Anda di halaman 1dari 27

HUKUM ACARA PIDANA

PENGERTIAN :

 Suatu rangkaian peraturan –peraturan yg memuat


cara bagaimana aparatur penegak hukum , yaitu
kepolisian , kejaksaan dan pengadilan harus
bertindak guna mencapai tujuan negara dengan
mengadakan hukum pidana bagi siapa yg
melanggarnya.

TUJUAN HUKUM PIDANA ( menurut buku


pedoman pelaksana KUHAP )
 Untuk mencari dan mendapatkan kebenaran
materil atau setidak –tidaknya mendekati
kebenaran materil, yakni kebenaran yg
selengkap –lengkapnya dari suatu perkara
pidana dengan menerapkan ketentuan hkm
acara pidana secara jujur dan tepat dengan
tujuan untuk mencari siapakah pelaku yg dapat
di dakwakan melakukan suatu pelanggararan
hukum dan selanjutnya meminta pemeriksaan
dan putusan dari pengadilan guna menemukan
apakah terbukti bahwa suatu tindak pidana telah
di lakukan dan apakah org yg didakwa itu dapat
di persalahkan.

FUNGSI HUKUM ACARA PIDANA :


1. Mencari dan menemukan kebenaran
2. Pemberian keputusan oleh hakim
3. Pelaksanaan keputusan
Asas-asas dalam hukum acara Pidana Indonesia :

1. Peradilan cepat, sederhana dan biaya ringan


(peradilan cepat terutama utk menghindari
penahanan yg lama sebelum ada keputusan hakim )
ini merupakan bagian dari HAM.
2. Asas Praduga tidak bersalah (Presumtion of
innocence )artinya : seeorang wajib dianggap tidak
bersalah sebelum adanya keputusan hakim yg punya
kekuatan hukum yg tetap.
3. Asas oportunitas ( jaksa agung dapat
mengeyampingkan perkara demi kepentingan
Umum )
4. Pemeriksaan pengadilan terbuka untuk umum
(semua putusan hanya sah dan mempunyai kekuatan
hukum apabila di ucapkan dalam sidang terbuka
untuk umum )
5. Semua orang diperlakukan sama di depan hakim.
6. Peradilan dilakukan oleh hakim karena jabatannya
dan ( ini berarti pengambilan keputusan salah
tidaknya terdakwa dilakukan oleh hakim krn
jabatannya dan bersifat tetap )
7. hakim.(Pengadilan mengadili menurut hukum
dgn tidak membeda –bedakan orang )
8. Tersangka /terdakwa berhak mendapat
bantuan hukum
9. Asas Accusatoir dan inquisitoir ( KUHAP
memakai asas Accusatoir yakni memandang
tersangka sebagai subjek dalam pemeriksaan,
sedangkan HIR ,menganut sistem Inquisitoir yg
memandang tersangka sbg objek pemeriksaan.
10.Pemeriksaan hakim yg langsung dan lisan.
PIHAK –PIHAK YG TERLIBAT DALAM
HUKUM ACARA PIDANA
1. Tersangka , terdakwa
2. Penyelidik dan penyidik
3. Penuntut Umum
4. Penasehat hukum
5. Hakim dan kekuasaan Kehakiman
PENYELIDIKAN ( Pasal 1 Butir 5 KUHAP )

 Serangkaian tindakan penyelidik utk mencari dan menemukan


suatu peristiwa yg diduga sebagai tindak Pidana guna
menentukan dapat atau tidaknya di lakukan penyidikan
menurut cara yg di atur dalam UU

Pasal 1 butir 4 KUHAP

 Penyelidik adalah pejabat polisi negara RI yg diberi tugas oleh


UU untuk melakukan penyelidikan
Pasal 5.
(1) Penyelidik sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 :
a. Karena kewajibannya mempunyai wewenang :
1. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang
adanya tindak pidana.
2. Mencari keterangan dan barang bukti
3. Menyuruh berhenti seseorang yg di curigai dan
menanyakan serta memeriksa tanda penggenalnya
4. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yg
bertanggung jawab

b. Atas perintah Penyidik dapat melakukan tindakan


berupa :
1. Penangkapan,larangan meninggalkan tempat,
penggeledahan dan penyitaan
2. Pemeriksaan dan penyitaan surat
3. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang
4. Membawa dan menghadapkan seseorang kepada
penyidik
TAHAP PENYELIDIKAN

