Anda di halaman 1dari 51

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

EFISIENSI UNIT PENGOLAH LIMBAH CAIR MOJOSONGO


PDAM KOTA SURAKARTA

TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan Diploma III
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :
TOMY MAHENDRA YURI ASMORO
NIM: I 8705027

PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL INFRASTRUKTUR PERKOTAAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Persetujuan

Tugas Akhir Mahasiswa


TOMY MAHENDRA YURI ASMORO
I 8705027

Dengan Judul :

EFISIENSI UNIT PENGOLAH LIMBAH CAIR MOJOSONGO


PDAM KOTA SURAKARTA

Disetujui pembimbing
Hari :
Tanggal :

Mengetahui,

Ketua Program DIII Teknik Sipil Pembimbing Tugas Akhir

Ir. Slamet Prayitno, MT. Ir. Sulastoro RI, M.Si


NIP. 131 568 282 NIP. 131 568 289

commit to user

ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

LEMBAR PENGESAHAN

EFISIENSI UNIT PENGOLAH LIMBAH CAIR MOJOSONGO


PDAM KOTA SURAKARTA

TUGAS AKHIR

Dikerjakan oleh :
TOMY MAHENDRA YURI ASMORO
NIM: I 8705027
Dipertahankan di depan Tim Penguji Ujian pendadaran Fakultas Teknik Universitas
Sebelas Maret Surakarta dan diterima guna memenuhi sebagian persyaratan untuk
mendapat gelar Ahli Madya.
Pada hari :
Tanggal :
Dipertahankan di depan tim penguji :
1. Ir.SULASTORO RI, MSi (......................................)
NIP. 19521105 198601 1 001
2. Ir. SOLICHIN, MT (......................................)
NIP. 19600110 198803 1 002
3. Ir. SITI QOMARIYAH, MSc. (......................................)
NIP. 19580615 198501 2 001
Disahkan, Disahkan,
Ketua Jurusan Teknik Sipil Ketua Program D-III Teknik
Fakultas Teknik UNS Jurusan Teknik Sipil FT UNS

Ir. BAMBANG SANTOSA, MT Ir. SLAMET PRAYITNO, MT


NIP. 19590823 198601 1 001 NIP. 19531227 198601 1 001
Mengetahui,
Pembantu Dekan I
Fakultas Teknik UNS

Ir. NOEGROHO DJARWANTI, MT


NIP. 19561112 198403 2 007
commit to user

iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO :

Manusia yang paling disukai Allah


adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia lain
(HR. Muslim)

Akal budi tanpa pengetahuan adalah laksana tanah tak diolah, atau raga manusia yang
kekurangan makanana
(Kahlil Gibran)

Tidak ada kata tak bisa sebelum kita mencoba dan segala sesuatu tak sepeti yang kita
pikirkan sebelum apa yang direncanakan kita jalankan
Tuhan terkadang tidak memberikan apa yang kita mau, tetapi Tuhan akan selalu
memberikan apa yang kita butuhkan
Tetap percaya bahwa : sestelah kesulitan pasti ada kemudahan
Hadapi segala sesuatu dengan senyum walaupun sesulit apapun
(Penulis)

commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

1. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan jalan kemudahan dan
nikmat kepada hambamu ini.
2. Tak cukup ucapan terima kasihku untukmu Ibu, kaulah segalanya dan aku tak
mampu untuk membalas segala yang telah engkau berikan. Semoga ini sedikit
bisa membuatmu tersenyum.
3. Terima kasih kepada Bapak tercinta yang telah memberi doa, kasih sayang,
materi, serta dorongan moral maupun spiritual yang tiada henti.
4. Terima kasih untuk adiku Bayu (Gendut) dan semua saudara saudaraku yang
juga selalu memberi semangat, kasih sayang serta selalu ada dalam suka dan
sedih.
5. Untuk Almamaterku UNS serta teman teman satu angkatan.
6. Teman-teman Surveyor Jaringan Suara Indonesia, tanpa kalian aku tidak akan
pernah ada di sini.
7. Untuk teman-teman sibuk bareng Saref, Didik, Shiro, Aga, Aris dan yang
lainnya.
8. Untuk temanteman kos Rajawali (Mada, Pete, Ihsan, Fery, Wahyu, Bondan,
Yonas, dan semua penghuni Kos Rajawali) yang selalu memberi hiburan dan
motivasi agar cepat lulus, kalian memberiku pelajaran yang berarti.
9. Untuk semua sahabatku Kebakkramat (Jojo, khinthil, dan semuanya) terima kasih
untuk semuanya
10. Untuk teman-teman di rumah, teman berbagi cerita.
11. Dan semua teman yang tidak bisa disebutkan semua, terima kasih atas perhatian,
semangat dan bantuannya.

commit to user

v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penuliis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan hidayah-Nya, Sholawat dan Salam teruntuk makhluk
Illahi, Muhammad SAW, yang dengan perjuangannya telah dapat mengantarkan umat
pilihan terakhir untuk semua umat manusia demi menuju Ridho-Nya. Maka penulis
sangat bersyukur karena telah dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini sesuai
dengan yang diharapkan.

Laporan Tugas Akhir ini yang berjudul, Efisiensi Unit Pengolah Limbah Cair
Mojosongo PDAM Kota Surakarta, ini penulis susun untuk memenuhi salah satu
syarat untuk kelulusan di Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan tugas akhhir ini masih terdapat
banyak kekurangan, walaupun telah diusahakan semaksimal mungkin untuk
kesempurnaannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun demi perbaikan penulisan laporan pada masa mendatang.
Penyusunan laporan tugas akhir ini tidak dapat terwujud tanpa adanya bimbingan,
arahan dan bantuan dari berbagai pihak maka dari itu dalam kesempatan ini pula
penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada yang
terhormat :
1. Bapak Ir. Mukahar, MSCE. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
2. Ir. Bambang Santosa, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Ir. Slamet Prayitno, MT. selaku Ketua Program D III Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Purnawan Gunawan, ST., MT. selaku Sekretaris Program D III Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
commit to user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5. Bapak Ir. Sulastoro RI, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan laporan tugas akhir.
6. Ibu Siti Qomariyah, M. Sc. selaku pembimbing akademik.
7. Bapak dan Ibu Dosen Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan materi selama perkuliahan yang juga bermanfaat dalam
penyusunan laporan tugas akhir ini.
8. Seluruh Staf dan karyawan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Unit
Pengolahan Air Kotor Surakarta.
9. Kedua orang tua dan keluargaku yang telah memberikan semua yang terbaik
demi kelancaran selama perkuliahan dan selama penyusunan tugas akhir ini.
10. Rekan rekan di Teknik Sipil yang telah memberikan bantuan dan arahan selama
penyusunan laporan tugas akhir ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyusunan laporan tugas akhir ini.

Penulis hanya dapat mengucapkan terima kasih yang sebesar sebesarnya atas semua
bantuan yang telah diberikan, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan Rahmat
dan Hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga laporan hasil tugas akhir ini dapat bermanfaat
bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya, Amiin.

Surakarta, Juli 2010

Penyusun

commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Tomy Mahendra Yuri Asmoro, 2010. Efisiensi Unit Pengolah Limbah Cair
Mojosongo PDAM Kota Surakarta. Tugas Akhir, Program Diploma III Teknik
Sipil Infrastruktur Perkotaan, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Sebelas Maret Surakarta.

Limbah cair merupakan bahan buangan yang harus dikelola dengan baik agar tidak
mencemari lingkungan. Air limbah yang dihasilkan dari aktivitas manusia antara lain
berupa limbah industri yang dihasilkan dari aktivitas industri dan air limbah domestik
yang dihasilkan dari segala aktivitas rumah tangga Tingginya tingkat pencemaran
domestik memberikan dampak signifikan terhadap kualitas kesehatan masyarakat
yang tinggal di sepanjang bantaran sungai karena banyak melakukan aktifitas
disekitar sungai, seperti mandi dan mencuci. Oleh karena itu perlu adanya
pengelolaan yang terpadu dan berkesinambungan agar tidak menimbulkan masalah.
Maka diperlukan adanya penataan dan perbaikan sistem sanitasi. Penelitian dilakukan
dilakukan di IPAL Mojosongo dan air luapan dari daerah pelayanan.

Penelitian dilakukan untuk mengetahui besar efisiensi pengolahan limbah pada IPAL
Mojosongo. Data yang berpengaruh yaitu nilai pH, BOD dan TSS air limbah
domestik di influen dan efluen IPAL Mojosongo. Metode penelitian yang digunakan
dalam pengumpulan data sampai dengan perhitungan meliputi persiapan dengan
melaksanakan studi pustaka, pengumpulan data sekunder dan perhitungan matematis
dengan rumus terkait, untuk mengetahui nilai pH, BOD dan TSS di influen dan
efluen mengetahui besar efisiensi pengolahan IPAL Mojosongo

Berdasar penelitian dan analisis yang dilakukan, didapatkan nilai pH berkisar 7,6-7,9.
Nilai BOD influen sebesar 60,46- 135,85 mg/l dan nilai TSS yang keluar dari IPAL
Mojosongo adalah 10-80 g/m3. Nilai konstanta reaksi tingkat pertama adalah antara
2,679194-7,773596/hari. Efisiensi pengolahan TSS adalah 11,1111-85,7143% dan
efisiensi pengolahan BOD adalah rata-rata 72-90,6514538%. Efisiensi diatas 50%
menunjukkan bahwa sistem pengolahan di IPAL Kedung Tungkul Mojosongo telah
berlangsung dengan baik.

