Anda di halaman 1dari 5

SEJARAH HOLOCAUST

KELOMPOK 1 :
DEVA ADITYA ( )
RADITYO A.P ( )
REYZI H.N ( )
RIDWAN I.S ( )
RIZKY N.F ( )
RIYAN Z.F ( )
Holocaust, diambil dari kata Yunani - holokauston, yang berarti
'persembahan pengorbanan yang terbakar sepenuhnya. Holocaust
adalah genosida (pembantaian besar-besaran secara sistematis
terhadap satu suku bangsa atau kelompok dengan maksud
memusnahkan/membuat punah bangsa tersebut) yang dilakukan
Jerman Nazi terhadap berbagai kelompok, baik itu kelompok etnis,
agama, bangsa dan sekuler pada Perang Dunia II.

Holocaust dimulai pada tahun 1933 (pada masa berkuasanya Nazi)


dan berakhir pada tahun 1945, saat runtuhnya Nazi.
Korban utama dari Holocaust adalah bangsa Yahudi di Eropa, yang
disebut oleh Nazi sebagai 'Penyelesaian Terakhir Terhadap Masalah
Yahudi'. Lebih dari enam juta warga Yahudi yang tidak terhitung
jumlahnya di Eropa dihukum dan dibunuh secara sistematis oleh
pemerintahan yang mendukung genosida antara 1933-1945. Sampai
1945, kebanyakan warga Yahudi tewas karena kerja paksa,
kelaparan, kondisi alam, peluru, api, gas beracun, pemukulan, dan
tiang gantungan. Setiap warga Yahudi yang tinggal di Eropa menjadi
sasaran pembantaian Nazi. Para pelaku yang melaksanakan
pembunuhan ini adalah para ilmuwan, dokter, personel militer dan
pemerintah, dan warga sipil biasa.

Pelaksanaan genosida Holocaust ini, diciptakan oleh Adolf Hitler,


seorang kopral angkatan perang Jerman tertarik dengan Partai
Sosial Rakyat Nasional (Nazi), saat ia disewa oleh militer Jerman
untuk memata-matai pada 1919. Atas undangan mereka ia menjadi
pemimpin partai Nazi. Hitler adalah seorang pembicara luar biasa
yang meraih dukungan luas dari publik dengan pidato dan aksi
panggung yang dramatis. Hitler secara resmi dipilih sebagai
Kanselir-pemimpin Jerman-bulan januari 1933. Kamp konsentrasi
pertama untuk para lawan politik dan komunis dibuka di Dachau
dua bulan kemudian.
Hitler dan Korps serdadu Sturmabteilung (SA)-nya yang
menakutkan (juga dikenal sebagai seragam cokelat) memanfaatkan
rasa takut dan kekerasan untuk memanipulasi rakyat Jerman dan
mengambil alih penuh pemerintahan. Lawan-lawan politik yang
menentang rezim Nazi dibungkam oleh Kanselir Jerman baru
melalui polisi pelindungnya Schutzstaffel (SS), dan Geheime
Staatzpolizei (GESTAPO-Polisi Negara Rahasia). Siapapun yang
ditandai sebagai musuh (komunis, sosialis, atau kepala persatuan
buruh) dipenjara, dibawa ke kamp kerja paksa, dipukuli atau
bahkan dibunuh. Hitler meyakini bahwa ada sebuah ras unggul ,
orang-orang ras murni yang disebut Aria, dan ia melihat kelompok
ini sebagai masa depan Jerman dan seluruh Eropa. Rencananya
untuk memurnikan Jerman menjadi bagian utama rencana Nazi.
Hitler meyakini pentingnya membuka Lebensraum (ruang tinggal)
untuk rakyat Aria di negara-negara Eropa. Untuk mencapai
tujuannya, semua masyarakat yang dianggap berderajat rendah
harus disingkirkan. Kalangan medis Jerman diikat oleh hukum
untuk melakukan sterilisasi terhadap siapapun yang ditetapkan
sebagai berderajat rendah, termasuk mereka yang cacat mental atau
fisik, ber-ras ganda, dan minoritas etnis seperti orang-orang Roma,
atau Gipsy. Sterilisasi ini menjadi jaminan Nazi agar warga
berderajat rendah tidak dapat menghasilkan keturunan.

