Anda di halaman 1dari 11

6.

Masa Trombin (thrombin time TT)


Pemeriksaan ini digunakan untuk menguji perubahan fibrinogen menjadi fibrin.
Prinsip pemeriksaan ini adalah mengukur lamanya terbentuk bekuan pada suhu 37C
bila ke dalam plasma ditambahkan reagens thrombin.
Nilai normal tergantung dari kadar thrombin yang dipakai. Hasil TT dipengaruhi
oleh kadar dan fungsi fibrinogen serta ada tidaknya inhibitor. Hasilnya memanjang
bila kadar fibrinogen kurang dari 100 mg/dl atau fungsi fibrinogen abnormal atau
bila terdapat inhibitor thrombin seperti heparin atau FDP (Fibrinogen degradation
product).
Bila TT memanjang, pemeriksaan diulang sekali lagi dengan menggunakan
campuran plasma penderita dan plasma control dengan perbandingan 1:1 untuk
mengetahui adanya tidaknya inhibitor.
Untuk membedakan apakah TT yang memanjang karena adanya heparin,
fibrinogen abnormal atau FDP, dilakukan pemeriksaan masa reptilase. Reptilase
berasal dari bisa ular Aneistrodon Rhodostoma. Apabila TT yang memanjang
disebabkan oleh heparin maka masa reptilase akan memberikan hasil normal,
sedangkan fibrinogen abnormal atau FDP akan menyebabkan masa reptilase
memanjang.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemeriksaan hemostasis :

1. Antikoagulan
Untuk pemeriksaan koagulasi antikoagulan yang dipakai adalah natrium sitrat
0,109 M dengan perbandingan 9 bagian darah dan 1 bagian natrium sitrat.Untuk
hitung trombosit antikoagulan yang dipakai adalah Na2EDTA.Jika dipakai darah
kapiler, maka tetes darah pertama harus dibuang.

2. Penampung
Untuk mencegah terjadinya aktivasi factor pembekuan, dianjurkan memakai
penampung dari plastic atau gelas yang telah dilapisi silicon.

3. Semprit dan Jarum


Dianjurkan memakai semprit plastic dan jarum yang cukup besar. Paling kecil
nomor 20.

4. Cara pengambilan darah


Pada waktu pengambilan darah, harus dihindari masuknya tromboplastin
jaringan. Yang dianjurkan adalah pengambilan darah dengan memakai 2 semprit.
Setelah darah dihisap dengan semprit pertama, tanpa mencabut jarum, semprit
pertama dilepas lalu pasang semprit kedua. Darah semprit pertama tidak dipakai
untuk pemeriksaan koagulasi, sebab dikhawatirkan sudah tercemar oleh
tromboplastin jaringan.

5. Kontrol
Setiap kali mengerjakan pemeriksaan koagulasi, sebaiknya diperiksa juga satu
kontrol normal dan satu kontrol abnormal. Selain tersedia secara komersial, kontrol
normal juga dapat dibuat sendiri dengan mencampurkan plasma yang berasal dari 10
sampai 20 orang sehat, yang terdiri atas pria dan wanita yang tidak memakai
kontrasepsi hormonal. Plasma yang dipakai sebagai kontrol tidak boleh ikterik,
lipemik, maupun hemolisis.

6. Penyimpangan dan pegiriman bahan


Pemeriksaan koagulasi sebaiknya segara dikerjakan, karena beberapa faktor
pembekuan bersifat labil. Bila tidak dapat diselesaikan dalam waktu 4 jam setelah
pengambilan darah, plasma disimpan dalam tempat plastik tertutup dan dalam
keadaan beku. Untuk pemeriksaan APTT dan assay faktor VIII atau IX, bahan yang
dikirim adalah plasma citrat dalam tempat plastik bertutup dan diberi pendingin,
tetapi untuk PT dan agregasi trombosit jangan diberi pendingin karena suhu dingin
dapat mengaktifkan F VII tetapi menghambat agregasi trombosit.
DAFTAR PUSTAKA

