarnya TSS dihitung dengan menggunakan rumus: (Metcalf & Eddy,1991)
( B - A) x1000
mg/l TSS = (2.4)
ml sampel
Dimana :
A = Berat kertas saring kosong (gr)
B = Berat kertas saring + endapan (gr)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
a) Produksi lumpur
Analisis laju lumpur dan tinggi pengendapan pada pengolahan kolam dapat dihitung
dengan rumus-rumus sebagai berikut (Metcalf & Eddy,1991) :
Dimana :
b) Volume lumpur
FS + VS
V = (2.6)
r w xX
Dimana :
Vss = Volume Suspended Solids (gr/hari)
t = tahun pengerukan
FS = Fixed Solids
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
Px - Vss
Untuk menyatakan proses yang ada pada fasilitas pengolahan digunakan analisis
keseimbangan massa. Analisis ini didasarkan pada jenis reaktornya.
Ada dua jenis reaktor yang saat ini banyak digunakan untuk mengolah air limbah
dengan proses kimiawi dan biologis, yaitu reaktor tangki berpenganduk dengan aliran
tetap (Continuous Stured Tank Reaktor = CSTR) dan reaktor aliran tersumbat (Plug
Flow Reaktor = PFR). Pada CTSR air limbah yang masuk segera ditebarkan karena
isi reaktor sepenuhnya tercampur, sedangkan konsentrasi suatu bahan kandungan
dalam buangannya sama dengan yang ada dalam reaktor. Pada aliran PFR aliran
masuknya bergerak melalui reaktor seperti bergeraknya suatu gabus melalui
rangkaian pipa yang panjang. Disamping itu bila konsentrasi terjadi maka konsentrasi
akan berubah disepanjang reaktor.
Q, C0 Q, C
V.kC
Gambar 2.1 Skema Konsep Keseimbangan Massa (Metcalf & Eddy , 1991)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
Asumsi yang digunakan untuk menerapkan analisis keseimbangan massa pada kolam
fakultatif aerasi adalah (Metcalf & Eddy , 1991) :
dC
Simbol V = ( Q C0 ) - ( Q C ) + ( V r )
dt
dC
= Rata-rata perubahan konsentrasi reaktan pada reaktor ( mg/l/hari ).
dt
Dimana :
r = Reaksi tingkat pertama
V = Volume reaktor (m3)
Q = Debit (m3/det)
CO = Konsentrasi influen (mg/l)
C = Konsentrasi efluen (mg/l)
k = Konstanta reaksi tingkat pertama (hari -1)
Tingkat reaksi adalah nilai yang menyatakan pengaruh suatu zat terhadap laju reaksi
atau kecepatan reaksi, jadi reaksi tingkat pertama (r) adalah pengaruh reaktor
terhadap kecepatan reaksi pada tingkat pertama atau orde pertama. Sedangkan
konstanta reaksi tingkat pertama (k) adalah nilai ketetapan yang diperoleh dari
perhitungan laju reaksi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
dC
Dimisalkan keadaan tetap, konsentrasi dalam sistem tidak berubah mengikuti =0
dt
sehingga menjadi (Metcalf & Eddy , 1991):
Co
C= (2.8)
v
1 + k
Q '
Dari rumus tersebut di atas maka harga k bisa dihitung, karena variabel yang lain
sudah bisa diketahui dari data yang telah dikumpulkan
Mengingat kesukaran untuk membuat model yang tepat dari reaksi BOD yang sangat
kompleks, maka biasanya dipergunakan reaksi tingkat pertama, lihat Gambar 2.2
(Linsley & Frazini, 1991) :
L-y
Lengkung BOD
Jumlah bahan
Organik tersisa
Lt
t Waktu
Gambar 2.2. Bagan Penjelasan Untuk Hubungan BOD dengan Jumlah Bahan Organik
yang Tersisa (Linsley & Frazini, 1991)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
Pada model ini dimisalkan bahwa laju pengeluaran BOD hanya tergantung pada
jumlah bahan organik yang masih tersisa pada saat t, (Linsley & Frazini, 1991)
Maka:
dLt
= - K 1. Lt (2.9)
dt
Dimana :
K1 = konstanta reaksi tingkat pertama, hari
Lt = jumlah limbah yang tersisa pada saat t, dinyatakan sebagai padanan O2
Jumlah sisa pada setiap waktu dapat dicari dengan mempertimbangkan bentuk
integrasi dari persamaan :
Lt = L(10-K1 t) (2.10)
Efisiensi sistem pengolahan air limbah dapat dihitung dengan rumus ( Metcalf
& Eddy, 1991) :
Co - C
E= x 100%) (2.12)
Co
Dimana :
E = Efisiensi ( % )
Co = Konsetrasi influen ( mg/l )
C = Konsentrasi efluen (mg/l )
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 3
METODOLOGI
A. Persiapan
1. Studi pustaka
2. Menentukan data yang diperlukan
3. Mempersiapkan administrasi untuk memperoleh data yang diperlukan
4. Menentukan institusi untuk memperoleh data yang diperlukan
5. Melakukan penulisan proposal
B. Lokasi Penelitian
C. Pengumpulan Data
Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari data yang sudah ada dan
data hasil pengujian di laboratorium Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM ) Kota
Surakarta.
commit to user
21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
D. Metode
E. Analisis Laboratorium
1. Pengambilan Contoh Air
Pengambilan contoh air dari influen dilakukan pagi hari sekitar pukul 07.00 sampai
10.00 WIB dan pengambilan contoh air dari efluen dilakukan pagi hari sekitar pukul
15.00 sampai 17.00 WIB. Contoh air diambil dari influen dan efluen Instalasi
Pengolahan Air Limbah Mojosongo. Air influen adalah air yang masuk ke dalam bak
aerasi, sedangkan efluen adalah air yang keluar dari instalasi pengolahan menuju
badan penerima, masing-masing influen dan efluen diambil 5 contoh air.
2. Pemeriksaan pH
1. pH meter
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
2. komparator pH
3. Kertas pH
4. Gelas ukur
5. Jerigen tempat sampel
6. Gelas beker
b. Prosedur Pemeriksaan
3) Menetesi air sampel dengan larutan indikator phenol red sebanyak 5 tetes.
5) Bandingkan warna larutan yang terjadi dengan warna standar yang berada
disampingnya yang sesuai.
6) Catatlah angka yang ada pada komparator yang warnanya sama dengan warna
larutan sampel yang telah ditetesi dengan larutan indikator phenol red.
7) Menetapkan nilai pH
3. Pemeriksaan BOD5
a. Alat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
6. Gelas beker
7. Inkubator
8. Jerigen tempat sampel
9. Botol oksigen
b. Prosedur Pemeriksaan
1) Membuat larutan pengencer dengan mencampur kedalam tiap satu liter aquades
ditambah larutan CaCl3, 1ml larutan FeCl3, 1ml larutan MgSO4, dan 1ml larutan
K2HPO4 + KH2PO4.
2) Mengaerasi larutan pengencer selama 30 menit.
3) Mengukur besar oksigen terlarut sampel, untuk menentukan besarnya pengencer.
4) Mengencerkan sampel sampai x kali (tergantung konsentrasi oksigen terlarut
dalam sampel) dengan larutan pengencer.
5) Mengukur besarnya oksigen yang terlarut sampel yang telah diencerkan (sebagai
variabel DO0).
6) Memasukkan sampel yang telah diencerkan ke dalam botol BOD, kemudian
ditutup rapat tanpa rongga udara.
7) Menyimpan sampel dalam inkubator dengan suhu 20 selama 5 hari.
8) Mengukur oksigen terlarut sampel yang telah diambil dari inkubator (sebagai
variabel DO5 ).
9) Menetapkan nilai BOD.dan dihitung dengan Rumus 2.3.
Untuk menghitung konstanta reaksi tingkat pertama, data yang akan dipakai adalah
data debit atau kapasitas pengolahan air limbah yang diperoleh dari data yang sudah
ada pada laboratorim Unit Pegelolaan Limbah PDAM Kota Surakarta juga data dari
perhitungan volume lumpur dan dari hasil analisa dari nilai BOD5 pada influen dan
efluen. Perhitungan kemudian dilakukan dengan rumus 2.8 yaitu :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
Co
C=
V
1 + k
Q'
Dimana :
V = Volume reaktor (m3)
Q = Debit (m3/det)
CO = Konsentrasi influen (mg/l)
C = Konsentrasi efluen (mg/l)
k = konstanta reaksi tingkat pertama (hari -1)
Dari hasil perhitungan nanti akan diperoleh nilai konstanta reaksi tingkat pertama
a. Alat
Alat yang dibutuhkan dalam pemeriksaan padatan tersuspensi adalah (Metcalf &
Eddy,1991):
1. Kertas saring
2. Gelas ukur
3. Erlenmeyer
4. Oven untuk pemanasan 105 C.
5. Desikator, berguna untuk mengeringkan zat-zat kimia, zat padat beserta
tempatnya, karena kelembaban udara dalam desikator diserap oleh bahan
pengering.
6. Timbangan analitis, ketelitian 0.1 mg.
b. Prosedur Pemeriksaan
Adapun langkah-langkah pemeriksaan TSS sampel air adalah (Metcalf & Eddy,1991):
1) Siapkan alat yang digunakan, kemudian set oven pada suhu 105 C.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
4) Timbang kertas saring secara berulang kali sampai didapat berat yang konstan
(sebagai variabel A).
5) Kocok sampel sampai homogen, takar dalam gelas ukur sebanyak 100 ml,
kemudian saring 100 ml air sampel dengan hati-hati.
6) Kertas saring diambil dengan hati-hati dan tempatkan pada oven dengan
temperatur 103 - 105 C selama 1 jam.
8) Timbang kertas saring secara berulang kali sampai didapat berat yang konstan
(sebagai variabel B).
9) Menetapkan nilai TSS dan perhitungan TSS dengan menggunakan rumus 2.4
yaitu :
( B - A) x1000
mg/l TSS =
ml sampel
F. Analisis Data
Analisis data ini meliputi, mengetahui nilai konstanta reaksi tingkat pertama reaksi
tingkat pertama pada suhu 20 dan waktu 5 hari, mengetahui nilai pH, BOD dan TSS,
menghitung efisiensi pengolahan berdasar nilai pH, BOD5 dan TSS. Persamaan yang
digunakan untuk menghitung adalah persamaan 2.1 sampai 2.8 dan persamaan 2.12.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Data yang diperoleh berupa data primer dari analisis laboratorium dan data
sekunder diperoleh dari PDAM Kotamadya Surakarta
Data primer berupa nilai pH, nilai BOD dan nilai padatan tersuspensi (Suspended
Solids) disajikan dalam tabel 4.1, tabel 4.2, tabel 4.3 dan tabel 4.4 berikut ini:
No Sampel pH No Sampel pH
commit to user
27
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id
B. Analisis Data
Konstanta reaksi tingkat pertama (K1), dapat dihitung dengan rumus 2.8. hasil
perhitungan sebagai berikut :
Co
C=
V
1 + k
Q'
Data :
V = Volume reaktor commit to userm3
= 2690,1
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
C C0 Q V K1
No
mg/l mg/l m3/hari m3 /hari
Table 4.5. menunjukkan bahwa nilai konstanta reaksi tingkat pertama berkisar
antara 2,679194-7,773596.
b. Analisis pH
Dari data tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa nilai pH air limbah sebelum
masuk IPAL bersifat basa dan setelah masuk IPAL, pH air semakin tinggi sifat
basanya, dapat disimpulkan IPAL Mojosongo bisa mengurangi sifat asam pada
pH air limbah domestik yaitu antara 7,6-7,9, sedangkan batas syarat pH adalah
antara 6-9, jadi air limbah domestik di IPAL Kedung Tungkul Mojosongo aman
untuk lingkungan dan sesuai dengan baku mutu air limbah domestik.
c. Analisis BOD
Untuk menghitung nilai BOD tertinggi dapat menggunakan rumus 2.10. Adapun
commit
hasil perhitungannya sebagai berikut : to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
Rumus :
Lt = L(10-K1 t)
Data :
Y = Konsentrasi BOD = 136,8 mg/l
K1 = Konstanta reaksi tingkat pertama = 3,852607/hari
T = Waktu = 5 hari
Hasil perhitungan :
L = Nilai BOD tertinggi = 136,8 mg/l
Sedangkan perhitungan secara lengkap disajikan dalam tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6. Nilai BOD Tertinggi Influen
Y T K1t K1t L
Sample K1 - K1t 10 (1-10 )
mg/l (hari) mg/l
INFL 1 136,8 3,852607 5 -19,263 5,45714E-20 1 136,8
Table 4.6. menunjukkan bahwa BOD tertinggi untuk influen adalah antara 60,46-
135,85 mg/l
Table 4.7. nilai BOD Tertinggi Efluen
Y T K1t K1t L
Sample K1 - K1t 10 (1-10 )
mg/l (hari) mg/l
EFL 1 26,6 3,852607 5 -19,263 5,45714E-20 1 26,6
Table 4.7. menunjukkan bahwa BOD tertinggi untuk efluen adalah antara 12,7 -
28 mg/l. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
d. Perhitungan Efisiensi
Rumus:
Co - C
E= x 100%
Co
Data:
C = Konsentrasi efluen = 26,6 mg/l
C0 = Konsenterasi influen = 136,8 mg/l
Hasil perhitungannya;
E = Efisiensi = 80,55 %
C C0 Efisiensi
No
mg/l mg/l (%)
5 28 100 72
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id
1. Kualitatas Air
a. pH
Dari hasil percobaan dilaboratorium didapatkan nilai BOD influen sebesar 60,46-
135,85 mg/l dan nilai BOD efluen sebesar 12,7-28 mg/l. Dari data tersebut limbah
cair yang telah masuk IPAL Mojosongo adalah termasuk baku mutu golongan I.
Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51/10/1995,
commit
yang menetapkan nilai BOD golongan to user 50 mg/l.
I sebesar
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
Menurut pihak PDAM sebagai pengelola IPAL Mojosongo nilai BOD influen
sebesar 100 mg/l dan influen 28 mg/l demikian terjadi karena proses terjadinya
aerasi tidak bisa terus menerus pada kolam pengolahan. Proses aerasi hanya
terjadi selama 4-5 jam per hari. Hal ini sangat berpengaruh pada proses
penambahan oksigen lewat aerasi yang mengakibatkan proses biologis yang
membutuhkan banyak oksigen menjadi terganggu, sehingga mutu air limbah yang
dihasilkan juga semakin menurun.
c. TSS
Kandungan lumpur yang ada di kolam pengolahan dipengaruhi oleh nilai TSS dari
limbah cair yang masuk dalam kolam pengolahan. Semakin tinggi nilai TSS
semakin besar kandungan lumpurnya dan dari pengamatan selama percobaan
dapat diketahui bahwa semakin keruh limbah maka, nilai TSS semakin besar
demikian kandungan lumpurnya juga semakin besar.
Dari hasil perhitungan didapat nilai TSS 10-30 g/m3, berdasarkan Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003, kadar maksimum
padatan tersuspensi atau TSS yang disyaratkan adalah 100 mg/l, jadi limbah cair
Mojosongo masih memenuhi syarat sebagai baku mutu air limbah domestik yaitu
kurang dari 100 mg/l.
3. Efisiensi
Nilai efisiensi dari data yang diperoleh, untuk pengolahan TSS adalah rata-rata
64.5873%, lebil dari 50% karena untuk kolam pengolahan merupakan pengolahan
lanjutan dari pengolahan pendahuluan sehingga menunjukkan bahwa sistem
pengolahan dan pengendapan lumpur juga berlangsung dengan baik, sedangkan
efisiensi pengolahan BOD adalah rata-rata 79,6%. Efisiensi diatas 50%
commit to user
menunjukkan bahwa sistem pengolahan telah berlangsung dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kualitatas Air
b. Nilai BOD influen sebesar 60,46- 135,85 mg/l dan nilai BOD sebesar 12,7-28
mg/l. Dari data tersebut limbah cair yang keluar dari IPAL Mojosongo adalah
termasuk baku mutu golongan I sesuai dengan Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 51/10/1995, yang menetapkan nilai BOD
golongan I sebesar 50 mg/l dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor
112 tahun 2003, yang menetapkan kadar BOD maksimum untuk air imbah
domestik sebesar 100 mg/l
c. Semakin tinggi nilai TSS semakin besar kandungan lumpur yang ada pada air
limbah dan semakin keruh limbah maka, nilai TSS semakin besar demikian
kandungan lumpurnya juga semakin besar. Nilai TSS yang keluar dari IPAL
Mojosongo adalah 10-30 g/m3. Menurut Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor 51/10/1995 air limbah tersebut masuk golongan I dan kadar
maksimum padatan tersuspensi yang disyaratkan adalah 200 mg/l, jadi limbah
cair Mojosongo masih memenuhi syarat sebagai air golongan I.
commit to user
34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
3. Efisiensi
B. Saran
Saluran air limbah perlu dioptimalkan dan ditambah serta pelayanannya terhadap
masyarakat harus diperhatikan agar masalah limbah bisa teratasi oleh instansi yang
terkait dan peran serta masyarakat adalah yang paling penting.
commit to user
PENUTUP
Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penyusunan dan penulisan tugas akhir akhir ini dapat
perpustakaan.uns.ac.id
terselesaikan. digilib.uns.ac.id
Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis berusaha mengerjakan dengan sebaik-
baiknya namun penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan.
Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan
dalam penulisan penulisan selanjutnya.
Semoga dari apa yang penulis tuangkan dalam penulisan tugas akhir ini dapat
bermanfaat bagi pribadi penulis maupun khalayak umum yang membacanya.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan, penulisan, dan penyelesaian tugas akhir ini.
Penulis
38
commit to user