PENDAHULUAN
Kusta termasuk dalam salah satu daftar penyakit menular yang angka
kejadiannya masih tinggi. Kasus kejadian kusta di India, Brazil, dan Indonesia
masih tergolong tinggi. Seperti pada tahun 2004-2014 Indonesia menempati
peringkat ketiga dalam jumlah kasus kusta di dunia setelah India dan Brazil.
Negara Indonesia sendiri merupakan negara yang memiliki angka penyebaran
penyakit kusta yang cukup tinggi sebagaimana yang sudah tertera pada tabel
kasus kusta di atas. Penyakit kusta merupakan masalah nasional kesehatan
masyarakat, dimana beberapa daerah di Indonesia prevalens rate masih tinggi.
Salah satu provinsi di Indonesia yang masih banyak ditemui penderita kusta
adalah di provinsi Lampung.
Masih ada 17.000-18.000 kasus kusta baru tiap tahun dan belum ada
kecenderungan menurun sejak tahun 2000. Minimnya pengetahuan tentang
kusta menyebabkan pengidap terlambat berobat sehingga menimbulkan cacat
dan berpotensi menularkan kuman selain itu masih tingginya stigma negatif
akan penyakit kusta membuat penderita enggan untuk berobat dan bahkan
menyembunyikan penyakitnya, sehingga transmisi infeksi kusta terus
berlangsung dalam masyarakat.Jumlah kasus semakin meningkat tetapi
laporan mengenai kasus kusta masih jarang dilaporkan. Oleh karena itu
penulis melaporkan kasus kusta yang terjadi di RSAM.
1
1.2 Status Pasien
Masuk Ruang Anyelir RSUD Dr. H. Abdul Moeloek :
Tanggal 15Februari 2016
No. RM : 321968
A. ANAMNESIS
Identitas
Nama : Ny. R
Usia : 27 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Segala Mider, Bandar Lampung
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Status : Belum Menikah
Suku Bangsa : Lampung
Riwayat Penyakit
Keluhan Utama:
Bercak kemerahan pada wajah, perut, punggung, kedua tangan dan kedua
kaki sejak 18 hari yang lalu.
Keluhan Tambahan:
Gatal dan panas pada bercak kemerahanyang menebal, tangan mati rasa
dan sulit menggenggam, hidung tersumbat.
2
makan ikan laut, timbul bercak pada kulit yang terasa gatal, namun tidak
terasa panas dan membengkak seperti yang dialami pasien sekarang.
Keluhan ini cukup menggangu aktifitas pasien, keluhan semakin memberat
apabila pasien berada di lingkungan bersuhu tinggi.Pasien lalu mencoba
mengoleskan madu pada bagian yang timbul bercak kemerahan, namun
keesokan harinya bercak tampak semakin memerah.
Sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit, pasien merasakan lengan bagian
bawah, tungkai, dan wajah yang terdapat bercak kemerahan makin
melebar membentuk seperti pulau-pulau, makin gatal disertai rasa panas,
dan membengkak hingga pasien tidak dapat membuka mata. Pasien juga
merasakan hidung yang terkena bercak kemerahan membengkak, hingga
membuat pasien sulit bernafas akibat hidung tersumbat.Pasien mengatakan
tangan terasa kesemutan selama beberapa menit, dan setelahnya mati rasa
hingga pasien sulit menggenggam.Jari kelingking pasien juga tampak sulit
diluruskan.Pasien lalu pergi berobat ke RS Abdul Moeloek.
3
mengatakan tidak terdapat orang di sekitar pasien yang mengalami
keluhan serupa.
B. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
GCS : E4 V5 M6
Vital sign
Tekanan darah : 100/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Pernafasan : 20 kali/menit
Suhu : 36,70 C
Gizi : cukup
Kepala
Rambut : hitam tidak mudah dicabut
Mata : konjungtiva anemis, sclera anikterik
Telinga : simetris, serumen (-), otorea (-)
Hidung : normal, deviasi septum (-), rinore (-)
Mulut : bibir kering dan pecah-pecah (-)
Leher
4
Inspeksi : simetris trakea ditengah, JVP meningkat (-)
Palpasi : Massa (-), pembesaran KGB (-)
Paru-paru
Inspeksi : gerakan pernafasan simetris kanan dan kiri
Palpasi : fremitus taktil dan ekspansi simetris, massa (-)
Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru kanan dan kiri
Auskultasi : vesikuler (+/+) ronki (-/-) wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis tidak teraba
Perkusi : redup
Auskultasi : bunyi jantung I II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : perut datar, massa (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+)
KGB : tidak ada pembesaran KGB
Pemeriksaan Dermatologis
a. Lokasi : Regio Fasialis, Abdomen, Lumbal, Ekstremitas
Superior, dan Ekstremitas Inferior
b. Inspeksi :
Plakeritema multipel bentuk irregular ukuran numular hingga
plakat sirkumskrip
Skuama selapis sedang kecoklatan tidak berminyak
Plak eritema multipel bentu irregular ukuran numular hingga
plakat dengan tepi lebih aktif daripada bagian tengahnya, punched
out
5
UKURAN LESI KONFIGURASI E.F PRIMER E.F SEKUNDER E.F KHUSUS
Pungtata Soliter Linier Macula Krusta Komedo
Milier Multipel Anuler Papula Erosi Terowongan
Guttata Gyrate Vesikel Ekskoriasi Purpura
Lentikuler Diskret Kribiformis Pustule Ulkus Eksantema
Numularis Konfluen Arsiner Bula Skuama Milia
Plakat Nodulus Likenifikasi
Plak Vegetasi
Urtikaria Sikatriks
Kista Abses
Tumor
6
Pemeriksaan Saraf
1. Sensibilitas Lesi
Raba halus/kasar : anastesi pada lesi
Tajam/tumpul : tidak dilakukan
Panas/dingin : tidak dilakukan
2. Pembesaran Saraf
N. Aurikularis magnus : -/-
N. Ulnaris : -/-
N. Peroneus com. : -/-
N. Tibialis posterior : -/-
3. Pemeriksaan Sensorik :
N. Ulnaris : normal/normal
N. Medianus : normal/normal
N. Tibialis Posterior : normal/normal
4. Pemeriksaan Motorik
N. Ulnaris : 2/2
N. Medianus : 2/2
N. Radialis : 5/5
N. Tibialis Posterior : 5/5
7
Pemeriksaan kecacatan
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium:
Hb : 12,5 g/dL
Ht : 36 %
Eritrosit : 3,5 jt/uL
Leukosit : 11.300/uL
Trombosit : 406.000/uL
SGOT : 15 U/L
SGPT : 7 U/L
Natrium : 130 mmol/L
Kalium : 2,8 mmol/L
Kalsium : 8,4 mg/dL
Chlorida : 93 mmol/L
D. RESUME
Delapan belas hari SMRS, timbul makula eritematosanumular, gatal dan
panas, menyebar pada kedua tangan, badan, dan kedua kaki, asimetris.
Delapan jam sebelumnya, pasien memakan ikan laut, riwayat alergi ikan
laut (+), namun bercak berbeda dengan bercak saat pasien alergi
8
sebelumnya. Keluhan semakin memberat apabila pasien berada di
lingkungan bersuhu tinggi.Pasien lalu mengoleskan madu pada bagian
yang timbul bercak kemerahan, keesokan harinya bercak tampak semakin
eritem.Empat jam SMRS, pada lengan bagian bawah, tungkai, dan wajah
yang terdapat tampak plak eritematosa multipel, bentuk irregular, ukuran
numular hingga plakat, makin gatal disertai panas, dan membengkak
hingga pasien tidak dapat membuka mata, hidung membengkak, hingga
pasien sulit bernafas akibat hidung tersumbat. Tangan terasa kesemutan
selama beberapa menit, dan setelahnya mati rasa hingga pasien sulit
menggenggam, jari kelingking pasien juga tampak sulit
diluruskan.Keluhan rambut dan alis mata rontok disangkal, kesulitan
menutup matadengan sempurna (-), keluhan demam disangkal,
pengelihatan buram (+), mata merah (-), berair (-), silau (-), benjolan pada
lidah (-), penebalan cuping telinga (+), pembesaran kelenjar di leher,
ketiak, lipat paha disangkal. Jari tangan seperti mencakar (+), tangan dan
kaki lunglai (-), bengkak pada jari tangan dan kaki (+), pemendekan jari
tangan dan kaki (-).
9
E. Diagnosis banding
1. Morbus Hansen Tipe Multibasiler dengan Reaksi Kusta Tipe I +
Kecacatan grade II
2. Morbus Hansen Tipe Pausibasiler dengan Reaksi Kusta Tipe I +
Kecacatan grade II
3. Tinea Korporis
F. Diagnosis kerja
Morbus Hansen Tipe Multibasiler dengan Reaksi Kusta Tipe I +
Kecacatan grade II
G. Penatalaksanaan
1. Umum :
- Menjelaskan mengenai penyakit dan pengobatan kepada pasien,
kontrol rutin ke Puskesmas setiap bulan
- Imobilisasi
- Menjelaskan efek samping obat
2. Khusus :
- MDT tipe MB warna merah selama 12-18 bulan (ambil di
puskesmas)
Hari 1 : Rifampisin 600 mg (2 x 300 mg)
Klofazimin 300 mg (3 x 100 mg)
Dapson 100 mg
Hari 2-28 : Klofazimin 50 mg/hari
Dapson 100 mg/hari
- Metil Prednisolon tab 32 mg/hari dosis terbagi
- Ranitidin tab 2 x 150 mg
- Urea 10 % cream 2 kali sehari untuk kulit merah bersisik
H. PEMERIKSAAN ANJURAN
- Pemeriksaan Bakteriologis
- Pemeriksaan Biopsi kulit
- Pemeriksaan Lepromin
- Pemeriksaan Histopatologi
10
I. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad malam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
J. FOLLOW UP
11