Anda di halaman 1dari 52

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN

KARYA TULIS TUGAS AKHIR

TINJAUAN PERENCANAAN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN


PT X PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK Y

Diajukan oleh :
Muhammad Rizal Firdaus
NPM : 153060020935

Mahasiswa Program Diploma III Akuntansi Alih Program

Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat

Dinyatakan Lulus Program Diploma III Akuntansi Alih Program

Tahun 2017
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN

PERSETUJUAN
KARYA TULIS TUGAS AKHIR

NAMA : MUHAMMAD RIZAL FIRDAUS

NOMOR POKOK MAHASISWA : 153060020935

JURUSAN : AKUNTANSI

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI ALIH


PROGRAM
BIDANG STUDI : AUDIT KEUANGAN SEKTOR
KOMERSIAL
JUDUL KARYA TULIS TUGAS : TINJAUAN PERENCANAAN AUDIT
AKHIR ATAS LAPORAN KEUANGAN PT X
PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK Y

Mengetahui Menyetujui
Ketua Jurusan Akuntansi, Dosen Pembimbing,

Yuniarto Hadiwibowo, M.A., Ph.D. Muhadi Prabowo, Ak., M.B.A.


NIP 19740609 199502 1 001 NIP 19611121 198203 1 002

ii
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN

PERNYATAAN LULUS DARI TIM PENILAI


KARYA TULIS TUGAS AKHIR

NAMA : MUHAMMAD RIZAL FIRDAUS

NOMOR POKOK MAHASISWA : 153060020935

JURUSAN : AKUNTANSI

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI ALIH


PROGRAM
BIDANG STUDI : AUDIT KEUANGAN SEKTOR
KOMERSIAL
JUDUL KARYA TULIS TUGAS : TINJAUAN PERENCANAAN AUDIT
AKHIR ATAS LAPORAN KEUANGAN PT X
PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK
Y

Tangerang Selatan, September 2017

1. .............................................
Muhadi Prabowo, Ak., M.B.A. (Dosen Penilai I/Pembimbing)
NIP 19611121 198203 1 002

2. ...........................................
Drs. Mubasyiran Harun, Ak. (Dosen Penilai II)

iii
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN

PERNYATAAN KEASLIAN
KARYA TULIS TUGAS AKHIR

NAMA : MUHAMMAD RIZAL FIRDAUS


NOMOR POKOK MAHASISWA : 153060020935
JURUSAN : AKUNTANSI
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI ALIH
PROGRAM
: AUDIT KEUANGAN SEKTOR
BIDANG STUDI
KOMERSIAL
JUDUL KARYA TULIS TUGAS : TINJAUAN PERENCANAAN AUDIT
AKHIR ATAS LAPORAN KEUANGAN PT X
PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK
Y

Dengan ini menyatakan bahwa sesungguhnya Karya Tulis Tugas Akhir ini adalah
hasil tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang
saya salin atau tiru tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Bila terbukti
saya melakukan tindak plagairisme, saya siap dinyatakan tidak lulus dan dicabut gelar
yang telah diberikan.

Tangerang Selatan, September 2017


Yang memberi pernyataan,

Muhammad Rizal Firdaus


NPM 15306002093
iv
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warrohmatullahi wabarakatuh,

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis tugas akhir yang berjudul

“TINJAUAN PERENCANAAN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN PT X

PADA KAP Y” ini sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan.

Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada Rasulullah Muhammad

SAW, suri tauladan serta guru besar bagi Umat Muslim, serta para keluarga dan

sahabat yang senantiasa menegakkan kebenaran di muka bumi ini.

Tujuan dari penulisan Karya Tugas Akhir ini adalah sebagai syarat dinyatakan

lulus dari pendidikan Diploma III Akuntansi Alih Program Politeknik Keuangan

Negara STAN. Karya Tulis Tugas Akhir ini disusun Penulis dengan memaparkan data

dan fakta yang ditemukan di lapangan dan membandingkannya dengan teori yang

didapatkan selama perkuliahan serta dari literatur lain seperti peraturan yang berlaku

umum dan buku-buku yang berkaitan dengan topik pembahasan dalam Karya Tulis

Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Tugas Akhir ini tidak akan selesai dengan

baik tanpa bimbingan, saran, arahan serta motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

v
1. Kedua orang tua penulis, Bapak Drs. D. M. Harun Muhyidin dan Ibu Siti

Rahmawati yang selalu memberikan semangat dan doa kepada penulis;

2. Istri penulis, Eka Novarina yang selalu menemani penulis;

3. Bapak Rahmadi Murwanto, Ak., M.Acc., Ph.D., selaku Direktur Politeknik

Keuangan Negara STAN dan seluruh staf pengajar yang telah membagi ilmunya

kepada penulis;

4. Ketua Jurusan Akuntansi, Bapak Yuniarto Hadiwibowo, MA, Ph.D. yang telah

menyetujui Karya Tulis Tugas Akhir ini;

5. Dosen Pembimbing, Bapak Muhadi Prabowo, Ak., M.B.A. yang bersedia

meluangkan waktu dan sabar dalam membimbing penulis dalam menyelesaikan

Karya Tulis Tugas Akhir ini;

6. Dosen Penilai, Bapak Drs. Mubasyiran Harun, Ak. yang telah memberikan

penilaian pada Karya Tulis Tugas Akhir ini;

7. Seluruh dosen, widyaiswara, dan staf di lingkungan Badan Pendidikan dan

Pelatihan Keuangan yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama

mengikuti pendidikan Diploma III Akuntansi Alih Program di Politeknik

Keuangan Negara STAN;

8. Pimpinan, para auditor dan staf Kantor Akuntan Publik Y yang telah

mengizinkan dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk mendapatkan

data dan informasi dalam penyusunan Karya Tulis Tugas Akhir ini;

9. Keluarga Besar D3 Akuntansi Alih Program 2015 yang menjadi bagian penting

dalam masa perkuliahan penulis;

vi
10. Dan untuk semua pihak yang telah terlibat dalam penulisan dan penyusunan

Karya Tulis Tugas Akhir ini dan tak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna

dan masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak demi perbaikan di masa yang akan

datang. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi

bagi semua pihak pada umumnya dan mahasiswa Politeknik Keuangan Negara STAN

pada khususnya.

Tangerang Selatan, September 2017

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN LULUS DARI TIM PENILAI ....................................iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................................................... v
DAFTAR ISI ...............................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan Karya Tulis Ilmiah ............................................................ 2
C. Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah..................................................... 3
D. Metode Penelitian .......................................................................................... 3
E. Sistematika Penulisan .................................................................................... 4
BAB II DATA DAN FAKTA ....................................................................................... 5
A. Gambaran Umum .......................................................................................... 5
1. Profil Singkat KAP. .................................................................................. 5
2. Struktur Organisasi KAP. ......................................................................... 6
3. Ruang Lingkup Usaha KAP.. ................................................................... 6
4. Visi dan Misi KAP. .................................................................................. 6
B. Penerapan Perencanaan Audit atas Laporan Keuangan PT X pada KAP Y . 7
1. Keterlibatan Anggota Tim Perikatan Utama. ........................................... 7
2. Aktivitas Awal Perikatan. ......................................................................... 8
3. Aktivitas Perencanaan. ........................... Error! Bookmark not defined.
4. Dokumentasi. .......................................... Error! Bookmark not defined.
5. Pertimbangan Tambahan dalam Perikatan Audit Tahun Pertama..Error! Bookmark not
BAB III LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN .............................................. 17
A. Landasan Teori ............................................................................................ 17
1. Pengertian Audit. .................................................................................... 17
2. Jenis-jenis Audit.. ................................................................................... 18

viii
3. Perencanaan Audit Laporan Keuangan.. Error! Bookmark not defined.
B. Tinjauan terhadap Penerapan Perencanaan Audit atas Laporan Keuangan
PT X pada KAP Y ...................................................................................... 25
1. Tinjauan terhadap Penerapan Keterlibatan Anggota Tim Perikatan
Utama...................................................................................................... 25
2. Tinjauan terhadap Penerapan Aktivitas awal Perikatan ......................... 26
3. Tinjauan terhadap Penerapan Aktivitas Perencanaan ............................. 29
4. Tinjauan terhadap Penerapan Dokumentasi ........................................... 35
5. Tinjauan terhadap Penerapan Pertimbangan Tambahan dalam Perikatan
Audit Tahun Pertama. ............................................................................. 36
BAB IV SIMPULAN ................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 40
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................................... 40