1. Bakta, I Made,Prof.,Dr. 2007. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta : EGC.


Halaman 238-239
2. Setiabudi, Rahajuningsih D. 2009. Hemostasis dan Trombosis. Jakarta : FKUI.
Halaman 23-32

c. Thrombin Time (TT) merupakan waktu yang diperlukan oleh


fibrinogen plasma untuk membentuk trombin, untuk mengetahui
berapa lama pembentukan bekuan setelah ditambahkan trombin
eksogen. Kisaran nilai normalnya adalah 10-15 menit. TT
memanjang pada hipofibrinogeniemia, disfibrinogenemia, FDP
meningkat.
TT : defisiensi fibrinogen dan hambatan thrombin
Thrombin time
Thrombin time (TT) diperoleh dengan menambahkan reagen thrombin ke
plasma sitrate, mengukur waktu sejak ditambahkannya thrombin sampai
terbentuknya bekuan darah pada suhu 37 oC, digunakan untuk mengetahui
jumlah dan kualitas fibrinogen dan konversi fibrinogen (soluble protein)
menjadi fibrin (insoluble protein). Bila pasien dalam terapi Heparin, digunakan
reptilase sebagai pengganti thrombin (efek sama dengan thrombin tetapi
tidak dihambat oleh Heparin). Reptilase digunakan untuk identifikasi Heparin
sebagai penyebab pemanjangan TT.

Sampel darah untuk pemeriksaan menggunakan darah sitrat (vacutainer


bertutup biru), dengan pengisian darah sesuai agar tercapai ratio
antikoagulant terhadap darah adalah satu bagian antikoagulan per sembilan
bagian darah. Nilai normal tergantung dari kadar thrombin yang dipakai,
umumnya kurang dari 22 detik, tergantung dari metode yang digunakan.

Thrombin time digunakan mendiagnosis gangguan perdarahan, mengetahui


efektivitas terapi fibrinolitik. Thrombin time memanjang pada afibrinogenemia,
hipofibrinogenemia (kadar fibrinogen kurang dari 100 mg/ mL),
dysfibrinogenemia, sirosis hepatis, karsinoma hepatoseluler, bayi baru lahir,
terdapat inhibitor thrombin (Hepari, FDP, DIC), multiple myeloma,
procainamide-induced anticoagulant, amiloidosis sistemik). Bila TT
memanjang, pemeriksaan diulang dnegan menggunakan campuran plasma
penderita dengan plasma kontrol (perbandingan 1:1) untuk mengetahui ada
tidaknya inhibitor.

Platelet aggregation test (Test agregasi trombosit)


Pemeriksaan agregasi trombosit digunakan untuk mengevaluasi kemampuan
trombosit untuk membentuk agregat/ clump dan mengawali terbentuknya
bekuan darah. Indikasi pemeriksaan adalah :
- Membantu diagnosis gangguan fungsi trombosit baik kongenital (Von
Willebrands disease) maupun didapat, pada pasien dengan riwayat
perdarahan
- Dugaan peningkatan agregasi trombosit (DM, hiperlipidemia)
- Monitoring terapi anti-trombosit (aspirin, ticlopidine, clpopidogrel, abciximab)
paska stroke atau heart attack
- Deteksi faktor resiko trombosis arteri (PJK, stroke)
- Deteksi resistensi aspirin
- Monitoring fungsi trombosit selama operasi CABG (sirkulasi mekanik
dengan mesin jantung-paru mengaktifkan sejumlah besar trombosit dan
menyebabkan dysfungsional trombosit), kateterisasi jantung, transplantasi
hepar.
- Skrining pasien preoperasi beresiko perdarahan selama prosedur invasif,
misalnya pasien dengan riwayat perdarahan atau mengkonsumsi obat yang
mempengaruhi kemampuan darah untuk membeku seperti aspirin dan
NSAID.

Persiapan pemeriksaan agregasi trombosit adalah :


- Darah diambil dalam keadaan puasa 8 jam karena kadar lemak tinggi dalam
darah akan mempengaruhi hasil.
- Sampel darah tidak hemolisis
- Sampel darah disimpan dalam penampung plastik/ gelas berlapis silikon
bertutup pada suhu kamar
- Dikerjakan dalam waktu tiga jam setelah pengambilan darah karena
respons PRP (trombosit rich plasma) akan menurun dalam tiga jam.
- Jumlah trombosit dalam PRP lebih dari 100.000/ UL

Prinsip pemeriksaan adalah perubahan transmisi cahaya (light transmittance


changes), yaitu penambahan agonist (aggregating agents) ke dalam PRP
akan menginduksi terjadinya agregasi trombosit sehingga transmisi cahaya
melalui PRP meningkat. Agonist dapat berupa ADP (yang umumnya dipakai),
epinferin, kolagen, thrombin, ristocetin). Beberapa macam obat yang dapat
mempengaruhi hasil adalah : Aspirin, NSAID (Ibuprofen), antidepresi tricyclic,
antihistamin, beberapa antibiotika, plasma expander Dextran, Warfarin, beta-
blocker. Bila pasien mengkonsumsi obat tersebut, dianjurkan berhenti dua
minggu sebelum pemeriksaan.