Kata kunci : Limbah Cair, Efisiensi, Unit Pengolah Limbah

commit to user

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

Tomy Mahendra Yuri Asmoro, 2010. The efficiency of Mojosongo liquid waste
processor unit of Surakarta citys PDAM. Final Project, Diploma III Program of
Urban Infrastructure Civil Engineering, Civil Engineering Department of Engineering
Faculty of Surakarta Sebelas Maret University.

Liquid waste is the disposal material that should be managed well in order not to
contaminate the environment. Liquid waste produced from the human beings activity
includes industry waste produced from industry activity and domestic waste liquid
produced from all household activities. The domestic contamination level exerts
significant effect on the societys health quality living along the band of river because
they do many activities, such as taking a bath and washing, around the river. For that
reason, there should be integrated and sustainable management in order not to result
in problem. There should be sanitation system arrangement and improvement. The
research was done in Mojosongo IPAL and water overflow from the service area.

This research was done to find out the efficiency of waste management in Mojosongo
IPAL. The influential data included pH, BOD, and TSS values of domestic liquid
water in IPAL Mojosongo Influent and Effluent. The research method used in
collecting data up to the estimation included preparation by doing library study,
secondary data collection and mathematical calculation using the related formula, in
order to find out the pH, BOD and TSS values in the influent and effluent to find out
the efficiency of IPAL Mojosongo management.

Considering the research and analysis that has been conducted, it can be found the pH
value of 7.6-7.9. BOD value of influent is 60.46-13.85 mg/l and TSS value released
from IPAL Mojosongo is 10-80 g/m3. The constant value of first order reaction is
2.679194-7.773596/day. Efficiency of TSS management is 11.1111-85.7143% and
efficiency of BOD management is 72-90.6514538%. Efficiency above 50% shows
that the management system in IPAL Kedung Tungkul Mojosongo has proceeded
well.

Keywords: Liquid waste, Efficiency, Waste Processor Unit.

commit to user

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................... 3
C. Batasan Masalah ....................................................................... 3
D. Tujuan ...................................................................................... 4
E. Manfaat ..................................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 5


1. Pengertian Air Limbah ....................................................... 5
2. Pengolahan Limbah............................................................ 6
3. Limbah Domestik............................................................... 7
4. Karakteristik Air Limbah Domestik .................................. 7
commit to user

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5. Efisiensi Sistem Pengolahan .............................................. 10


6. Sistem Penyaluran Air Limbah .......................................... 10
7. Baku Mutu Air ................................................................... 11
8. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) ......................... 12
B. Dasar Teori .............................................................................. 14
1) Menentukan Nilai pH, BOD5 dan TSS.............................. 14
2) Produksi dan Volume Lumpur ........................................... 16
3) Analisis Keseimbangan Massa........................................... 17
4) Analisis Data BOD ............................................................ 19
5) Efisiensi Sistem Pengolahan .............................................. 20

BAB III. METODOLOGI

A. Persiapan .................................................................................. 21
B. Lokasi Penelitian ...................................................................... 21
C. Pengumpulan Data ................................................................... 21
D. Metode ..................................................................................... 22
E. Analisis Laboratorium.............................................................. 22
1. Pengambilan Contoh Air .................................................... 22
2. Pemeriksaan pH ................................................................. 22
3. Pemeriksaan BOD5 ............................................................ 23
4. Perhitungan Konstanta Reaksi Tingkat Pertama ................ 24
5. Pemeriksaan Padatan Tersuspensi ..................................... 25
F. Analisis Data ............................................................................ 26

BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengumpulan Data .......................................................... 27


B. Analisis Data ............................................................................ 28
1. Perhitungan Konstanta Reaksi Tingkat Pertama ................ 28
2. Analisis pH......................................................................... 29
3. Analisis BOD ..................................................................... 29
commit to user

xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Perhitungan Efisiensi ......................................................... 31


C. Pembahasan
1. Kualitatas Air ..................................................................... 32
a. pH ................................................................................. 32
b. BOD ............................................................................. 32
c. TSS ............................................................................... 33
2. Konstanta Reaksi Tingkat Pertama .................................... 33
3. Efisiensi.............................................................................. 33

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .............................................................................. 34
B. Saran......................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 36

PENUTUP ........................................................................................................ 38

LAMPIRAN

commit to user

xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Baku Mutu Air Limbah Domestik. ................................................. 12


Tabel 4.1. Nilai pH Influen dan Efluen ............................................................ 27
Tabel 4.2. Nilai BOD5 Influen dan Efluen ...................................................... 27
Tabel 4.3. Nilai Padatan Tersuspensi (Suspended Solids) Influen. ................. 28
Tabel 4.4. Nilai Padatan Tersuspensi (Suspended Solids) Efluen. .................. 28
Tabel 4.5. Nilai K1 ........................................................................................... 29
Tabel 4.6. Nilai BOD Tertinggi Influen .......................................................... 30
Table 4.7. Nilai BOD Tertinggi Efluen............................................................ 30
Tabel 4.8. Efisiensi Pengolahan BOD ............................................................. 31
Tabel 4.8. Efisiensi Pengolahan TSS ............................................................... 32

DAFTAR GAMBAR
commit to user

xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 2.1 Skema Konsep Keseimbangan Massa......................................... 18


Gambar 2.2. Bagan Penjelasan Untuk Hubungan BOD Dengan Jumlah Bahan
Organik Yang Tersisa ................................................................. 19

DAFTAR LAMPIRAN

commit to user

xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Gambar 1. IPAL Kedung Tungkul Mojosongo ............................................... L1


2. Gambar 2. Air Limbah Masuk ke IPAL (Influen) .......................................... L1
3. Gambar 3. Bak Pengendap Awal ..................................................................... L1
4. Gambar 4. Bak Aerasi I.................................................................................... L2
5. Gambar 5. Bak Aerasi II .................................................................................. L2
6. Gambar 6. Bak Sedimentasi ............................................................................. L2
7. Gambar 7. Bak Sludge ..................................................................................... L3
8. Gambar 8. Mesin Aerator................................................................................. L3
9. Gambar 9. Air Limbah Keluar Dari IPAL (Efluen) ........................................ L3
10. Gambar 10. Jerigen Tempat Sampel ................................................................ L4
11. Gambar 11. pH meter ....................................................................................... L4
12. Gambar 12. Erlenmeyer ................................................................................... L5
13. Gambar 13. Gelas Ukur ................................................................................... L5
14. Gambar 14. Kertas Saring ................................................................................ L5
15. Gambar 15. Pipet Ukur .................................................................................... L6
16. Gambar 16. Timbangan Ketelitian 0.1 mg ....................................................... L6
17. Gambar 17. Desikator ...................................................................................... L6
18. Gambar 18. Oven ............................................................................................. L7
19. Gambar 19. Inkubator ...................................................................................... L7
20. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor Baku 51/Menlh/10/1995,
Tentang Baku Mutu Golongan I dan Golongan II ........................................... L8
21. Keputusan Men.Neg. Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003
Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik ..................................................... L9
22. Diagram Alir IPAL Kedung Tungkul Mojosongo ........................................... L10
23. Peta Rencana Pengembangan Jaringan Pipa Air Limbah Kota Surakarta ....... L11
24. Peta Situasi Transmisi IPAL Mojosongo ......................................................... L12
25. Denah Rumah Pompa dan Blow Off................................................................ L13

commit to user

xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup dan makhluk hidup tidak dapat
melangsungkan hidupnya tanpa tersedianya air. Oleh karenanya tidak satupun
kehidupan di dunia termasuk manusia dapat berlangsung tanpa tersedianya air dalam
jumlah yang cukup. Manusia dalam hidupnya mutlak membutuhkan air, semuanya
dapat dilihat dalam penyusun tubuh manusia, bahwa telah banyak kita ketahui
sebagian dari tubuh manusia terdiri dari air.

Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Manusia
memenfaatkan air untuk berbagai aktifitas dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
dapat mempengaruhi kualitasnya baik secara fisik, kimia, maupun biologi. Aktivitas
rumah tangga banyak memanfaatkan air khususnya air bersih untuk memasak, mandi,
mencuci, kakus dan lain-lain. Pemanfaatan dan pemakaian air tersebut menjadikan air
menurun kualitasnya sehingga manghasilkan air limbah. Air limbah yang dihasilkan
dari aktivitas manusia antara lain berupa limbah industri yang dihasilkan dari
aktivitas industri dan air limbah domestik yang dihasilkan dari segala aktivitas rumah
tangga. Pencemaran air merupakan masalah yang sangat serius, tidak hanya
pencemaran dari perkembangan industri, tetapi limbah domestik pun menjadi
masalah besar ketika tidak diperhatikan penanganannya

Dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomar 112 Tahun 2003 pasal
1 butir (1) tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik, dinyatakan bahwa limbah
domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha atau kegiatan pemukiman (real
estate), rumah makan (restaurant), perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama.
Untuk Kota Surakarta, pengolahan limbah domestik telah diputuskan dalam Surat
Keputusan (SK) Walikota Surakarta Nomar 002 tanggal 26 Juni 1998. Di dalam SK
commit to user

1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

tersebut Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surakarta ditunjuk sebagai
pengelola air limbah domestik. Di samping SK Walikota tersebut, terdapat Peraturan
Daerah Nomor 03 tahun 1999 tanggal 27 Mei 1999 tentang Pengolahan Limbah Cair,
di dalam Perda tersebut diatur tentang Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL),
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), jaringan pipa air limbah, sambungan
rumah serta peralatan penunjang lainnya.

Limbah domestik yang diproduksi tiap hari dapat menjadi salah satu pencemar sumur
dangkal (sumur penduduk), karena struktur tanah yang tidak mampu menetralisir
limbah tersebut. IPAL terkait dengan fasilitas prasarana permukiman tidak
terpisahkan dengan manusia, hunian dan lingkungan. IPAL berfungsi untuk
mengendalikan serta mengolah limbah domestik. Air limbah domestik dialirkan
melalui saluran interseptor kemudian dibuang ke sungai dalam keadaan bersih,
sehingga dengan IPAL diharapkan sungai bebas dari pencemaran air limbah
khususnya domestik.

Dari data yang ada di Unit Air Kotor PDAM Kota Surakarta ditahun 2007, Kota
Surakarta dengan luas wilayah 4.404 Ha dan jumlah penduduk mencapai 556.504
jiwa pada tahun 2006, hampir dipastikan dari kegiatan masyarakat Kota Surakarta
limbah rumah tangga atau air kotor menempati urutan paling tinggi dalam
pembuangannya sekitar 89 %, kemudian 11 % dari industri dan rumah sakit. Volume
air limbah domestik di Kota Surakarta kurang lebih 25.500 m/hari. Pembangunan
IPAL, pemasangan pipa interseptor, pipa sekunder, pipa lateral dan sambungan
rumah air limbah merupakan usaha penanggulangan tercemarnya air tanah dari
limbah domestik. Usaha tersebut merupakan usaha jangka panjang dalam rangka
peningkatan kualitas dan kesehatan masyarakat yang pada akhirnya adalah menjaga
kesehatan masyarakat Kota Surakarta. Pembangunan sanitasi di Kota Surakarta juga
merupakan salah satu penjabaran pemerintah dalam memenuhi Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengolahan Lingkungan Hidup.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tingginya tingkat pencemaran domestik memberikan dampak signifikan terhadap


kualitas kesehatan masyarakat yang tinggal di sepanjang bantaran sungai karena
banyak melakukan aktifitas disekitar sungai, seperti mandi dan mencuci. Air yang
tercemar juga dapat meresap ke sumur dangkal yang setiap harinya dikonsumsi oleh
masyarakat sekitar sehingga dapat membahayakan kesehatan. Ancaman serius ini
harus memicu peran aktif pemerintah dan masyarakat dalam pengendalian limbah
domestik. Melihat kondisi tersebut penanganan air kotor tidak bisa dipandang
sebelah mata artinya pengolahan air kotor merupakan tanggung jawab kita bersama
untuk segera ditangani secara baik dan berkelanjutan sebelum terjadi pencemaran di
mana-mana sehingga akan merugikan lingkungan sekitar, seperti ancaman terhadap
kesehatan masyarakat, pencemaran air tanah dan badan air atau sungai.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan


sebagai berikut :
1. Berapa pH, BOD dan TSS air limbah domestik di influien dan efluen IPAL
Mojosongo
2. Menghitung konstanta reaksi tingkat pertama
3. Berapa besar efisiensi pengolahan limbah pada IPAL Mojosongo

C. Batasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak terlalu melebar maka permasalahan yang
dibahas dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :

1. Data debit dan kapasitas air limbah yang dipakai diperoleh dari data yang sudah
ada di laboratorium PDAM Unit Air Kotor Kota Surakarta.
2. Sampel air limbah diambil dari influen yang menuju reaktor dan efluen yang
keluar reaktor.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Efisiensi Instalasi Pengolah Limbah di Mojosongo dianggap hanya dipengaruhi


oleh kualitas influen dan efluen yang dinyatakan dalam BOD (Biochemical
Oxigen Demand) dan TSS (Total Suspended Solid).

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai


berikut :
1. Untuk mengetahui nilai pH, BOD, dan TSS air limbah domestik di IPAL
Mojosongo
2. Mengetahui konstanta reaksi tingkat pertama
3. Mengetahui besar efisiensi pengolahan IPAL Mojosongo

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat


sebagai berikut :
1. Secara teoritis hasil penelitian ini akan menjadi sumbangan bagi ilmu
pengetahuan, terutama pada pengembangan teknik pengolahan limbah domestik
2. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pemantauan kualitas
perairan tentang bahaya dan pentingnya pengolahan air limbah domestik.
3. Dapat menjadi acuan untuk melakukan penelitian yang sejenis dalam
pengembangan teknik pengolahan limbah domestik

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB 2
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Air Limbah

Limbah domestik adalah seluruh limbah rumah tangga yang dibuang ke dalam
saluran pembuangan, termasuk limbah sejumlah industri kecil yang sulit
diidentifikasi dan dihitung secara terpisah. (Surna T Djajadningrat & Harry Harsono
Amir, 1993)

Limbah cair adalah gabungan atau campuran dari air dan bahan pencemar yang
terbawa oleh air, baik dalam keadaan terlarut maupun tersuspensi yang terbuang dari
sumber domestik (perkantoran, perumahan, dan perdagangan), sumber industri dan
pada saat tertentu tercampur dengan air tanah, air permukaan atau air hujan
(Soeparman dan Suparmin, 2002).

Air limbah adalah kotoran dari masyarakat dan rumah tangga dan juga yang berasal
dari industri, air tanah, air permukaan serta buangan lainnya, dengan demikian air
buangan ini merupakan hal yang bersifat kotoran umum. Air buangan adalah semua
cairan yang dibuang, yang mengandung kotoran manusia, hewan, bekas tumbuh-
tumbuhan, maupun yang mengandung sisa-sisa proses produksi.

Adapun air limbah dapat dibagi menjadi 4 golongan:

a) Air kotor / Air buangan domestik


Air buangan yang berasal dari closet, peturasan dan air buangan yang
mengandung kotoran manusia.
b) Air bekas
Air buangan yang berasal dari kamar mandi, dapur dan bak cuci tangan.

commit to user

5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c) Air hujan
Air buangan dari atap rumah atau halaman yang berasal dari air hujan.
d) Air buangan khusus atau air buangan non-domestik (Sugiharto,1987)
1) Air buangan yang mengandung gas, racun atau bahan-bahan berbahaya.
2) Air buangan yang bersifat radio aktif atau mengandung bahan radio aktif
yang dibuang ke bawah air penerima.
3) Air buangan yang mengandung banyak lemak, biasanya berasal dari
restoran.

Air limbah berasal dari dua jenis sumber yaitu air limbah rumah tangga dan air
limbah industri. Secara umum di dalam limbah rumah tangga juga terkandung zat-
zat berbahaya, sedangkan di dalam limbah industri harus dibedakan antara limbah
yang mengandung zat-zat yang berbahaya dan yang tidak.

2. Pengolahan Limbah

Prinsip pengolahan air limbah adalah menghilangkan atau mengurangi kontaminan


yang terdapat dalam air limbah, sehingga hasil olahan tidak mengganggu lingkungan.
Tujuan utama pengolahan air limbah adalah untuk mengurangi BOD, partikel
campur, membunuh bakteri patogen, serta mengurangi komponen beracun agar
konsentrasi yang ada menjadi rendah. Tujuan dari pengolahan air limbah tergantung
dari tipe air limbah yang dihasilkan. Untuk limbah domestik, tujuan utamanya adalah
untuk mereduksi kandungan senyawa berbahaya yang terkandung dalam air limbah.