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Struktur Organisasi KAP Y ....................................................................... 6

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kebijakan Perencanaan Audit KAP Y

Lampiran 2 Formulir Rencana Audit

Lampiran 3 Formulir Pemahaman Bisnis Klien

Lampiran 4 Formulir Penilaian Risiko

Lampiran 5 Surat Tugas Audit KAP Y

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan audit atas laporan keuangan adalah untuk menyediakan pemakai laporan

keuangan suatu pendapat atau opini yang diberikan oleh auditor tentang apakah

laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai

dengan kerangka kerja akuntansi keuangan yang berlaku. Selain itu audit laporan

keuangan juga diharapkan dapat menjembatani pertentangan kepentingan antara pihak

internal perusahaan, yaitu manajemen dengan pihak eksternal perusahaan yaitu,

investor, kreditor, pemerintah, dan masyarakat.

Agar audit dapat bermanfaat bagi para pemakainya, auditor memiliki tanggung

jawab untuk menghasilkan pendapat yang benar-benar dapat dipertanggungjawabkan

dan memiliki objektivitas yang tinggi. Oleh karena itu sebelum menjalankan proses

audit, tentu saja proses audit harus direncanakan terlebih dahulu. Perencanaan audit

adalah suatu tahapan yang terperinci, yang menyangkut prosedur dan rencana auditor

yang akan digunakan dalam pelaksanaan suatu audit.

1
2

Tujuan audit, jadwal kerja audit, dan staf yang akan diikutsertakan dalam proses

audit, harus diterangkan secara jelas dalam perencanaan audit.

Perencanaan audit pada sebuah kantor akuntan publik merupakan bagian penting

dalam menghasilkan laporan audit yang berkualitas. Semakin tinggi kualitas dari

sebuah kantor akuntan publik akan semakin tinggi pula permintaan kantor akuntan

publik tersebut terhadap jasa yang ditawarkan. Semakin penting pula persiapan dan

perencanaan yang dilakukan agar laporan yang dihasilkan sesuai dengan yang

diharapkan.

Perencanaan audit yang memadai tercantum dalam Standar Profesional Akuntan

Publik (SPAP), Standar Audit seksi 300 tentang perencanaan suatu audit atas laporan

keuangan. Di dalam Standar Audit seksi 300 disebutkan bahwa tujuan auditor adalah

untuk merencanakan audit agar audit tersebut dapat dilaksanakan secara efektif.

Berdasarkan penjelasan tersebut penulis berkeinginan untuk melakukan

peninjauan perencanaan audit atas laporan keuangan serta membuat Karya Tulis

Tugas Akhir dengan judul “TINJAUAN PERENCANAAN AUDIT ATAS

LAPORAN KEUANGAN PT X PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK Y”.

B. Tujuan Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

adalah:

1. Untuk memperdalam pengetahuan dan pemahaman bagi penulis, baik secara

teori maupun praktik atas perencanaan audit pada sebuah kantor akuntan publik;

2. Untuk mengetahui relevansi antara teori yang dipelajari selama perkuliahan

dengan penerapannya di lapangan;


3

3. Untuk meninjau pelaksanaan perencanaan audit atas laporan keuangan pada

Kantor Akuntan Publik.

C. Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah

Dalam penulisan Karya Tulis Tugas Akhir (KTTA) ini, penulis akan fokus pada

pembahasan proses perencanaan audit atas laporan keuangan PT X pada KAP Y.

Pembahasan tersebut akan mencakup kesesuaian antara praktik dengan ketentuan

perencanaan yang tertuang dalam PSAP. KAP yang menjadi objek penulisan meminta

penulis untuk menyamarkan nama KAP beserta kliennya.

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam menyusun KTTA ini adalah sebagai

berikut:

1. Metode Studi Kepustakaan.

Metode ini merupakan metode pengumpulan data dengan mengumpulkan dan

mempelajari sumber-sumber tertulis seperti Undang-Undang, Peraturan Pemerintah,

Keputusan Menteri, buku, makalah, bahan-bahan perkuliahan, artikel ataupun literatur

tertulis lainnya yang berkaitan dengan topik yang dibahas dalam laporan ini. Melalui

metode ini, penulis memperoleh dasar teori yang akan digunakan dalam penyusunan

karya tulis ilmiah.

2. Metode Studi Lapangan.

Metode ini dilakukan dengan cara melakukan observasi, penelaahan dokumen-

dokumen, diskusi, dan wawancara secara langsung dengan pejabat dan petugas yang

terkait langsung dengan topik yang dijadikan bahasan guna memperoleh informasi

lisan yang relevan dengan topik bahasan.


4

E. Sistematika Penulisan

Penuliasan Karya Tulis Tugas Akhir ini dibagi dalam empat bab dengan urutan

penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan hal-hal yang menjadi dasar bagi penulis dalam menyusun

Karya Tulis Tugas Akhir ini. Bab ini terdiri dari beberapa sub-bab, yaitu Latar

Belakang, Tujuan Penulisan, Ruang Lingkup Permasalahan, Metode Pengumpulan

Data, dan Sistematika Penulisan.

BAB II DATA DAN FAKTA

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum KAP Y, yang meliputi profile

singkat, visi misi, struktur organisasi, ruang lingkup usaha dan penerapan

perencanaan audit atas laporan keuangan PT X pada KAP Y. Kemudian bab ini akan

menjelaskan tentang fakta kebijakan perencanaan audit atas laporan keuangan PT X

pada KAP Y berupa tahap-tahap perencanaan audit yang dilakukan.

BAB III LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang teori pengertian audit, jenis-jenis audit dan

perencanaan audit atas laporan keuangan. Teori tersebut merupakan dasar serta

pedoman bagi penulis dalam melakukan tinjauan terhadap perencanaan audit atas

laporan keuangan PT X pada KAP Y. Dalam sub-bab pembahasan akan diuraikan

tinjauan penulis tentang kesesuaian antara Standar Audit dengan perencanaan audit

atas laporan keuangan PT X pada KAP Y.


5

BAB IV SIMPULAN

Bab ini berisi tentang simpulan atas tinjauan yang telah dilakukan penulis

terhadap perencanaan audit atas laporan keuangan PT X pada KAP Y.


BAB II

DATA DAN FAKTA

A. Gambaran Umum

1. Profil Singkat KAP.

KAP Y didirikan dengan Akta Notaris Seruni Lisari S., SH. Nomor 1 tanggal 1

Mei 2015 di Tangerang Selatan, yang merupakan kelanjutan usaha dari KAP T, di

Tangerang Selatan (Izin Usaha Nomor 244/KM.1/2014) dan KAP Z, di Semarang

(Izin Usaha Nomor KEP.324/KM.17/1999).