Gangguan fungsi trombosit kongenital terdapat pada :


- Von Willebrands disease : berhubungan dengan penurunan produksi atau
disfungsi faktor von Willebrand
- Glanzmans thromboasthenia : penurunan kemampuan agregasi trombosit
- Bernard-Soulier syndrome : penurunan kemampuan adhesi trombosit
- Storage pool disease : penurunan kemampuan trombosit mengeluarkan
substansi untuk menginduksi agregasi
Gangguan fungsi trombosit didapat disebabkan oleh penyakit kronis seperti
gagal ginjal (uremia), myeloproliferative disorders (MPDS), leukemia akut.
Gangguan fungsi trombosit yang bersifat sementara dijumpai pada konsumsi
obat aspirin dan NSAID, setelah operasi bypass jantung (CABG) yang
berkepanjangan.

THROMBIN TIME (TT)

Prinsip : Plasma ditambah larutan Thrombin akan terjadi bekuan fibrin dan dicatat
waktu pembekuannya.
Tujuan : Untuk menguji faktor I dan faktor XIII
Alat dan Reagensia :

1. Sentrifuge dan tabungnya.

1. Pipet tetes
2. Clinipette
3. Tabung reaksi 10 x 75 mm
4. Waterbath 37 C
5. Stop watch
6. Kaitan logam / Ose
7. Natrium Citrate 3,8 %
8. NaCl 0,9 %

Bahan Pemeriksaan : darah vena dengan anticoagulant Natrium Citrat 3,8% 1 : 9


Teknik Kerja :
1. 0,2 ml plasma citrat dimasukkan kedalam tabung reaksi
2. Kemudian tambahkan 0,1 ml larutan thrombin, pada saat penambahan
stopwatch dijalankan.
3. Dicatat saat terjadi bekuan awal dan dihentikan stopwatch saat terjadi
bekuan sempurna.
4. Dicatat waktu dan hasilnya
5. Dilakukan juga uji ini terhadap plasma normal.
Nilai Normal :
- Permulaan : 5 - 10 detik
- Sempurna : 60 detik

MASA TROMBIN ( THROMBIN TIME TT )


Tes TT ( Thrombin Time ) adalah tes yang mengukur waktu yang dibutuhkan untuk
membentuk bekuan dan plasma setelah penambahan trombin dalam sejumlah
fibrinogen normal. Nilai TT memanjang pada penurunan nilai fibrinogen, disfungsi
molekul fibrinogen ( disfibrinogenemia ), terapi heparin, peningkatan produk
degradasi fibrinogen ( FDP ) dan Disseminated Intravasculer Coagulation ( DIC ).
Hasil TT dipengaruhi oleh kadar dan fungsi fibrinogen serta ada tidaknya inhibitor.
Hasilnya memanjang bila kadar fibrinogen kurang dari 100 mg/dl atau fungsi
fibrinogen abnormal atau bila terdapat inhibitor thrombin seperti heparin atau FDP (
Fibrinogen degradation product ).

Bila TT memanjang, pemeriksaan diulang sekali lagi dengan menggunakan


campuran plasma penderita dan plasma control dengan perbandingan 1:1 untuk
mengetahui adanya tidaknya inhibitor.Untuk membedakan apakah TT yang
memanjang karena adanya heparin, fibrinogen abnormal atau FDP, dilakukan
pemeriksaan masa reptilase. Reptilase berasal dari bisa ular Aneistrodon
Rhodostoma.
Apabila TT yang memanjang disebabkan oleh heparin maka masa reptilase akan
memberikan hasil normal, sedangkan fibrinogen abnormal atau FDP akan
menyebabkan masa reptilase memanjang.
TEST TT (TROMBIN TIME)

