Anda di halaman 1dari 3

Kontribusi Relatif pada Pengobatan Kanker yang Lebih Baik versus Skrining

Analisis kontribusi relatif dari pengobatan kanker payudara yang lebih baik versus
skrining untuk menurunkan angka kematian kanker payudara terbatas pada tumor
besar (tumor invasif dengan ukuran > 2cm). Keterbatasan ini didasarkan karena dua
alasan: potensi manfaat skrining dalam menurunkan angka kematian seharusnya
dapat di mediasi melalui pengurangan insiden tumor yang lebih besar, dan tingkat
kasus kematiannya adalah secara relatif tidak membiaskan estimasi dari efek
pengobatan pada tumor besar karena tumor terdeteksi secara klinis, dimana akan
meminimalkan bias yang terkait dengan waktu inisiasi, periode observasi, dan over
diagnosis. Bias waktu inisiasi mengacu kepada estimasi berlebihan dari durasi
kelangsungan hidup antara wanita yang sudah dideteksi tumor pada skrining (tumor
relatif terdeteksi dengan tanda dan gejala). Periode observasi bias mengacu pada
estimasi belebihan dari durasi kelangsungan hidup antara wanita yang sudah dideteksi
tumor pada skrining, dengan estimasi berlebihan yang disebabkan progresifitas kasus
yang berkembang perlahan; kasus-kasus ini tidak proporsional teridentifikasi dengan
skrining karena kemungkinan deteksi berbanding lurus dengan durasi waktu saat
kasus ini terdeteksi. Overdiagnosis bias mengacu pada estimasi berlebihan dari durasi
kelangsungan hidup antara wanita yang sudah dideteksi tumor pada skrining, dengan
estimasi berlebihan yang disebabkan inklusi pseudodisease penyakit sub klinis
yang tidak akan terlihat sebelum pasien meninggal oleh karena penyebab lain.

Pengaruh dari tersedianya pengobatan yang lebih baik, untuk menurunkan


angka kematian kanker payudara tanpa diawali oleh adanya skrining, diukur dengan
menggunakan insidensi terukur yang konstan dan spesifik sebelum skrining
dilakukan dan dengan menggunakan reduksi dari case fatality rate sepanjang
penggunaan terapi sistemik efektif. Pengaruh adanya skrining diukur dengan
membandingkan reduksi dari insidensi ukuran spesifik dengan case fatality rate
konstan ukuran spesifik. Untuk menyelidiki efek skrining baik sebelum dan sesudah
terapi, kami melakukan kalkulasi sebanyak dua kali, mengacu pada case fatality rate
yang berkaitan dengan terapi yang lebih dulu dan laju yang berkaitan dengan terapi
belakangan ini.
HASIL

DISTRIBUSI UKURAN TUMOR DAN INSIDENS UKURAN SPESIFIK

Pergeseran distribusi ukuran tumor payudara berkaitan dengan meluasnya pengunaan


skrining mamografi yang digambarkan dalam Gambar 2A. Meskipun tumor besar
mendominasi pada periode sebelum munculnya skrining, tumor ukuran yang lebih
kecil mendominasi setelah pelaksanaannya. Dari tahun 1975 sampai 2012, proporsi
tumor payudara yang kecil (tumor invasif dengan ukuran < 2 cm atau karsinoma in
situ) meningkat dari 36% menjadi 68%, dan proporsi dari tumor yang lebih besar
(tumor invasif dengan ukuran 2 cm) menurun dari 64% menjadi 32%.

Bagaimanapun, pergeseran distribusi ukuran ini menurunkan hasil dari


berkurangnya substansi dari insidens tumor besar dan lebih banyak hasil dari
meningkatnya substansi dari tumor kecil (Gambar 2B). Namun, penurunan yang
paling terlihat adalah pada tumor besar. Perubahan pada insidens ukuran spesifik dari
kanker payudara setelah dikenalnya skrining mamografi digambarkan pada Tabel 1.
Insidens dari tumor besar menurun sebanyak 30 kasus per 100.000 wanita (dari 145
menjadi 115 kasus kanker per 100.000 wanita), dan insidens tumor kecil meningkat
sebanyak 162 kasus per 100.000 wanita (dari 82 menjadi 244 kasus kanker per
100.000 wanita). Dengan menganggap faktor pemberat yang lain tidak berubah, data-
data ini menunjukkan bahwa 30 kasus kanker per 100.000 wanita yang akan menjadi
besar tetapi terdeteksi lebih awal, dan sisanya 132 kasus dari kanker per 100.000
wanita merupakan overdiagnosed.

UKURAN SPESIFIK CASE FATALITY RATE

Ukuran spesifik case fatality rate selama periode sebelum adanya skrining mamografi
dan periode 10 tahun belakangan ini dari data follow-up yang tersedia digambarkan
pada Gambar 3. Untuk tumor besar, berkurangnya case fatality rate secara dominan
mencerminkan terapi yang lebih baik. Untuk tumor kecil , berkurangnya case fatality
rate dibiaskan oleh gabungan dari waktu inisiasi, panjang bias, dan overdiagnosis.
Faktanya, sepanjang periode dari tahun 2000 sampai 2002, wanita dengan karsinoma
in situ atau atau dengan tumor invasif dengan ukuran yang lebih kecil dari 1 cm
mempunyai angka kelangsungan hidup relatif melampaui 100%. Kelangsungan hidup
relatif mengacu pada rasio dari proporsi survivor dibandingkan populasi yang bebas
dari kanker. Analisis yang lebih jelas disajikan pada Bab 3.
Perkiraan efek dari terapi yang lebih baik dari kanker payudara pada angka
kematian yang skrining mamografinya tidak dilakukan, digambarkan pada Tabel 2.
Estimasi pengurangan angka kematian pada terapi saja mencapai 17 kematian per
100.000 wanita.

Anda mungkin juga menyukai