Untuk melaksanakan aktivitas praktik dalam memberikan jasanya diperoleh

dengan Surat Izin Usaha yang telah dikeluarkan oleh Menteri Keuangan Republik

Indonesia Nomor 574/KM.1/2015 tanggal 30 Juni 2015. Selain Itu, KAP Y juga sudah

terdaftar di Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) dengan Surat Tanda Terdaftar

Nomor 574/KM.1/2015, Tanggal 30 Juni 2015.

2. Strukrur Organisasi.

KAP Y

5
Gambar II.1 Struktur Organisasi KAP Y

Pimpinan KAP/
Managing Partner

Bagian Umum dan


Administrasi

Patner A Patner B
Staf

Auditor Auditor

3. Ruang Lingkup Usaha.

KAP Y didirikan untuk memberikan jasa profesional dibidang akuntan publik dan

memberikan dukungan bagi dunia usaha. Dunia usaha sangat membutuhkan dukungan

berupa informasi keuangan yang memadai dan tepat waktu dalam pengambilan

keputusan. Adapun jasa yang diberikan KAP Y berupa berupa jasa audit, accounting,

tax, system dan training.

4. Visi dan Misi.

Visi KAP Y adalah menjadi kantor akuntan publik yang profesional dan

bermanfaat bagi masyarakat. Untuk mewujudkan visinya KAP Y menetapkan misi.

sebagai berikut:

5
8

1) Memberikan jasa profesional akuntan publik dengan kompetensi tinggi,

integeritas, obyektif dan sesuai standar profesional yang berlaku.

2) Merekrut, mengembangkan dan mempertahankan staf profesional yang

kompeten, integritas tinggi dan komunikatif.

3) Memberikan nilai tambah bagi klien dan pemakai laporan keuangan.

B. Penerapan Perencanaan Audit atas Laporan Keuangan PT X pada KAP Y

1. Keterlibatan Anggota Tim Perikatan Utama.

Audit harus dilaksanakan oleh seorang/lebih yang memiliki keahlian dan

pelatihan teknis cukup sebagai auditor. Oleh karena itu, sebelum KAP Y menerima

perikatan audit dengan PT X, KAP Y harus mempertimbangkan apakah anggota tim

auditnya memiliki kompetensi memadai untuk menyelesaikan perikatan audit dengan

PT X tersebut.

Tim audit utama yang melaksanakan audit atas laporan keuangan PT X pada KAP

Y terdiri dari:

1) Seorang partner, yang bertanggung jawab terhadap penyelesaian keseluruhan

perikatan audit.

2) Supervisor, yang akan mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan program

audit.

3) Ketua Tim, yang memastikan pelaksanaaan audit sesuai dengan penugasannya.

4) Anggota Tim, yang melaksanakan berbagai prosedur audit yng diperlukan dalam

pelaksanaan program audit.


9

Tim audit dibentuk melalui surat tugas yang diterbitkan oleh KAP Y, setiap

anggota tim yang sudah ditunjuk harus terlibat dan berpartisipasi dalam setiap tahap

audit, termasuk pada tahap perencanaan.

2. Aktivitas Awal Perikatan.

Aktivitas awal perikatan yang dilakukan oleh KAP Y terhadap PT X yang

merupakan klien KAP Y tahun sebelumnya adalah penerimaan dan keberlanjutan

hubungan dengan klien, serta menjaga independensi auditor. Berikut prosedur

aktivitas awal perikatan KAP Y terhadap PT X:

a. Prosedur Penerimaan Klien.

1) Menerima surat permintaan penawaran jasa audit dari PT X.

2) Atas surat permintaan penawaran tersebut, KAP akan mengirimkan surat

jawaban yang intinya berisi kesanggupan untuk melaksanakan dan

permohonan untuk melakukan survei pendahuluan sebagai dasar penyusunan

proposal penawaran jasa audit.

3) Apabila PT X mengijinkan KAP melakukan survei pendahuluan maka KAP

akan menugaskan auditor untuk melakukan survei pendahuluan. Hasil survei

pendahuluan ini kemudian dilaporkan kepada partner atau manajemen.

4) Setelah survei pendahuluan dilakukan maka KAP segera menyusun proposal

penawaran jasa audit berdasarkan pada lingkup pekerjaan yang diperoleh dari

survei pendahuluan.

5) Proposal tersebut kemudian dikirimkan kepada PT X untuk dipelajari dan

dinegosiasikan.

6) Terjadi kesepakatan harga antara KAP dan PT X, kemudian KAP membuat


10

surat perjanjian kerja (SPK) audit. SPK tersebut berisikan ketentuan

perikatan audit dengan manajeman atau pihak yang bertanggung jawab atas

tata kelola PT X, yang mencakup tujuan dan ruang lingkup audit atas laporan

keuangan, tanggung jawab auditor, dan tanggung jawab manajeman, serta

waktu untuk menyelesaikan audit.

7) Surat perjanjian kerja (SPK) audit yang telah selesai dibuat kemudian

dikirimkan kepada PT X untuk ditandatangani dan dikirimkan kembali oleh

PT X kepada KAP.

8) Setelah Surat perjanjian kerja (SPK) audit disetujui dan ditandatangani oleh

PT X, KAP membentuk tim audit untuk merencanakan dan melaksanakan

audit atas laporan keuangan PT X tersebut.

b. Prosedur Keberlanjutan Hubungan dengan Klien.

Kondisi yang harus dipertimbangkan dalam mengevaluasi apakah hubungan

dengan PT X perlu dilanjutkan adalah:

1) Berakhirnya jangka waktu tertentu.

2) Hal signifikan yang timbul selama perikatan audit tahun kini atau periode

lalu, dan implikasinya terhadap keberlangsungan hubungan perikatan.

Termasuk perubahan besar pada satu hal atau lebih berikut ini:

 Manajemen

 Komisaris

 Kepemilikan

 Penasihat Hukum

 Kondisi Keuangan
11

 Lingkup perikatan

c. Prosedur Menjaga Independensi.

a. Menunjuk anggota tim audit yang akan ditugasi untuk melakukan audit

laporan keuangan PT X.

b. Mengidentifikasi apakah ada diantara anggota tim audit yang ditunjuk

memiliki hubungan keluarga atau sejenisnya yang dapat menimbulkan

benturan kepentingan dan dapat mempengaruhi independensinya.

c. Apabila ada maka yang bersangkutan digantikan oleh personil lain yang tidak

mempunyai benturan kepentingan dengan PT X.

d. Semua anggota tim audit yang terlibat dalam pelaksanaan audit diwajibkan

membuat surat pernyataan independensi yang ditandatangani oleh personil

tersebut dan partner.

e. Supervisor, manajer, dan partner melakukan monitoring lapangan agar

masing-masing anggota tim audit tetap menjaga sikap independen mereka

terhadap PT X.

3. Aktivitas Perencanaan.
Langkah-langkah dalam aktivitas perencanaan audit atas laporan keuangan PT X

pada KAP Y meliputi:

a. Memahami bisnis dan industri PT X sebagai klien.

Untuk memperoleh pengetahuan yang cukup tentang bisnis agar memungkinkan

auditor mengidentifikasi dan memahami peristiwa, transaksi, dan praktik yang

menurut pertimbangan auditor kemungkinan berdampak signifikan atas laporan

keuangan atau atas laporan pemeriksaan atau laporan audit.