A. Kapan penyelidikan di mulai ?


Penyelidikan dimulai berdasarkan pada hasil penilaian terhadap informasi atau
data –data yg di peroleh, sedang informasi
atau data –data yg di
perlukan untuk melakukan penyelidikan dapat di peroleh melalui :
1. Sumber –sumber tertentu yg dapat di percaya
2. Adanya laporan langsung kepada Penyidik dari
orang yg mengetahui telah terjadi suatu tindak
pidana
3. Hasil berita acara yg di buat oleh penyelidik

TUJUAN PENYELIDIKAN
 UNTUK MENDAPATKAN ATAU MENGUMPULKAN KETERANGAN, BUKTI ATAU
DATA-DATA YG DI GUNAKAN UNTUK :
1. Menentukan apakah suatu peristiwa yg terjadi merupakan
suatu tindak pidana atau bukan
2. Siapa yg dapat di pertanggung jawabkan ( secara
pidana )terhadap tindak pidana tsb
3. Merupakan persiapan untuk melakukan penindakan

 Untuk mengadakan penyelidikan maka penyelidik harus


mempunyai pengetahuan ttg unsur-unsur suatu tindak pidana
dan hukum acara pidana yg berlaku,hal ini di perlukan untuk
menentukan apakah telah terjadi suatu tindak Pidana dan siapa
pelakunya.
 Hasil dari penyelidikan yg baik ,dapat dipergunakan
untuk,persiapan pelaksanaan penindakan, dengan pengertian
bhw apabila penyelidikan telah selesai, maka penyidik telah
mempunyai gambaran tentang calon tersangka yg perlu di
periksa dan atau ditangkap, di tahan, saksi yg perlu di panggil,
tempat yg perlu di geledah,barang bukti yg perlu di amankan
atau di sita.

SASARAN PENYELIDIKAN , Yaitu :


1. Orang yg di duga telah melakukan tindak pidana
2. Benda / barang /surat yg di pergunakan untuk melakukan
kejahatan yg dapat pergunakan untuk mengadakan
penyidikan maupun barang bukti dalam sidang pengadilan
3. Tempat /bangunan /alat angkut dimana suatu kejahatan
telah di lakukan
CARA PENYELIDIKAN :

1. Dengan melakukan penyelidikan secara terbuka


2. Dengan melakukan penyelidikan secara tertutu
Penyelidikan secara Terbuka .
 Dilakukan apabila keterangan –keterangan /data –data atau bukti yg di perlukan
mudah utk mendapatkannya dan dengan cara tersebut dianggap tdk akan
mengganggu dan menghambat proses penyelidikan selanjutnya
 Apabila penyelidikan dilakukan secara terbuka penyelidik harus memperlihatkan
tanda pengenal diri

Penyelidikan secara tertutup.


 Penyelidik harus dapat menghindarkan diri dari tindakan –tindakan yg
bertentangan dengan ketentuan UU
 Untuk mengadakan penyelidikan secara tertutup,penyelidik terlebih dahulu
menguasai teknik penyelidikan secara tertutup,teknik ini biasanya di gunakan
dalam dunia intelijen

RENCANA PENYELIDIKAN.
Rencana penyelidikan dapat menggunakan sistem intelijen
dengan penyesuaian seperlunya ,rencana penyelidikan harus
memuat :
1. Sumber informasi yg perlu di hubungi ( orang,instansi ,badan
dll )
2. Informasi atau alat bukti yg di butuhkan dari sumber tsb ( yg
bermanfaat bagi pembuktian tindak pidana )
3. Cara memperoleh informasi atau alat bukti tsb
( terbuka ,tertutup, wawancara , interogasi .pemotretan dsb. )
4. Petugas pelaksana
5. Batas waktu kegiatan

LAPORAN HASIL PENYELIDIKAN


- Setelah penyelidikan selesai dilakukan ,penyelidik mengolah data-data yg
telah terkumpul dan berdasarkan hasil pengolahan tsb.disusun suatu
laporan hasil penyelidikan, yg memuat hal-hal sbb :
1. Sumber data / keterangan
2. Data / keterangan apa yg di peroleh dari setiap sumber tsb
3. Barang bukti
4. Analisis
5. Kesimpulan tentang benar tidaknya telah terjadi tindak pidana dan
siapa pelakunya
6. Saran tentang tindakan apa yg perlu dilakukan dalam tahap
penyelidikan selanjutnya
PENYIDIK dan PENYIDIKAN

