Anda di halaman 1dari 4

Strategi Penerapan PLTA Terapung sebagai Solusi Pemasok Listrik

Alternatif bagi Masyarakat Pinggiran Sungai di Kabupaten Indragiri Hilir


Provinsi Riau

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertumbuhan permintaan Energi Listrik di Provinsi Riau mencapai 15%


per-tahun, disebabkan pertumbuhan penduduk dan ekonomi serta prilaku dan pola
konsumsi yang cenderung boros, sehingga menyebabkan semakin menigkatnya
subsidi. Ratio elektrifikasi perdesaan oleh PLN masih rendah yaitu 58,79% (per-
September 2012), sehingga menyebabkan lambatnya pengembangan ekonomi
pedesaan [Moenif, 2012].
Potensi pengembangan energi listrik di Provinsi Riau sebenarnya relatif
besar, namun untuk pengembangannya dihadapkan kepada aspek pembiayaan
maupun investasi daerah. Pemerintah Daerah Provinsi Riau telah mempunyai
rencana untuk pengembangan industri energi listrik biomassa dari pabrik
pengolahan kelapa sawit dimana terdapat 185 unit pabrik yang terdapat di Riau.
Kendati pun demikian, program ini baru dicontohkan pada tahun 2014 kerjasama
antara PT Perkebunan Nusantara V dan Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral di Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau. Dalam memberikan solusi
terhadap kebutuhan listrik di Riau, proyek ini belum tepat untuk mengatasi
masalah krisis listrik di daerah daerah pedesaan seperti masyarakat pinggiran
sungai.
Sehingga dalam pemenuhan energi tersebut perlu adanya ketepatan
perencanaan penyediaan energi dan jumlah permintaan berdasarkan potensi energi
yang tersedia sehingga dapat tercukupi dan tidak menimbulkan pemborosan
pembiayaan. Maka Pembangkit Listrik tenaga Micro Hydro dapat menjadi solusi
dalam memecahkan masalah krisis energi listrik saati ini. Berikut adala roadmap
pengembangan PLTMH yang telah dirilis Kementrian Riset dan Teknologi :

Sumber : Buku Putih Energi


Gambar 1.1 Road Map Pembangunan PLTMH

Secara umum Riau memiliki potensi energi alam renewable yang belum
secara optimal digunakan. Salah satunya adalah potensi hidro yakni sungai-sungai
yang terdapat di provinsi ini. Apalagi pada umumnya masyarakat pinggiran sungai
di Riau masih terisolir dari penerangan listrik. Topografi sungai di Riau tidak
memiliki air terjun, namun memiliki aliran yang cukup deras. Dengan kondisi
seperti ini, turbin air terapung dapat menjawab persoalan listrik bagi masyarakat
yang tinggal di pinggiran sungai terutama yang belum mendapat penerangan dari
PLN.

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana mengatasi krisis energi listrik yang masih dirasakan masyarakat


pinggiran sungai Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau

2. Bagaimana potensi penerapan PLTA terapung sebagai solusi pemasok


listrik alternatfi bagi masyarakat pinggiran sungai di Provinsi Riau

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1. Memberikan solusi mengenai krisis energi listrik Indonesia saat ini dengan
pembuatan PLTA terapung

1.3.2. Mengembangkan inovasi terbaru dalam pengolahan renewable energi


untuk mengatasi krisis energi yang melanda Indonesia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sungai

Anda mungkin juga menyukai