12

Pengetahuan tentang bisnis dan industri PT X sebagai klien dapat diperoleh dengan

cara:

1) Mempelajari kertas kerja audit tahun sebelumnya (audit berulang).

2) Mempelajari berbagai peraturan dan perundangan yang berlaku bagi industri

maupun PT X secara khusus.

3) Mempelajari berbagai publikasi tentang PT X, misalnya profil perusahaan,

prospektus, laporan tahunan dan kliping majalah atau koran yang bisa

diperoleh di luar perusahaan, termasuk situs-situs yang memuat data PT X.

4) Mengunjungi pabrik dan kantor PT X.

5) Meminta keterangan kepada manajemen PT X dari berbagai tingkatan.

6) Mempelajari berbagai dokumen yang diterbitkan oleh PT X, misalnya

notulen rapat, pedoman dan sistem akuntansi, uraian jabatan dan anggaran

perusahaan.

7) Meminta keterangan kepada pihak-pihak luar yang mempunyai hubungan

dengan PT X, misalnya notaris, lawyer, konsultan, pemasok, konsumen, dan

pesaing

8) Melakukan prosedur analitik

b. Memahami dan menilai struktur pengendalian internal PT X.

Pemahaman memadai atas pengendalian internal harus diperoleh untuk

merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan

dilakukan. Prosedur yang harus dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan

memadai tentang desain pengendalian yang relevan antara lain:

1) Memutakhirkan dan mengevaluasi pengalaman sebelumnya dengan PT X.


13

2) Meminta keterangan kepada personil PT X.

3) Mempelajari pedoman-pedoman kebijakan dan sistem yang diterapkan PT X.

4) Menguji dokumen dan catatan PT X.

c. Menentukan tingkat materialitas awal dan salah saji yang bisa diterima.

Dalam perencanaan audit, tim melakukan pertimbangan awal tentang tingkat

materialitas. Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan

kualitatif. Dalam perencanaan audit, tim harus menetapkan materialitas pada dua

tingkat berikut ini:

1) Tingkat laporan keuangan (materialitas awal).

2) Tingkat saldo akun (salah saji yang bisa diterima).

d. Menentukan tingkat risiko audit awal.

Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak

memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang

mengandung salah saji material. Jenis-jenis risiko:

1) Risiko audit yang dapat diterima adalah suatu ukuran seberapa besar auditor

menerima salah saji material dalam laporan keuangan setelah audit

diselesaikan dan opini wajar tanpa pengecualian telah dikeluarkan.

2) Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi

terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat

kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern yang terkait.

3) Risiko pengendalian adalah risiko terjadinya salah saji material dalam suatu

asersi yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh

struktur pengendalian intern entitas.


14

4) Risiko deteksi adalah risiko yang timbul sebagai akibat auditor tidak dapat

mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi.

e. Melakukan komunikasi dengan auditor lain.

Dalam melakukan perikatan audit dengan PT X, KAP Y menjadi auditor tunggal,

sehingga komunikasi dengan auditor lain tidak diperlukan.

f. Menyusun rencana audit.

Rencana audit adalah ringkasan perikatan, ikhtisar sifat dan karakteristik operasi

bisnis klien dan strategi audit secara keseluruhan. Tujuan penyusunan rencana audit

adalah:

1) Menyediakan bukti dokumentasi bahwa KAP telah memenuhi standar

lapangan pertama.

2) Menyediakan alat bagi patner untuk mengkoordinasikan, menjadwalkan dan

mensupervisi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh anggota tim yang

terlibat dalam perikatan.

Cakupan Rencana Audit meliputi:

1) Tujuan perikatan.

2) Kondisi bisnis dan industri PT X sebagai klien.

3) Pengendalian internal.

4) Area-area kritis dan penting.

5) Penetapan materialitas.

6) Risiko audit.

7) Rencana sample.

8) Personalia dan jadwal.


15

Rencana Audit merupakan proses akumulatif, artinya apa yang sudah ditetapkan

dalam Rencana Audit bukanlah harga mati yang tidak dapat diubah. Apabila dalam

pelaksanaan pekerjaan lapangan dijumpai adanya ketidaksesuaian antara yang

direncanakan dengan kondisi lapangan, maka patner segera menginformasikan adanya

penyimpangan ini, termasuk saran perubahan terhadap rencana audit, kepada

pimpinan KAP dalam sebuah memorandum. Pimpinan kemudian menginformasikan

perubahan ini kepada patner, perubahan terhadap rencana audit tersebut oleh Partner

diringkaskan dalam Revisi Rencana Audit.

g. Menyusun audit program.

Audit program dirancang untuk memenuhi tujuan audit atas transaksi dan akun-

akun utama dalam laporan keuangan PT X. Tujuan audit adalah untuk menguji asersi

manajemen dalam laporan keuangan yang meliputi:

1) Eksistensi atau keberadaan.

2) Kelengkapan.

3) Hak dan kewajiban.

4) Penilaian atau alokasi.

5) Penyajian dan pengungkapan.

Format audit program untuk pengujian pengendalian dan transaksi setidaknya

terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut:

1) Uraian mengenai tujuan audit.

2) Asersi manajemen yang akan diuji.

3) Prosedur pengujian atas kendali dan transaksi.

4) Jumlah bukti yang akan diuji (sampel).


16

5) Pelaksana.

4. Dokumentasi.
Tujuan dokumentasi audit secara keseluruhan adalah untuk membantu auditor

dalam memberikan kepastian yang layak bahwa audit yang memadai telah dilakukan

sesuai dengan standar audit. Secara spesifik, dokumentasi audit merupakan:

a. Dasar bagi perancanaan audit berikutnya.

b. Catatan mengenai bukti yang dikumpulkan dan hasil pengujian.

c. Data untuk menentukan jenis laporan audit yang tepat.

d. Dasar bagi penelaahan oleh supervisor dan partner.

Berikut pendokumentasian oleh KAP Y pada tahap perencanaan:

a. Kesimpulan atas pemahaman bisnis klien harus didokumentasikan dalam kertas

kerja dan dijadikan dasar penyusunan rencana audit.

b. Kesimpulan atas efektifitas struktur pengendalian intern harus didokumentasikan

dalam formulir 30.02 (Pemahaman Terhadap Pengendalian Internal).

c. Dasar penentuan materialitas awal dan salah saji yang bisa diterima harus

didokumentasikan dalam formulir 30.03 (Perhitungan Materialitas) dan harus

disetujui oleh Partner.

d. Hasil penentuan risiko audit harus didokumentasikan dalam formulir 30.04

(Penilaian Risiko Audit).

e. Komunikasi dengan auditor lain harus di dokumentasikan dalam formulir 30.05

(Instruksi Kepada Auditor Lain) dan direview oleh Manager.

f. Rencana audit didokumentasikan dalam formulir 30.06 (Rencana Audit).


17

g. Perubahan-perubahan terhadap rencana audit dalam formulir Ringkasan Rencana

Audit.

5. Pertimbangan Tambahan dalam Perikatan Audit Tahun Pertama.


PT X merupakan klien KAP Y tahun lalu, sehingga untuk audit berulang

pertimbangan tambahan dalam perikatan audit tahun pertama tidak diperlukan lagi.
BAB III

LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN

A. Landasan Teori

1. Pengertian Audit.

Arens, Elder dan Beasley (2014, 4) menguraikan definisi audit sebagai berikut:

“Pengumpulan data dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan

melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan.

Audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.”

Sedangkan Sukrisno Agoes (2012,4) menguraikan defini audit sebagai berikut:

“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang

independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta

catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat

memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.”

