Anda di halaman 1dari 8

PAPER RADIOLOGI

PNEUMONIA INTERSISIAL
Oleh:

Pembimbing:
dr. Armen Rangkuti, Sp. Rad (K).

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


DEPARTEMEN RADIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK
MEDAN
2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan paper ini yang berjudul Pneumonia Intersisial dapat
disusun dan diselesaikan tepat pada waktunya.
Terimakasih kami ucapkan kepada dr. Armen Rangkuti, Sp.Rad (K), selaku
pembimbing penulisan yang telah memberikan arahan dalam penyelesaian paper ini.
Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan dalam penulisan paper
selanjutnya. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga karya tulis ini
bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, November 2016

Penulis
DAFTAR ISI

COVER .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ... ...
DAFTAR ISI .....................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN ..............................................................................
1.2 Latar Belakang ...............................................................................
1.2 Tujuan ............................................................................................
1.3 Manfaat ..........................................................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................
2.1 Definisi ...........................................................................................
2.2 Epidemiologi ..................................................................................
2.3 Patofisiologi ...................................................................................
2.4 Manifestasi Klinis ..........................................................................
2.5 Diagnosis Penunjang .......................................................................
2.5.1 Pemeriksaan Radiologi ..........................................................
2.5.2 Pemeriksaan Histopatologi.....................................................
2.6 Penatalaksanaan .............................................................................
BAB 3 KESIMPULAN ..................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Latar Belakang

Pneumonia merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama, baik di


negara berkembang maupun di negara maju. karena merupakan penyakit yang
menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak di usia 5 tahun (balita)
juga pada lanjut usia.5 Penyakit paru interstitial adalah sekelompok gangguan
parenkim pada paru-paru yang menyebar terkait dengan morbiditas substansial dan
mortalitas. Beberapa penelitian yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir
menunjukkan bahwa klasifikasi baru dari pneumonia interstitial idiopatik, terdiri dari
tiga kelompok yaitu : mayor, langka dan tidak terklasifikasi. The American Thoracic
Society-Eropa Respiratory Society mengklasifikasikan pneumonia interstitial
idiopatik (IIPs) pada tahun 2002, berdasarkan pola morfologis berdasarkan diagnosis
klinis radiologis dan patologis yang meliputi tujuh bagian, yaitu: fibrosis paru
idiopatik, yang ditandai dengan pola morfologi dari morphologic pattern of usual
interstitial pneumonia (UIP); nonspecific interstitial pneumonia (NSIP); cryptogenic
organizing pneumonia (COP); respiratory bronchiolitisassociated interstitial lung
disease (RB-ILD); desquamative interstitial pneumonia (DIP); lymphoid interstitial
pneumonia (LIP); dan acute interstitial pneumonia (AIP).1 Kematian infeksi
pneumonia terjadi lebih kurang 2 juta anak balita di Afrika dan Asia Tenggara.
Menurut survei kesehatan nasional (SKN) 2011 terdapat 27,6 % kematian
bayi dan 22,8% kematian balita di Indonesia disebabkan oleh penyakit respiratori,
terutama pneumonia. Pada suatu penelitian di Amerika Serikat meneliti bahwa
pneumonia juga merupakan penyebab mortalitas yang tinggi pada lansia yang
menjalani perawatan di ICU (Intensive Care Unit) dimana dari 17,537 pasien terdapat
diantaranya 1,062 pasien meninggal akibat sepsis, 1,802 pasien meninggal akibat
pneumonia, 42 pasien meninggal akibat CLABSI (central-line-associated
bloodstream infection) dan 52 kasus pasien meninggal akibat VAP ( ventilator-
associated pneumonia).5
Menurut World Health Organization (WHO), penyakit infeksi saluran
pernapasan bawah merupakan kasus infeksius penyebab kematian terbesar di seluruh
dunia (urutan ketiga dari penyebab kematian secara umum), dengan angka kematian
mencapai 3,5 juta setiap tahunnya.7 Dari data SEAMIC Health Statistic 2001
influenza dan pneumonia merupakan penyebab kematian nomor 6 di Indonesia,
nomor 9 di Brunei, nomor 7 di Malaysia, nomor 3 di Singapura, nomor 6 di Thailand
dan nomor 3 di Vietnam. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes tahun 2001,
penyakit infeksi saluran napas bawah menempati urutan ke-2 sebagai penyebab
kematian di Indonesia.7
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk melaporkan kasus
pneumonia intersisial dan membandingkannya dengan landasan teori yang sesuai.

1.3 Manfaat
Laporan kasus ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan penulis
maupun pembaca khususnya peserta P3D untuk mengintegrasikan teori yang ada
dengan aplikasi kasus yang dijumpai di lapangan.
BAB 2

ISI

2.1 Definisi

2.2 Epidemiologi

2.3 Patofisiologi

2.4 Manifestasi Klinis

Gejala yang paling umum dari semua bentuk penyakit paru-paru interstitial
adalah sesak napas. Hampir semua orang dengan penyakit paru-paru interstitial akan
mengalami sesak napas, yang dapat memburuk dari waktu ke waktu.2,3,4

Gejala lain dari penyakit paru-paru interstitial meliputi :2,3,4

Batuk, yang biasanya kering dan tidak produktif.


Penurunan berat badan paling sering pada orang dengan crytogenic organizing
pneumonia.
Dalam sebagian besar bentuk penyakit paru-paru interstitial, sesak napas
berkembang perlaha-lahan yaitu bisa lebih dari bulan. Dalam pneumonia
interstial atau pneumonitis interstitial akut, gejala datang lebil cepat yaitu
dalam jam atau hari.
Kadang kala bisa temukan myalgia, arthralgia, demam, menggigil dan
malaise.

2.5 Diagnosis Penunjang

2.5.1 Pemeriksaan Radiologi


Pada pemeriksaan radiologi x-ray tampak pola retikular dan bercak nodule pada lobus
lebih rendah dan sudut kostofrenikus.2,3,4

2.5.2 Pemeriksaan Histopatologi

2.6 Penatalaksanaan
DAFTAR PUSTAKA.

1. Antoniou. K.M et al. 2013. Intersitial Lung Disease. Eur Respir Rev 2014; 23:
4054.
2. Behr. J., 2012. Approach to The Diagnosis of Interstitial Lung Disease.
Clinical Chest Medication. 33 : 1-10
3. Palmucci. S., Roccasalva. F., Puglisi. S., 2014. Clinical and Radiological
Features of Idiopathic Interstitial Pneumonias (IIPs): a pictorial review. In :
Insights Imaging. EPOS. 5: 347-364
4. Raghu. G., 2011. Interstitial Lung Disease. In: Goldmans Cecil Medicine.
24th edition. Philadelphia.
5. Rahmawati, FA. 2014. Angka Kejadian Pneumonia pada Paisen Sepsis di
ICU RSUP Dr. Kariadi Semarang. Available from
http://eprints.undip.ac.id/44629/3/FIDA_AMALINA_22010110120027_BAB
2KTI.pdf (Diakses 9 November 2016)
6. Wunderick, RG et al. 2014. Community-Aquired Pneumonia. The New
England Journal of Medicine 370(6): 543-551.

Anda mungkin juga menyukai