Penulis
I. STATUS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 44 tahun
Alamat : Kec. Way pungubuan, Lampung Barat
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Menikah
Tanggal Masuk : 09 Februari 2015
Dirawat yang ke : 1 (pertama)
1
lelah. Pasien juga memiliki riwayat hipertensi 10 tahun. Saat nyeri kepala
kambuh, pasien biasanya meminum obat yang dibelinya di warung dan
melakukan kerokan pada daerah punggung dan leher belakang. Keluhan
mual, muntah, dan pingsan disangkal oleh pasien.
C. Pemeriksaan Fisik
Status Present
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
GCS : E4V5 M6 = 15
Vital sign
Tekanan darah :180/110 mmHg
Nadi : 88 x/menit,
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,8o C
Gizi : Normoweight
2
Status Generalis
- Kepala
Rambut : Hitam, lurus, tidak mudah dicabut
Mata : Konjungtiva ananemis, sklera anikterik
Telinga : Liang lapang, simetris, serumen minimal
Hidung : Sekret (-), pernafasan cuping hidung (-)
Mulut : Stomatitis (-), sianosis (-)
- Leher
Pembesaran KGB : tidak ada pembesaran KGB
Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
JVP : tidak ada peningkatan
Trakhea : ditengah
- Toraks
(Cor)
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
Perkusi : Redup,batas jantung normal
Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-),
gallop(-)
(Pulmo)
Inspeksi : Pergerakan dinding dada kanan-kiri simetris
Palpasi : Taktil fremitus kanan dan kiri sama dan
simetris
Perkusi : Sonor pada seluruh lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+), wheezing (-/-),ronkhi (-/-)
- Abdomen
Inspeksi : Datar
3
Palpasi : Teraba lemas, massa teraba (-), hepar dan
lien tidak teraba membesar
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+)
- Extremitas
Superior : oedem (-/-),sianosis (-/-), turgor kulit baik
Inferior : oedem (-/-),sianosis (-/-), turgor kulit baik
Status Neurologis
- Saraf Kranialis
N.Olfactorius (N.I)
Daya penciuman hidung : normal
N.Opticus (N.II)
- Tajam penglihatan : 6/60 - 6/60
- Lapang penglihatan : normal
- Tes warna : normal
- Fundus oculi : tidak dilakukan
Pupil
- Ukuran : (3 mm / 3 mm)
- Bentuk : (Bulat / Bulat)
- Isokor/anisokor : Isokor (+/+)
- Posisi : (Sentral / Sentral)
- Refleks cahaya langsung : (+/+)
4
- Refleks cahaya tidak langsung : (+/+)
N.Trigeminus (N.V)
Sensibilitas
- Ramus oftalmikus : normal
- Ramus maksilaris : normal
- Ramus mandibularis : normal
Motorik
- M. masseter : normal
- M. temporalis : normal
- M. pterygoideus : normal
N.Fascialis (N.VII)
Inspeksi Wajah Sewaktu
- Diam : Simetris
- Tertawa : asimetris/ sisi kiri lebih rendah
- Meringis : wajah tertarik ke kanan
- Bersiul : wajah tertarik ke kanan
- Menutup mata : Simetris
5
- Mengembungkan pipi : sisi kiri lebih rendah
Sensoris
- Pengecapan 2/3 depan lidah : normal
N.Acusticus (N.VIII)
N.cochlearis
- Ketajaman pendengaran : tidak dilakukan
- Tinitus : tidak dilakukan
N.vestibularis
- Test vertigo : tidak dilakukan
- Nistagmus : (-)
N.Accesorius (N.XI)
- M.Sternocleidomastodeus : Normal
- M.Trapezius : Normal
N.Hipoglossus (N.XII)
- Atropi : (-)
- Fasikulasi : (-)
6
- Deviasi : deviasi ke kiri
- Sensibilitas
Eksteroseptif / rasa permukaan
- Rasa raba : normal
- Rasa nyeri : normal
- Rasa suhu panas : normal
- Rasa suhu dingin : normal
7
- Rasa sikap : normal
- Rasa gerak : normal
- Rasa getar : tidak dilakukan
- Rasa nyeri dalam : tidak dilakukan
- Koordinasi
Tes telunjuk hidung : normal
Tes pronasi supinasi : normal
- Fungsi Luhur
Fungsi bahasa : baik
Fungsi orientasi : baik
Fungsi memori : baik
Fungsi emosi : baik
- Siriraj Score
Penurunan kesadaran :-
Muntah :-
8
Nyeri Kepala :+
Tekanan Diastole : 110
Ateroma :-
Score : (2,5 x 0) + (2 x 0) + (2 x 1) + (0,1 x 110) - (3 x 0) 12 = 2,5
9
[2]
Tdk dpt menahan gravitasi [3]
Tdk ada gerakan [4]
6. Motorik tungkai kiri Tak ada kelumpuhan [0] 2
Jatuh sebelum 10 detik [1]
Tdk dpt diluruskan scr penuh
[2]
Tdk dpt menahan gravitasi [3]
Tdk ada gerakan [4]
7. Ataksia ekstremitas Tak ada [0] 0
Pd ekstremitas atas atau bawah
[1]
Pada keduanya [2]
8. Sensorik Normal [0] 0
Parsial [1]
Terganggu berat [2]
9. Afasia Tak ada afasia [0] 0
Afasia ringan sedang [1]
Afasia berat [2]
Bisu [3]
10. Disartria Normal [0] 1
Disatria ringan sedang [1]
Distartria berat [2]
11. Neglect/inattention Normal[0] 0
Ringan [1]
Hebat [2]
TOTAL SKOR NIHSS 7
D. Pemeriksaan Penunjang
Hematologi (9 Februari 2016)
Hemoglobin 13.6 gr/dL (N = 12,0-16,0 gr/dL)
LED 15 mm/jam (N = 0-15 mm/jam)
Leukosit 7.300 /ul (N = 4.800-10.800/ul)
Trombosit 301.000/ul (N = 150.000-400.000/ul)
SGOT 12 (N = < 31)
SGPT 25 (N = < 31)
GDS 113 (N = < 140)
Natrium 138 mmol/L (N = 135-145)
Kalium 3,6 mmol/L (N = 3,5-5,0)
Kalsium 8,6 mg/dL (N = 8,6-10,0)
Chlorida 105 mmol/L (N = 9,6-106)
10
CT-Scan kepala (9 Februari 2016)
- System ventrikel tampak menyempit,
- Falk cerebri di tengah
- Tampak lesi hipodens/hiperdens di thalamus kanan
Kesan: Stroke Hemoragik thalamus dextra
E. Resume
Pasien datang ke IGD RSUD Dr. H. Abdul Moeloek pada tanggal 9 Februari
2016 dengan keluhan lengan dan kaki kiri lemah sejak satu hari SMRS.
Keluhan muncul tiba-tiba saat pasien sedang beraktifitas. Beberapa menit
11
sebelum pasien mengalami nyeri kepala, pasien juga mengalami berbicara
tidak jelas (pelo) dan mulut tertarik ke kanan. Selama ini 10 tahun pasien
sering merasakan nyeri kepala berdenyut yang hilang timbul, biasanya pasien
sering merasakan nyeri kepala saat pasien merasa lelah. Keluhan mual,
muntah, dan pingsan disangkal oleh pasien.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang,
kesadaran compos mentis, GCS E4V5 M6 = 15. Tanda vital didapatkan
tekanan darah180/110 mmHg, nadi 88x/menit, RR 20 x/menit, suhu 36,8oC.
Kekuatan otot ekstremitas superior dekstra/sinistra 5/2, inferior 5/2.
Pemeriksaan Nervus Facialis VII wajah tampak asimetris, wajah tertarik ke
kanan, sisi kiri lebih rendah, tertawa wajah tertarik ke kanan, meringis wajah
tertarik ke kanan, mengembungkan pipi sisi kiri lebih rendah. Pemeriksaan
N.Glossopharingeus dan N.Vagus (N.IX dan N.X) Suara bindeng/nasal
(+), posisi uvula deviasi ke dekstra, palatum mole sisi kiri lebih rendah.
