Tinggi rata-rata responden pre-pregnancy adalah 1,67 m (SD 0,6 dan kisaran 1,50-
1,83), berat 66 kg (SD 10.4 dan kisaran 48-105) dan BMI adalah 23,7 kg/m2 (SD 3,4 dan
kisaran 17,4-32) (Tabel 1). 77 % responden memiliki BMI pre-pregnancy dalam kategori
'sehat', yang didefinisikan sebagai BMI antara 19,8 dan 25 (Institute of Medicine, Committee
on Nutrition Status during Pregnancy and Lactation, 1990). Menurut World Health
Organisation, 2 responden diklasifikasikan sebagai 'underweight', BMI <18,5 (WHO atau
FAO, 2002), 7 responden overweight' (BMI antara 26 dan 30) dan 6 responden 'obesitas'
(BMI> 30 ), seperti yang didefinisikan oleh Institute of Medicine, Committee on Nutrition
Status during Pregnancy and Lactation (1990).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa BMI pre-pregnancy berbanding terbalik
dengan EI (P = 0.04), Southgate fibre (P = 0.01), Englyst fibre (P = 0.01), iron (P = 0.01),
folat (P = 0.00) and vitamin E (P = 0.04). Ketika data under-reporters dikecualikan dari
kumpulan data (Tabel 2), BMI pre-pregnancy secara statistik hanya berbanding terbalik
dengan konsumsi folat (P = 0,04). Namun, ketika suplemen diet diperhitungkan, asupan folat
rata-rata meningkat menjadi 584 g/hari) (SD 96,5).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi serat Englyst secara statistik jauh
lebih rendah (P = 0,03) dibandingkan dengan rekomendasi Department of Health and Social
Security (1991) yang merekomendasikan asupan harian rata-rata (18 g/hari). Pada konsumsi
diet folat 289 g/hari dibawah 300 g/hari tetapi tidak berbeda secara statistik daripada
rekomendasi diet (P = 0,37).
Meskipun frekuensi mual dan muntah berbanding terbalik dengan minggu kehamilan
pada trimester pertama (P = 0,04), tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik
yang diamati antara mual dan muntah dan asupan nutrisi pada kelompok.