Anda di halaman 1dari 35

(KELOMPOK 1)

PERSAMAAN DIFERENSIAL HOMOGEN

fSuatu ungsi f(x,y) dikatakan homogen berderajat n ,

jika :

f(x, y) = n f(x,y)

PD : M( x , y ) dx + N( x , y ) dy = 0

Dikatakan PD Homogen derajat n jika :

M(x,y) dan N(x,y) adalah fungsi homogen yang

berderajat sama.

Untuk mencari solusi dari PD homogen kita lakukan

transformasi :

y = vx dan dy = v dx + x dv

dengan transformasi tsb diperoleh suatu PD dalam x dan

v dengan variabel terpisah.

CTH :
( x 2 y 2 )dx xydy 0
subtitusikan y = vx dan dy = v dx + x dv,
sehingga diperoleh :

( x 2 (vx) 2 )dx x(vx)(vdx xdv) 0


( x 2 2 x 2 v 2 )dx x 3vdv 0
x 2 (1 2v 2 )dx x 3vdv 0...... PD. variabel terpisah

dx vdv dx vdv

x (1 2v 2 )
0 x

(1 2v 2 )
0

1 1 y2
ln x ln( 1 2v 2 ) c ln x ln( 1 2 2 ) c
4 4 x

PERSAMAAN DIFERENSIAL EKSAK

Suatu PD : M(x,y) dx + N(x,y) dy = 0 dikatakan PD Eksak jika ada suatu fungsi F(x,y) sehingga :

dF = M(x,y) dx + N(x,y) dy .(1)

Rumus differensial :
F F
dF dx dy .............................(2)
x y

Maka dari (1) dan (2) diperoleh :

F
M(x, y)........ ..............................(3)
x

F
N(x, y)........ ...............................(4)
y

Untuk memeriksa apakah suatu PD merupakan PD eksak adalah :

M N

y x

Untuk mencari solusi dari PD Eksak dapat melalui persamaan (3) atau persamaan (4).

Dari persamaan (3)

F
M(x, y) F(x, y) M(x, y) dx A(x, y) c(y)
x

Untuk mencari c(y) turunkan F(x,y) terhadap y

F A
c' (y) N(x, y)
y y

A A
c' (y) N(x, y) - c(y) ( N(x, y) - )dy c
y y

Dari persamaan (4)

F
N(x, y) F(x, y) N(x, y) dy B(x, y) c(x)
y

Untuk mencari c(x) turunkan F(x,y) terhadap x

F B
c' (x) M(x, y)
x x

B B
c' (x) M(x, y) - c(x) ( M(x, y) - )dx c
x x

Contoh :

1. (x2 y) dx x dy = 0

M
M ( x, y ) x 2 y 1
y
N
N ( x, y ) x......... .... 1
x

F
N(x, y) F(x, y) N(x, y) dy - xdy -xy c(x)
y

Untuk mencari c(x) turunkan F(x,y) terhadap x

F
y c' (x) M(x, y) x 2 y
x

1 3
c' (x) x 2 c(x) x 2 dx x c
3

1
F(x, y) - xy x 3 c
Jadi, 3

SOAL

1.Soal 2: (4x + 2y) + (2x-2y)y=0

Jawab :

Pertama perhatikan bahwa :

P(x,y)-4x + 2y Py =2

Q(x,y)=2x-2y Qx=2

Jadi Py = Qx, dan dikatakan PD tersebut eksak. Cara menemukan penyelesaiannya yaitu (x;y)
dengan :

Tentukan penyelesaian dari PD berikut

1. (x2 xy + y2) dx xy dy = 0

Penyelesaian :

Cek terlebih dahulu apakah PD diatas adalah PD homogen

ambil M(x, y) = x2 xy + y2

M(kx, ky) = (kx)2 kx ky + (ky)2

= k2(x2 xy + y2)

N(x, y) = xy

N(kx, ky) = kx ky

= k2(xy)
(x2 xy + y2) dx xy dy = 0 adalah PD homogen

(x2 xy + y2) dx xy dy = 0, bagi dengan x2, diperoleh

(1 + ) dx dy = 0 (i)

misal : y = ux

dy = u dx + x du

substitusi ke pers (i)