Badan perairan yang kualitasnya telah menurun perlu diupayakan peningkatan


kualitas airnya agar kondisi badan perairan tersebut dapat dimanfaatkan sesuai
peruntukkannya. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas air yang tercemar
adalah dengan biologis. Pengolahan limbah secara biologis dapat dilakukan melalui
dua cara yaitu aerob dan anaerob (Perdana ginting, 2007). Cara aerob telah
diterapkan di IPAL Mojosongo, penanganan limbah dengan bantuan mikroorganisme
dengan memanfaatkan mikroorganisme pada lingkungan tercemar atau dalam suatu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

alat pengolahan limbah. Lingkungan secara alami mengandung beraneka ragam


mikroorganisme. Mikroorganisme diperlukan dalam penanganan air limbah sebagai
pengurai dan mendegradasi bahan organik yang kompleks menjadi bahan yang lebih
sederhana sehingga dapat didegradasi menjadi CO2 dan H2O. Dalam proses
degradasi tersebut terdapat kondisi lingkungan yang harus sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme

3. Limbah Domestik

Air limbah domestik (berasal dari pemukiman) terutama terdiri dari tinja, air kemih
dan buangan air limbah lain (kamar mandi, dapur, cucian) yang kira-kira
mengandung 99,9 % air dan 0,1 % zat padat. Zat padat yang ada terbagi atas lebih
kurang 70 % zat organik dan dan sisanya 30 % zat onorganik terutama pasir, garam-
garaman dan logam (Sugiharto,1987). Limbah domestik mencakup seluruh limbah
rumah tangga yang dibuang ke dalam saluran pembuangan, termasuk limbah
sejumlah besar industri kecil yang sulit diidentifikasi dan dihitung secara terpisah.
Mengingat perbedaan kebiasaan makan dan mencuci, seperti juga adanya perbedaan
industri tradisional kecil, maka volume dan beban limbah akan bervariasi. Meskipun
terdapat perbedaan besar dari segi budaya dan sosial ekonomi antara berbagai
negara, variasi perbedaan beban pencemaran tidak begitu mencolok. Umumnya
semakin tinggi standar hidup, makin banyak pula air yang dipergunakan, sehingga
semakin banyak limbah yang dihasilkan.

4. Karakteristik Air Limbah

Karakteristik air limbah meliputi sifat-sifat fisika, kimia, dan biologi. Studi
karakteristik limbah perlu dilakukan agar dapat dipahami sifat sifat tersebut serta
konsentrasi terhadap lingkungan. Ada limbah dalam golongan tertentu walau tidak
termasuk golongan berbahaya tapi sangat sensitif terhadap lingkungan. Dalam
menentukan karakteristik limbah maka ada tiga jenis sifat yang perlu diketahui yaitu
(Perdana Ginting, 2007):

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a) Karakteristik fisik

Sifat fisik suatu limbah ditentukan berdasarkan jumlah padatan terlarut, kekeruhan,
warna, bau, dan temperatur atau suhu. Sifat-sifat ini beberapa diantaranya dapat
dikenali secara visual tetapi untuk mengetahui secara lebih pasti maka digunakan
anlisa laboratorium. Karakteristik fisik air limbah antara lain :

1) Padatan

Dalam air limbah ditemukan zat padat yang secara umum diklasifikasikan
kedalam dua golongan besar yaitu padatan terlarut dan padatan tersupensi.
Padatan tersuspensi terdiri dari partikel koloid dan partikel biasa, padatan
tersuspensi mempunyai diameter lebih besar daripada padatan terlarut.

2) Bau

Bau dalam air limbah disebabkan oleh zat-zat organik yang telah terurai dalam air
limbah yang mengeluarkan gas-gas seperti sulfide dan amoniak. Air limbah yang
baru tidak berbau atau sedikit berbau sedangkan air limbah yang lama dan
membusuk sering berbau sangat menyengat hidung.

3) Suhu

Air limbah pada umumnya mempunyai suhu yang lebih tinggi dari pada suhu
udara setempat sehingga akan mengganggu pertumbuhan biota tertentu. Tingkat
zat oksidasi lebih besar pada suhu yang tinggi dan pembusukan jarang terjadi
pada suhu yang rendah. Suhu air limbah merupakan parameter penting, sebab
efeknya dapat mengganggu dan meningkatkan reaksi kimia kehidupan akuatik.

4) Warna

Warna berkaitan dengan kekeruhan dan dengan menghilangkan kekeruhan akan


kelihatan warna nyata. Air limbah yang baru biasanya berwarna abu-abu, namun
apabila bahan organik mengalami dekomposisi oleh mikroorganisme dan oksigen
terlarut turun hingga nol, maka air limbah tersebut berubah warna menjadi hitam.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b) Karakteristik kimia

1) Bahan organik

Bahan organik yang dijumpai dalam air limbah terdiri atas 65 % protein, 25 %
karbohidrat dan 10 % lemak atau minyak (Sugiharto, 1987). Minyak dan lemak
dapat dijumpai dalam air limbah domestik berasal dari makanan yang tidak
dapat larut di dalam air melainkan mengapung di atas permukaan air sehingga
menutupi permukaan air bila dibuang kesungai. Lapisan ini dapat terdegradasi
oleh mikroorganisme, tetapi memerlukan waktu yang cukup lama.

2) BOD (Biologycal Oxygen Demand)

Biologycal Oxygen Demand (BOD) merupakan ukuran banyaknya oksigen dalam


air yang digunakan mikroba air untuk menguraikan bahan organik baik langsung
maupun tidak langsung atau dengan kata lain, BOD adalah kebutuhan oksigen
bagi sejumlah bakteri untuk menguraikan (mengoksidasi) semua zat-zat organik
yang terlarut maupun maupun suspensi dalam air menjadi bahan organik yang
lebih sederhana.(Perdana Ginting, 2007).

3) COD (Chemical Oxygen Demand )

Chemical Oxygen Demand (COD) adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi bahan-bahan organik dan anorganik sebagai mana BOD. Angka
COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat anorganik. (Perdana
Ginting, 2007). Kadar COD dalam air buangan rumah tangga adalah rendah, hal
itu karena proses oksidasi dalam air kotor hanya memerlukan Oksigen yang
rendah.

4) pH (Puissance dHydrogen Scale)

Nilai pH air digunakan untuk menunjukkan kadar asam atau basa dalam air
limbah. Limbah atau air buangan rumah tangga mempunyai pH < 7 atau bersifat

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

asam. Adapun pH yang baik bagi air minum maupun air limbah adalah netral (7).
Skala pH berkisar antara 1-14, kisaran nilai pH 1-7 termasuk kondisi asam, pH
7-14 termasuk kondisi basadan pH 7 adalah kondisi netral (Sakti A. Siregar,
2005).

c) Karakteristik biologi

Dalam air kotor mikroorganisme apathogen lebih banyak dibandingkan pathogen,


mikroorganisme apathogen adalah mikroorganisme yang tidak menyebabkan
penyakit dan mikroorganisme pathogen adalah mikroorganisme yang menyebabkan
penyakit. Ciri-ciri biologis limbah merupakan hal yang penting dalam menentukan
tingkat pencemaran, karena berbagai jenis bakteri yang terdapat di dalam air limbah
sangat berbahaya dan dapat menimbulkan penyakit. Keberadaan bakteri dalam unit
pengolahan air limbah merupakan kunci efisiensi proses biologis, bakteri juga
berperan penting untuk mengevaluasi kualitas air (Sakti A. Siregar, 2005).

5. Efisiensi Sistem Pengolahan

Nilai efisiensi digunakan untuk menentukan besarnya persentase penurunan nilai


BOD sebelum dan sesudah masuk pengolahan. Efiensi akan diketahui setelah
penelitiaan dilakukan, semakin besar nilai konstanta reaksi tingkat pertama semakin
besar efisiensinya. Niliai efisiensi yang diambil adalah nilai rata-rata pengolahan TSS
dan BOD. (Metcalf & Eddy, 1991).

6. Sistem Pengaliran Air Limbah

Penyaluran limbah cair dari perumahan diawali oleh sistem perpipaan limbah cair
dari kamar mandi, wastafel, tempat cuci, WC, urinoir yang menyalurkan limbah cair
menuju saluran induk. (Soeparman & Suparmin, 2002)

Sistem penyaluran air limbah atau buangan pada umumnya dibagi menjadi beberapa
sistem penyaluran yang berdasarkan kepada :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11

a) Jenis air limbah

Pada sistem penyaluran air limbah berdasarkan jenisnya, air limbah masuk
terlebih dahulu ke dalam tahap pengolahan untuk diolah yang kemudian setelah
diolah air limbah dapat dikeluarkan ke badan air penerima.

b) Cara penyaluran air limbah

1. Sistem penyaluaran campuran

Yaitu sistem penyaluran, dimana segala macam air limbah dikumpulkan ke


dalam satu saluran dan dialirkan keluar tanpa memperhatikan jenis air.

2. Sitem penyaluran terpisah

Yaitu sistem penyaluran, dimana segala macam air limbah dikumpulkan dan
dialirkan secara terpisah sesuai jenis air.

c) Cara pengaliran

1. Sistem gravitasi
Dimana air buangan dari tempat yang lebih tinggi secara gravitasi disalurkan
ke saluran umum yang letaknya lebih rendah

2. Sistem tekanan
Dimana saluran air buangan air buangan lebih tinggi, sehingga buangan
dikumpulkan lebih dahulu dalam bak penampung kemudian dipompa keluar
ke dalam rol umum, biasanya menggunakan pompa yang digerakkan motor
listrik dan bekerja secara otomatis.