 Apabila telah selesai di lakukan penyelidikan dan didapat cukup bukti –bukti
permulaan untuk di lakukan penyidikan,tahap selanjutnya adalah penindakan
 Tahap penindakan adalah tahap penyidikan dimana di mulai di lakukan tindakan
– tindakan hukum yg langsung bersinggungan dengan HAM yaitu berupa
pembatasan bahkan mungkin berupa pelanggaran terhadap HAM
 Tahap ini di lakukan setelah terdapat keyakinan bahwa telah terjadi suatu tindak
pidana dan untuk memperjelas segala sesuatu tentang tindak pidana tsb.

PASAL 2 PP No. 27 Tahun 1983

 Penyidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia yg sekurang kurang nya
berpangkat pembantu letnan dua polisi(Pelda Pol), Sekarang AIPDA
 Pejabat pegawai negeri sipil ( PPNS ) tertentu yg sekurang –kurangnya
berpangkat Pengatur muda tingkat 1 ( Gol. II /B ) atau yg di samakan

Pasal 1 KUHAP

(1 ) Penyidik adalah pejabat polisi Negara republik Indonesia atau Pejabat pegawai
Negeri Sipil tertentu yg di beri wewenang khusus oleh UU utk melakukan Penyidikan.

(2 ) Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan cara yg diatur
dalam UU untuk mencari bukti-bukti, yg dengan bukti membuat terang tentang Tindak
Pidana yg terjadi dan guna menemukan tersangka

WEWENANG PENYIDIK

Pasal 7 KUHAP.

Penyidik karena kewajibannya mempunyai kewenangan :

a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya Tindak


Pidana
b. Melakukan Tindakan pertama pada saat kejadian
c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenalnya
d. Melakukan penangkapan,penahanan, pengeledahan dan penyitaan
e. Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat
f. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang
g. Memanggil orang utk didengar dan di periksa sebagai tersangka atau saksi
h. Mendatangkan orang ahli yg di perlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan
perkara

Menerima Laporan dan Pengaduan


Laporan adalah : tindakan seseorang untuk memberitahukan kpd Penyelidik atau
Penyidik bahwa suatu tindak pidana telah terjadi atau di lakukan oleh seseorang, dimana
tindakan itu harus di tuntut.

Pengaduan adalah merupakan laporan yg khusus mengenai tindak pidana Aduan ( Delik
Aduan),dimana jika tidak ada permintaan dari orang yg kena perkara tidak bisa di
adukan/ di proses
Delik aduan yg telah di ajukan kpd penyidik dapat di tarik kembali dalam
waktu 3 bulan, sedangkan laporan tidak dapat di tarik kembali, apabila di tarik
kembali ,hal itu merupakan laporan palsu,maka bagi sipelapor diancam dengan pidana

Setelah menerima laporan atau pengaduan dari seseorang maka penyidik mengecek
kebenaran laporan atau pengaduan tsb dengan memeriksa TKP, maka apabila tersangka
masih berada di tempat tsb,maka penyidik dapat melarang tersangka meninggalkan TKP,
selanjutnya penyidik dapat mengadakan pemeriksaan seperlunya.

 Apabila pemeriksaan di TKP telah selesai di lakukan,petugas penyelidik


/penyidik mencocok barang –barang bukti yg telah di kumpulkan itu satu sama
lain,misalnya : antara barang bukti yg di dapatkan di TKP dengan keterangan
para saksi yg melihat kejadian tsb

 PENANGKAPAN adalah suatu tindakan penyidik berupa pengekangan


sementara waktu kebebasan tersangka atau terdakwa apabila terdapat cukup
bukti guna kepentingan penyidikan atau penuntutan dan atau peradilan dalam
hal menurut cara yg diatur dalam UU

 PENAHANAN adalah penempatan tersangka atau terdakwa di tempat tertentu


oleh penyidik atau penuntut umum atau hakim dengan penetapannya dalam hal
serta menurut cara yg diatur dalam UU