18
19

Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa audit adalah suatu proses

pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti mengenai informasi yang didapat

dengan segala kriteria yang telah ditentukan, pemeriksaan juga harus dilakukan oleh

seorang yang berkompeten dalam bidang audit.

Untuk melakukan audit, harus tersedia informasi dalam bentuk yang dapat

diverifikasi dan beberapa standar (kriteria) yang dapat digunakan auditor untuk

mengevaluasi informasi tersebut. Kriteria untuk mengevaluasi informasi bervariasi,

tergantung pada informasi yang sedang diaudit. Dalam audit atas laporan keuangan

yang dilakukan oleh kantor akuntan publik (KAP), kriteria yang berlaku adalah

prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) atau International Financial

Reporting Standards (IFRS). Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia

adalah Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang mengadopsi standar dari

International Financial Report Standard (IFRS).

2. Jenis-jenis Audit.

Jenis audit menurut Arens, Elder dan Beasley (2014), adalah sebagai berikut:

a. Audit Operasional.

Audit yang berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti

tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas dalam hubungannya dengan

pencapaian tujuan tertentu.

b. Audit Ketaatan.

Audit yang berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan memeriksa bukti-bukti

untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah

sesuai dengan persyaratan, ketentuan, dan peraturan tertentu.


20

c. Audit Laporan Keuangan.

Audit yang berkaitan dengan kegiatan memperoleh data mengevaluasi bukti

tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat

apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan

kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip Akuntansi yang berlaku

umum (GAAP) atau International Financial Reporting Standards (IFRS).

Sedangkan menurut Sukrisno Agoes (2012, 10-13), jenis audit dapat dibedakan atas:

a. Ditinjau dari luasnya pemeriksaan, audit bisa dibedakan atas:

1) Pemeriksaan Umum.

Suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh KAP

independen dengan tujuan untuk bisa memberikan pendapat mengenai kewajaran

laporan keuangan secara keseluruhan.

2) Pemeriksaan Khusus.

Suatu pemeriksaan terbatas (sesuai dengan permintaan auditee) yang dilakukan

oleh KAP yang independen, dan pada akhir pemeriksaannya auditor tidak perlu

memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.

b. Ditinjau dari jenis pemeriksaan, audit bisa dibedakan atas:

1) Operasional Audit.

Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk

kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh

manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan

secara efektif, efisien dan ekonomis.

2) Pemeriksaan ketaatan.
21

Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah prusahaan sudah mentaati

peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan

oleh pihak intern perusahaan (manajemen, dewan komisaris) maupun pihak

eksternal (Pemerintah, Bapepam-LK, Bank Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak,

dan lain-lain).

3) Pemeriksaan Intern.

Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap

laporan keuangan dan catatan akuntansi, maupun ketaatan terhadap kebijakan

manajemen yang telah ditentukan.

4) Komputer Audit.

Pemeriksaan oleh KAP terhadap perusahaan yang memproses data akuntansinya

dengan menggunakan Electronic Data Processing (EDP) System.

3. Perencanaan Audit Laporan Keuangan.

Perencanaan audit merupakan tahapan yang sangat menentukan keberhasilan

penugasan audit, yang harus mendapat perhatian yang serius dari auditor.

Perencanaan Audit adalah tahap awal dalam proses mengaudit laporan keuangan

sebuah entitas. Sebelum melaksanakan tahap pelaksanaan audit, Auditor harus

menyusun dulu sebuah perencanaan audit yang sistematis. Perencanaan audit ini kelak

akan menjadi pedoman bagi auditor dalam melaksanakan pengujian auditnya.

Mengenai perencanaan, Arens, Elder dan Beasley (2014, 246) menyatakan tahap-

tahap perencanaan audit sebagai berikut:

a. Menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal.

b. Memahami bisnis dan industri klien.


22

c. Menilai risiko bisnis klien.

d. Melakukan prosedur analitis pendahuluan.

e. Menetapkan materialitas, dan menilai risiko audit yang dapat diterima serta

risiko inheren.

f. Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian.

g. Mengumpulkan informasi untuk menilai risiko kecurangan.

h. Mengembangkan strategi audit dan program audit secara keseluruhan.

Menurut Standar Audit 300, perencanaan suatu audit melibatkan penetapan

strategi audit secara keseluruhan untuk perikatan tersebut dan pengembangan rencana

audit. Perencanaan yang cukup bermanfaat dalam audit atas laporan keuangan dalam

beberapa hal, termasuk hal-hal sebagai berikut:

a. Membantu auditor untuk memusatkan perhatian yang tepat terhadap area

yang penting dalam audit.

b. Membantu auditor untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang

potensial secara tepat waktu.

c. Membantu auditor untuk mengorganisasi dan mengelola perikatan audit

dengan baik, sehingga perikatan tersebut dapat dilaksanakan dengan efektif

dan efisien.

d. Membantu dalam pemilihan anggota tim perikatan dengan tingkat

kemampuan dan kompetensi yang tepat untuk merespons risiko yang

diantisipasi, dan penugasan pekerjaan yang tepat kepada mereka.

e. Memfasilitasi arah dan supervisi atas anggota tim perikatan dan penelaahan

atas pekerjaan mereka.


23

f. Membantu, jika relevan, dalam pengoordinasian hasil pekerjaan yang

dilakukan oleh auditor komponen dan pakar.

Bagi Auditor, perencanaan audit adalah tahap mutlak yang harus selalu ada dalam

tahapan proses audit. Dalam SA 300 tentang Perencanaan Audit atas Laporan

Keuangan, terdapat ketentuan-ketentuan yang harus dipedomani oleh setiap auditor

atau KAP dalam tahap perencanaan auditnya, ketentuan-ketentuan tersebut sebagai

berikut:

a. Keterlibatan anggota tim perikatan utama.

Rekan perikatan dan anggota tim perikatan lainnya harus dilibatkan dalam

perencanaan audit, termasuk merencakan dan berpartisipasi dalam diskusi di antara

anggota tim perikatan. Keterlibatan rekan perikatan dan anggota tim perikatan utama

lainnya dalam merencanakan audit dapat memanfaatkan pengalaman dan wawasan

mereka, dan oleh karena itu meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses

perencanaan.

b. Aktivitas awal perikatan.

Auditor harus melakukan aktivitas-aktivitas berikut ini pada awal perikatan audit

periode kini:

1) Melaksanakan prosedur yang ditentukan oleh SA 220 tentang keberlanjutan

hubungan dengan klien dan perikatan audit tertentu.

2) Mengevaluasi kepatuhan terhadap ketentuan etika yang relevan, termasuk

independensi.

3) Menetapkan suatu pemahaman atas ketentuan perikatan.


24

Pelaksanaan aktivitas awal perikatan auditor tersebut memungkinkan auditor

untuk merencanakan perikatan audit seperti berikut ini:

1) Auditor menjaga independensi yang diperlukan dan kemampuan untuk

melakukan perikatan.

2) Tidak ada isu yang berkaitan dangan integritas manajeman yang dapat

memengaruhi kesediaan auditor untuk melanjutkan perikatan.

3) Tidak terdapat kesalapahaman dengan klien mengenai ketentuan perikatan

c. Aktivitas perencanaan

Auditor harus menetapkan strategi audit secara keseluruhan yang menetapkan

ruang lingkup, waktu, dan arah audit, serta yang memberikan panduan bagi

pengembangan audit. Dalam menetapkan strategi audit secara keseluruhan, auditor

harus:

1) Mengidentifikasikan karakteristik perikatan yang mendefinisikan ruang

lingkupnya.

