Anda di halaman 1dari 87

Case Report

STROKE HEMORAGIK
Perceptor:
Dr. Zam Zanariah, Sp.S

Disusun Oleh:
Cici Yuliana Sari, S. Ked

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SYARAF


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK
BANDAR LAMPUNG
2016
Status Pasien
A. Identitas Pasien

Nama : Ny. S
Umur : 44 tahun
Alamat : Kec. Way pungubuan, Lampung Barat
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Menikah
Tgl Masuk : 09 Februari 2015
Dirawat ke : 1 (pertama)
Riwayat Perjalanan Penyakit
Keluhan Utama : Lemah lengan dan tungkai kiri
Keluhan Tambahan : Nyeri kepala, bicara tidak jelas (pelo), mulut tertarik ke kanan.

MRS
9 FEBRUARI 2016

Lengan dan kaki kiri lemas sejak satu hari SMRS


Muncul tiba-tiba saat pasien sedang menyapu lantai rumah pasien.
Sebelumnya pasien merasakan nyeri kepala hebat
Sulit bicara, wajah tertarik kekanan (pelo)
Penurunan kesadaran (-), Muntah (-)
Riw. HT (+) sejak 10 tahun yang lalu, jarang kontrol ke dokter
Riwayat stroke
sebelumnya (-)
Riwayat darah tinggi
Riwayat Penyakit Dahulu (+)
Riwayat tumor otak
(-)
Riwayat trauma (-)

Riwayat stroke (+)


Riwayat darah tinggi
Riwayat Penyakit Keluarga (+)
Riwayat tumor otak (-)
Riwayat trauma (-)
Pasien belum pernah mengalami

RPD keluhan seperti ini


Hipertensi (+) sejak 10 tahun yang
lalu

Hipertensi (+) pada ibu kandung


RPK dan kaka pasien
Stroke (+) kakak pasien

Riwayat Pasien tidak menjalani pengobatan


Pengobatan hipertensi
Pemeriksaan Fisik
Status Present
Keadaan umum : Tampak sakit berat
Kesadaran : compos mentis
GCS : E4V5 M6 =15
Tekanan darah : 180/110 mmHg
Nadi : 88 x/menit,
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,8 o C
Gizi : Normoweight
Status Generalis

Kepala

Rambut : Hitam, lurus, tidak mudah dicabut


Mata : Konjungtiva ananemis, sklera anikterik
Telinga : Liang lapang, simetris, serumen minimal
Hidung : Sekret (-), pernafasan cuping hidung (-)
Mulut : Stomatitis (-), sianosis (-)

Leher

Pembesaran KGB : (-)


Pembesaran kelenjar tiroid : (-)
JVP : peningkatan (-)
Trakhea : di tengah
Toraks

(Cor) (Pulmo)

Inspeksi : Iktus kordis tidak Inspeksi : Pergerakan dinding dada


tampak kanan-kiri simetris

Palpasi : Taktil fremitus kanan


Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
dan kiri sama dan simetris

Perkusi : Redup, batas jantung Perkusi : Sonor pada seluruh


normal lapangan paru

Auskultasi : Bunyi jantung I-II Auskultasi : Vesikuler (+/+),


reguler, murmur (-), gallop(-) wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Pemeriksaan Neurologis
Saraf Kranialis

N.Olfactorius (N.I)

Daya penciuman hidung : normal

N.Opticus (N.II)

Tajam penglihatan : 6/60 -6/60


Lapang penglihatan : normal
Tes warna : normal
Fundus oculi : tidak dilakukan
N.Occulomotorius, N.Trochlearis, N.Abdusen (N.III N.IV N.VI)

Kelopak Mata
Ptosis : (-/-)
Endophtalmus : (-/-)
Exopthalmus : (-/-)
Pupil
Ukuran : (3 mm / 3 mm)
Bentuk : (Bulat / Bulat)
Isokor/anisokor : Isokor
Posisi : (Sentral / Sentral)
Refleks cahaya langsung : (+/+)
Refleks cahaya tidak langsung : (+/+)
Gerakan Bola Mata
Medial : normal
Lateral : normal
Superior : normal
Inferior : normal
Obliqus superior : normal
Obliqus inferior : normal
Refleks pupil akomodasi : normal / normal
Refleks pupil konvergensi: normal / normal
N.Trigeminus (N.V)