Tes TT (Thrombin Time); adalah tes yang mengukur waktu yang dibutuhkan
untuk membentuk bekuan dan plasma setelah penambahan trombin dalam sejumlah
fibrinogen normal. Nilai TT memanjang pada penurunan nilai fibrinogen, disfungsi
molekul fibrinogen(disfibrinogenemia), terapi heparin, peningkatan produk degradasi
fibrinogen (FDP) dan Disseminated Intravasculer Coagulation (DIC)
A.Pra Analitik
Persiapan Pasien : Tidak dilakukan persiapan khusus
Persiapan Sampel :
1. Sampel darah dapat diperoleh melalui vena punksi.
2. Antikoagulan yang dipakai adalah sodium sitrat 3,2 % atau 3,8 % dengan
perbandingan 9:1 (9 bagian darah: l bagian Na.Sitrat).
3. Sampel darah disentrifus 10-15 menit dengan kecepatan 2000 rpm
4. Penampung tidak boleh terbuat dari bahan yang dapat menginduksi aktivasi kontak
seperti gelas. Sebaiknya dipakai penampung gelas berlapis silikon atau plastik .
Prinsip : TT adalah test penyaring sederhana terhadap perubahan fibrinogen
menjadi fibrin. Sebuah trombin dengan potensi rendah ditambahkan pada plasma
yang tidak cair akan membentuk bekuan fibrin pada beberapa saat.
Alat :
Cara manual
Tabung reaksi
Rak tabung
Inkubator
Batang pengaduk
Stop watch
Cara semi otomatik
Pipet
Stiring bars
Tabung tes
Stopwatch
Cuvet
Alat OTOMATIK
Bahan
Cara manual
Plasma (whole blood dengan antikoagulan natrium sitrat)
Larutan fibrinogen standar (2,5 g/l) atau larutan plasma standar (2,3 g/l)
Larutan trombin 100 NIH unit/ml
Buffer Owrens (ph 7,35)
Cara semi otomatik
Plasma
Reagen TT (bovin) yang mengandung lyophilisate(1,0 ml) (dilarutkan dengan
aquadest 1,0 ml)
B. Analitik :
Cara kerja :
Cara manual
1. Encerkan plasma dengan Owrens buffer dengan perbandingan 1:10
2. Masukkan 0,2 ml larutan plasma yang sudah diencerkan kedalam
tabung tes ( A) tempatkan dalam inkubator selama 4 menit.
3. Tambahkan 0,1 ml larutan trombin kedalam tabung A amati,catat
bekuan yang terjadi.
Cara semiotomatik
1. Siapkan sampel dan kontrol, sebelumnya hangatkan tabung tes
2. Masukkan plasma (200 l) kedalam tabung tes, inkubasi 3-5 menit pada suhu,
ruang
3. Tambahkan reagen TT (100 l), saat itu juga jalankan stop watch
4. Catat waktu yang dibutuhkan membentuk bekuan (Print out)

Nilai Rujukan
Manual :15-19 detik
Semi otomatik : 8- 14 detik
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI, 1995, Farmakope Indonesia edisi IV, Jakarta


2. Farmakologi UI, 1995, Farmakologi dan Cairan, edisi 4, Jakarta
3. Fakultas Kedokteran UI, 2005, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta
4. Sylvia A.Price,Lorraine M.Wilson,2005,Patofisiologi,EGC,Jakarta
5. A.V Hoffbrand,J.E.Pettit.P.A.H.Moss,2005,Kapita selekta Hematologi,EGC
Jakarta
6. Fakultas Kedokteran UI,1985, Ilmu Kesehatan Anak,edisi 4,Jakarta

BAB I
PENDAHULUAN

Hemostasis adalah mekanisme untuk menghentikan dan mencegah perdarahan.