2) Memastikan tujuan pelaporan perikatan untuk merencanakan waktu audit dan

sifat komunikasi yang disyaratkan.

3) Mempertimbangkan faktor-faktor yang menurut pertimbangan profesional

auditor, signifikan dalam mengarahkan usaha tim perikatan.

4) Mempertimbangkan hasil aktivitas awal perikatan dan, jika relevan, apakah

pengetahuan yang diperoleh dari perikatan lain yang telah dilaksanakan oleh

rekan perikatan adalah relevan untuk entitas yang akan diaudit.

5) Memastikan sifat, saat, dan luas sumber daya yang diperlukan untuk

melaksanakan perikatan.
25

Kemudian auditor juga harus mengembangan suatu rencana audit yang harus

mencakup hal-hal sebagai berikut:

1) Sifat, saat, dan luas prosedur penilaian risiko yang direncanakan.

2) Sifat, saat, dan luas prosedur audit lanjutan yang direncanakan pada tingkat

asesri.

3) Prosedur audit lainnya yang direncanakan yang harus dilaksanakan agar

perikatan tersebut memenuhi ketentuan yang diisyratkan oleh Standar Audit.

Selanjutnya auditor harus memukhtahirkan dan mengubah strategi audit secara

keseluruhan dan rencana audit jika diperlukan selama pelaksanaan audit. Auditor juga

harus merencanakan sifat, saat, dan luas arah serta supervisi atas anggota tim

perikatan dan penelahaan atas pekerjaan mereka.

d. Dokumentasi.

Auditor harus memasukan hal-hal berikut ini dalam dokumentasi audit:

1) Strategi audit secara keseluruhan.

2) Rencana audit.

3) Setiap perubahan signifikan yang dilakukan selama perikatan audit terhadap

strategi audit atau rencana audit secara keseluruhan, dan alasan atas perubahan

tersebut.

e. Pertimbangan tambahan dalam perikatan audit tahun pertama.

Auditor harus melakukan aktivitas berikut ini sebelum memulai audit tahun

pertama:

1) Melaksanakan prosedur yang ditentukan oleh SA 220 tentang penerimaan

hubungan dengan klien serta perikatan audit tertentu.


26

2) Melakukan komunikasi dengan auditor pendahulu, jika terjadi pergantian

auditor, untuk memenuhi ketentuan etika yang relevan.

Maksud dan tujuan perencanaan audit adalah sama, baik untuk perikatan audit

tahun pertama maupun berulang. Namun, untuk audit tahun pertama, auditor mungkin

perlu memperluas aktivitas perencanaan karena auditor pada umumnya tidak memiliki

pengalaman sebelumnya dengan entitas yang di auidt, yang perlu dipertimbangkan

ketika merencanakan audit berulang.

B. Tinjauan terhadap Penerapan Standar Perencanaan Audit atas Laporan

Keuangan PT X pada KAP Y

Di Bab II penulis telah mengungkapkan penerapan perencanaan audit atas

laporan keuangan PT X pada KAP Y. Perencanaan audit yang dilakukan terhadap PT

X tersebut mengacu pada buku SPM (Sistem Pengendalian Mutu) KAP Y. Berikut ini

adalah tinjauan penerapan perencanaan audit atas laporan keuangan PT X pada KAP

Y menurut SA 300 (IAPI).

1. Tinjauan terhadap Penerapan Keterlibatan Anggota Tim Perikatan Utama.

KAP Y telah melaksanakan ketentuan keterlibatan anggota tim perikatan utama

dengan baik. Sebelum KAP Y menerima perikatan audit PT X, KAP Y

mempertimbangkan apakah anggota tim auditnya memiliki kompetensi memadai

untuk menyelesaikan perikatan tersebut. Kemudian personil yang memenuhi

kompetensi dan ditunjuk menjadi anggota tim melalui surat tugas, harus menjalankan

tugas secara profesional dengan terlibat dan berpartisipasi dalam setiap tahap audit

laporan keuangan PT X.
27

2. Tinjauan terhadap Penerapan Aktivitas Awal Perikatan.

Aktivitas awal perikatan yang dilakukan oleh KAP Y terhadap audit laporan

keuangan PT X sudah memenuhi ketentuan yang ditentukan SA 300, yaitu:

a. Melaksanakan prosedur yang ditentukan oleh SA 220 tentang keberlanjutan

hubungan dengan klien dan perikatan audit tertentu.

b. Mengevaluasi kepatuhan terhadap ketentuan etika yang relevan, termasuk

independensi.

c. Menetapkan suatu pemahaman atas ketentuan perikatan.

Adapun prosedur yang telah dilaksanakan oleh KAP Y atas ketentuan aktivitas

awal perikatan di atas, sebagai berikut:

a. Prosedur Penerimaan Klien.

1) KAP Y telah menerima surat permintaan penawaran jasa audit dari PT X.

2) Atas surat permintaan penawaran tersebut, KAP Y telah mengirimkan surat

jawaban yang intinya berisi kesanggupan untuk melaksanakan dan

permohonan untuk melakukan survei pendahuluan sebagai dasar penyusunan

proposal penawaran jasa audit.

3) KAP Y telah melakukan survei pendahuluan dengan menugaskan personilnya

untuk melakukan survei pendahuluan. Hasil survei pendahuluan tersebut

kemudian dilaporkan kepada partner atau manajemen.

4) Setelah survei pendahuluan dilakukan, KAP Y telah menyusun proposal

penawaran jasa audit berdasarkan pada lingkup pekerjaan yang diperoleh dari

survei pendahuluan.

5) Proposal tersebut kemudian dikirimkan oleh KAP Y kepada PT X untuk


28

dipelajari dan dinegosiasikan.

6) KAP Y telah menyusun surat perjanjian kerja (SPK) audit atas harga yang

sudah disepakati. SPK tersebut berisikan ketentuan perikatan audit dengan

manajeman atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas, yang

mencakup tujuan dan ruang lingkup audit atas laporan keuangan, tanggung

jawab auditor, dan tanggung jawab manajeman, serta waktu untuk

menyelesaikan audit.

7) SPK audit yang telah selesai dibuat kemudian dikirimkan oleh KAP Y kepada

PT X untuk ditandatangani dan dikirimkan kembali oleh klien.

8) KAP Y telah membentuk tim audit untuk merencanakan dan melaksanakan

audit atas laporan keuangan PT X tersebut, setelah surat SPK audit disetujui

dan ditandatangani oleh PT X.

b. Prosedur Keberlanjutan Hubungan dengan Klien.

KAP Y telah mengatur mengenai keberlanjutan klien dengan adanya penetapan

kondisi yang harus dipertimbangkan dalam mengevaluasi apakah hubungan dengan

klien perlu dilanjutkan atau tidak. KAP Y telah menetapkan kondisi tersebut sebagai

berikut:

1) Berakhirnya jangka waktu tertentu.

2) Hal signifikan yang timbul selama perikatan audit tahun kini atau periode lalu,

dan implikasinya terhadap keberlangsungan hubungan perikatan. Termasuk

perubahan besar pada satu hal atau lebih berikut ini:

 Manajemen.

 Komisaris.
29

 Kepemilikan.

 Penasihat Hukum.

 Kondisi Keuangan.

 Lingkup perikatan.

c. Prosedur Menjaga Independensi.

