Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KAIMANA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAIMANA


Jl. Batu Putih Km. 01 Kaimana, Papua Barat 98654, e-mail: rsudkaimana@gmail.com

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAIMANA


NOMOR :078/RSUDK/PER-DIR/I/2017
TENTANG
KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAIMANA

Menimbang:
a. Bahwa seluruh staf bertanggung jawab melindungi dan mengedepankan hak pasien
dan keluarga.
b. Bahwa Rumah Sakit Umum Daerah Kaimana menghormati hak pasien dan dalam
beberapa situasi hak istimewa keluarga pasien.
c. Bahwa Hak pasien dan keluarga merupakan elemen dasar dari semua bagian di
rumah sakit, stafnya serta pasien dan keluarganya.
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam butir a, b dan c,
perlu ditetapkan dengan Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kaimana.

Mengingat:
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
c. Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran.
d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290 Tahun 2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran.
e. Keputusan Dirjen HK.00.06.3.5.1866 Tahun 1999 tentang Pedoman Persetujuan
Tindakan Medik (Informed Consent).
f. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1966 tentang Wajib Simpan Rahasia
Kedokteran.
g. Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran, KKI Tahun 2006.
MEMUTUSKAN

Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAIMANA
TENTANG KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA.
KEDUA : Kebijakan tentang Hak Pasien dan Keluarga Rumah Sakit Umum Daerah
Kaimana sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini.
KETIGA : Peraturan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat ditinjau ulang apabila ada
kekeliruan.

Kaimana, 2 Mei 2017


Direktur

dr. Frenkie S. Koromath, Sp. PD


NIP : 197202262000121004
Lampiran
Peraturan Direktur : RSUD Kaimana
Nomor : 078/RSUDK/PER-DIR/I/2017
Tanggal : 2 Mei 2017

KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA

1. Hak Pasien dan Keluarga


a. Para Pemimpin Rumah Sakit bekerjasama untuk melindungi dan mengedepankan
hak pasien dan keluarga.
b. Para Pemimpin Rumah Sakit memahami hak pasien dan keluarga sesuai dengan
undang-undang dan peraturan dan dalam hubungannya dengan komunitas yang
dilayaninya.
c. Rumah Sakit menghormati hak pasien, dan dalam beberapa situasi hak dari
keluarganya, untuk mendapatkan hak istimewa dalam menentukan informasi apa
saja yang berhubungan dengan pelayanan yang boleh disampaikan kepada
keluarga atau pihak lain, dalam situasi tertentu.
d. Staf memahami kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan hak pasien dan
dapat menjelaskan tanggung jawab mereka dalam melindungi hak pasien.
e. Kebijakan dan prosedur mengarahkan dan mendukung hak pasien dan keluarga
dalam pelayanan rumah sakit.

2. Permintaan Pelayanan Kerohanian


a. Adanya proses untuk mengidentifikasi dan menghormati nilai-nilai dan kepercayaan
pasien dan keluarganya.
b. Staf mempraktekkan proses tersebut dan memberikan pelayanan yang
menghormati nilai dan kepercayaan pasien.
c. Rumah sakit mempunyai proses untuk merespon permintaan yang bersifat rutin
atau kompleks yang berkenaan dengan agama dan dukungan spriritual serta
merespon permintaan untuk keperluan dukungan agama dan spiritual pasien.

3. Pelayanan Sesuai Kebutuhan Privasi Pasien


a. Staf mengidentifikasi harapan dan kebutuhan privasi selama pelayanan dan
pengobatan.
b. Keinginan pasien untuk privasi dihormati pada setiap wawancara klinis,
pemeriksaan, prosedur / pengobatan dan transportasi.
4. Upaya Perlindungan Harta Milik Pasien
a. Rumah sakit telah menentukan tingkat tanggung jawabnya terhadap milik pasien.
b. Pasien memperoleh informasi tentang tanggung jawab rumah sakit dalam
melindungi barang milik pribadi.
c. Barang milik pasien dilindungi apabila rumah sakit mengambil alih tanggung jawab
atau apabila pasien tidak dapat melaksanakan tanggung jawab.

5. Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik


a. Rumah sakit mempunyai proses untuk melindungi pasien dari kekerasan fisik.
b. Bayi, anak-anak, manula dan lainnya yang dikurangi / tidak mampu melindungi
dirinya sendiri.
c. Individu yang yang tidak memiliki identitas diperiksa.
d. Lokasi terpencil atau terisolasi di monitor.
e. Rumah sakit mengidentifikasi kelompok yang berisiko.
f. Anak-anak, individu yang cacat, lanjut usia dan kelompok lain yang diidentifikasi
rumah sakit untuk dilindungi.
g. Staf memahami tanggung jawab mereka dalam proses perlindungan.

