Anda di halaman 1dari 2

RUMAH SAKIT PARU

PROVINSI JAWA BARAT PELAKSANAAN VALIDASI INTERNAL DATA MUTU

No. Dokumen No. Revisi Halaman

- 1/2

Ditetapkan Oleh
Direktur RSP Provinsi Jawa Barat
STANDAR Tanggal terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL ..
Dr. Rr. Endang Noersita Daim, MPH
NIP 19590525 199002 2001
Penyahihan/validasi data merupakan alat penting untuk
memahami mutu dari data mutu dan untuk mencapai tingkat
dimana data tersebut cukup meyakinkan bagi para pembuat
PENGERTIAN
keputusan.Validasi data menjadi salah satu langkah dalam
proses penentuan prioritas untuk pengukuran, pemilihan apa
yang harusdiukur, pemilihan dan pengujian ukuran,
pengumpulan data, validasi data dan penggunaan data
untukperbaikan.
1. Sebagai acuan dalam melaksanakan validasi data mutu.
2. Tersedianya data daninformasi mutu yang valid sebagai
dasar menejemen rumah sakit untuk mengambil keputusan
TUJUAN
dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi
program dan peningkatan kewaspadaan serta respon
terhadap kejadian luar biasa yang cepat dan tepat.
Berdasarkan ketetapan Kepala Rumah Sakit Paru Provinsi
KEBIJAKAN Jawa Barat Nomor : SK /./ VII / 2014 tentang Panduan
validasi data mutu internal.
1. Nilai kebutuhanvalidasi
2. Tentukan jumlah sampel untuk validasi data mutu.
Penggunaan 100% sampel hanya diperlukan apabila
jumlah rekor, kasus, atau data lainnya sangat kecil.
Dimungkinkan untuk memakai 10% jika sampel besar.
3. Pastikan alat ukur validasi yang sesuai.
PROSEDUR
4. Lakukan pengumpulan ulang data oleh orang kedua yang
tidak terlibat dalam pengumpulan data orisinil, dengan
menggunakan objek data yang sama dan cara ukur yang
sama.
5. Hitungan keakuratan dilakukan dengan membandingkan
hasil data orang pertama dengan orang kedua. Hasil data
orang keduaharus 90% darihasil data orang pertama
untuk dikatakan sebagai data valid.
6. Lakukan koreksi apabila unsure datanya tidak sama, alas
an-alasannya (misalnya, definisi data yang tidakjelas)
harus dicatat dan tindakan korektif harus
didokumentasikan.
7. Identifikasi tindakan korektif, dengan mereview kembali
tekhnis pengukuran yang telah dilaksanakan.
8. Nilai kebutuhan validasi
9. Tentukan jumlah sampel untuk validasi data mutu.
Penggunaan 100% sampel hanya diperlukan apabila
jumlah rekor, kasus, atau data lainnya sangat kecil.
Dimungkinkan untuk memakai 10% jika sampel besar.
10. Pastikan alat ukur validasi yang sesuai.
11. Lakukan pengumpulan ulang data oleh orang kedua yang
tidak terlibat dalam pengumpulan data orisinil, dengan
menggunakan objek data yang sama dan caraukur yang
sama.
12. Hitungan keakuratan dilakukandengan membandingkan
hasil data orang pertama dengan orang kedua. Hasil data
orang kedua harus 90% darihasil data orang pertama
untuk dikatakan sebagai data valid.
13. Lakukan koreksi apabila unsure datanya tidaksama, alas
an-alasannya (misalnya, definisi data yang tidakjelas)
harus dicatat dan tindakan korektif harus didokumentasikan

1. Seluruh penanggung jawab indikator mutu


UNIT TERKAIT
2. Seluruh koordinator pengumpulan data

Anda mungkin juga menyukai