Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH KEUANGAN NEGARA

TENTANG
ANTISIPASI PEMERINTAH TERHADAP TIDAK TERCAPAINYA
TARGET PENDAPATAN PAJAK DALAM APBN 2016

NAMA : ENGGRI HARBA


NPM : 1302160382

PROGRAM STUDI DIII AKUNTANSI ALIH PROGRAM


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

T.A. 2017
PENDAHULUAN

Target penerimaan negara yang tidak mencapai target hingga akhir September
mengakibatkan pemerintah mengajukan pemangkasan anggaran belanja negara secara besar-
besaran yaitu untuk K/L sebesar Rp65 triliun dan anggaran transfer daerah sebesar Rp68,8 triliun.
Namun, dalam pemangkasan anggaran belanja ini diperlukan antisipasi agar tidak berisiko
terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi. Selain itu diperlukan evaluasi terhadap keefektifan
pengampunan pajak (tax amnesty) dan paket kebijakan ekonomi lainnya yang mulai diragukan
keberhasilannya dalam kontribusi terhadap kas negara. Selain itu, diperlukan pembahasan
mengenai regulasi yang dibutuhkan demi menciptakan iklim investasi dan perekonomian yang
lebih baik untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yaitu sebesar 5,3%.
PEMBAHASAN

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengajukan pemangkasan anggaran belanja


negara sebesar Rp133,8 triliun pada awal Agustus lalu. Sebelumnya, pemerintah sudah melakukan
pemangkasan anggaran melalui Instruksi Presiden (Inpres) No. 4 Tahun 2016 yang ditetapkan pada
tanggal 12 Mei 2016, pemangkasan anggaran ini dilakukan hanya untuk anggaran belanja K/L
dengan total pemangkasan Rp50,02 triliun.

Pemangkasan ini dilakukan dalam rangka pencegahan terhadap defisit negara yang
ditargetkan akan meleset jauh hingga menyentuh angka 3% sehingga bisa melanggar undang-
undang. Tax Amnesty yang menjadi program andalan dari pendapatan negara hingga akhir
September ini mulai diragukan keberhasilannya mengingat pencapaiannya yang hanya baru sekitar
5,2 persen. Dengan rincian uang tebusan program pengampunan pajak baru menyentuh angka
Rp8,5 triliun dari proyeksi awal sebesar Rp165 triliun. Sedangkan dana repatriasi dari luar negeri
baru terkumpul Rp18,8 triliun dengan target Rp1.000 triliun. Tingkat partisipasi program
pengampunan pajak paling banyak diperoleh dari WP-OP non UMKM yaitu sebesar Rp7,17
triliun, Badan non UMKM yaitu Rp911 miliar, OP UMKM yaitu Rp430 miliar, dan WP Badan
UMKM yaitu Rp15,8 miliar.

Pemangkasan dana transfer ke daerah dikhawatirkan akan menimbulkan risiko terkait


dengan pembatalan eksekusi rencana kebutuham daerah terutama terkait proyek fisik dan
infrastruktur yang akan memengaruhi fiskal di daerah. Selain itu juga menimbulkan kekhawatiran
terhadap pergerakan ekonomi domestic di tengah kondisi perlambatan global yang diperkirakan
masih akan terus terjadi.

Pendapatan

Pendapatan negara ditargetnya Rp1.786 triliun, dengan Rp1.539 triliun merupakan


tanggung jawab Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan. Sedangkan, pengajuan
pemangkasan berawal dari ketidakpastian target penerimaan negara berdasarkan hitungan terbaru
Kementerian Keuangan yang mencatat potensi tidak tercapai penerimaan perpajakan sebesar
Rp219 triliun akibat ketidaktepatan penggunaan basis pajak, hal ini berarti penerimaan perpajakan
meleset minus 14 persen dari target awal.
Hal lain yang menjadi permasalahan adalah, pemerintah diharuskan menjaga agar defisit
anggaran tidak lebih dari 3 persen setiap tahunnya sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
Namun, pada semester I tahun 2016, defisit anggaran sudai mencapai angka 1,83 persen atau
sekitar Rp276,6 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa kas negara sedang berada pada kondisi yang
memprihatinkan.

Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi defisit anggaran ini, bisa dilakukan
dengan melakukan pemangkasan anggaran, penambahan utang, atau melakukan revisi terhadap
batas masimum defisit melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang. Pemangkasan
anggaran dianggap merupakan pilihan yang paling tepat karena jika memilih pada pilihan kedua
yaitu penambahan utang, posisi utang negara Indonesia pada enam tahun terakhir selalu meningkat
(Tabel 1). Sedangkan jika pemerintah memilih pilihan ketiga sebagai jalan keluarnya, hal tersebut
hanya akan menunjukkan kelemahan kredibilitas pemerintah.

