Aktiva tetap adalah Suatu kekayaan perushaan yang memiliki wujud dan
memiliki nilai ekonomis lebih dari satu tahun, yang diperoleh perusahaan untuk
melaksanakan kegiatan perusahaan dan tidak untuk dijual. Penggolongan aktiva tetap
adalah Tanah, bangunan, peralatan, kendaraan, mebel air dll
Pengujian substantif terhadap aktiva tetap pada pertama kalinya Ada beberapa
hal yang harus dipertimbangkan dalam audit terhadap aktiva tetap pada audit pertama
kalinya:
a) Apakah laporan keuangan tahun sebelumnya telah di audit oleh auditor
independen lain.
b) Apakah klien menyelenggarakan aktiva rinci.
c) Apakah klien mengarsipkan dokumen-dokumen yang mendukung transaksi yang
bersangkutan dengan perolehannya dan mutasi aktiva tetap s/d saat diaudit yang
pertama dilaksanakan.
Tujuan pengujian substantif terhadap saldo aktiva tetap
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang dengan
aktiva tetap.
2. Membuktikan keberadaan aktiva tetap dan keterjadian transaksi yang
berkaitan dengan aktiva tetap yang dicantumkan dineraca.
3. Membuktikan hak kepemilikan klien atas aktiva tetap yang dicantumkan
dineraca.
4. Membuktikan kewajaran penilaian aktiva tetap yang dicantumkan di neraca.
5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan aktiva tetap di neraca
Untuk hal tersebut maka auditor melakukan rekonsiliasi antara saldo aktiva
tetap yang dicantumkan didalam neraca dengan aktiva tetap yang bersangkutan di
dalam buku besar dan selanjutnya ditelusuri ke jurnal pengeluaran kas, jurnal umum
dan buku pembantu aktiva tetap.
Prosedur audit pengujian substantif terhadap saldo aktiva tetap
1. Prosedur awal
Suatu prosedur awal yang penting termasuk memperoleh pemahaman tentang
bisnis dan industri bersangkutan. Prosedur ini memberikan sarana untuk mengevaluasi
kelayakan bukti yan diperoleh pada tahap audit berikutnya.
Auditor menentukan bahwa saldo buku besar umum awal untuk akun-akun aktiva
tetap telah sesuai dengan kertas kerja periode sebelumnya. Berikutnya, auditor harus
menguji ketepatan matematis dari skedul penambahan dan pelepasan yang disiapkan
klien serta merekonsiliasi totalnya dengan perubahan saldo buku besar umum terkait
untuk aktiva tetap selama periode berjalan. Selain itu, auditor yang harus menguji
skedul-skedul itu dengan memvouching pos-pos pada skedul tersebut ke ayat jurnal
dalam buku besar, dan menelusuri ayat jurnal buku besar ke skedul bersangkutan
untuk menentukan bahwa penyajian yang akurat atas catatan akuntansi yang disiapkan
dari buku tersebut telah dilakukan.
2. Prosedur Analitis
Suatu bagian yang penting dari siklus investasi adalah menentukan bahwa
informasi keuangan yang akan diaudit konsisten dengan ekspektasi auditor. Ketika
melaksanakan prosedur analitis, auditor harus mempertahankan tingkat skeptisme
profesional yang layak dan menyelidiki hasil-hasil yang tidak normal. Jika hasil
prosedur analitis konsisten dengan ekspektasi auditor, maka strategi audit dapat
dimodifikasi untuk mengurangi luas pengujian rincian transaksi dan saldo.
3. Pengujian Rincian Transaksi
Pengujian substantive ini mencakup tiga jenis transaksi yang berkaitan
dengan aktiva tetap: (1) penambahan, (2) pelepasan, dan (3) reparasi serta
pemeliharaan.
a) Memvouching Penambahan Aktiva Tetap
Semua penambahan yang normal harus didukung oleh dokumentasi
berupa otorisasi dalam notulen rapat, voucher, faktur, kontrak dan cek-cek
yang dibatalkan. Jumlah yang dicatat harus divouching untuk mendukung
dokumentasi. Vouching atas penambahan memberikan bukti tentang asersi
eksistensi/keberadaan atau keterjadian, hak dan kewajiban dan penilaian atau
alokasi .
b) Memvouching Pelepasan Aktiva Tetap
Bukti-bukti tentang penjualan, penarikan, dan tukar-tambah harus
tersedia bagi auditor dalam bentuk nota pembayaran kas, otorisasi tertulis, dan
perjanjian penjualan. Dokumentasi tersebut harus ditelaah secara seksama
untuk menentukan ketepatan dan kelayakan catatan akuntansi, termasuk
pengakuan keuntungan atau kerugian, jika ada.
DAFTAR PUSTAKA
Jusup Haryono, Al. 2014. Auditing. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
YKPN.