7. Baku Mutu Air

Air limbah domestik yang dilepas ke lingkungan khususnya sungai haruslah


memenuhi standar baku mutu air limbah domestik. Baku mutu air limbah domestik
adalah batas atau kadar unsur pencemar atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam air limbah domestik yang akan dilepas ke air permukaan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12

Sesuai dengan lampiran Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112
Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik, antara lain berlaku bagi air
limbah domestik yang bersumber dari usaha atau kegiatan permukiman (real estate)
adalah seperti tabel berikut ini :

Tabel 2.1. Baku Mutu Air Limbah Domestik.

Parameter Satuan Kadar Maksimum


pH - 69
BOD mg/l 100
TSS mg/l 100
Minyak dan Lemak mg/l 10
Sumber : Keputusan Men.Neg. Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengolahan


Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air menyebutkan bahwa, baku mutu air
adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat energi atau komponen yang ada
atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air.
Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang akan dibuang atau dilepas ke dalam
sumber air dari suatu usaha atau kegiatan. Peraturan Pemerintah tersebut juga
menjelaskan bahwa, pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan
penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air agar sesuai dengan baku
mutu air. Pengendalian pencemaran air dilakukan untuk menjamin kualitas agar
sesuai dengan baku mutu air melalui upaya pencegahan dan penanggulangan
pencemaran air serta pemulihan kualitas air.

8. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

Limbah domestik yang berasal dari berbagai kegiatan rumah tangga berdampak pada
lingkungan abiotik dan biotik, yang kemudian berdampak pada masyarakat yaitu

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13

tercemarnya air tanah dan timbulnya berbagai macam penyakit, maka dari itu air
limbah domestik perlu diolah dengan baik. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
terkait dengan fasilitas prasarana permukiman sehingga tidak terpisahkan dengan
manusia, hunian dan lingkungan. IPAL berfungsi untuk mengendalikan serta
mengolah limbah domestik, air limbah domestik dialirkan melalui saluran interseptor
kemudian dibuang ke sungai dalam keadaan bersih. Dengan IPAL diharapkan sungai
terbebas dari pencemaran air limbah khususnya limbah domestik.

Air limbah domestik Kota Surakarta telah diolah di beberapa IPAL, diantaranya
adalah IPAL Kedung Tungkul, Mojosongo, Surakarta. Diolahnya air limbah domestik
dalam IPAL diharapkan dapat mengurangi pencemaran khususnya air dan tanah.
Prinsip kerja IPAL adalah mengalirkan air limbah masuk ke dalam rangkaian IPAL
yang kemudian dibuang ke badan air atau sungai. Usaha ini diharapkan dapat menjadi
alternatif dalam pengolahan air limbah domestik menjadi air yang tidak mencemari
atau sekurang-kurangnya tidak membahayakan lingkungan yang dapat berdampak
kepada masyarakat luas. IPAL Kedung Tungkul, Mojosongo antara lain memiliki
beberapa tahap, antara lain :

1. Pengolahan fisika :

Pengolahan fisika antara lain pengolahan dengan menggunakan screen, sieves,


dan filter yaitu pemisahan dengan memanfaatkan gaya gravitasi (sedimentasi dan
water sparator) serta flotasi, adsorpsi, dan stripping (Sakti A. Siregar, 2005).
Adapun proses fisika tersebut adalah :
a) Saringan (bar screen)
b) Grit Chamber
c) Bak pengendap awal

2. Pengolahan biologi

Pengolahan biologi yaitu proses pengolahan air limbah yang memanfaatkan


aktivitas kehidupan mikroorganisme untuk memindahkan polutan Tujuan dari

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14

pengolahan biologi antara lain membersihkan zat-zat organik atau mengubah sifat
menjadi kurang berbahaya, untuk menggunakan kembali zat-zat organik yang
terdapat dalam air limbah. Tujuan lain dari pengolahan biologi adalah
menghilangkan dan membersihkan senyawa biokimia yang terdapat dalam air
limbah (Sakti A. Siregar, 2005). Adapun pengolahan biologi tersebut antara lain :

a) Proses aerobik
b) Proses anaerobik.
c) Proses maturasi (pematangan)

Diharapkan melalui tahap-tahap tersebut menjadikan air limbah domestik menjadi air
yang aman dan tidak membahayakan lingkungan.

B. Dasar Teori
1. Menentukan Nilai pH, BOD5 dan TSS

a) Menentukan Nilai pH

Dalam hal ini pH merupakan suatu istilah yang menyatakan kondisi asam atau basa
dari suatu larutan atau untuk menyatakan aktifitas ion hidrogen. Dalam air murni
terjadi keseimbangan : H2O H+ + OH , konsentrasi ion hidrogen tersebut
adalah 10-7 dalam ion/liter( COH ).

pH = - log CH + dan POH = - log COH (2.2)

+
Pada air yang murni CH - COH = 10-7 gram ion/liter. Suatu larutan yang
mempunyai pH = 7 disebut netral, suatu media dikatakan asam jika konsetrasi H+
lebih besar dari 10-7 ( pH lebih besar dari pada 7 ). Pengukuran pH bisa dilakukan
secara elektrik menggunakan suatu alat yang dinamakan pH meter dan bisa pula
menggunakan indikator pewarna yaitu dengan kertas lakmus. Nilai pH air digunakan
untuk mengekspresikan kondisi keasaman (konsentrasi ion hidrogen) air limbah.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15

Skala pH berkisar antara 1-14, kisaran nilai pH 1-7 termasuk kondisi asam, pH 7-14
termasuk kondisi basa, dan pH 7 adalah kondisi netral (Sakti A. Siregar, 2005).

b) Menentukan Nilai BOD5

Penetapan BOD5 adalah rangkaian penetapan kadar oksigen terlarut antara sampel
pada hari kelima setelah inkubasi pada suhu 20o C. Rumus yang digunakan untuk
menghitung nilai BOD5 : (Depkes RI 1975)

BOD5 = P{ (DO0 DO5) (2.3)


Dimana :

P = Pengencer

DO0 = mg/l O2 sampel nol hari

DO5 = mg/l O2 sampel lima hari

c) Menentukan Nilai TSS

Nilai TSS ditentukan untuk mengetahui besarnya nilai zat padat dari sampel air
limbah. Besarnya TSS dihitung dengan menggunakan rumus: (Metcalf & Eddy,1991)

( B - A) x1000
mg/l TSS = (2.4)
ml sampel
Dimana :
A = Berat kertas saring kosong (gr)
B = Berat kertas saring + endapan (gr)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16

2. Produksi dan volume lumpur

a) Produksi lumpur
Analisis laju lumpur dan tinggi pengendapan pada pengolahan kolam dapat dihitung
dengan rumus-rumus sebagai berikut (Metcalf & Eddy,1991) :

Untuk menghitung produksi lumpur digunakan rumus :

Px = Q ( SSo SSe ) (2.5)

Dimana :

Px = Produksi lumpur (mg/l)

Q = Debit / kapasitas pengolah (m3/dt)

SSo = Nilai suspended solids influen (gr/m3)

SSe = Nilai suspended solids efluen (gr/m3)

b) Volume lumpur

Untuk menghitung volume lumpur digunakan rumus (Metcalf & Eddy,1991) :

FS + VS
V = (2.6)
r w xX

Dimana :
Vss = Volume Suspended Solids (gr/hari)

= 0,8 x produksi lumpur

VS = Volatile Solids (gr/hari)

[0.7 - 0.25(t - 1)]x Vss

t = tahun pengerukan

FS = Fixed Solids
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17

Px - Vss

X = nilai rata-rata kepadatan lumpur = 15 %

V = Volume lumpur (m3/hari)


rw = Berat jenis air limbah = 1.06 x 106

3. Analisis Keseimbangan Massa

Untuk menyatakan proses yang ada pada fasilitas pengolahan digunakan analisis
keseimbangan massa. Analisis ini didasarkan pada jenis reaktornya.

Ada dua jenis reaktor yang saat ini banyak digunakan untuk mengolah air limbah
dengan proses kimiawi dan biologis, yaitu reaktor tangki berpenganduk dengan aliran
tetap (Continuous Stured Tank Reaktor = CSTR) dan reaktor aliran tersumbat (Plug
Flow Reaktor = PFR). Pada CTSR air limbah yang masuk segera ditebarkan karena
isi reaktor sepenuhnya tercampur, sedangkan konsentrasi suatu bahan kandungan
dalam buangannya sama dengan yang ada dalam reaktor. Pada aliran PFR aliran
masuknya bergerak melalui reaktor seperti bergeraknya suatu gabus melalui
rangkaian pipa yang panjang. Disamping itu bila konsentrasi terjadi maka konsentrasi
akan berubah disepanjang reaktor.