Dengan adanya prosedur menjaga indepedensi, menggambarkan KAP Y telah

mengevaluasi kepatuhan terhadap ketentuan etika yang relevan. Prosedur menjaga

independensi yang telah dilakukan KAP Y terhadap audit atas laporan keuangan PT X

sebagai berikut:

1) KAP Y telah menunjuk anggota tim audit yang akan ditugasi untuk melakukan

audit laporan keuangan PT X.

2) KAP Y telah mengidentifikasi apakah ada diantara anggota tim audit yang

ditunjuk memiliki hubungan keluarga atau sejenisnya yang dapat

menimbulkan benturan kepentingan dan dapat mempengaruhi

independensinya.

3) Apabila ada maka yang bersangkutan digantikan oleh personil lain yang tidak

mempunyai benturan kepentingan dengan PT X.

4) Semua anggota tim audit yang terlibat dalam pelaksanaan audit telah membuat

surat pernyataan independensi yang ditandatangani oleh personil tersebut dan

signing partner.

5) Supervisor, manajer, dan partner telah melakukan monitoring lapangan agar

masing-masing anggota tim audit tetap menjaga sikap independen mereka

terhadap klien.
30

3. Tinjauan terhadap Penerapan Aktivitas Perencanaan.

Langkah-langkah dalam aktivitas perencanaan audit atas laporan keuangan PT X

pada KAP Y sebagaimana telah penulis uraikan di Bab II, tergambarkan telah

memenuhi ketentuan aktivitas perencanaan pada SA 300, dimana KAP Y telah

menetapkan strategi audit secara keseluruhan yang menetapkan ruang lingkup, waktu,

dan arah audit, serta yang memberikan panduan bagi pengembangan audit.

Dalam menetapkan strategi audit secara keseluruhan terhadap audit laporan

keuangan PT X, KAP Y telah:

a. Mengidentifikasikan karakteristik perikatan yang mendefinisikan ruang

lingkupnya. Hal ini terlihat pada aktivitas memahami bisnis dan industri PT X

yang telah dilakukan KAP Y sebagai berikut:

1) Mempelajari kertas kerja audit tahun sebelumnya (audit berulang).

2) Mempelajari berbagai peraturan dan perundangan yang berlaku bagi industri

maupun PT X secara khusus.

3) Mempelajari berbagai publikasi tentang klien, misalnya profil perusahaan,

prospektus, laporan tahunan dan kliping majalah atau koran yang bisa

diperoleh di luar perusahaan, termasuk situs-situs yang memuat data PT X.

4) Mengunjungi pabrik dan kantor PT X.

5) Meminta keterangan kepada manajemen PT X dari berbagai tingkatan.

6) Mempelajari berbagai dokumen yang diterbitkan oleh PT X, misalnya

notulen rapat, pedoman dan sistem akuntansi, uraian jabatan dan anggaran

perusahaan.
31

7) Meminta keterangan kepada pihak-pihak luar yang mempunyai hubungan

dengan PT X, misalnya notaris, lawyer, konsultan, pemasok, konsumen, dan

pesaing.

8) Melakukan prosedur analitik.

b. Memastikan tujuan pelaporan perikatan untuk merencanakan waktu audit dan

sifat komunikasi yang disyaratkan, hal ini terlihat pada SPK yang sudah di setujui

oleh KAP Y dan PT X. SPK tersebut berisikan ketentuan perikatan audit dengan

manajeman atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas, yang

mencakup tujuan dan ruang lingkup audit atas laporan keuangan, tanggung jawab

auditor, dan tanggung jawab manajeman, serta waktu untuk menyelesaikan audit.

c. Mempertimbangkan faktor-faktor yang menurut pertimbangan profesional

auditor, signifikan dalam mengarahkan usaha tim perikatan.

d. Mempertimbangkan hasil aktivitas awal perikatan dan, jika relevan, apakah

pengetahuan yang diperoleh dari perikatan lain yang telah dilaksanakan oleh

rekan perikatan adalah relevan untuk entitas yang akan diaudit.

e. Memastikan sifat, saat, dan luas sumber daya yang diperlukan untuk

melaksanakan perikatan, hal ini terlihat bagaimana KAP Y sebelum

mengeluatkan surat tugas, mempertimbangkan apakah anggota tim auditnya

memiliki kompetensi memadai untuk menyelesaikan perikatan dengan PT X.

Kemudian KAP Y juga telah mengembangan suatu rencana audit atas laporan

keuangan PT X yang mencakup hal-hal sebagai berikut:


32

a. Sifat, saat, dan luas prosedur penilaian risiko yang direncanakan, hal ini terlihat

dari aktivitas memahami dan menilai struktur pengandilan internal PT X yang

telah dilakukan KAP Y sebagai berikut:

1) Memutakhirkan dan mengevaluasi pengalaman sebelumnya dengan PT X.

2) Meminta keterangan kepada personil PT X.

3) Mempelajari pedoman-pedoman kebijakan dan sistem yang berlaku di PT X.

4) Menguji dokumen dan catatan PT X.

5) Mengamati aktivitas dan operasi PT X.

Aktivitas menentukan tingkat materialitas awal dan salah saji yang bisa diterima

atas audit laporan keuangan PT X, yang telah dilakuakan KAP Y sebagai berikut:

1) Penentuan materialitas ditujukan untuk mengarahkan audit pada pos-pos

yang material.

2) Dalam perencanaan audit, tim melakukan pertimbangan awal tentang tingkat

materialitas. Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif

dan kualitatif.

3) Pertimbangan kuantitatif berkaitan dengan prosentase salah saji terhadap:

 Laba bersih sebelum pajak.

 Total aktiva.

 Total aktiva lancar.

 Total ekuitas pemegang saham.

4) Pertimbangan kualitatif berkaitan dengan penyebab salah saji, yaitu:

 Kemungkinan terjadinya pembayaran yang melanggar hukum.


33

 Kemungkinan terjadinya ketidakberesan.

 Intensitas kesalahan yang tinggi.

 Syarat yang tercantum dalam perjanjian penarikan kredit dari bank yang

mengharuskan klien untuk mempertahankan beberapa rasio keuangan

pada tingkat minimum tertentu.

 Adanya gangguan dalam trend laba.

5) Dalam perencanaan audit, tim harus menetapkan materialitas pada dua tingkat

berikut ini:

 Tingkat laporan keuangan (materialitas awal).

 Tingkat saldo akun (salah saji yang bisa diterima).

6) Penentuan materialitas awal didasarkan dari sudut pandang pemakai laporan

keuangan, materialitas awal juga dipengaruhi pengalaman tim audit terhadap

salah saji yang ditemukan pada audit tahun-tahun sebelumnya (audit

berulang).

7) Angka yang dijadikan dasar perhitungan materialitas adalah angka setahun.

8) Penentuan besarnya salah saji yang bisa diterima (tolerable misstatement) bisa

dipengaruhi oleh pengalaman tim terhadap audit tahun-tahun sebelumnya.

9) Partner dapat menentukan tingkat materialitas yang berbeda dari kebijakan

materialitas sepanjang penyimpangan itu didokumentasikan alasannya.

Serta aktivitas menentukan tingkat risiko audit awal atas audit laporan keuangan

PT X, yang telah dilakukan oleh KAP Y sebagai berikut:


34

1) Mempertimbangkan faktor-faktor untuk menentukan risiko audit yang dapat

diterima.

2) Membertimbangkan faktor-faktor untuk menilai risiko bawaan.

3) Risiko pengendalian telah dievaluasi pada saat melakukan pemahaman dan

penilaian terhadap struktur pengendalian internal. Kesimpulan tersebut masih

sementara karena harus dicocokkan dengan hasil pengujian pengendalian pada

tahap selanjutnya.