Bilamana terdapat luka pada pembuluh darah, segara akan terjadi vasokonstriksi
pembuluh darah sehingga aliran darah ke pembuluh darah yang terluka berkurang.
Kemudian trombosit akan berkumpul dan melekat pada bagian pembuluh darah yang
terluka untuk membentuk sumbat trombosit. Faktor pembekuan darah yang
diaktifkan akan membentuk benang-benang fibrin yang akan membuat sumbat
trombosit menjadi non permeabel sehingga perdarahan dapat dihentikan.
Jadi dalam proses hemosatasis terjadi 3 reaksi yaitu reaksi vascular berupa
vasokontriksi pembuluh darah, reaksi selular yaitu pembentukan sumbat trombosit,
dan reaksi biokimiawi yaitu pembentukan fibrin. Faktor-faktor yang memegang
peranan dalam proses hemostasis adalah pembuluh darah, trombosit, dan faktor
pembekuan darah. Selain itu faktor lain yang juga mempengaruhi hemostasis adalah
faktor ekstravascular, yaitu jaringan ikat disekitar pembuluh darah dan keadaan otot.
Pedarahan mungkin diakibatkan oleh kelainan pembuluh darah, trombosit,
ataupun sistem pembekuan darah. Bila gejala perdarahan merupakan kalainan
bawaan, hampir selalu penyebabnya adalah salah satu dari ketiga faktor tersebut
diatas kecuali penyakit Von Willebrand. Sedangkan pada kelainan perdarahan yang
didapat, penyebabnya mungkin bersifat multipel. Oleh karena itu pemeriksaan
penyaring hemostasis harus meliputi pemeriksaan vasculer, treombosit, dan
koagulasi.
Biasanya pemeriksaan hemostasis dilakukan sebelum operasi. Beberapa klinisi
membutuhkan pemerikasaan hemostasis untuk semua penderita pre operasi, tetapi
ada juga membatasi hanya pada penderita dengan gangguan hemostasis. Yang paling
penting adalah anamnesis riwayat perdarahan. Walaupun hasil pemeriksaan
penyaring normal, pemeriksaan hemostasis yang lengkap perlu dikerjakan jika ada
riwayat perdarahan.

BAB II
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Hemostatis
Hemostasis adalah penghentian perdarahan dari suatu pembuluh darah yang
rusak, agar tejadi perdarahan dari pembuluh darah dan tekanan dalam pembuluh
darah harus lebih besar dari pada tekanan di luar untuk mendorong darah melalui
kerusakan tersebut atau Hemostasis dan pembekuan adalah serangkaian
kompleks reaksi yang mengakibatkan pengendalian perdarahan melalui
pembentukan bekuan trombosit dan fibrin pada tempat cedera. Pembekuan
disusul oleh resolusi atau lisis bekuan dan regenerasi endotel. Pada keadaan
homeostasis, hemostasis dan pembekuan melindungi individu dari
perdarahan masif sekunder akibat trauma. Dalam keaadaan abnormal, dapat
terjadi perdarahan atau trombosis dan penyumbatan cabang-cabang
vaskular, yanag dapat mengganggu sistem tubuh lainnya.
2.2. Ada beberapa system yang berperan dalam hemostasis adalah:
1. Sistem Vasculer
Peran system vascular dalam mencegah pendarahan meliputi kontraksi
pembuluh darah(Vasokontriksi) serta aktivitas trombosit dan pembkuan
darah.Apabila pembuluh darah mengalami luka,akan terjadi vaskonstriksi yang mula-
mula secara reflektoris dan kemudian akan di pertahankan oleh faktor local seperti 5-
hidroksitriptamin (5-HT,serotonin) dan epinefrin.
Vasokonstriksi ini akan menyababkan pengurangan aliran darah pada
daerah yang luka.Pada pembulu darah kecil hal ini mungkin dapat menghentikan
pendarahan,sedangkan pada pembulu darah besar masih diperlukan sistim-sistim lain
selain trombosit dan pembekuan darah.Pembuluh darah dilapisi oleh sel
enofel.Apabila lapisan endofel rusak maka jaringan ikat dibawah endofel seperti serat
kolagen,serat elastin,membrana basalis terbuka sehingga terjadi aktivitas trombosit
yang menyebabkan adhesi trombosit dan pembentukan sumbat trombosit disamping
itu terjadi aktivitas factor
Pembekuan darah baik jalur intrinsic maupun jalur ekstrinsik yang
menyebabkan pembentukan fibrin.

2. Sistem Trombosit.
Trombosit mempunyai peran penting dalam hemostasis yaitu:
Melindungi pembuluh darah terhadap kerusakan endotel akibat trauma-trauma kecil
yang terjadi sehari-hari.
Mengawali pembuluhan luka pada dinding pembuluh darah.
Strabilisis fibrin.
Pembentukan sumbat trombosit terjadi melalui beberapa tahap yaitu adhesi
trombosit,agregasi trombosit dan reaksi pelepasan.
Dalam melaksanakan fungsi hemostasis,trombosit menunjukan beberapa macam
aktivitas yaitu:
a) Perlekatan trombosit pada kolagen dan elastin jaringan subendotel bila terjadi
luka pada endotel pembuluh darah.
b) Proses penglepasan terjadi setelah perlekatan.Pada proses ini granula trombosit
melepaskan isi yang terdiri atas ADP,ATP,serotin disusul dengan pelepasan enzim
lisozom dan factor trombosit yang bersifat anti heparin.
c) Akibat dilepasnya ADP,trombo berubah dan membentuk pseudopodia
kemudian saling belekatan dan menggumpul(agregasi) disusul oleh pelepasan lebih
banyak ADP dan pembentukan tromboksan AZ sehingga bersama-sama dengan
sejumlah serotonin mengakibatkan agregasi trombo yang ireversibel.
d) Membaran trombo mengandung baik posfolipit,satu diantaranya adalah factor
trombo yang meningkatkan proses interaksi diantara factor koagulasi,ini sangat
membantu pembnetukan fifbrin,
e) Retraksi bekun terjadi karena trombo protein yang dapat mengerut dan disebut
an trombositein.

3. Sistem Pembekuan Darah.


Fibrin,suatu protein bersifat gelatin yang merupakan hasil akhir dari proses
pembekuan mudah dilihat baik dalam jaringan maupun dalm tabung reaksi
.Perubahan fibrinogen menjadi fibrin merupakan tahap akhir dari satu rangkaian
infeksi rangkaian interaksi protein.
Faktor-faktor pembekuan:
Faktor I :disebut fibrinogen,merupakan glikoprotein dibentuk dihati.Kadar normal
dalam plasma antara 150-400 mg/dl,masa paruhnya 3,5-4 hari,merupakan sub unit
fibrin.
Faktor II :disebut protrombin,merupakan glikoprotein dibentuk di hati,untuk
pembentukan vit K,sifatnya tahan panas,berada dalam serum setelah plasma
membeku masa paruhnys 2,5-3 hari.
Faktor III : disebut tromboplastin jaringan,bersifat meningkatkan pembentukan
bekuan,banyak terdapat dijaringan otak,paru-paru,dan placetan.
Faktor IV : adalah ion Ca++ yang diperlukan pada proses aktivitas factor 1+&
x.Untuk koagulasi diperlukan sedikitnya 2,5 mg/dl.Ca diikat oleh antikoagulan
sitrat,oxalate,dan ETDA: tidak berfungsi pada proses koagulasi.
Faktor V : disebut proekselein atau factor labil,dibentuk dihati,waktu paruhnya 15
jam.
Faktor VI : istilah ini tidak pernah digunakan.
Faktor VII : disebut prokonvertin,autoprotrombin I atau serum prothrombin
conversion accelerator (SPCA).dibentuk dihati,memerlukan vit K masa paruh 5 jam.
Faktor VIII :di dalam plasma terdapat suatu kompleks protein yang terdiri atas
:protein dengan berat molekul rendah dan protein lain dengan berat molekul tinggi.
Faktor IX : disebut komponen tromboplastin plasma (PTC).dibentuk
dihati,memerlukan vit K.
Faktor X :disebut factor stuart (stuart-prower),disebut dihati,butuh vit K.masa
paruh +/- 40 jam.
Faktor XI : disebut plasma thromboplastin antecedent (PTA),tidak butuh vit
K.Stabil dalm plasma/serum simpan.
Faktor XIII : disebut factor Hageman,terdapat baik dalam plasma maupun serum
dalam konsentrasi amat rendah,masa paruh 2 hari.
Faktor XIII :merupakan factor stabilisasi fibrin dan disebut
fibrinase.Pembentukannya melibatkan hati dan megakartosit,masa paruh 5-10 hari.
Trombin adalah protein yang membantu proses pembekuan berupa enzim pembekuan
darah. Enzim ini hanya dihasilkan di tempat yang terluka yang terbentuk karena reaksi
kimia antara protein Protrombin , enzim trombokinase dan vit K serta Ca . Jumlahnya
tidak boleh melebihi atau pun kurang dari yang diperlukan. Proses ini terjadi melalui
pengawasan yang begitu ketat sehingga trombin hanya terbentuk saat benar-benar ada
luka sesungguhnya pada jaringan. Segera setelah enzim trombin mencapai jumlah yang
memadai di dalam tubuh, fibrinogen yang ada di plasma darah berupa protein-protein
membentuk juluran benang disebut Fibrin. Dalam waktu singkat, sekumpulan serat
membentuk jaring, yang terbentuk di tempat keluarnya darah. Ketika luka telah sembuh
sama sekali, gumpalan tersebut akan hilang.

Anda mungkin juga menyukai