Sensibilitas
Ramus oftalmikus : normal
Ramus maksilaris : normal
Ramus mandibularis : normal
Motorik
M. masseter : normal
M. temporalis : normal
M. pterygoideus : normal
Refleks
Refleks kornea : (+/+)
Refleks bersin : Sulit dinilai
N.Fascialis (N.VII)

Inspeksi Wajah Sewaktu


Diam : Simetris
Tertawa : wajah tertarik kekanan
Meringis : wajah tertarik kekanan
Menutup mata : simetris

Pasien disuruh untuk


Mengerutkan dahi : simetris
Menutup mata kuat-kuat : simetris
Mengembungkan pipi : sisi kiri lebih rendah

Sensoris
Pengecapan 2/3 depan lidah: normal
N.Acusticus (N.VIII)
N.cochlearis
Ketajaman pendengaran : tidak dilakukan
Tinitus : tidak dilakukan

N. Vestibularis
Test vertigo : tidak dilakukan
Nistagmus : (-)
N.Glossopharingeus dan N.Vagus (N.IX dan N.X)
Suara bindeng/nasal : (+)
Posisi uvula : deviasi ke dekstra
Palatum mole : sisi kiri lebih rendah
Arcus palatoglossus : normal
Arcus palatoparingeus : normal
Reflek menelan : disfagia
Refleks batuk : tidak dilakukan
Refleks muntah : tidak dilakukan
Peristaltik usus : Normal
Bradikardi : (-)
Takikardi : (-)
N.Accesorius (N.XI)
M.Sternocleidomastodeus : normal
M.Trapezius : normal

N.Hipoglossus (N.XII)
Atropi : (-)
Fasikulasi : (-)
Deviasi : deviasi ke kiri
Tanda Perangsangan Selaput Otak
Kaku kuduk : (-)
Kernig test : (-/-)
Laseque test : (-/-)
Brudzinsky I : (-/-)
Brudzinsky II : (-/-)
Sistem Motorik Superior ka/ki Inferior ka/ki
Gerak (aktif/aktif) (aktif/aktif)
Kekuatan otot 5/2 5/2
Klonus (-/-) (-/-)
Atropi (-/-) (-/-)
Refleks fisiologis Biceps (+/+) Pattela (+/+)
Triceps (+/+) Achiles (+/+)

Refleks patologis Hoffman Trommer (-/-) Babinsky (-/-)


Chaddock (-/-)
Oppenheim (-/-)
Schaefer (-/-)
Gordon (-/-)
Gonda (-/-)
Sensibilitas
Eksteroseptif / rasa permukaan
Rasa raba : normal
Rasa nyeri : normal
Rasa suhu panas : normal
Rasa suhu dingin : normal

Proprioseptif / rasa dalam


Rasa sikap : normal
Rasa gerak : normal
Rasa getar : tidak dilakukan
Rasa nyeri dalam : tidak dilakukan

Fungsi kortikal untuk sensibilitas


Steriognosis : normal
Koordinasi
Tes telunjuk hidung : normal
Tes pronasi supinasi : normal

Susunan Saraf Otonom


Miksi : Normal
Defekasi : Normal

Fungsi Luhur
Fungsi bahasa : baik
Fungsi orientasi : baik
Fungsi memori : baik
Fungsi emosi : baik
Algoritma Gajah Mada

Penurunan kesadaran :(-)


Nyeri kepala :(+)
Refleks babinsky :(-)

Siriraj Score

Penurunan kesadaran :(-)


Nyeri kepala :(+)
Muntah :(-)
Tekanan Diastole : 110
Ateroma :(-)