(1 u + u2) dx u (u dx + x du) = 0

dx u dx + u2 dx u2 dx ux du = 0

(1 u) dx ux du = 0 [bagi dengan x(1 u)]

dx du = 0

dx du = c1

ln x du = c1

ln x du du = c1

ln x + u + ln (1 u) = ln C, dengan ln C = c1 substitusi kembali u = , sehinggA ln x + + ln (1


) = ln C

(KELOMPOK 2)

PERSAMAAN LINIER

Persamaan linier sama halnya dengan persamaan aljabar , yaitu merupakan sebuah sisitem
hitung dalam ilmu matematika dan dapat digambarkan dalam bentuk garis lurus dalam sebuah grafik .
Sistem persamaan linier disebut juga dengan sistem persamaan garis

Bentuk umum persamaan linier :

y = mx + b

Contoh bentuk persamaan linier :

y = -x + 5
y = -05x + 2
Contoh bentuk grafik persamaan linier :
Dari gambar di atas , dapat kita simpulkan bahwasannya m atau gradiennya = 0,5 dan b atau titik potong
sumbu y = 2 ( pada garis merah )

Metode Penyelesaian Persamaan Linier

Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam menyelesaikan sebuah permasalahan persamaan
linier , metode metode tersebut adalah :

a. Metode Substitusi

b. Metode Eliminasi

c. Metode Campuran ( eliminasi dan substitusi )

d. Metode grafik

Metode Substitusi

Metode subsitusi yaitu metode atau cara menyelesaikan persamaan linier dengan mengganti salah satu
peubah dari suatu persamaan dengan peubah yang diperoleh dari persamaan linier yang lainnya .

Untuk lebih jelasnya lagi , perhatikan contoh berikut ini :

Diketahui persamaan x + 3y = 7 dan 2x + 2y = 6 , tentukan Himpunana Penyelesaiannya :

Penyelesaiannya :

x + 3y = 7

< = > x = -3y + 7 . . . .( 1 )

Lalu , masukkan persamaan ( 1 ) ke dalam persamaan ( 2 ) untuk mencari nilai y

2x + 2y = 6

< = > 2 ( -3y + 7 ) + 2y = 6

< = > -6y + 14 + 2y = 6

< = > -6y + 2y = 6 14

< = > -4y = 8

<=>y=2

Gunakan persamaan antara persamaan ( 1 ) atau ( 2 ) untuk mencari nilai x


x + 3y = 7

<=>x+3(2)=7

<=>x+6=7

<=>x=1

Jadi , HP = { 1 , 2 }

Meode Eliminasi

Metode Eliminasi , yaitu metode penyelesaian sistem persamaan linir dengan cara mengeliminasi atau
menghilangkan salah satu peubah dengan menambahkan atau mengurangkan dengan menyamakan
koefisien yang akan dihilangkan tanpa memperhatikan nilai positif atau negatif .

Apabila peubah yang akan dihilangkan bertanda sama , maka untuk mengeliminasi menggunakan
sistem operasi pengurangan . Dan sebaliknya apabila peubah yang akan dihilangkan bertanda berbeda
, maka untuk mengaliminasi menggunakan operasi penjumlahan .

Utuk lebih jelasnya , perhatikan contoh berikut ini :

Masih dengan contoh yang sama , namun dengan cara yang berbeda yaitu :

Diketahui dua persamaan x + 3y = 7 dan 2x + 2y = 6 , tentukan HP dari persamaan tersebut !

Langkah pertama adalah lakukan eliminasi dengan mengurangkan untuk menghilangkan peubah atau
koefisien x untuk mengetahui nilai y

2x + 2y = 6 : 2

<=>x+y=3

lalu , lakukan

x + 3y = 7

x+y=3 _

2y = 4

y=2

Langkah selanjutnya adalah lakukan eliminasi dengan mengurangkan untuk menghilangkan peubah
atau koefisien y untuk mengetahui nilai x

2x + 2y = 6 | x3 | < = > 6x + 6y = 18

x + 3y = 7 | x 2 | < = > 2x + 6 y = 14 _

4x + 0 = 4

x=1

Jadi , Himpunan penyelesaian yang dihasilkan sama yaitu HP = { 1 , 2 }


Metode Campuran ( antara eliminasi dan substitusi )

Yang dimaksud dari metode ini , yaitu kita dalam mencari himpunan penyelesaian menggunakan dua
metode boleh gunakan eliminasi terlebih dahulu setelah diketahui salah satu nilai peubah baik itu x atau
y maka selanjutnya masukkan ke dalam metode substitusi atau sebaliknya .

