Anda di halaman 1dari 2

Hak Ulayat, merupakan wewenang yang dimiliki oleh Dimana didalam Permenag 5/1999 yang merupakan

masyarkat hukum adat atas suatu wilayah tertentu yang peraturan pertama yang mengakui keberadaan dari hak
berada di lingkungannya guna untuk mengambil manfaat ulayat itu pun, kedudukan dari hak ulayat bisa dikatakan
yang terdapat diwilayahnya tersebut untuk kelangsungan semakin menguatkan hak ulayat dan juga bisa dikatakan
hidupnya yang tidak terputus antara masyarakat hukum ada melemahkan hak ulayat itu sendiri :
tersebut dengan wilayahnya. Mengapa demikian?

Karna kita membicarakan kedudukan dari Hak Ulayat maka Bila dari sisi yang menguatkan :
kita membahas tentang eksistensinya
1. Permenag ini menjelaskan kembali hak-hak ulayat
Dimana eksistensi dari hak ulayat ini sudah diakui sejak sebagaimana yang terdapat dipasalnya yaitu Pasal 2
diterbitkannya UUPA 5 1960 yang secara garis besar pelaksanaan hal ulayat sepanjang kenyataannya
mengatakan : masih ada dilakukan oleh masyarkat hk adat dan hak
ulayat dinggap ada jika ada sekelompok orang yg
1. Adanya masyarakat hk adat yg memilki ciri sbg masih terikat hk adat, terdapat tanah ulayat tertentu
subjek hk ulayat dan tedapat tatanan hukum adat
2. Adanya tanah ulayat sebagai objeknya
3. Adanya kewenangan masyarakat hk adat untuk 2. HGU/HP yang berasal dari hak ulayat masyarakat
melakukan tindakan tertentu. hukum adat yang telah berakhir jangka waktunya
dapat kembali menjadi hak ulayat. Kalau akan
Namun setelah memasuki masa orde baru mulai terkikis dan diperpanjang HGU/HPnya haruslah berdasarkan
semakin tergerus dengan kebijakan pada masa orde baru ini persetujuan baru antara masyarakat hukum adat
dimana dihilangkan nya keberadaan hak ulayat ini dengan dengan pemegang Hak Guna Usaha tersebut.
salah satu contohnya menghilangkan landreform menjadi
tanah pembangunan yang jelas menghilangkan hak Bila dari sisi yang melemahkan :
masyarakat hukum adat terhadap hak tanah ulayat dengan
dalih pembangunan untuk kepentingan nasional. 1. Banyaknya tanah-tanah yang dibatasi sebagaimana
pasal 3 Permenag 5/1999 :
Dari hal tersebut menjadi salah satu alasan Permenag 5/1999
ttg Pedoman Penyelesaian Masalah Hak Ulayat Masyarakat
Hukum Adat. a. Hak Ulayat tidak dapat diberikan atas tanah-
tanah ulayat yang pada saat berlakunya Perda tanah yang diatasnya tidak terdapat hakhak atas
telah dikuasai oleh perorangan/badan hukum tanah menurut UUPA.
dengan hak atas tanah menurut UUPA.
2. Kriteria keberadaan masyarakat adat yang diatur
b. terhadap tanah-tanah ulayat tidak dapat dalam Permenag juga belum menampung dinamika
diberikan pada tanah-tanah yang berada di dalam internal dan eksternal yang telah mendorong
kawasan hutan (mengingat banyak tanah ulayat perkembangan komunitas masyarakat adat
banyak dalam kawasan hutan)
3. Hadirnya permenag ini tidak digunakan sebagai untuk
c. pengakuan atas tanah-tanah ulayat tidak dapat mengoreksi kebijakan yang keliru di masa lalu akan
diberikan pada bidang-bidang tanah yang sudah tetapi hanya menjadi pijakan baru.
dibebaskan oleh pemerintah, badan hukum atau
perorangan

2. Karena ada/tidaknya masyarakat ada beserta haknya


nanti ditetapkan melalui proses penelitian dan proses
pembuatan peraturan daerah yang dimana dijelaskan
dalam Pasa 5 Pemenag 5/1999.

Sehingga Kesimpulannya :
Kedudukan Hak Ulayat berdasarkan ini memang bisa
dikatakan menguatkan hak ulayat akan tetapi lebih
memberikan kelemahan bagi Hak Ulayat dengan
keambiguitas yang terdapat dari Permenag ini :

1. Niat untuk menyelesaikan permasalahan tanah ulayat


malah dibatasi pada tanah

Anda mungkin juga menyukai