Konsep keseimbangan massa dapat dilihat dalam gambar 2.2

Q, C0 Q, C
V.kC

Gambar 2.1 Skema Konsep Keseimbangan Massa (Metcalf & Eddy , 1991)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18

Asumsi yang digunakan untuk menerapkan analisis keseimbangan massa pada kolam
fakultatif aerasi adalah (Metcalf & Eddy , 1991) :

a. Debit yang terjadi konstan sehingga Q masuk = Q keluar.


b. Cairan tidak mengalami penguapan yang berarti.
c. Cairan tercampur sempurna.
d. Reaksi kimia terjadi di dalam reaktor
e. Perubahan laju pertumbuhan pada konsentrasi reaktor (C) yang terjadi pada
reaktor tingkat pertama ( r = -kC ).

Pengumpulan = aliran masuk aliran keluar + laju reaksi

dC
Simbol V = ( Q C0 ) - ( Q C ) + ( V r )
dt

Bila laju ( r ) digantikan dengan ( -kC ) maka ;


dC
V = ( Q C0 ) - ( Q C ) + ( V ( -kC ) ) (2.7)
dt

dC
= Rata-rata perubahan konsentrasi reaktan pada reaktor ( mg/l/hari ).
dt
Dimana :
r = Reaksi tingkat pertama
V = Volume reaktor (m3)
Q = Debit (m3/det)
CO = Konsentrasi influen (mg/l)
C = Konsentrasi efluen (mg/l)
k = Konstanta reaksi tingkat pertama (hari -1)
Tingkat reaksi adalah nilai yang menyatakan pengaruh suatu zat terhadap laju reaksi
atau kecepatan reaksi, jadi reaksi tingkat pertama (r) adalah pengaruh reaktor
terhadap kecepatan reaksi pada tingkat pertama atau orde pertama. Sedangkan
konstanta reaksi tingkat pertama (k) adalah nilai ketetapan yang diperoleh dari
perhitungan laju reaksi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19

dC
Dimisalkan keadaan tetap, konsentrasi dalam sistem tidak berubah mengikuti =0
dt
sehingga menjadi (Metcalf & Eddy , 1991):

Co
C= (2.8)
v
1 + k
Q '

Dari rumus tersebut di atas maka harga k bisa dihitung, karena variabel yang lain
sudah bisa diketahui dari data yang telah dikumpulkan

4. Analisis Data BOD

Mengingat kesukaran untuk membuat model yang tepat dari reaksi BOD yang sangat
kompleks, maka biasanya dipergunakan reaksi tingkat pertama, lihat Gambar 2.2
(Linsley & Frazini, 1991) :

L-y

Lengkung BOD

y (BOD yang dikeluarkan)

Jumlah bahan
Organik tersisa
Lt

t Waktu

Gambar 2.2. Bagan Penjelasan Untuk Hubungan BOD dengan Jumlah Bahan Organik
yang Tersisa (Linsley & Frazini, 1991)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20

Pada model ini dimisalkan bahwa laju pengeluaran BOD hanya tergantung pada
jumlah bahan organik yang masih tersisa pada saat t, (Linsley & Frazini, 1991)
Maka:
dLt
= - K 1. Lt (2.9)
dt

Dimana :
K1 = konstanta reaksi tingkat pertama, hari
Lt = jumlah limbah yang tersisa pada saat t, dinyatakan sebagai padanan O2
Jumlah sisa pada setiap waktu dapat dicari dengan mempertimbangkan bentuk
integrasi dari persamaan :

Lt = L(10-K1 t) (2.10)

Dimana : L = BOD total atau BOD tertinggi


BOD yang dikeluarkan sampai waktu t adalah :
y = L - Lt
dengan mengganti Lt didapatkan :

Lt = L L(10-K1 t) = L (1 10-K1 t ) (2.11)

5. Efisiensi Sistem Pengolahan

Efisiensi sistem pengolahan air limbah dapat dihitung dengan rumus ( Metcalf
& Eddy, 1991) :
Co - C
E= x 100%) (2.12)
Co
Dimana :

E = Efisiensi ( % )
Co = Konsetrasi influen ( mg/l )
C = Konsentrasi efluen (mg/l )

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB 3
METODOLOGI

A. Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan antara lain adalah;

1. Studi pustaka
2. Menentukan data yang diperlukan
3. Mempersiapkan administrasi untuk memperoleh data yang diperlukan
4. Menentukan institusi untuk memperoleh data yang diperlukan
5. Melakukan penulisan proposal

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di IPAL Kedung Tungkul, Mojosongo, Kota Surakarta.

C. Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari data yang sudah ada dan
data hasil pengujian di laboratorium Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM ) Kota
Surakarta.

Adapun yang dibutuhkan adalah:

1. Data kapasitas dan debit IPAL Mojosongo


2. Data sketsa IPAL Mojosongo
3. Konsentrasi influen dan efluen (pH, BOD5 dan TSS)
4. Data yang lain, guna melengkapi untuk memperlancar proses penelitian dan
penulisan Laporan Tugas Akhir

commit to user

21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22

D. Metode

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data sampai perhitungan adalah :


1. Metode observasi, yaitu mengadakan pengamatan secara langsung ke lokasi
penelitian.
2. Metode literatur, yaitu membaca buku referensi yang berhubungan dengan tema
tugas akhir.
3. Metode interview, yaitu mengadakan wawancara dengan pejabat instansi yang
berkompeten dan berhubungan dengan tema tugas akhir.
4. Metode analisis laboratorium, yaitu mengadakan uji di laboratorium untuk
mendapatkan data pH, BOD5 dan TSS
5. Metode perhitungan kuantitatif, yaitu untuk mengetahui hubungan antar variabel
yang diteliti. Perhitungan dibantu dengan Microsoft Excel.

E. Analisis Laboratorium
1. Pengambilan Contoh Air

Pengambilan contoh air dari influen dilakukan pagi hari sekitar pukul 07.00 sampai
10.00 WIB dan pengambilan contoh air dari efluen dilakukan pagi hari sekitar pukul
15.00 sampai 17.00 WIB. Contoh air diambil dari influen dan efluen Instalasi
Pengolahan Air Limbah Mojosongo. Air influen adalah air yang masuk ke dalam bak
aerasi, sedangkan efluen adalah air yang keluar dari instalasi pengolahan menuju
badan penerima, masing-masing influen dan efluen diambil 5 contoh air.
2. Pemeriksaan pH

Pengukuran pH sangat penting untuk kegiatan sanitasi, koagulasi, desinfeksi, proses


pelunakan air, pengawasan korosi, proses pengolahan limbah baik industri, limbah
domestik dan sebagainyai.
a. Alat

Alat yang dibutuhkan dalam pemeriksaan ini adalah (Depkes RI 1975) :

1. pH meter

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23

2. komparator pH
3. Kertas pH
4. Gelas ukur
5. Jerigen tempat sampel
6. Gelas beker

b. Prosedur Pemeriksaan

Adapun langkah-langkah pemeriksaan pH adalah (Depkes RI 1975):

1) Pemeriksaan pH ini dapat juga dilakukan langsung dengan pH meter

2) Masukkan air sampel ke dalam tabung komparator sampai tanda batas.

3) Menetesi air sampel dengan larutan indikator phenol red sebanyak 5 tetes.

4) Mengocok larutan agar tercampur, dibiarkan 5 menit.

5) Bandingkan warna larutan yang terjadi dengan warna standar yang berada
disampingnya yang sesuai.

6) Catatlah angka yang ada pada komparator yang warnanya sama dengan warna
larutan sampel yang telah ditetesi dengan larutan indikator phenol red.

7) Menetapkan nilai pH

3. Pemeriksaan BOD5

a. Alat

Alat yang dibutuhkan dalam pemeriksaan ini adalah (Depkes RI 1975):

1. DO-meter dilengkapi dengan elektroda membran


2. Aerator
3. Pipet ukur
4. Gelas ukur
5. Tabung erlenmeyer

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24

6. Gelas beker
7. Inkubator
8. Jerigen tempat sampel
9. Botol oksigen

b. Prosedur Pemeriksaan

Adapun langkah-langkah pemeriksaan BOD adalah (Depkes RI 1975) :

1) Membuat larutan pengencer dengan mencampur kedalam tiap satu liter aquades
ditambah larutan CaCl3, 1ml larutan FeCl3, 1ml larutan MgSO4, dan 1ml larutan
K2HPO4 + KH2PO4.
2) Mengaerasi larutan pengencer selama 30 menit.
3) Mengukur besar oksigen terlarut sampel, untuk menentukan besarnya pengencer.
4) Mengencerkan sampel sampai x kali (tergantung konsentrasi oksigen terlarut
dalam sampel) dengan larutan pengencer.
5) Mengukur besarnya oksigen yang terlarut sampel yang telah diencerkan (sebagai
variabel DO0).
6) Memasukkan sampel yang telah diencerkan ke dalam botol BOD, kemudian
ditutup rapat tanpa rongga udara.
7) Menyimpan sampel dalam inkubator dengan suhu 20 selama 5 hari.
8) Mengukur oksigen terlarut sampel yang telah diambil dari inkubator (sebagai
variabel DO5 ).
9) Menetapkan nilai BOD.dan dihitung dengan Rumus 2.3.