6. Perlindungan terhadap Kerahasiaan Informasi Pasien


a. Pasien diinformasikan tentang kerahasiaan informasi dan tentang kerahasiaan
informasi mengenai pasien dalam undang-undang dan peraturan.
b. Pasien diminta persetujuannya untuk membuka informasi yang tidak tercakup
dalam undang-undang dan peraturan.
c. Rumah sakit menghormati kerahasiaan informasi kesehatan pasien.

7. Komunikasi Efektif Untuk Mendorong Keterlibatan Pasien dan Keluarganya Dalam


Proses Pelayanan
Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung dan mendorong
keterlibatan pasien dan keluarganya dalam proses pelayanan.

8. Cara Memperoleh Second Opinion di dalam dan di luar Rumah Sakit


a. Kebijakan dan prosedur tentang hak pasien bertujuan untuk tidak menimbulkan
rasa takut untuk mencari second opinion dan kompromi dalam pelayanan baik
didalam maupun diluar rumah sakit.
b. Staf diberikan pelatihan dalam pelaksanaan kebijakan dan prosedur serta peran
mereka dalam.
9. Persetujuan Tindakan Kedokteran
a. Pasien dan keluarganya memahami bagaimana dan kapan mereka akan dijelaskan
tentang kondisi medis dan diagnosis pasti, kapan persetujuan akan diminta dan
proses bagaimana cara memberikannya, serta memahami hak mereka untuk
berpartisipasi dalam keputusan pelayanannya, bila mereka menghendakinya.
b. Rumah sakit telah menjabarkan dengan jelas proses informed consent dalam
kebijakan dan prosedur.
c. Staf dilatih untuk melaksanakan kebijakan dan prosedur.
d. Pasien memberikan informed consent sesuai dengan kebijakan dan prosedur.

10. Penjelasan Hak Pasien dalam Pelayanan


a. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang hak mereka untuk
menolak atau tidak melanjutkan pengobatan.
b. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang konsekuensi dari
keputusan tersebut dan tersedianya alternative pelayanan dan pengobatan.

11. Penolakan Resusitasi


a. Rumah sakit telah menetapkan posisinya pada saat pasien menolak pelayanan
resusitasi dann membatalkan atau mundur dari pengobatan bantuan hidup dasar.
b. Posisi rumah sakit sesuai dengan norma-norma agama, budaya masyarakat,
persyaratan umum dan peraturan.

12. Pelayanan Kedokteran Tentang Manajemen Nyeri


a. Rumah sakit menghormati dan mendukung hak pasien dengan cara asesmen
manajemen nyeri yang sesuai.
b. Staf rumah sakit memahami pengaruh pribadi, budaya dan sosial pada hak pasien
untuk melaporkan rasa nyeri, serta pemeriksaan dan pengelolaan nyeri secara
akurat.

13. Pelayanan Tahap Terminal


a. Rumah sakit mengetahui bahwa pasien yang menghadapi kematian mempunyai
kebutuhan yang unik.
b. Staf rumah sakit menghargai hak pasien yang sedang menghadapi kematian,
memiliki kebutuhan yang unik dan dinyatakan dalam proses asuhan.
14. Penyelesaian Komplain, Keluhan, Konflik atau Perbedaan Pendapat Pasien dan
Keluarga
a. Pasien diberitahu tentang proses menyampaikan keluhan, konflik atau perbedaan
pendapat yang timbul dalam proses pelayanan harus diselidiki rumah sakit.
b. Kebijakan dan prosedur mendukung konsisten pelayanan.

15. Indentifikasi Nilai-nilai Kepercayaan Pasien dalam Pelayanan


a. Staf memahami peran mereka dalam mengidentifikasi nilai-nilai dan kepercayaan
pasien dan keluarganya, serta bagaimana nilai kepercayaan tersebut dihormati di
dalam proses tersebut.
b. Staf memahami peran mereka dalam melindungi hak pasien dan keluarga.

16. Pemberian Informasi Hak dan Tanggung Jawab Pasien


a. Informasi secara tertulis tentang hak dan tanggung jawab pasien.
b. Pernyataan tentang hak dan tanggung jawab pasien juga ditempel atau bisa
diperoleh dari staf rumah sakit pada setiap saat.
c. Rumah sakit mempunyai prosedur untuk menjelaskan kepada pasien tentang hak
dan tanggung jawabnya bila komunikasi tertulis tidak efektif.

17. Pemberian Informasi tentang rencana pengobatan


a. Pasien memberikan penjelasan dan rencana pengobatannya.
b. Pasien mengenal identitas para dokter dan praktisi kesehatan lain yang bertanggung
jawab melayani mereka.
c. Ada proses menanggapi permintaan tambahan informasi dari pasien tentang
tanggung jawab praktisi untuk pelayanannya.

18. Pasien dan keluarga berhak menggugat dan menuntut Rumah Sakit apabila Rumah
Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara
perdata ataupun pidana.

Kaimana, 2 Mei2017
Direktur

dr. Frenkie S. Koromath, Sp. PD


NIP : 197202262000121004

Anda mungkin juga menyukai