Dengan pemangkasan anggaran ini, diharapkan pemerintah tidak hanya sanggup


melakukan perubahan pada anggaran tetapi harus kreatif dalam mencari tambahan pendapatan
negara. Banyaknya potensi pajak yang belum termanfaatkan secara optimal membutuhkan usaha
ekstra dari pemerintah. Salah satunya melalui pembaruan sistem perpajakan yang menyeluruh.
Pembaruan sistem perpajakan membutuhkan penguatan jaringan, SDM, maupun infrastruktur
pendukung lainnya baik di tingkat nasional maupun internasional. Pada tingkat nasional, perlu
dilakukan intensifikasi database yang dimiliki, memperluas potensi wajib pajak, mengembangkan
efektivitas tax amnesty, melakukan penguatan kelembagaan DJP Kemenkeu, merevisi undang-
undang terkait perpajakan, perbankan, dan keuangan negara dengan memperluas akses ke data
perbankan, serta implementasi SIN (Single Identification Number), maupun penegakan hukum
perpajakan yang lebih baik. Sementara di tingkat internasional, pemerintah perlu memaksimalkan
standar pertukaran informasi (Exchange of Information-EOI) untuk meminimalisir praktik
penghindaran pajak (Tax Avoidance) antarlintas batas negara.

Sejalan dengan hal tersebut dan seiring perkembangan ekonomi yang dinamis maka untuk
meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak diperlukan basis data yang kuat sebagai sumber
dan otoritas yang profesional dan akuntabel dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan wewenang di
bidang perpajakan. DPR dan Pemerintah bersepakat melakukan revisi terhadap UU Ketentuan
Umum Perpajakan (KUP) yang akan menjadi payung bagi seluruh ketentuan formal perpajakan.

Belanja

Kepala Bappenas selaku mantan Kemenkeu (Bambang Brodjonegoro) menegaskan agar


pemangkasan belanja negara tidak berpotensi memperlambat pertumbuhan kuartal III tahun 2016.
Menurutnya, empat aspek yang harus dipenuhi adalah: Pertama, pemangkasan atau self blocking
utamanya memangkas anggaran belanja barang dan perjalanan dinas yang disesuaikan dengan
tugas dan fungsi masing-masing K/L. Kedua, Kemenkeu harus memfokuskan pada belanja K/L
yang pasti tidak bisa tereksekusi 100 persen. Ketiga, pemangkasan tidak boleh menyentuh belanja
prioritas. Keempat, pemangkasan diharapkan tidak menyentuh anggaran yang digunakan untuk
lelang. Pemerintah perlu melakukan evaluasi secara bertahap atas kebijakan yang ditetapkan dan
berani menyampaikan kepada publik, mana paket kebijakan yang efektif dan mana yang tidak.
Dengan begitu, kredibilitas pemerintah sebagai eksekutor pelaksana pembangunan semakin baik
dan meningkatkan kepercayaan publik yang menjadi syarat perbaikan ekonomi secara
keseluruhan.
KESIMPULAN

Defisit APBN tidak boleh melebihi tiga persen setiap tahunnya, hal ini sesuai dengan
amanat yang ditetapkan undang-undang. Pemerintah perlu menguatkan sisi pendapatan dan sisi
belanja negara. Penguatan sisi pendapatan dapat dilakukan salah satunya dengan pemberharuan
system perpajakan termasuk memperluas akses penerimaan pajak serta lebih mengefektifkan
penerimaan pajak menggunakan tax amnesty dengan berbagai macam promosi yang dapat
dijalankan. Pada sisi belanja, pemangkasan diharapkan dilakukan sesuai dengan koridornya, yang
mana tidak hanya asal potong melainkan harus banyak mempertimbangkan hal-hal demi tidak
menghambatnya pertumbuhan suatu daerah. Sementara itu, DPR diharapkan mampu mengawasi
pelaksaan APBN yang diajukan pemerintah setiap tahunnya dengan baik agar APBN yang dibuat
menjadi wujud kapasitas, kapabilitas, dan kredibilitas negara demi membantu pembangunan
nasional.
DAFTAR PUSTAKA

TEMPO.CO, Jakarta. https://m.tempo.co/read/news/2016/09/15/090804601/realisasi-


penerimaan-pajak-capai-rp-656-1-triliun

Kompas.com, Jakarta.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/09/06/184900626/pemerintah.akan.pangkas.belanj
a.lagi.jika.target.amnesti.pajak.tak.tercapai.

Viva.co.id. http://politik.news.viva.co.id/news/read/782784-pemotongan-anggaran-transfer-
daerah-tak-sesuai-nawacita

Inilah Angka-angka Pencapaian Program Tax Amnesty, Masih Jauh.


http://www.jpnn.com/read/2016/09/13/466989/Inilah-Angka-angka-Pencapaian-Program-Tax-
Amnesty-Masih-Jauh-.
Pokok-Pokok UU APBN-P 2016 dan Pengampunan Pajak.
http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/KP_RAPBNTA.pdf
Mauleny, Ariesy Tri. PEMANGKASAN ANGGARAN 2016 DAN TARGET
PERTUMBUHAN EKONOMI. Majalah Info Singkat Ekonomi dan Kebijakan Publik, 2016.

Anda mungkin juga menyukai