4) Risiko deteksi yang direncanakan digunakan oleh tim untuk memutuskan luas

pengujian

5) Berdasarkan pemahaman terhadap bisnis dan struktur pengendalian internal

PT X, termasuk sistem akuntansinya, KAP Y melakukan penilaian resiko

gabungan menggunakan formulir 30.04 (Penilaian Risiko). Karena sifatnya

yang rahasia, penulis tidak mendapatkan formulir 30.04 (Penelian Risiko) PT

X, penulis hanya mendapat format formulir 30.04 (Penilaian Risiko) secara

umum.

6) Risiko bawaan dan risiko pengendalian PT X ditetapkan oleh patner

berdasarkan hasil penilaian risiko. Kesimpulan tersebut kemudian digunakan

sebagai dasar dalam penentuan jumlah bukti.

b. Sifat, saat, dan luas prosedur audit lanjutan yang direncanakan pada tingkat

asesri. Hal ini terlihat dari aktivitas penyusunan rencana audit atas laporan

keuangan PT X yang telah dilakukan oleh KAP Y yang mencakup:

1) Tujuan perikatan.

2) Kondisi bisnis dan industri klien.


35

3) Pengendalian internal.

4) Area-area kritis dan penting.

5) Penetapan materialitas.

6) Risiko audit.

7) Rencana sample.

8) Personalia dan jadwal.

Serta aktivitas penyusunan audit program atas laporan keuangan PT X yang telah

dilakukan oleh KAP Y. Format audit program untuk pengujian pengendalian dan

transaksi PT X terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut:

1) Uraian mengenai tujuan audit.

2) Asersi manajemen yang akan diuji.

3) Prosedur pengujian atas kendali dan transaksi.

4) Jumlah bukti yang akan diuji (sampel).

5) Pelaksana.

Format audit program untuk pengujian atas saldo akun PT X dari unsur-unsur

berikut ini:

1) Uraian mengenai tujuan audit.

2) Asersi manajemen yang akan diuji.

3) Prosedur pengujian atas saldo.

4) Jumlah bukti yang akan diuji (sampel).

5) Pelaksana.

c. Prosedur audit lainnya yang direncanakan yang harus dilaksanakan agar perikatan

dengan PT X memenuhi ketentuan Standar Audit.


36

KAP Y juga telah merencanakan sifat, saat, dan luas arah serta supervisi atas

anggota tim perikatan dan penelahaan atas pekerjaan mereka mengaudit laporan

keuangan PT X.

4. Tinjauan terhadap Penerapan Dokumentasi.

KAP Y telah memenuhi ketentuan dokumentasi yang ditentukan SA 300, dengan

memasukan hal-hal berikut ini dalam dokumentasi audit atas laporan keuangan PT X:

a. Strategi audit secara keseluruhan.

b. Rencana audit.

c. Setiap perubahan signifikan yang dilakukan selama perikatan audit terhadap

strategi audit atau rencana audit secara keseluruhan, dan alasan atas perubahan

tersebut.

Adapun pendokumentasian yang dilakuakn oleh KAP Y secara keseluruhan pada

tahap perencanaan sebagai berikut:

1) Kesimpulan atas pemahaman bisnis klien harus didokumentasikan dalam

kertas kerja dan dijadikan dasar penyusunan rencana audit.

2) Kesimpulan atas efektifitas struktur pengendalian intern harus

didokumentasikan dalam formulir 30.02 (Pemahaman Terhadap Pengendalian

Internal)

3) Dasar penentuan materialitas awal dan salah saji yang bisa diterima harus

didokumentasikan dalam formulir 30.03 (Perhitungan Materialitas) dan harus

disetujui oleh partner.

4) Hasil penentuan risiko audit harus didokumentasikan dalam formulir 30.04

(Penilaian Risiko Audit).


37

5) Rencana audit didokumentasikan dalam formulir 30.06 (Rencana Audit).

5. Tinjauan terhadap Penerapan Pertimbangan Tambahan dalam Perikatan

Audit Tahun Pertama.

PT X merupakan klien KAP Y tahun lalu, sehingga untuk audit berulang

pertimbangan tambahan dalam perikatan audit tahun pertama tidak diperlukan lagi.
BAB IV

SIMPULAN

A. Simpulan

Dari data berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya yang membahas

data dan fakta mengenai kondisi KAP Y, landasan teori, dan pembahasan tentang

perencanaan audit atas laporan keuangan PT X pada KAP Y maka diperoleh simpulan

sebagai berikut:

1. Perencanaan Audit adalah tahap awal dalam proses mengaudit laporan keuangan

PT X sebagai sebuah entitas, yang akan menjadi pedoman bagi KAP Y sebagai

auditor untuk melaksanakan audit atas laporan keuangan PT X.

2. Dalam perencanaan audit atas laporan keuangan PT X, KAP Y telah

melaksanakan Standar Audit (SA) 300 tentang Perencanaan Suatu Audit atas

Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia

(IAPI). Ketentuan-ketentuan dalam Standat Audit (SA) 300 yang dipenuhi oleh

KAP Y sebagai berikut:

38
39

a. KAP Y memenuhi ketentuan keterlibatan anggota tim perikatan utama dalam

perencanaan audit atas laporan keuangan PT X. Anggota tim yang ditunjuk

untuk melaksanakan audit atas laporan keungan PT X memiliki kompetensi

yang memadai dan menjalankan tugas secara profesional.

b. KAP Y memenuhi ketentuan aktivitas awal perikatan dalam perencanaan audit

atas laporan keuangan PT X. KAP Y telah melaksanakan prosedur yang

ditentukan oleh SA 220 tentang keberlanjutan hubungan dengan klien dan

perikatan audit tertentu, mengevaluasi kepatuhan terhadap independensi, dan

menetapkan suatu pemahaman atas ketentuan perikatan dengan PT X.

c. KAP Y memenuhi ketentuan aktivitas perencanaan dalam perencanaan audit

atas laporan keuangan PT X. KAP Y telah menetapkan strategi audit secara

keseluruhan, mengembangkan suatu rencana audit, dan merencanakan sifat,

saat, dan luas arah serta supervisi atas anggota tim perikatan dan penelahaan

atas pekerjaan mereka mengaudit laporan keuangan PT X.

d. KAP Y memenuhi ketentuan dokumentasi dalam perencanaan audit atas

laporan keungan PT X. KAP Y telah mendokumentasikan strategi dan rencana

audit secara keseluruhan terhadap perencanaan audit atas laporan keuangan PT

X.

e. KAP Y tidak perlu melaksanakan ketentuan pertimbangan tambahan perikatan

audit tahun pertama dalam perencanaan audit atas laporan keungan PT X,

karena PT X merupakan klien KAP Y tahun sebelumnya (audit berulang).


40

DAFTAR PUSTAKA

Institut Akuntan Publik Indonesia. 2013. Standar Profesional Akuntan Publik.


Jakarta: Salemba Empat.

Arens, Alvin A., Randal J. Elder and Mark S. Beasley. 2014. Auditing and
Assurance Services An Integrated Approach. Fifteenth Edition. Kendallville:
Pearson.

Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan
Publik. Edisi Keempat. Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat.

Pemerintah Republik Indonesia. UU No 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik.


Jakarta, 2011.

Web Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). 2016. Standar Audit


http://iapi.or.id/Iapi/detail/153.
(diakses 16 Mei 2017)
41

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai