Anda di halaman 1dari 3

Nama : Arisa Nur Fadilah

NIM : 1413206006
Kanker Serviks
Kanker serviks yang berasal dari serviks. Serviks merupakan sepertiga bagian bawah
uterus, berbentuk silindris, menonjol dan berhubungan dengan vagina melalui ostium uteri
eksternum.
Etiologi
Kanker serviks 90% disebabkan oleh human papiloma virus (HPV). Onkoprotein E6
dan E7 dari HPV dapat menyebabkan terjadinya degenerasi keganasan. Onkoprotein E6 akan
mengikat p53 sehingga tumor supressor gene (TSG) p53 dan menyebabkan kehilangan
fungsinya. Onkoprotein E7 akan mengikat TSG Rb sehingga menyebabkan terlepasnya E2F
(faktor trasnkripsi) sehingga siklus sel berjalan tanpa kontrol.
Faktor Resiko
a. Aktivitas seksual pada usia muda
b. Berhubungan seksual dengan multipartner
c. Merokok
d. Mempunyai anak banyak
e. Sosial ekonomi rendah
f. Pemakaian pil KB (dengan HPV negatif atau positif)
g. Penyakit menular seksual, dan gangguan imunitas
Deteksi Dini
Deteksi lesi pra kanker terdiri dari berbagai metode :
1. Papsmear (konvensional atau liquid-base cytology /LBC ),
2. Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA),
3. Inspeksi Visual Lugoliodin (VILI),
4. Test DNA HPV (genotyping / hybrid capture)
Pemeriksaan Fisik
Lesi prakanker belum memberikan gejala. Bila telah menjadi kanker invasif, gejala
yang paling umum adalah perdarahan (contact bleeding, perdarahan saat berhubungan intim)
dan keputihan. Pada stadium lanjut, gejala dapat berkembang menjadi nyeri pinggang atau
perut bagian bawah karena desakan tumor di daerah pelvik ke arah lateral sampai obstruksi
ureter, bahkan sampai oligo atau anuria.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan klinik ini meliputi, inspeksi, kolposkopi, biopsi serviks, sistoskopi,
rektoskopi, USG, BNO -IVP, foto toraks dan bone scan , CT scan atau MRI, PET scan.
Kecurigaan metastasis ke kandung kemih atau rektum harus dikonfirmasi dengan biopsi dan
histologik
Tatalaksana Kanker Serviks Invasif
a. Stadium 0
o Konisasi (pengangkatan jaringan yang mengandung selaput lendir serviks dan epitel
gepeng serta kelenjarnya).
b. Stadium IA1 (LVSI negatif)
o Konisasi
c. Stadium IA1 (LVSI positif)
o Jika fertilitas dipertahankan:
1.Trakelektomi (pengangkatan leher rahim)
2.Limfadenektomi (pengangkatan nodus limfa)
Jika terjadi kontraindikasi maka dilakukan Brakhiterapi (memaparkan zat radioaktif)
d. Stadium IA2, IB1, IIA1
o Operatif dengan histerektomi radikal dan limfadenektomi pelvik
o Non operatif dengan menggunakan radiasi EBRT dan brakhiterapi
e. Stadium IB2 dan IIA2
o Operatif direkomendasi A
o Neoajuvan kemoterapi direkomendasi C
f. Stadium IIB
o Kemoradiasi (rekomendasi A)
o Radiasi (rekomendasi B)
o Neoajuvan kemoterapi (rekomendasi C)
g.Stadium IIIA
o Kemoradiasi (rekomendasi A)
o Radiasi (rekomendasi B)
h. Stadium IIIB dengan CKD (Chronic Kidney Disease)
o Hemodialisa
o Kemoradiasi dengan regimen non Cisplatin
o Radiasi
i. Stadium IVA tanpa CKD (Chronic Kidney Disease)
o Kolostomi
o Kemoradiasi paliatif
o Radiasi paliatif
j. Stadium IVA dengan CKD, IVB
o Paliatif
o Kemoterapi paliatif (jika tanpa kontraindikasi)

Anda mungkin juga menyukai