Hitler dan pemimpin Nazi lainnya menganggap ras Yahudi sebagai


ancaman bagi masa depan Jerman. Lima ribu tahun antisemitisme
telah menciptakan sebuah sejarah prasangka diskriminatif terhadap
warga Yahudi. Pada tanggal 15 September 1935, keluarlah The
Nuremberg Laws alias Hukum Nuremberg, memberikan keputusan
tentang pencabutan hak Yahudi di Jerman. The Nuremberg Laws
juga melarang pernikahan antara Jerman dengan Yahudi.
Hukum Nuremberg Hitler mendefinisikan warga yahudi bukan
sebagai kelompok religius, tetapi sebagai ras parasit yang
menggerogoti ras inang dan melemahkannya.
Menurut Hitler, warga Yahudi yang bertanggungjawab atas semua
penderitaan masyarakat Jerman. Seperti di masa lalu, warga Yahudi
menjadi kambing hitam di Jerman dan negara Eropa lainnya.
Diberlakukan perundangan Diskriminatif yang melarang warga
Yahudi untuk memiliki usaha, berprofesi, memiliki properti, dan
bahkan pergi ke sekolah umum. Setelah Jerman menguasai Polandia
tahun 1939, pada awal Perang Dunia II, Nazi mulai memerintahkan
semua orang Yahudi untuk hidup dalam daerah tertentu, sangat
spesifik, daerah kota-kota besar, yang disebut ghetto. Orang Yahudi
dipaksa keluar dari rumah mereka dan pindah ke apartemen yang
lebih kecil, sering berbagi dengan keluarga lain. Kondisinya
menyedihkan; beberapa keluarga tinggal dalam satu ruang hanya
dengan kebutuhan dasar untuk hidup. Anak-anak tidak dapat
bersekolah, bersepeda, dan harus menyerahkan peliharaan
keluarganya. Semua harta benda miliknya harus diserahkan kepada
Nazi. Banyak orang meninggal di ghetto karena penyakit dan kurang
gizi. Karena perkampungan makin padat, warga yahudi dipindahkan
dengan kereta ke kamp-kamp konsentrasi di eropa Timur.

Beberapa dari ghetto utama terletak di kota-kota Bialystok, Kovno,


Lodz, Minsk, Riga, Vilna, dan Warsawa. Ghetto terbesar berada di
Warsawa, dengan populasi tertinggi mencapai 445.000 pada Maret
1941.

Dalam sebagian besar ghetto, Nazi memerintahkan orang Yahudi


untuk mendirikan sebuah Judenrat (dewan Yahudi) untuk
mengelola tuntutan Nazi dan untuk mengatur kehidupan internal
ghetto. Ghetto digunakan sebagai tempat penampungan sementara
orang Yahudi sebelum dimasukkan ke dalam kamp kamp
penyiksaan.
Selain dari kaum Yahudi sendiri, ada kelompok-kelompok lainnya
yang tidak disukai dan turut menjadi korban Holocaust ini, antara
lain adalah bangsa Polandia, Rusia, suku Slavia lainnya, penganut
agama Katolik Roma, orang-orang cacat, orang cacat mental,
homoseksual, Saksi-Saksi Yehuwa (Jehovah's Witnesses), orang
komunis, suku Gipsi (Orang Rom dan Sinti) dan lawan-lawan politik.
Mereka juga ditangkap dan dibunuh. Jika turut menghitung
kelompok-kelompok ini dan kaum Yahudi , maka jumlah korban
Holocaust bisa mencapai 9-11 juta jiwa.

Setelah Jerman mengalami kemunduran dan kekalahan dalam


perang dunia II, banyak tawanan tawanan di dalam kamp
dibebaskan oleh pihak Pasukan Sekutu.