Untuk lebih jelasnya , perhatikan contoh berikut :

Diketahui dua persamaan x + 3y = 7 dan 2x + 2y = 6 , tentukan HP dari persamaan tersebut !

Langkah pertama lakukan metode eliminasi , untuk mecari nilai x

2x + 2y = 6 | x3 | < = > 6x + 6y = 18

x + 3y = 7 | x 2 | < = > 2x + 6 y = 14 _

4x + 0 = 4

x=1

Selanjutnya substitusikan nilai x ke dalam salah satu persamaan :

x + 3y = 7

< = > 1 + 3y = 7

< = > 3y = 7 1

< = > 3y = 6

<=>y=2

Maka hasilnyapun sama yaitu HP = { 1 , 2 }

Metode Grafik

Metode grafik , yaitu dengan menggambarkan dua persamaan pada grafik kartesius , dan himpunan
penyelesaiannya dihasilkan dari titik potong dari kedua garis tersebut . Yang perlu diperhatikan yaitu
ketika menggambar titik sumbu kartesiusnya harus sama dan konsisten .

Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar grafik berikut :

Gambarlah grafik persamaan x + 3y = 7 dan 2x + 2y = 6 , dan tentukan titik potongnya

Dari gambar di atas , maka kita dapat melihat bahwa titik potongnya berada pada titik { 1 , 2 } dan
dengan kata lain HP = { 1 , 2 }
Contoh Soal Persamaaan Linier :

Diketahui x1 dan y1 memenuhi persamaan

2x 3y = 7 dan 3x 4y = 9

Nilai x1 + y1 = .

Pembahasan :

2x 3y = 7 | 3| 6x 9y = 21

3x 4y = 9 | 2| 6x 8y = 18 -

y=-3

2x 3y = 7

2x 3.(-3) = 7

2x + 9 = 7

2x = - 2

x=-1

Jadi x1 + y1 = ( - 1 ) + ( - 3 ) = - 4

KOORDINAT LOG LOG

Koordinat log-log bergema untuk platting persamaan dalam bentuk :

Y=bx

log Y = a log x + log b

Jika di plot log.Y sebagai fungsi log x atau Y di plot sebagai fungsi x pada koordinat log log didapat
garis lurus dengan slope = a dan intercept = b

Contoh Soal Koordinat Log Log

Kehilangan tekanan yang disebabkan oleh aliran air didalam pipa circuler pada panjang tertentu
adalah sebagai fungsi dari kecepatan air, yang dinyatakan oleh persamaan berikut :

-Pf = k vr
Dimana :

-Pf = Kehilangan Tekanan , Lb/in2

V = Kecepatan rata air , ft/sec

K,r = Konstanta empiris

Hitunglah harga k dan r untuk aliran air pada 70C melalui pipa smooth (licin) dengan 1 meter diameter
dalam dan panjang 100 ft dengan menggunakan data experiment sebagai berikut
Data exp :

V , ft/sec : 1 3 5 7 9 12 15

-Pf , , Lb/in2 : 0,26 1,75 4,5 8,2 12,5 21,0 32,5

(KELOMPOK 3)

Persamaan Eksponensial (Koordinat Semilog)

Suatu fungsi eksponensial dapat diperoleh sebagai garis lurus pada koordinat semilog. Koordinat
semilog mempunyai 1 sumbu linier (absis) dan 1 sumbu logaritmis (ordinat)

Persamaan eksponensial mempunyai bentuk :

Y = b eax

Dimana :

e : 2,71828

a,b : konstant

karena pada grafik menggunakan basis log10, maka persamaan pendekatan :

Y = b 10ax

Log Y = ax + log b

Apabila digambarkan dalam grafik semilog :

Log Y vs X, maka:

Slope = a

Intercept = b
Contoh Soal :

Sucrose terhidrolisa dalam larutan encer sesuai dengan reaksi :

C12H22O11 + H2O 2C6H12O6

Kecepatan hidrolisa sucrose adalah berbanding langsung dengan konsentrasi sucrose dalam
larutan encer.