4. Perhitungan Konstanta Reaksi Tingkat Pertama

Untuk menghitung konstanta reaksi tingkat pertama, data yang akan dipakai adalah
data debit atau kapasitas pengolahan air limbah yang diperoleh dari data yang sudah
ada pada laboratorim Unit Pegelolaan Limbah PDAM Kota Surakarta juga data dari
perhitungan volume lumpur dan dari hasil analisa dari nilai BOD5 pada influen dan
efluen. Perhitungan kemudian dilakukan dengan rumus 2.8 yaitu :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

25

Co
C=
V
1 + k
Q'
Dimana :
V = Volume reaktor (m3)
Q = Debit (m3/det)
CO = Konsentrasi influen (mg/l)
C = Konsentrasi efluen (mg/l)
k = konstanta reaksi tingkat pertama (hari -1)
Dari hasil perhitungan nanti akan diperoleh nilai konstanta reaksi tingkat pertama

5. Pemeriksaan Padatan Tersuspensi

a. Alat
Alat yang dibutuhkan dalam pemeriksaan padatan tersuspensi adalah (Metcalf &
Eddy,1991):
1. Kertas saring
2. Gelas ukur
3. Erlenmeyer
4. Oven untuk pemanasan 105 C.
5. Desikator, berguna untuk mengeringkan zat-zat kimia, zat padat beserta
tempatnya, karena kelembaban udara dalam desikator diserap oleh bahan
pengering.
6. Timbangan analitis, ketelitian 0.1 mg.

b. Prosedur Pemeriksaan

Adapun langkah-langkah pemeriksaan TSS sampel air adalah (Metcalf & Eddy,1991):

1) Siapkan alat yang digunakan, kemudian set oven pada suhu 105 C.

2) Panaskan kertas saring di dalam temperatur 105 C selama 1 jam.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

26

3) Dinginkan dalam desikator kurang lebih 10 15 menit.

4) Timbang kertas saring secara berulang kali sampai didapat berat yang konstan
(sebagai variabel A).

5) Kocok sampel sampai homogen, takar dalam gelas ukur sebanyak 100 ml,
kemudian saring 100 ml air sampel dengan hati-hati.

6) Kertas saring diambil dengan hati-hati dan tempatkan pada oven dengan
temperatur 103 - 105 C selama 1 jam.

7) Dinginkan dalam desikator kurang lebih 10 15 menit.

8) Timbang kertas saring secara berulang kali sampai didapat berat yang konstan
(sebagai variabel B).

9) Menetapkan nilai TSS dan perhitungan TSS dengan menggunakan rumus 2.4
yaitu :

( B - A) x1000
mg/l TSS =
ml sampel

F. Analisis Data

Analisis data ini meliputi, mengetahui nilai konstanta reaksi tingkat pertama reaksi
tingkat pertama pada suhu 20 dan waktu 5 hari, mengetahui nilai pH, BOD dan TSS,
menghitung efisiensi pengolahan berdasar nilai pH, BOD5 dan TSS. Persamaan yang
digunakan untuk menghitung adalah persamaan 2.1 sampai 2.8 dan persamaan 2.12.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengumpulan Data

Data yang diperoleh berupa data primer dari analisis laboratorium dan data
sekunder diperoleh dari PDAM Kotamadya Surakarta

Data primer berupa nilai pH, nilai BOD dan nilai padatan tersuspensi (Suspended
Solids) disajikan dalam tabel 4.1, tabel 4.2, tabel 4.3 dan tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.1. Nilai pH Influen dan Efluen

No Sampel pH No Sampel pH

1 Influen 1 7,3 1 Efluen 1 7,7


2 Influen 2 7,6 2 Efluen 2 7,6
3 Influen 3 7,5 3 Efluen 3 7,9
4 Influen 4 7,3 4 Efluen 4 7,8
5 Influen 5 7,5 5 Efluen 5 7,8

Tabel 4.2. Nilai BOD5 Influen dan Efluen

No Sampel BOD5 (mg/l) No Sampel BOD5 (mg/l)

1 Influen 1 136,80 1 Efluen 1 26,60


2 Influen 2 60,46 2 Efluen 2 15,45
3 Influen 3 105,28 3 Efluen 3 20,67
4 Influen 4 135,85 4 Efluen 4 12,70
5 Influen 5 100,00 5 Efluen 5 28,00

commit to user

27
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.3. Nilai Padatan Tersuspensi (Suspended Solids) Influen.

No Sampel Berat Kertas Berat Kertas Saring + SSo SSo


Saring endapan g/l g/m3
(gr) (gr)

1 Influen 1 0,365 0,369 0,040 40


2 Influen 2 0,366 0,372 0,060 60
3 Influen 3 0,348 0,355 0,070 70
4 Influen 4 0,347 0,352 0,050 50
5 Influen 5 0,366 0,375 0,090 90

Tabel 4.4. Nilai Padatan Tersuspensi (Suspended Solids) Efluen.

No Sampel Berat Kertas Berat Kertas Saring + SSe SSe


Saring endapan g/l g/m3
(gr) (gr)
1 Efluen 1 0,355 0,358 0,030 30
2 Efluen 2 0,350 0,351 0,010 10
3 Efluen 3 0,351 0,352 0,010 10
4 Efluen 4 0,357 0,360 0,030 30
5 Efluen 5 0,345 0,353 0,010 10

B. Analisis Data

a. Perhitungan Konstanta Reaksi Tingkat Pertama

Konstanta reaksi tingkat pertama (K1), dapat dihitung dengan rumus 2.8. hasil
perhitungan sebagai berikut :
Co
C=
V
1 + k
Q'
Data :
V = Volume reaktor commit to userm3
= 2690,1
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id

Q = Debit = 2073,6 m3/hari


C = Konsentrasi efluen = 26.6 mg/l
C0 = Konsenterasi influen = 136.8 mg/l
Hasil perhitungannya :
K1 = 3.852607
Hasil lengkap perhitungan K1 dapat disajikan dalam tabel 4.6. berikut ini :
Tabel 4.5. Nilai K1.

C C0 Q V K1
No
mg/l mg/l m3/hari m3 /hari

1 26,6 136,8 2073,6 2690,1 3,852607

2 15,45 60,46 2073,6 2690,1 2,873107

3 20,67 105,28 2073,6 2690,1 3,784957

4 12,7 135,85 2073,6 2690,1 7,773596

5 28 100 2073,6 2690,1 2,679194

Table 4.5. menunjukkan bahwa nilai konstanta reaksi tingkat pertama berkisar
antara 2,679194-7,773596.

b. Analisis pH

Dari data tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa nilai pH air limbah sebelum
masuk IPAL bersifat basa dan setelah masuk IPAL, pH air semakin tinggi sifat
basanya, dapat disimpulkan IPAL Mojosongo bisa mengurangi sifat asam pada
pH air limbah domestik yaitu antara 7,6-7,9, sedangkan batas syarat pH adalah
antara 6-9, jadi air limbah domestik di IPAL Kedung Tungkul Mojosongo aman
untuk lingkungan dan sesuai dengan baku mutu air limbah domestik.

c. Analisis BOD

Untuk menghitung nilai BOD tertinggi dapat menggunakan rumus 2.10. Adapun
commit
hasil perhitungannya sebagai berikut : to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id

Rumus :
Lt = L(10-K1 t)
Data :
Y = Konsentrasi BOD = 136,8 mg/l
K1 = Konstanta reaksi tingkat pertama = 3,852607/hari
T = Waktu = 5 hari
Hasil perhitungan :
L = Nilai BOD tertinggi = 136,8 mg/l
Sedangkan perhitungan secara lengkap disajikan dalam tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6. Nilai BOD Tertinggi Influen
Y T K1t K1t L
Sample K1 - K1t 10 (1-10 )
mg/l (hari) mg/l
INFL 1 136,8 3,852607 5 -19,263 5,45714E-20 1 136,8

INFL 2 60,46 2,873107 5 -14,3655 4,30988E-15 1 60,46

INFL 3 105,28 3,784957 5 -18,9248 1,18909E-19 1 105,28

INFL 4 135,85 7,773596 5 -38,868 1,35525E-39 1 135,85

INFL 5 100 2,679194 5 -13,396 4,01819E-14 1 100

Table 4.6. menunjukkan bahwa BOD tertinggi untuk influen adalah antara 60,46-
135,85 mg/l
Table 4.7. nilai BOD Tertinggi Efluen
Y T K1t K1t L
Sample K1 - K1t 10 (1-10 )
mg/l (hari) mg/l
EFL 1 26,6 3,852607 5 -19,263 5,45714E-20 1 26,6

EFL 2 15,45 2,873107 5 -14,3655 4,30988E-15 1 15,45

EFL 3 20,67 3,784957 5 -18,9248 1,18909E-19 1 20,67

EFL 4 12,7 7,773596 5 -38,868 1,35525E-39 1 12,7

EFL 5 28 2,679194 5 -13,396 4,01819E-14 1 28

Table 4.7. menunjukkan bahwa BOD tertinggi untuk efluen adalah antara 12,7 -
28 mg/l. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id

d. Perhitungan Efisiensi

Perhitungan efisiensi pengolahan BOD dan TSS di IPAL Mojosongo dihitung


dengan rumus 2.12. Contoh perhitungannya sebagai berikut:

Rumus:

Co - C
E= x 100%
Co

Data:
C = Konsentrasi efluen = 26,6 mg/l
C0 = Konsenterasi influen = 136,8 mg/l

Hasil perhitungannya;

E = Efisiensi = 80,55 %

Hasil lengkap perhitungan efisiensi disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.8. Efisiensi Pengolahan BOD

C C0 Efisiensi
No
mg/l mg/l (%)

1 26,6 136,8 80,5555556

2 15,45 60,46 74,4459147

3 20,67 105,28 80,3666413

4 12,7 135,85 90,6514538

5 28 100 72

Tabel 4.8. Menunjukkan bahwa efisiensi pengolahan BOD pada IPAL


Mojosongo adalah 72-90,6514538%

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.8. Efisiensi Pengolahan TSS

SSo SSe Efisiensi


No Keterangan
g/m3 g/m3 (%)
Persentase efisiensi rendah dikarenakan
1 40 30 25 debit air limbah tinggi dan kadar lumpur
bercampur air hujan
Persentase efisiensi tinggi dikarenakan debit
2 60 10 83,3333 air limbah rendah dan kadar lumpur tidak
bercampur air hujan
Persentase efisiensi tinggi dikarenakan debit
3 70 10 85,7143 air limbah tinggi dan kadar lumpur tidak
bercampur air hujan
Persentase efisiensi rendah dikarenakan
4 50 30 40 debit air tinggi dan kadar lumpur bercampur
air hujan
Persentase efisiensi tinggi dikarenakan debit
5 90 60 88,88889 air rendah dan kadar lumpur tidak
bercampur air hujan
Tabel 4.8. Menunjukkan bahwa efisiensi pengolahan TSS pada IPAL Mojosongo
adalah 25-88.88889%
C. Pembahasan

1. Kualitatas Air
a. pH

Dari hasil percobaan dilaboratorium didapatkan nilai pH influen sebesar 7,3-7,6


dan nilai pH efluen sebesar 7,6-7,9, dari data tersebut limbah cair mojosongo yang
masuk ke pengolahan limbah IPAL Mojosongo sesuai dengan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003, menetapkan nilai pH antara
6-9.
b. BOD

Dari hasil percobaan dilaboratorium didapatkan nilai BOD influen sebesar 60,46-
135,85 mg/l dan nilai BOD efluen sebesar 12,7-28 mg/l. Dari data tersebut limbah
cair yang telah masuk IPAL Mojosongo adalah termasuk baku mutu golongan I.
Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51/10/1995,
commit
yang menetapkan nilai BOD golongan to user 50 mg/l.
I sebesar
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id

Menurut pihak PDAM sebagai pengelola IPAL Mojosongo nilai BOD influen
sebesar 100 mg/l dan influen 28 mg/l demikian terjadi karena proses terjadinya
aerasi tidak bisa terus menerus pada kolam pengolahan. Proses aerasi hanya
terjadi selama 4-5 jam per hari. Hal ini sangat berpengaruh pada proses
penambahan oksigen lewat aerasi yang mengakibatkan proses biologis yang
membutuhkan banyak oksigen menjadi terganggu, sehingga mutu air limbah yang
dihasilkan juga semakin menurun.

c. TSS

Kandungan lumpur yang ada di kolam pengolahan dipengaruhi oleh nilai TSS dari
limbah cair yang masuk dalam kolam pengolahan. Semakin tinggi nilai TSS
semakin besar kandungan lumpurnya dan dari pengamatan selama percobaan
dapat diketahui bahwa semakin keruh limbah maka, nilai TSS semakin besar
demikian kandungan lumpurnya juga semakin besar.

Dari hasil perhitungan didapat nilai TSS 10-30 g/m3, berdasarkan Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003, kadar maksimum
padatan tersuspensi atau TSS yang disyaratkan adalah 100 mg/l, jadi limbah cair
Mojosongo masih memenuhi syarat sebagai baku mutu air limbah domestik yaitu
kurang dari 100 mg/l.

2. Konstanta Peaksi Tingkat Pertama

Nilai konstanta reaksi tingkat pertama adalah antara 2,679194-7,773596/hari.


Semakin besar nilai konstanta reaksi tingkat pertamanya maka semakin besar
efisiensinya.

3. Efisiensi

Nilai efisiensi dari data yang diperoleh, untuk pengolahan TSS adalah rata-rata
64.5873%, lebil dari 50% karena untuk kolam pengolahan merupakan pengolahan
lanjutan dari pengolahan pendahuluan sehingga menunjukkan bahwa sistem
pengolahan dan pengendapan lumpur juga berlangsung dengan baik, sedangkan
efisiensi pengolahan BOD adalah rata-rata 79,6%. Efisiensi diatas 50%
commit to user
menunjukkan bahwa sistem pengolahan telah berlangsung dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat diambil kesimpulan


sebagai berikut:

1. Kualitatas Air

a. Dari hasil yang didapatkan nilai pH berkisar 7,6-7,9. Pengolahan limbah


IPAL Mojosongo sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 112 Tahun 2003, menetapkan nilai pH antara 6-9.

b. Nilai BOD influen sebesar 60,46- 135,85 mg/l dan nilai BOD sebesar 12,7-28
mg/l. Dari data tersebut limbah cair yang keluar dari IPAL Mojosongo adalah
termasuk baku mutu golongan I sesuai dengan Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 51/10/1995, yang menetapkan nilai BOD
golongan I sebesar 50 mg/l dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor
112 tahun 2003, yang menetapkan kadar BOD maksimum untuk air imbah
domestik sebesar 100 mg/l

c. Semakin tinggi nilai TSS semakin besar kandungan lumpur yang ada pada air
limbah dan semakin keruh limbah maka, nilai TSS semakin besar demikian
kandungan lumpurnya juga semakin besar. Nilai TSS yang keluar dari IPAL
Mojosongo adalah 10-30 g/m3. Menurut Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor 51/10/1995 air limbah tersebut masuk golongan I dan kadar
maksimum padatan tersuspensi yang disyaratkan adalah 200 mg/l, jadi limbah
cair Mojosongo masih memenuhi syarat sebagai air golongan I.

commit to user

34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

35

2. Konstanta Peaksi Tingkat Pertama

Nilai konstanta reaksi tingkat pertama adalah antara 2,679194-7,773596/hari.


Semakin besar nilai konstanta reaksi tingkat pertamanya maka semakin besar
efisiensinya.

3. Efisiensi

Efisiensi pengolahan TSS adalah 25-88,88889% dan efisiensi pengolahan BOD


adalah rata-rata 72-90,6514538%. Efisiensi diatas 50% menunjukkan bahwa
sistem pengolahan di IPAL Kedung Tungkul Mojosongo telah berlangsung
dengan baik.

B. Saran

Pegolahan limbah domestik di IPAL Mojosongo hendaknya pada proses aerasi


dilakukan lebih lama agar proses aerasi bisa terus menerus pada kolam pengolahan
sehingga proses penambahan oksigen dalam proses biologis yang membutuhkan
banyak oksigen menjadi lebih maksimal, maka mutu air limbah yang dihasilkan juga
semakin meningkat dan pencemaran lingkungan bisa lebih berkurang.

Saluran air limbah perlu dioptimalkan dan ditambah serta pelayanannya terhadap
masyarakat harus diperhatikan agar masalah limbah bisa teratasi oleh instansi yang
terkait dan peran serta masyarakat adalah yang paling penting.

Pengetahuan mengenai limbah hendaknya disosialisasikan sehingga masyarakat sadar


akan bahaya limbah. Untuk masyarakat Mojosongo dan sekitarnya khususnya
prerumahan Mojosongo hendaknya menyalurkan air limbah rumah tangga ke saluran
IPAL Mojosongo agar limbah tersebut dapat dinetralisir sehingga tidak
membahayakan lingkungan sekitar.

commit to user
PENUTUP

Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penyusunan dan penulisan tugas akhir akhir ini dapat
perpustakaan.uns.ac.id
terselesaikan. digilib.uns.ac.id

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis berusaha mengerjakan dengan sebaik-
baiknya namun penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan.
Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan
dalam penulisan penulisan selanjutnya.

Semoga dari apa yang penulis tuangkan dalam penulisan tugas akhir ini dapat
bermanfaat bagi pribadi penulis maupun khalayak umum yang membacanya.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan, penulisan, dan penyelesaian tugas akhir ini.

Penulis

38

commit to user

Anda mungkin juga menyukai