Anda mungkin juga menyukai

  • Laporan Praktikum SPM: Nama NIM
    Laporan Praktikum SPM: Nama NIM
    Dokumen10 halaman
    Laporan Praktikum SPM: Nama NIM
    Radityo Afnandisa Putro
    Belum ada peringkat
  • Booklet Makanan Pendamping Asi
    Booklet Makanan Pendamping Asi
    Dokumen14 halaman
    Booklet Makanan Pendamping Asi
    Radityo Afnandisa Putro
    Belum ada peringkat
  • Safety
    Safety
    Dokumen56 halaman
    Safety
    Radityo Afnandisa Putro
    Belum ada peringkat
  • Ipe Gizi +
    Ipe Gizi +
    Dokumen7 halaman
    Ipe Gizi +
    Radityo Afnandisa Putro
    Belum ada peringkat
  • Rekapitulasi Yogz
    Rekapitulasi Yogz
    Dokumen5 halaman
    Rekapitulasi Yogz
    Radityo Afnandisa Putro
    Belum ada peringkat
  • Skenario 1
    Skenario 1
    Dokumen22 halaman
    Skenario 1
    Nina Kristiani
    Belum ada peringkat
  • Parasit Penyebab Kelainan Kulit-Kutu
    Parasit Penyebab Kelainan Kulit-Kutu
    Dokumen14 halaman
    Parasit Penyebab Kelainan Kulit-Kutu
    Radityo Afnandisa Putro
    Belum ada peringkat
  • Laporan Praktikum SPM: Nama NIM
    Laporan Praktikum SPM: Nama NIM
    Dokumen10 halaman
    Laporan Praktikum SPM: Nama NIM
    Radityo Afnandisa Putro
    Belum ada peringkat
  • Up 2
    Up 2
    Dokumen39 halaman
    Up 2
    Radityo Afnandisa Putro
    Belum ada peringkat
  • Tokoh Islam 1
    Tokoh Islam 1
    Dokumen8 halaman
    Tokoh Islam 1
    Radityo Afnandisa Putro
    Belum ada peringkat
  • A. Hanlon Kuantitatif
    A. Hanlon Kuantitatif
    Dokumen2 halaman
    A. Hanlon Kuantitatif
    Radityo Afnandisa Putro
    Belum ada peringkat
  • Laporan Fisika
    Laporan Fisika
    Dokumen5 halaman
    Laporan Fisika
    Radityo Afnandisa Putro
    Belum ada peringkat
  • Tatalaksana
    Tatalaksana
    Dokumen7 halaman
    Tatalaksana
    Radityo Afnandisa Putro
    Belum ada peringkat
  • Pemba Has An
    Pemba Has An
    Dokumen1 halaman
    Pemba Has An
    Radityo Afnandisa Putro
    Belum ada peringkat
  • Dakwah Tentang Ibu
    Dakwah Tentang Ibu
    Dokumen6 halaman
    Dakwah Tentang Ibu
    Radityo Afnandisa Putro
    Belum ada peringkat
  • Alat Pernapasan Pada Hewan
    Alat Pernapasan Pada Hewan
    Dokumen6 halaman
    Alat Pernapasan Pada Hewan
    Radityo Afnandisa Putro
    Belum ada peringkat
  • Biokimia Tugas Dr. Innawati
    Biokimia Tugas Dr. Innawati
    Dokumen11 halaman
    Biokimia Tugas Dr. Innawati
    Radityo Afnandisa Putro
    Belum ada peringkat
  • Sasbel 8 Skenario 4
    Sasbel 8 Skenario 4
    Dokumen1 halaman
    Sasbel 8 Skenario 4
    Radityo Afnandisa Putro
    Belum ada peringkat
  • Skenario 1
    Skenario 1
    Dokumen20 halaman
    Skenario 1
    Radityo Afnandisa Putro
    Belum ada peringkat
  • Seni Ukir Kaligrafi
    Seni Ukir Kaligrafi
    Dokumen4 halaman
    Seni Ukir Kaligrafi
    Radityo Afnandisa Putro
    Belum ada peringkat
  • Tugas Mat
    Tugas Mat
    Dokumen4 halaman
    Tugas Mat
    Radityo Afnandisa Putro
    Belum ada peringkat
  • Gam
    Gam
    Dokumen1 halaman
    Gam
    Radityo Afnandisa Putro
    Belum ada peringkat
  • Kematian Orang Beriman
    Kematian Orang Beriman
    Dokumen2 halaman
    Kematian Orang Beriman
    Radityo Afnandisa Putro
    Belum ada peringkat
  • Analisis Jurnal
    Analisis Jurnal
    Dokumen2 halaman
    Analisis Jurnal
    Radityo Afnandisa Putro
    Belum ada peringkat
  • Cara Kerja Praktikum Kimia Modul 2.2
    Cara Kerja Praktikum Kimia Modul 2.2
    Dokumen2 halaman
    Cara Kerja Praktikum Kimia Modul 2.2
    Radityo Afnandisa Putro
    Belum ada peringkat
  • Soal Peluruhan
    Soal Peluruhan
    Dokumen1 halaman
    Soal Peluruhan
    Radityo Afnandisa Putro
    Belum ada peringkat
  • Skenario 1
    Skenario 1
    Dokumen20 halaman
    Skenario 1
    Radityo Afnandisa Putro
    Belum ada peringkat
  • Minimi
    Minimi
    Dokumen3 halaman
    Minimi
    Radityo Afnandisa Putro
    Belum ada peringkat
  • Pentingnya Pancasila Sebagai Kritik Hukum Negara
    Pentingnya Pancasila Sebagai Kritik Hukum Negara
    Dokumen8 halaman
    Pentingnya Pancasila Sebagai Kritik Hukum Negara
    Radityo Afnandisa Putro
    Belum ada peringkat