Tentukan konstanta kecepatan reaksi hidrolisa, bila diketahui data percobaan sebagai
berikut :

Waktu (menit) : 0 30 60 90 120 180

Konsentrasi Sucrose (C) : 10,023 9,022 8,077 7,253 6,297 5,347

Penyelesaian :

Kecepatan Hidrolisa = dC / d

dC / d = k.c

(tanda minus karena konsentrasi sucrosa berkurang tiap satuan waktunya)

Harga Batas :

t=o C = Co

=o C=C

Persamaan ini merupakan bentuk eksponensial, data harus memberikan garis lurus
pada koordinat semilog.

Log C = (-k.log e) + log Co

Plot data konsentrasi vs waktu

Dari grafik didapat slope.


Intercept : pada = 0 C = Co = 10,023

Sehingga persamaan kecepatan reaksinya adalah

C = 10,023 e-0,0364

(KELOMPOK 4)

Graphical Addition And Subtraction

Cara graphical addition atau subtraction sering digunakan dalam perhitungan secara grafis dari
neraca massa.
Jika 2 campuran masing-masing mengandung 3 komponen yang sama pada proporsi yang
berbeda, dicampur bersama, maka akan dihasilkan suatu campuran dengan komposisi baru.
Graphical addition dapat digunakan untuk menentukan komposisi tersebut.
GRAPHICAL ADDITION

Jika 2 campuran massa M1 dan M2 ditambahkan, maka menghasilkan massa M3.


Komposisi campuran M1 dan M2 dapat digambarkan dalam diagram segitiga, sedang hasil
campuran M3 terletak pada garis lurus antara M1 dan M2.
CONTOH SOAL

Dinginkan untuk menghasilkan campuran asam yang mengandung :

45% H2SO4

30% HNO3

25% H2O

Dengan jalan mencampur:

H2SO4 kadar : 98%

HNO3 kadar : 68%

Dan air

Hitunglah : berat masing-masing asam yang dibutuhkan untuk menghasilkan 10.000 lb asam campuran

Penyelesaian :
(KELOMPOK 5)

Graphical Integration

Integrasi secara grafis digunakan apabila curve tidak dapat dinyatakan fungsi analitis
Untuk menghitung integral :
2
= 1
dibutuhkan untuk mengetahui sebagai fungsi x
Jika adalah konstan maka
2
= 1 = (2 - 1 )
Jika Y dapat dinyatakan sebagai fungsi analitis dari sebagai contoh : =1,3 2
2 4,3
Maka = 1 4,3 2 = 1,3
( 23 - 13 )

Apabila batas integral


1 = 2
1,3
2 = 6 maka = ( 63 - 23 )
3

= 299 3

Integral dapat pula dihitung dengan jalan menentukan luasan dibawah curve sebagai fungsi

Sebagai contoh : = 4,3 2 digambarkan dalam grafik, dimana batas batasnya diambil 1 = 2 , 2
= 6

Luasan dibawah curve adalah 15 satuan luas, dimana masing masing satuan luas = 1 x 20 3
Jadi = 15 x 20 = 300 3

Jadi jika sebagai fungsi tidak dapat dinyatakan dalam bentuk analitis maka plot sebagai fungsi
dalam grafik dan selesaikan dengan integrasi grafis

Untuk menghitung luasan dibawah curve dapat dicari dengan

- Metoda empat persegi panjang

- metoda trapesium

Metoda Empat Persegi Panjang


2
1 = =
=1 i 1

Dimana n = jumlah increment dalam

Jika increment semua diambil ukuran yang sama, maka


2
1 = =
=1 i
Dalam hal ini, = 1 dan harga didapat seperti di gambar


1 = ( 1 ) ( 27 + 53 + 89 + 130 ) 2

= 299 3

Metoda Trapesium
Pada metoda trapesium, curve lengkung dianggap garis lurus maka ada 4 luasan trapesium
Graphical Differentiation

Contoh :
Kapasitas panas suatu bahan ditentukan sebagai :

Dimana H adalah enthalpy atau kandungan panas dari bahan. Dari data data experiment
berikut ini, tentukan variasi cp terhadap temperatur untuk ethylen glycol pada tekana konstant.