Pemeriksaan Nervus Hipoglosus tampak lidah deviasi ke sinistra.Refleks
patologis Babinski (-/-), Chadock (-/-), Schaefer (-/-) dan Gonda (-/-).
Rangsang meningeal Kaku kuduk (-), Burdzinsky sign I (-), Burdzinsky sign
II (-), Kernigs sign (-), Laseque sign (-)
Pada pemeriksaan penunjang CT Scan didapatkan System ventrikel tampak
menyempit, Falk cerebri di tengah dan tampak lesi hipodens/hiperdens di
thalamus kanan, kesan Stroke Hemoragik thalamus dextra
F. Diagnosis
12
G. Penatalaksanaan
1. Umum
- Tirah baring
- Pantau tanda vital
2. Medikamentosa
- IVFD RLXX gtt/menit
- Manitol 200-150-150
- Amlodipin 1x10mg
- Ceftazidime 2x1gr
- Asam Traneksamat IV 2x500mg
H. Prognosa
I. Follow Up
13
St. neurologis:
Nervus VII:
Nervus. IX dan X:
Nervus XII:
lidah deviasi ke sinistra.
14
Kalium 3,6 mmol/L (N = 3,5-5,0)
Kalsium 8,6 mg/dL (N = 8,6-10,0)
Chlorida 105 mmol/L (N = 9,6-106)
CT scan:
- System ventrikel tampak
menyempit,
- Falk cerebri di tengah
- Tampak lesi hipodens/hiperdens
di thalamus kanan
Kesan: Stroke Hemoragik
thalamus dextra
A/ Stroke Hemoragik
St. Neurologis:
Nervus VII:
Nervus. IX dan X:
15
rendah
Nervus XII:
lidah deviasi ke sinistra.
A/ Stroke hemoragik
11 februari S/ Nyeri kepala (-), lengan dan kaki - IVFD RL gtt XX/m
2016 kiri mulai bisa diangkat, wajah kiri - Amlodipin1x10mg
mulai dapat terangkat. - Ceftazidime 2x1gr
O/
Kesadaran: Composmentis
GCS: 15 (E4 M6 V5)
TD: 130/90mmHg
N : 82x/m
T : 36,8C
RR: 20x/m
St. Neurologis:
Nervus VII:
Nervus. IX dan X:
16
Posisi uvula deviasi ke dekstra,
Palatum mole sisi kiri lebih
rendah
Nervus XII:
lidah deviasi ke sinistra.
A/ Stroke hemoragik
12 Februari S/ Nyeri kepala (-), lengan dan kaki - IVFD RL gtt XX/m
2016 kiri bisa sedikit diangkat, wajah kiri - Amlodipin1x10mg
dapat terangkat sedikit. - Ceftriaxone2x1gr
O/
Kesadaran: composmentis
GCS: 15 (E4 M6 V5)
TD: 130/90mmHg
N : 88x/m
T : 36,6C
RR: 18x/m
St. Neurologis:
Nervus VII:
17
Nervus. IX dan X:
Nervus XII:
lidah deviasi ke sinistra.
A/ Stroke hemoragik
13 Februari S/ Nyeri kepala (-), lengan dan kaki - IVFD RL gtt XX/m
2016 kiri bisa sedikit diangkat, wajah kiri - Amlodipin1x10mg
dapat terangkat sedikit. - Ceftriaxone2x1gr
O/
Kesadaran: composmentis
GCS: 15 (E4 M6 V5)
TD: 120/90mmHg
N : 80x/m
T : 36,6C
RR: 18x/m
St. Neurologis:
Nervus VII:
18
Nervus. IX dan X:
Nervus XII:
lidah deviasi ke sinistra.
A/ Stroke hemoragik
19
II. ANALISA KASUS
Daftar Masalah
Pembahasan
Diagnosis
20
CT-Scan (gold standar) untuk membedakan infark dengan
perdarahan.