Score : (2,5 x 0) + (2 x 1) + (2x 0) + (0,1 x 110) - (3 x 0) 12 =1


Pemeriksaan Penunjang
Hematologi (9 Februari 2016)
Hemoglobin 13.6 gr/dL (N = 12,0-16,0 gr/dL)
LED 15 mm/jam (N = 0-15 mm/jam)
Leukosit 7.300 /ul (N = 4.800-10.800/ul)
Trombosit 301.000/ul (N = 150.000-400.000/ul)
SGOT 12 (N = < 31)
SGPT 25 (N = < 31)
GDS 113 (N = < 140)
Natrium 138 mmol/L (N = 135-145)
Kalium 3,6 mmol/L (N = 3,5-5,0)
Kalsium 8,6 mg/dL (N = 8,6-10,0)
Chlorida 105 mmol/L (N = 9,6-106)
CT-SCAN(9 Februari 2016)
CT-Scan kepala
System ventrikel tampak
menyempit,
Falk cerebri di tengah
Tampak lesi hipodens/hiperdens
di thalamus kanan
Kesan: Stroke Hemoragik
thalamus dextra
RESUME

ANAMNESIS

Pasien tiba-tiba lemas pada lengan dan tungkai kiri yang didahului dengan
sakit kepala saat beraktifitas, pasien juga mengalami wajah tertarik kanan.

Kurang lebih 10 tahun terakhir pasien sering mengalami hipertensi dan


nyeri kepala yang hilang timbul. Pasien jarang memeriksakan diri ke dokter

Mual (-), muntah (-), penurunan kesadaran (-)

Riwayat hipertensi dan stroke pada keluarga (+)


PEMERIKSAAN FISIK
Tampak sakit sedang, composmentis, TD: 180/110 mmHg, N:88 x/menit, RR : 20 x/menit, Kekuatan
otot ekstremitas superior dekstra/sinistra 5/2, inferior 5/2.

Pemeriksaan N.VII wajah tampak asimetris, saat tertawa wajah tertarik ke kanan, meringis wajah
tertarik ke kanan, mengembungkan pipi sisi kiri lebih rendah.

Pemeriksaan (N.IX dan N.X) Suara bindeng/nasal (+), posisi uvula deviasi ke dekstra, palatum mole
sisi kiri lebih rendah. Pemeriksaan N. XII tampak lidah deviasi ke sinistra. Refleks patologis (-)

Pemeriksaan penunjang
CT Scan didapatkan System ventrikel tampak menyempit, Falk cerebri di tengah dan tampak lesi
hipodens/hiperdens di thalamus kanan, kesan Stroke Hemoragik thalamus dextra
Diagnosis
Hemiparese sinistra + paresis N. VII,
Diagnosis klinis IX, X, XII

Hemisfer Cerebri Dextra


Diagnosis topic
Stroke Hemoragik
Diagnosis etiologi

Diagnosis Banding

Stroke non Hemoragik


Tatalaksana

1. Umum
Tirah baring
Pantau tanda vital

2. Medikamentosa
IVFD RLXX gtt/menit
Manitol 200-150-150
Amlodipin 1x10mg
Ceftriaxone 2x1gr
Asam Traneksamat IV 2x500mg
Prognosa

Quo ad vitam dubia ad malam

Quo ad dubia ad malam


functionam

Quo ad dubia ad malam


sanationam
Follow up
Hari/ Catatan Penatalaksanaan
Tanggal

09 Februari S/ nyeri kepala, lengan dan kaki kiri lemas, bicara tidak jelas (pelo) IVFD RL gtt XX/m
O/
2016 KU: sakit sedang Manitol 200-150-150
Kesadaran : composmentis Amlodipin1x10mg
GCS : 14 (E4 M5 V5)
St. generalis: Asam Traneksamat iv
TD : 180/110 mmHg 2x500mg
N : 88x/m
T : 36,8C
Ceftriaone 2x1gr
RR: 20x/m
St. neurologis:
Nervus VII:
Diam : wajah simetris
Tertawa : wajah tertarik ke kanan
Meringis: wajah tertarik kekanan
Mengembungkan pipi : sisi kiri lebih rendah

Nervus. IX dan X:
Suara bindeng/nasal: (+)
Posisi uvula deviasi ke dekstra,
Palatum mole sisi kiri lebih rendah

Nervus XII:
lidah deviasi ke sinistra.
Refleks patologis Babinski (-/-),
Skor SIRIRAJ: 1
Laboratorium (09 februari 2016)
Hemoglobin 13.6 gr/dL (N = 12,0-16,0 gr/dL)
LED 15 mm/jam (N = 0-15 mm/jam)
Leukosit 7.300 /ul (N = 4.800-10.800/ul)
Trombosit 301.000/ul (N = 150.000-400.000/ul)
SGOT 12
SGPT 25
GDS 113
Natrium 138 mmol/L (N = 135-145)
Kalium 3,6 mmol/L (N = 3,5-5,0)
Kalsium 8,6 mg/dL (N = 8,6-10,0)
Chlorida 105 mmol/L (N = 9,6-106)

CT scan:
System ventrikel tampak menyempit,
Falk cerebri di tengah
Tampak lesi hipodens/hiperdens di thalamus kanan
Kesan: Stroke Hemoragik thalamus dextra

A/ Stroke Hemoragik
10 Februari S/ Nyeri kepala, lengan dan kaki kiri lemas, bicara tidak jelas (pelo) IVFD RL gtt XX/m
2016 O/ Manitol 200-150-150
Kesadaran: composmentis
GCS: 15 (E4 M6 V5) Amlodipin1x10mg
TD: 130/90mmHg Ceftriaxone 2x1gr
N : 88x/m
T : 36,8C Asam Traneksamat IV
RR: 20x/m 2x500mg
St. Neurologis:
Nervus VII:
Diam : wajah simetris
Tertawa : wajah tertarik ke kanan
Meringis: wajah tertarik kekanan
Mengembungkan pipi : sisi kiri lebih rendah
Nervus. IX dan X:
Suara bindeng/nasal: (+)
Posisi uvula deviasi ke dekstra,
Palatum mole sisi kiri lebih rendah

Nervus XII:
lidah deviasi ke sinistra.

A/ Stroke hemoragik
11 februari S/ Nyeri kepala (-), lengan dan kaki kiri mulai bisa diangkat, wajah kiri IVFD RL gtt XX/m
mulai dapat terangkat.
2016 O/ Amlodipin1x10mg
Kesadaran: Composmentis Ceftriaxone 2x1gr
GCS: 15 (E4 M6 V5)
TD: 130/90mmHg Asam Traneksamat IV
N : 82x/m 2x500mg
T : 36,8C
RR: 20x/m

St. Neurologis:
Nervus VII:
Diam : wajah simetris
Tertawa : wajah tertarik ke kanan
Meringis: wajah tertarik kekanan
Mengembungkan pipi : sisi kiri lebih rendah

Nervus. IX dan X:
Suara bindeng/nasal: (+)
Posisi uvula deviasi ke dekstra,
Palatum mole sisi kiri lebih rendah

Nervus XII:
lidah deviasi ke sinistra.

A/ Stroke hemoragik
12 Februari S/ Nyeri kepala (-), lengan dan kaki kiri bisa sedikit diangkat, wajah kiri IVFD RL gtt XX/m
dapat terangkat sedikit.
2016 O/ Amlodipin1x10mg
Kesadaran: composmentis Ceftriaxone2x1gr
GCS: 15 (E4 M6 V5)
TD: 130/90mmHg
N : 88x/m
T : 36,6C
RR: 18x/m

St. Neurologis:
Nervus VII:
Diam : wajah simetris
Tertawa : wajah tertarik ke kanan
Meringis: wajah tertarik kekanan
Mengembungkan pipi : sisi kiri lebih rendah

Nervus. IX dan X:
Suara bindeng/nasal: (+)
Posisi uvula deviasi ke dekstra,
Palatum mole sisi kiri lebih rendah

Nervus XII:
lidah deviasi ke sinistra.

A/ Stroke hemoragik
13 Februari S/ Nyeri kepala (-), lengan dan kaki kiri bisa sedikit diangkat, wajah IVFD RL gtt XX/m
2016 kiri dapat terangkat sedikit.
O/ Amlodipin1x10mg
Kesadaran: composmentis
GCS: 15 (E4 M6 V5) Ceftriaxone2x1gr
TD: 120/90mmHg
N : 80x/m
T : 36,6C
RR: 18x/m

St. Neurologis:
Nervus VII:
Diam : wajah simetris
Tertawa : wajah tertarik ke kanan
Meringis: wajah tertarik kekanan
Mengembungkan pipi : sisi kiri lebih rendah

Nervus. IX dan X:
Suara bindeng/nasal: (+)
Posisi uvula deviasi ke dekstra,
Palatum mole sisi kiri lebih rendah

Nervus XII:
lidah deviasi ke sinistra.

A/ Stroke hemoragik
ANALISA KASUS

Apakah diagnosis pasien sudah tepat?

Bagaimanakah tatalaksana pada kasus


ini?
Definisi Stroke
Stroke adalah sindroma klinis Stroke non hemoragik atau

Goetz, 2007
WHO, 2006
yang berkembang cepat stroke iskemik ialah stroke
akibat gangguan otak fokal yang disebabkan oleh
maupun global dengan sumbatan pada pembuluh
gejala gejala yang darah servikokranial atau
berlangsung selama 24 jam hipoperfusi jaringan otak
atau lebih dan dapat oleh berbagai faktor seperti
menyebabkan kematian aterotrombosis, emboli, atau
tanpa ada penyebab lain ketidakstabilan
yang jelas selain kelainan hemodinamik yang
vascular menimbulkan gejala
serebral fokal, terjadi
mendadak, dan tidak
menghilang dalam waktu 24
jam atau lebih
Diagnosis

Berdasarkan klinis anamnesis & pemeriksaan neurologis

Sistem scoring untuk membedakan jenis stroke (Algoritma stroke


gajah mada dan Skor stroke Sirriraj)

CT-Scan (gold standar) untuk membedakan infark dengan


perdarahan.
Anamnesis

Keluhan dapat berupa defisit


Lengan dan tungkai kiri lemas neurologi fokal tergantung dari
tiba- tiba lokasi dan ukuran hematoma:
Sakit kepala
Nyeri kepala Muntah-muntah
Berbicara tidak jelas Kelemahan anggota tubuh dan
wajah
(pelo)mulut tertarik ke kanan, Gangguan penglihatan
Penurunan kesadaran

anamnesis Teori
Gejala Klinik Berdasarkan Lokasi Perdarahan
Sistem Karotis Sistem Pasien
Vetebrobasiler
Gangguan
Ipsilateral terhadap Kontralateral terhadap Ipsilateral terhadap
Motorik
gangguan saraf gangguan saraf gangguan saraf
kranialis kranialis kranialis
Kelumpuhan
Hemiparesis Hemiparese Alternans Hemiparesis
kontralateral/ tipika kontralateral/ tipika
Keseimbangan
- Tinitus, vertigo, -
nystagmus
Gangguan Bahasa
disartria disartria disartria
Gejala Klinis PIS PSA Infark Pasien
Defisit fokal Berat Ringan Ringan-Berat Berat

Aktifitas pada onset Aktif Aktif Istirahat Aktif

Onset Menit-Jam 1-2 menit Jam-Hari Menit-jam

Nyeri kepala + + - +
Muntah + + - -
Hipertensi + - - +
Penurunan + + - -
kesadaran
Kaku kuduk Jarang + - -
Hemiparesis + Permulaan tidak + +
ada
Gangguan bicara + - + +
Paresis/gangguan - + - -
N.III
Teori

Anamnesis Faktor Resiko yang tidak dapat dimodifikasi


Usia
Faktor resiko stroke pada pasien
Jenis Kelamin
yaitu usia tua, hipertensi yang
Ras / Suku Bangsa
tidak terkontrol. Kelainan Bawaan / Herediter
Faktor Resiko yang dapat dimodifikasi:
Hipertensi
penyakit jantung terutama (fibrilasi atrium)
Diabetus mellitus
Merokok
konsumsi alcohol
Hiperlipidemi
(Goetz, 2007).
Pemeriksaan fisik Teori

Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan Kenaikan tekanan darah 10 mmHg saja


umum tampak sakit sedang, kesadaran dapat meningkatkan risiko terkena
compos mentis. stroke sebanyak 30%. Sebanyak 70%
TD180/110 mmHg, dari orang yang terserang stroke
Kekuatan otot ekstremitas superior mempunyai tekanan darah tinggi.
dekstra/sinistra 5/2, inferior 5/2.
Teori

Perdarahan intraserebral ditemukan pada 10% dari seluruh kasus stroke, terdiri dari 80% di
hemisfer otak dan sisanya di batang otak dan serebelum.

Gejala klinis :

Onset perdarahan bersifat mendadak, terutama sewaktu melakukan aktivitas , gejala


prodromal berupa peningkatan tekanan darah yaitu nyeri kepala, mual, muntah,
gangguan memori.

Penurunan kesadaran yang berat sampai koma disertai hemiplegia/hemiparese dan dapat
disertai kejang fokal / umum.

Tanda-tanda penekanan batang otak, gejala pupil unilateral, refleks pergerakan bola mata
menghilang dan deserebrasi Dapat dijumpai tanda-tanda tekanan tinggi intrakranial
(TTIK), misalnya papiledema dan perdarahan subhialoid.
GEJALA PERDARAHAN INFARK
Permulaan Sangat akut Sub akut
Waktu serangan Aktif Bangun tidur
Peringatan sebelumnya - ++
Nyeri Kepala ++ -
Muntah ++ -
Kejang-kejang ++ -
Kesadaran Menurun ++ +/-
Bradikardi +++ (dari hari 1) +
Perdarahan di Retina ++ -
Papil Edema + -
Kaku Kuduk, Kernig,
++ -
Brudzinski
Ptosis ++ -
Lokasi Subkortikal Kortikal/subkortikal
Pemeriksaan fisik
Pasien : Teori

Pengaturan motorik
Kekuatan otot anggota gerak dipersarafi
Kelemahan pada lengan oleh jaras kortikospinalis
dan tungkai kiri. Diduga (piramidalis). Jaras ini akan
karena adanya menyilang ke kontralateral
perdarahan pada cerebri pada decusasio piramidalis
kanan. di medulla oblongata,
Superior : 5/2 sehingga lesi di salah satu
Inferior : 5/2 hemisfer akan menimbulkan
efek pada sisi
kontraleteralnya.
Hemiparesis tipika Hemiparesis Alternans
Lesi di hemisfer Lesi di medulla oblongata
Pemeriksaan fisik Teori

Pemeriksaan Nervus Facialis VII Inti motorik n.VII terletak di pons.


wajah tertarik kekanan, sisi kiri lebih Otot-otot bagian atas wajah
rendah, tertawa wajah tertarik mendapat persarafan dari 2 sisi.
kekanan, meringis wajah tertarik Terdapat perbedaan antara gejala
kekanan, mengembungkan pipi sisi kelumpuhan n.VII jenis sentral dan
kiri lebih rendah. perifer.

Pada gangguan n.VII jenis perifer


(gangguan berada di inti atau di
serabut saraf) maka semua otot
sesisi wajah lumpuh (Marjono &
Sidharta, 2010).
Parese Nervus facialis
Pemeriksaan fisik Teori

Pemeriksaan Nervus IX berasal dari medulla


oblongata bersamaan dengan nervus
N.Glossopharingeus dan
kranialis X dan XI, melalui foramen
N.Vagus (N.IX dan N.X) Suara jugularis juluran dari nervus
bindeng/nasal (+), disartria, glosofaringeus menginervasi daerah

posisi uvula deviasi ke dekstra, lidah/faring dan leher yaitu


mempersarafi daerah faring, otot
palatum mole sisi kiri lebih
stilopharingeal, glandula dari faring
rendah, reflek menelan disfagia. (kelenjar parotis), tonsil, dan 1/3 posterior
lidah.

Kelumpuhan UMN pada otot-otot yang


diinervasi nervus glossofaringeus dan
vagus mendasari gangguan berbicara
Gambar 2 : perjalanan nervus glosofaringeus
Pemeriksaan fisik Teori

Pada pemeriksaan Nervus N. XII menginnervasi otot-otot


XII didapatkan lidah deviasi ekstrinsik lidah yang fungsinya
menggerakan lidah. Kerusakan
ke sinistra. N.XII akan menyebabkan afasia
dan deviasi lidah.

Dari uraian di atas dan hasil pemeriksaan, maka


dapat disimpulkan bahwa diagnosis topis pada
kasus ini adalah hemisfer cerebri dekstra.
Algoritma Gadjah Mada

Pada pasien:
Penurunan kesadaran (-) sakit kepala (+) refleks babinski (-) = stroke hemoragik
Skor Stroke Siriraj
Rumus :
(2,5 x derajat kesadaran) + (2 x nyeri kepala) + (2 x muntah) + (0,1 x tekanan diastolik)
(3 x penanda ateroma) 12
Keterangan :
Derajat kesadaran : 0 = kompos mentis; 1 = somnolen; 2 = sopor/koma
Muntah : 0 = tidak ada; 1 = ada
Nyeri kepala : 0 = tidak ada; 1 = ada
Ateroma : 0 = tidak ada; 1 = salah satu atau lebih (diabetes; angina;
penyakit pembuluh darah)
Hasil :
Skor 0 : Lihat hasil CT-Scan
Skor > 1 : Perdarahan supratentorial / hemoragik
Skor < 1 : Infark serebri / iskemik
Skor pasien:
Score : (2,5 x 0) + (2 x 1) + (2x 0) + (0,1 x 110) - (3 x 0) 12 =1= stroke hemoragik
TES DEFISIT RESPON NIHSS Masuk NIHSS Keluar

1.a. Derajad kesadaran Sadar[0] 0


Mengantuk[1]
Stupor[2]
Koma [3]
1.b Derajad kesadaran (menjawab pertanyaan) Menjwb. 2 pertanyaan tepat [0] 0
Menjwb. 1 pertanyaan tepat [1]
Salah [2]
1.c Derajad kesadaran (melaksanakan perintah) Mengikuti 2 perintah tepat [0] 0
Mengikuti 1 perintah tepat[1]
Salah [2]
2 Gerakan mata konjugat horisontal [GAZE] Normal [0] 0
Abnormal pd satu mata [1]
Abnormal pd kedua mata [2]
3 Lapang pandang pada tes konfrontasi Tak ada gangguan visual [0] 0
Hemianopia parsial [1]
Hemianopia komplit [2]
Hemianopia bilateral [3]
4. Kelumpuhan wajah Normal [0] 2
Minor [1]
Parsial [2]
Komplit [3]
5. Motorik lengan kanan Tak ada kelumpuhan [0] 0
Jatuh sebelum 10 detik [1]
Tdk dpt diluruskan scr penuh [2]
Tdk dpt menahan gravitasi [3]
Tdk ada gerakan [4]
5. Motorik lengan kiri Tak ada kelumpuhan [0] 2
Jatuh sebelum 10 detik [1]
Tdk dpt diluruskan scr penuh [2]
Tdk dpt menahan gravitasi [3]
Tdk ada gerakan [4]
6. Motorik tungkai kanan Tak ada kelumpuhan [0] 0
Jatuh sebelum 10 detik [1]
Tdk dpt diluruskan scr penuh [2]
Tdk dpt menahan gravitasi [3]
Tdk ada gerakan [4]
6. Motorik tungkai kiri Tak ada kelumpuhan [0] 2
Jatuh sebelum 10 detik [1]
Tdk dpt diluruskan scr penuh [2]
Tdk dpt menahan gravitasi [3]
Tdk ada gerakan [4]
7. Ataksia ekstremitas Tak ada [0] 0
Pd ekstremitas atas atau bawah
[1]
Pada keduanya [2]
8. Sensorik Normal [0] 0
Parsial [1]
Terganggu berat [2]
9. Afasia Tak ada afasia [0] 0
Afasia ringan sedang [1]
Afasia berat [2]
Bisu [3]
10. Disartria Normal [0] 1
Disatria ringan sedang [1]
Distartria berat [2]
11. Neglect/inattention Normal[0] 0
Ringan [1]
Hebat [2]
TOTAL SKOR NIHSS 7
Skor NIHSS pasien: 7 stroke moderate
DARI URAIAN DIATAS MAKA DIDAPATKAN

Hemiparese sinistra + paresis N. VII,


Diagnosis klinis IX, X, XII

Hemisfer Cerebri Dextra


Diagnosis topic
Stroke Hemoragik
Diagnosis etiologi
Anatomi otak

CEREBRUM
Terdiri dari : Cortex cerebri
: Medulla cerebri
Cortex cerebri
Substansia grisea di permukaan hemisphere cerebri lapis permukaan dengan: Gyrus gyrus dan
sulcus atau fissura.
Tiap hemisphere cerebri terbagi atas :
- Lobus frontalis
- Lobus parietalis
- Lobus occipitalis
- Lobus temporalis
Sirkulasi darah otak
Otak diperdarahi oleh dua pasang

arteri yaitu arteri karotis interna dan

arteri vertebralis. Dalam rongga

kranium, keempat arteri ini saling

berhubungan dan membentuk

sistem anastomosis, yaitu sirkulus

Willisi.
Lokasi paling sering terjadinya
aneurisma serebri pada daerah
sekitar arteri kommunikans anterior
dan arteri serebri anterior, pada
percabangan dekat arteri serebri
media dan percabangan antara
arteri basiler dan arteri serebri
posterior. Terjadinya perdarahan
parenkim otak pada aneurisma
tersebut merupakan perdarahan
intraserebral.
Pemeriksaan penunjang
CT SCAN
CT-Scan kepala (9 Februari 2016)
System ventrikel tampak menyempit,
Falk cerebri di tengah
Tampak lesi hipodens/hiperdens di
thalamus kanan
Kesan: Stroke Hemoragik thalamus
dextra
Tatalaksana umum stroke akut:

Stabilisasi fungsi kardiologi melalui ABC


Posisi kepala dan badan atas 20-30
Bebaskan jalan nafas, bila perlu 1-3 L/menit sampai ada hasil
pemeriksaan gas darah
Kandung kemih dikosongkan, sebaiknya dengan kateterisasi
intermiten
Penatalaksanaan tekanan darah dilakukan secara khusus
Manitol 200cc 150cc 150cc
Jika didapatkan tekanan intrakranial meningkat, diberi manitol bolus intravena 0,25
sampai 1 g/ kgBB per 30 menit, dan jika keadaan umum memburuk, dilanjutkan
0,25g/kgBB per 30 menit setiap 6 jam selama 3-5 hari. Harus dilakukan pemantauan
osmolalitas (<320 mmol); sebagai alternatif, dapat diberikan larutan hipertonik
(NaCl3%) atau furosemid.
Amlodipin 1x10mg

Pada pasien stroke perdarahan intraserebral dengan TDS


150-220 mmHg, penurunan tekanan darah dengan cepat
hingga TDS 140 mmHg cukup aman. Pemakaian obat
antihipertensi golongan penyekat beta (labetalol dan
esmolol), penyekat kanal kalsium (nikardipin dan
diltiazem)(AHA/ASA, Class IIa, Level of evidence B).
Ceftriaxone 2x1 gr Asam tranexamat iv 2x500mg

Insiden stroke yang terkait dengan infeksi


Pemberian asam tranexamat Asam
tetap menjadi salah satu penyulit utama
Traneksamat iv 2x500mg,
terutama dalam stroke akut Pneumonia dan
pengobatan pendarahan yang
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi
disebabkan fibrinolisis yang
yang mendominasi pasien stroke akut
dengan prosentase masing-masing sebesar berlebihan. Dosis injeksi inravena
42,9% dan 27%. perlahan: 0.5-1 gr (10 mg/kg).

Sehingga dipilih antibiotik yang memiliki


sifat spectrum luas, seperti Ceftriaxone yang
merupakan antibiotik golongan sefalosporin
generasi ke-3 bersifat bakterisid
DAFTAR PUSTAKA

Guyton, A.C dan Hall.2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (edisi ke-11). EGC.Jakarta, Indonesia.Hal 975-978

Lloyd, Jones et al. 2009. Heart Disease and Stroke Statistics.A Report From the American Heart Association Statistics Committee and Stroke
Statistics Subcommittee.

Lumbantobing.Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental. Jakarta. 2008. FKUI

Mahar Mardjono. Neurologi Klinis Dasar. Cetakan ke-11. Jakarta. 2006. PT. Dian rakyat

Misbach J, et al.1999. Stroke, Aspek Diagnostik, Patofisiologi, Manajemen.Jakarta : Balai Penerbit FKUI

PERDOSSI.Pedoman penatalaksanaan stroke. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI), 2007

Price, Sylvia A, dan Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi : Penyakit Serebrovaskular (edisi ke-6) Volume 2. Terjemahan oleh: Pendit,
Brahm U. dkk. EGC. Jakarta, Indonesia. Hal 1105-1129.

World Health Organization, 2005.WHO STEPS Stroke Manual: The WHO STEPwise Approach to Stroke Surveillance.World Health
Organization.

Anda mungkin juga menyukai