Penyelesaian :

Hitung harga untuk masing masing interval temperatur

Gambarkan
sebagai fungsi temperatur
Lukis kurva sehingga memotong semua step (diusahakan pada harga rata ratanya)

Kurva tersebut sekarang kontinu dan merupakan garis


lurus dimana menunjukkan harga persamaan cp

(KELOMPOK 6)

Interpolasi Linier
Menentukan titik-titik antara dari 2 buah titik dengan menggunakan garis lurus.

Persamaan garis lurus yang melalui 2 titik P1(x1,y1) dan P2(x2,y2) dapat dituliskan

dengan:

Sehingga diperoleh persamaan dari interpolasi linier sebagai berikut:

Algoritma Interpolasi Linier :

(1) Tentukan dua titik P1 dan P2 dengan koordinatnya masing-masing (x1,y1) dan

(x2,y2)

(2) Tentukan nilai x dari titik yang akan dicari

(3) Hitung nilai y dengan :

(4) Tampilkan nilai titik yang baru Q(x,y)

Interpolasi Kuadratik

Interpolasi Kuadratik digunakan untuk mencari titik-titik antara dari 3 buah titik
P1(x1,y1), P2(x2,y2) dan P3(x3,y3) dengan menggunakan pendekatan fungsi kuadrat.

Untuk memperoleh titik Q(x,y) digunakan interpolasi kuadratik sebagai berikut:

Algoritma Interpolasi Kuadratik:

(1) Tentukan 3 titik input P1(x1,y1), P2(x2,y2) dan P3(x3,y3)

(2) Tentukan nilai x dari titik yang akan dicari

(3) Hitung nilai y dari titik yang dicari menggunakan rumus dari interpolasi

kuadratik:

(4) Tampilkan nilai x dan y

Jarak yang dibutuhkan sebuah kendaraan untuk berhenti adalah fungsi kecepatan. Data percobaan
berikut ini menunjukkan hubungan antara kecepatan dan jarak yang dibutuhkan untuk menghentikan
kendaraan.

Kecepatan 10 20 30 40 50 60 70
(mil/jam)

Jarak 12 21 46 65 90 111 148


Henti
(feet)

Perkirakan jarak henti yang dibutuhkan bagi sebuah kenderaan yang melaju dengan kecepatan 45
mil/jam.

Jawab : maka untuk mencari nilai x=45 maka,


Soal :

Terdapat dua data untuk steam superheated:

Tekanan (Psia) Entalpi (Btu/lb)

600F 700F

400 1304,2 1361,1

500 1299,1 1357,7

Gunakan interpolasi linear, hitung entalpi steam superheated pada tekanan 480 psia dan suhu 650F.

contoh soal interpolasi kuadratik

(KELOMPOK 7)

Polinom Newton-Geogry merupakan kasus khusus dari polinom-Newton untuk titik-titik yang
berjarak sama. Pada kebanyakan aplikasi nilai-nilai x berjarak sama, misalnya pada table fungsi, atau
pada pengukuran yang dilakukan pada selang waktu yang teratur.
Untuk-untuk titik yang berjarak sama, rumus polinom Newton menjadi lebih sederhanah.
Selain itu, table selisih terbaginya pun lebih mudah dibentuk. Di sini kita menamakan table tersebut
sebagai tabel selisih saja, karena tidaak ada proses pembagian dalam pembentukan elemen tabel.

Ada dua macam table selisih, yaitu table selisih maju (forwad difference) dan table selisih
mundur (backward difference). Karena itu, ada dua macam polinom Newton-Geogry maju dan
polinom Newton-Geogry mundur.

1. Polinom Newton-Geogry Maju


Polinom Newton-Geogry maju diturunkan dari table selisih maju. Sebelum menurunkan
rumusnya, kita bahas dahulu table selisih maju.

a. Table Selisih Maju


Misal diberikan lima buah titik dengan absis x yang berjarak sama. Tabel selisih maju
yang dibentuk dari kelima titik itu adalah

x f(x) f 2f 3 f
4f

x0 f0 f0 2f0 3f0
4f0

x1 f1 f1 2f1 3f1 4f0

x2 f2 f2 2f2 3f2

x3 f3 f3 2f3

x4 f4 f4

Lambang menyatakan selisih maju. Arti setiap symbol didalam symbol adalah :

f0 = f(x0) = y0

f1 = f(x1) = y1

f4 = f(x4)

Notasi: fp =f(xp)

f0 = f1-f0

f1 = f2-f1

f3 = f4-f3

Notasi: fp = fp+1-fp
2f0 =f1-2f0

2f1 =f2-f1

2f2 =f3-f2

Notasi : 2fp = fp+1-fp

3f0 =2f1-2f0

3f1 =2f2-2f1

Notasi : 3fp =2fp+1-2fp

Bentuk umum:

n+1fp =n fp+1-nfp, n= 0,1,2 (P.1.0)

b. Penurunan Rumus Polinom Newton-Geogry Maju


Sekarang kita mengembangkan polinom Newton-Geogry maju yang didasarkan pada
table selisih maju.

(1 ) (0 )
(1 , 0 ) =
1 0

(0 )
=

0
= (. 1.1)
1!

[2 , 1 ] [1 , 0 ]
(2 , 1 , 0 ) =
2 0

(2 ) (1 ) (1 ) (0 )
2 1 1 0
=
2 0

1 1
=
2

0
=
0

0
=
2!
Bentuk umum:

(0 ) 0
(2 , 1 , 0 ) = = (. 1.2)
2! 2!
Dengan demikian polinom Newton untuk data berjarak sama dapat ditulis sebagai
berikut:

() = (0 ) + ( 0 )[1 , 0 ]( 0 )( 1 )[2 , 1 , 0 ] +
+ ( 0 )( 0 ) ( 1 )[ , , , 1 , 0 ]

0
= 0 + ( 0 ) + ( 0 )( 1 ) + 2 0 +
1!
0
+ ( 0 )( 1 ) ( 1 ) (. 1.3)
!
Persamaan (P.1.3) ini dinamakan polinom Newton-Geogry maju. Persamaan (P.1.3)
dapat juga ditulis sebagai relasi rekursif:

0
= 1 () + ( 0 )( 1 ) ( 1 ) !
(. 1.4)

Jika titik-titik berjarak sama dinyatakan sebagai

1 = 0 + , = 0,1,2, ,

Dan nilai x yang diinterpolasikan adalah

1 = 0 + ,

Maka, persamaan (P.1.3) dapat juga ditulis dalam parameter s sebagai

( 1) ( 1)( 2) ( + 1)
() = 0 + 0 + 0 + + 0
1! 2! !

Yang menghasilkan

( 1) ( 1)( 2) (( + 1)
() = 0 + 0 + 0 + + 0
1! 2! !

(. 1.5)

Atau dalam bentuk relasi rekusif.

(1)(2)(+1)
(i). rekunsi: 0
!

(ii). Basis: p0(x)=f(x0) (P.1.6)

Seringkali persamaan (P.1.6) dinyatakan dalam bentuk binomial:




() = ( ) 0 (. 1.7)

=0

Yang dalam hal ini .


(1)(2)(+1)
( ) = 1, ( ) = (s>0, bilangan bulat)
0 !

Dan

k!=1 x 2 xx k

Tahap pembentuk polinom Newton-Geogry maju untuk titik-titik berjarak sama dapat
dituliskan sebagai berikut:

0 () = 0

1 () = 1 () + 0 = 0 () = 0 +
1! 1! 0
( 1)
2 () = 1 () + 0
2!
( 1)
= 0 + 0 + 0
1! 2!
( 1)( 2)
3 () = 2 () + 0
2!
( 1) ( 1)( 2)
= 0 + 0 + 0 + 0
1! 2! 2!

( 1) 2 ( 1)( 2) 3
() = 0 + 0 + 0 + 0
1! 2! 2!
( 1)( 2) ( + 1)
+ 0
!

c. Menghitung Galat Interpolasi Newton-Geogry Maju


Seperti halnya pada polinom Newton, kita dapat menghitung batas-batas galat
intterpolasi Newton-Geogry maju.

d. Taksiran Galak Interpolotasi Newton-Gregory Maju


Seperti halnya polinon Newton ,taksiran galat interpolotasi dengan nilai pada tabel
selisih.

Tinjau kembali polinom Newton_Geogry maju:

0
() = 1 () + ( 0 )( 1 ) ( 1 )
!

Dengan s= (x-x0)/h

Naikkan suku

0
( 0 )( 1 ) ( 1 )
!
Dari n menjadi n+1

+1 0
( 0 )( 1 ) ( 1 )( )
! +1

Bentuk terakhir ini bersesuaian dengan rumus galat interpolasi

+1 ()
() = ( 0 )( 1 ) ( )
( + 1)!

Sehingga, +1 () dapat dihampiri dengan

+1 0
+1 () (. 1.8)
+1
Jadi, taksiran galat dalam menginterpolasi f(x) dengan polinom Newton-Geogry maju
adalah

+1
0
() = ( 0 )( 1 ) ( ) +1 (+1)! (. 1.9)

Atau bentuk lain,

+1 0
() = ( 1) 2) ( ) (. 2.0)
( + 1)!

Dengan s=(x-x0)/h.

e. Manfaat Tabel selisih Maju


Pada contoh-contoh perhitungan yang diberikan sebelum ini ,deraja polinom
interpolasi di tentukan pada soal. Bila polinom interpolasi derajat n yang di inginkan
,maka jumlah titik dibutuhkan harus (n+1) buah.

2. Polinom Newton-Geogry Mundur

Polinom Newton Gregory Mundur (Newton-Gregory backward) di bentuk dari tabel


selisih mundur .polinom ini sering digunakan pada perhitungan nilai turunan (derivative)
secara numerik .Titik titik yang di gunakan berjarak sama ,yaitu

0 , 1 , 2, ,

Yang dalam hal ini,

1 = 0 + , = 0, 1, 2, ,

Dan nilai yang diinterpolasikan adalah

1 = 0 + ,
Sebagai contoh, tabel selisih mundur untuk 4 titik diperlihatkan oleh tabel berikut:

i xi f(x)

-3 x-3 f-3

-2 x-2 f-2

-1 x-1 f-1

0 x0 f0

Keterangan:

0 = (0 )

1 = (1 )

0 = 0 1

1 = 1 2

2 0 = 0 1

+1 = 1

Polinom Newton-Geogry mundur yang menginterpolasi (n+1) titik data adalah



+1
() () = ( ) 0

=0

0 ( + 1)2 0 ( + 1)( + 2) ( + 1) 0
= 0 + + + +
1! 2! !
(P.2.1)

Contoh Soal:

Buatlah tabel selisih untuk fungsi f(x) = 1 / (x+1) pada selang (0,000, 0,625) dan h = 0,125. Hitung
dengan newton gregory maju dan newton gregory mundur, Jelaskan apakah ada perbedaan?

Jawab:

Dengan Newton Geogory Maju


Karena 0,300 terletak di sekitar pertengahan selang (0,500 ; 0,125) dan h = 0,125, Maka nilai s adalah
X = x0 + sh Nilai s = S = (x-x0) / h = (0,300-0,500) / 0,125 = -1,6 Dimasukkan ke rumus newton
gregory mundur :

(KELOMPOK 8)

Tujuan Interpolasi Lagrange

Interpolasi merupakan suatu metode untuk mencari taksiran titik-titik tertentu pada suatu nilai
diantara dua titik tertentu. Dengan menggunakan interpolasi walaupun kita hanya mengetahui
beberapa titik tertentu maka titik yang lainnya dapat diperkirakan. keakuratannya bergantung pada
berapa banyaknya titik yang diketahui, makin banyak titik yang diketahui, maka makin tinggi
keakuratannya.

Bentuk Umum Interpolasi Lagrange

Bentuk umum interpolasi polinomial Lagrange order n adalah:

(1.1)

dimana,

(1.2)

Nb=Simbol merupakan tanda perkalian.

Dengan menggunakan persamaan (1.1) dan persamaan (1.2) maka dapat dihitung rumus orde
interpolasi Lagrange.

Misal mencari ORDE 1:


1

L (x)
i0
i
f1(x) = f (xi) = L0(x) f (x0) + L1(x) f (x1)

Dengan,

x x1 x x0
L0(x)=
x 0 x1 ;
x x0
L1(x) = 1

jadi,rumus orde satu interpolasi lagrange adalah=

x x1 x x0
f1(x)=
x 0 x1 x x0
f (x0) + 1 f (x1)

Dengan melakukan hal yang sama dapat diperoleh rumus untuk orde orde berikutnya.

Orde 2

Orde 3

Orde 4
Contoh Soal

1. Carilah nilai dari ln 2 dengan metode interpolasi polinomial Lagrange Orde dua berdasar data
sebagai berikut ln 1 = 0, ln 4 = 1,3862944 dan ln 6 = 1,7917595. Untuk membandingkan hasil
yang diperoleh, hitung pula besar kesalahan (diketahui nilai eksak dari ln 2 = 0,69314718).

Jawab :

Dari soal di atas dapat diperoleh data sbg brkt..

x0 = 1 f (x0) = 0

x1 = 4 f (x1) = 1,3862944

x2 = 6 f (x2) = 1,7917595

Dari data yg diketahui masukkan ke persamaan interpolasi lagrange orde 2..

Besar kesalahan adalah:

0,69314718 0,56584437
Et = 0,69314718 100 % = 18,4 %.
(KELOMPOK 9)

TRIAL

Dipakai untuk menyelesaikan suatu persamaan yang tidak dapat diselesaikan dengan cara analitis
(aljabar) sederhana. Prinsip Mencoba memasukan harga X sedemikian rupa sehingga ruas kiri
persamaan = ruas kanan

Contoh soal

- = 14,2 (1)

Buatlah penyederhanaan persamaan diatas, sehingga harga X yang diambil tidak terlalu
menyimpang jauh dari harga X yang sebenarnya

Jawab :

Dari persamaan (1) diatas terlihat bahwa :



Harga x jauh kebih kecil bila dibanding dengan sehingga x bisa diabaikan

Pendekatan pertama untuk x



= 14,2 = 1,63

Apabila dimasukan ke persamaan (1) untuk harga = 1,63



- = 14,2 1,63 = 12,57 14,2

Pendekatan kedua untuk x

X harus > 1,63

Trial :

= 14,2 = 1,70

Apabila dimasukan ke persamaan (1) untuk harga = 1,70



(,) - = 17,8 1,63 = 16,1 14,2
Selanjutnya lukis kedua titik dalam koordinat

Meskipun sebenarnya kurva tidak linear tetapi karena selang harga x cukup kecil , maka
dianggap linear . Hubungkan kedua titik dan didapat garis lurus

Pada harga - = 14,2

yang diinginkan, harga x terbaca x= 1,662

Check hasil
2
e(1,662) - 1,662= 14,201

SOLFER

Pada solfer ini kita Menggunakan Microsoft Exel unutuk mencari besaranya.

(KELOMPOK 10)

Mean Value
Untuk menentukan besaran yang bervariasi oleh sebab perubahan dari beberapa
variabel, maka diperlukan harga rata-ratanya atau mean valuenya ()
Mean value didefinisikan
dimana :

= mean value dari y antara X1 dan X2


Jika y sebagai fungsi x dapat dinyatakan secara analitis maka dapat di
integrasikan secara analitis
Jika y tidak dapat dinyatakan secara analitis, maka diselesaikan integrasinya secara garfis

Contoh soal

1. Tentukan mean value dari kapasitas panas ethylen glicol antara :


a) 0 dan 50 0C
b) 0 dan 100 0C
dimana Cp sebagai fungsi T ethylen glicol dinyatakan oleh persamaan :
Cp = 0,555 + 0,00113 T

Jawab :

2. Laju alir produksi dari suatu proses kimia diukur dan direkam secara kontinu selama
operasi, seperti ditunjukan pada recording chart dibawah ini
Tentukan : laju alir rata-ratanya (mean value) antara jam 12.00 sampai jam 12.00 hari
berikutnya

Q sebagai fungsi tidak dapat dinyatakan secara analitis jadi harga


Q di diselesaikan secara grafis, yaitu merupakan luangan

dibawah kurva yang dibatasi oleh 1 dan 2

Dari perhitungan ada = 30,5 luasan


Tiap luasan = (250 curf/menit x 4 jam)

Anda mungkin juga menyukai