21
sendiri merupakan salah satu faktor risiko penyebab serangan stroke
hemoragik. Dimana menurut teorokenaikan tekanan darah 10 mmHg
saja dapat meningkatkan risiko terkena stroke sebanyak 30%.
22
bilateral) tetapi pasien tidak dapat mengangkat sudut mulut
(menyeringai, melihatkan gigi) pada sisi yang lumpuh. Lesi
supranuklir (upper motor neuron) N.VII sering merupakan bagian
dari hemiplegia. Hal ini dapat dijumpai pada stroke dan lesi-butuh-
ruang (space occupying lesion) yang mengenai korteks motorik,
kapsula interna, thalamus, mesensefalon dan pons di atas inti N VII.
23
Pada pemeriksaan Nervus XII didapatkan lidah deviasi ke
sinistra.Kerusakan N XII akan menyebabkan afasia dan deviasi
lidah. Fungsi bicara di atur oleh daearah wernick dan area broca di
cerebrum. Sehingga jika terjadi lesi pada daerah tersebut maka akan
ditemukan afasia pada pasien. Dari uraian di atas dan hasil
pemeriksaan, maka dapat disimpulkan bahwa diagnosis topic pada
kasus ini adalah hemisfer cerebri dekstra.(Marjono & Sidharta,
2010).
Peringatan sebelumnya - ++
Nyeri Kepala ++ -
Muntah ++ -
Kejang-kejang ++ -
24
Bradikardi +++ (dari hari 1) +
Perdarahan di Retina ++ -
Papil Edema + -
Ptosis ++ -
25
Pada pasien:
Penurunan kesadaran (-) + nyeri kepala (+) + refleks babinski (-)
Stroke Hemoragik
Rumus :
Keterangan :
Hasil :
26
Berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan Algoritma Stroke
Gajah Mada dan Skor Stroke Sirriraj, maka pasien ini masuk ke
dalam kategori Stoke Hemoragik.
Pada pasien ini didapatkan hasil skor NIHSS sebesar 6. Hal ini
menunjuan stroke yang dialami oleh pasien tergolong stroke ringan.
Hal ini sesuai dengan interpretasi nilai NIHSS berikut:
5) Pemeriksaan penunjang
CT-scan kepala pada pasien ini telah dilakukan. Pada pasien ini
didapatkan kesan Stroke Hemoragik thalamus dextra dengan:
- System ventrikel tampak menyempit,
- Falk cerebri di tengah
- Tampak lesi hipodens/hiperdens di thalamus kanan
CT scan merupakan Gold standar dari penegakkan diagnosis stroke.
Suatu CT scan digunakan untuk mencari perdarahan atau massa di
dalam otak, situasi yang sangat berbeda dengan stroke yang
memerlukan penanganan yang berbeda pula. CT Scan berguna
untuk menentukan:
a) jenis patologi
b) lokasi lesi
c) ukuran lesi
d) menyingkirkan lesi non vaskuler
27
2. Apa saja faktor risiko pada pasien ini ?
Secara garis besar faktor risiko stroke dibagi atas faktor risiko yang dapat
dimodifikasi (modifiable) dan yang tidak dapat di modifikasi
(nonmodifiable). Faktor risiko stroke yang dapat dimodifikasi diantaranya
adalah Hipertensi, Penyakit Jantung (fibrilasi atrium), Diabetes mellitus,
Merokok, Mengkonsumsi alcohol, Hiperlipidemia, Kurang aktifitas, dan
Stenosis arteri karotis. Sedangkan faktor risiko yang tidak dapat
dimodifikasi antara lain Usia, Jenis kelamin, Ras/suku, dan Faktor genetik.
Pada pasien ini terdapat faktor risiko hipertensi, dimana pasien sudah
menderita hipertensi selama 10 tahun namun pasien jarang kontrol dan
tidak rutin mengkonsumsi obat hipertensi.
28
memperburuk keluarga neurologis. Pada sebagian besar pasien, tekanan
darah akan turun dengan sendirinya dalam 24 jam pertama setelah awitan
serangan stroke. Berbagai Gudeline (AHA/ASA 2007 dan ESO 2009)
merekomendasikan penurunan tekanan darah yang tinggi pada stroke akut
agar dilakukan secara hati-hati dengan memperhatikan beberapa kondisi.
Pada pasien stroke iskemik akut, tekanan darah diturunkan sekitar 15%
(sistolik maupun diastolic) dalam 24 jam pertama setelah awitan apabila
tekanan darah sistolik (TDS) >220 mmHg atau tekanan darah diastolic
(TDD) >120 mmHg. Pada pasien stroke iskemik akut yang akan diberi
terapi trombolitik (rtPA), tekanan darah diturunkan hingga TDS <185
mmHg dan TDD <110 mmHg. Selanjutnya, tekanan darah harus dipantau
hingga TDS <180 mmHg dan TDD <105 mmHg selama 24 jam setelah
pemberian rtPA. Obat antihipertensi yang digunakan adalah labetalol,
nitropaste, nitroprusid, nikardipin, atau diltiazem intravena (AHA/ASA
Guideline, 2007).
Apabila TDS >180 mmHg atau MAP >130 mmHg tanpa disertai gejala
dan tanda peningkatan tekanan intracranial, tekanan darah diturunkan
secara hati-hati dengan menggunakan obat antihipertensi intravena kontinu
atau intermitten dengan pemantauan tekanan darah setiap 15 menit hingga
MAP 110 mmHg atau tekanan darah 160/90 mmHg. Pada studi
INTERACT 2010, penurunan TDS hingga 140 mmHg masih
diperbolehkan (AHA/ASA Guideline, 2007)
Insiden stroke yang terkait dengan infeksi tetap menjadi salah satu penyulit
utama terutama dalam stroke akut Pneumonia dan Infeksi Saluran Kemih
(ISK) adalah infeksi yang mendominasi pasien stroke akut dengan
prosentase masing-masing sebesar 42,9% dan 27%. Insiden ISK dalam
rentang stroke akut adalah antara 6-27% sedangkan frekuensi stroke terkait
pneumonia berkisar antara 5-22%. Penyulit tersebut dianggap sebagai
infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang berkembang
29
pada 48 jam setelah masuk rumah sakit atau menunjukkan gejala infeksi
pada 48 jam dan bukan merupakan masa inkubasi infeksi ketika masuk
rumah sakit. Infeksi nosokomial pada pasien stroke terjadi karena dengan
adanya tingkat keparahan penyakit neurologis yang mendasarinya seperti
perdarahan aneurisma subarachnoid atau traumatik yang parah karena
cedera otak, maka pasien perawatan neurokritikal sering memerlukan
berbagai tindakan seperti ventilasi mekanik, kateter intravaskular, kateter
vena sentral, kateter urin, NGT, intubasi). Pada stroke hemoragik
intraserebral sendiri kejadian infeksi terkait pemasangan kateter
ventrikular/ventriculostomy berkisar antara 2-27% (Beer, 2010;
Westendorp, 2011).
30
Pemberian asam tranexamat Asam Traneksamat iv 2x500mg, pengobatan
pendarahan yang disebabkan fibrinolisis yang berlebihan. Dosis injeksi
inravena perlahan: 0.5-1 gr (10 mg/kg).
31
DAFTAR PUSTAKA
Lloyd, Jones et al. 2009. Heart Disease and Stroke Statistics.A Report
From the American Heart Association Statistics Committee and
Stroke Statistics Subcommittee.
Lumbantobing.Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental. Jakarta.
2008. FKUI
Mahar Mardjono. Neurologi Klinis Dasar. Cetakan ke-11. Jakarta. 2006.
PT. Dian rakyat
Misbach J, et al.1999. Stroke, Aspek Diagnostik, Patofisiologi,
Manajemen.Jakarta : Balai Penerbit FKUI
PERDOSSI.Pedoman penatalaksanaan stroke. Perhimpunan Dokter
Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI), 2007
Price, Sylvia A, dan Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi : Penyakit
Serebrovaskular (edisi ke-6) Volume 2. Terjemahan oleh: Pendit,
Brahm U. dkk. EGC. Jakarta, Indonesia. Hal 1105-1129.
32