Pasal 18 KUHAP
(1) Pelaksanaan tugas Penangkapan dilakukan oleh petugas kepolisisan Negara
RI dengan memperlihatkan surat tugas serta memberikan kepada tersangka
surat perintah penangkapan yg mencantumkan identitas tersangka dan
menyebutkan alasan penangkapan serta uraian singkat perkara kejahatan yg
di persangkakan serta tempat ia di periksa
(2) Dalam hal tertangkap tangan ,penangkapan di lakukan tanpa surat perintah
dengan ketentuan bhw penangkap harus segera menyerahkan tersangka
beserta barang bukti yg ada kpd penyidik atau penyidik pembantu terdekat

Pengertian Tertangkap tangan :


1. Seseorang ditangkap ketika ia sedang melakukan
kejahatan
2. Seseorang ditangkap tidak lama setelah kejahatan
dilakukan
3. Teriakan massa yg menunjuk tersangka sbg pelaku
kejahatan tidak seberapa lama setelah kejahatan itu di
lakukan
4. Adanya barang bukti ditemukan setelah beberapa saat
kejahatan itu dilakukan yg diduga digunakan oleh
tersangka
PENAHANAN

 TUJUAN PENAHANAN adalah untuk memudahkan


penyidikan,karena pemeriksaan atas diri tersangka
akan lebih mudah dan lancar bila tersangka berada
dalam tahanan daripada tersangka berada di luar
tahanan
 Selain memudahkan pemeriksaan,maka kemungkinan
utk melarikan diri atau mempengaruhi saksi yg
mengetahui tentang perbuatan tersangka dapat di
cegah kalau tersangka berada dalam tahanan
 Tersangka dapat juga di tahan demi kepentingan
penuntutan, krn jaksa dalam mempersiapkan
penuntutan memerlukan keterangan –keterangan
langsung dari tersangka, hal itu akan lebih mudah di
dapat,kalau tersangka berada dalam tahanan,selain itu
apabila tersangka di tahan maka penuntut umum akan
lebih mudah pula menghadirkannya di dalam
persidangan

SYARAT –SYARAT PENAHANAN

A. Syarat subjektif, penahanan dilakukan apabila timbul


kekhawatiran apabila tersangka akan :
1. Melarikan diri
2. Merusak atau menghilangkan barang bukti
3. Mengulangi melakukan Tindak pidana
Syarat Subjektif ini berdasarkan pertimbangan serta
penilaian semata-mata dari penyidik yg bersangkutan
B. Syarat objektif adalah sbb :
1. Tindak Pidana tersebut diancam dengan pidana
penjara 5 tahun atau lebih
2. Tindak Pidana sebagaimana yg diatur pasal 21 ayat
( 4 ) huruf b KUHP yaitu ancaman hukuman dibawah
5 tahun, dan peraturan Pidana di luar KUHP ( hukum
Pidana Khusus

Pejabat yg berwenang melakukan Penahanan :

1. Penyidik ...... demi kepentingan penyidikan


2. Jaksa Penuntut umum ..... demi kepentingan Penuntutan
3. Hakim ................ demi kepentingan persidangan di
pengadilan

Jenis Penahanan
1. Penahanan RUTAN ( Rumah tahanan Negara )
2. Penahanan Rumah ( ditahan dirumah sendiri )dengan
mengadakan pengawasan terhadapnya utk
menghindarkan segala sesuatu yg dapat menimbulkan
kesulitan dalam penyidikan ,penuntutan atau
pemeriksaan di sidang pengadilan
3. Penahanan Kota ...... penahanan kota ini di
laksanakan di kota tempat tinggal atau tempat
kediaman tersangka /terdakwa,dengan kewajiban bagi
tersangka /terdakwa melaporkan diri pada waktu yg
telah di tentukan

Pengalihan tahanan

 Penyidik atau penuntut umum atau hakim berwenang


utk mengalihkan jenis penahanan yg satu kepada jenis
penahanan yg lain.
 Pengalihan jenis penahanan dinyatakan secara
tersendiri dengan surat perintah dari penyidik atau
penuntut umum atau penetapan hakim yg
tembusannya diberikan kepada tersangka /terdakwa
serta keluarganya dan instansi yg berkepentingan

Penangguhan penahanan

 Pasal 31 KUHAP memberikan wewenang kepada


penyidik atau penuntut umum maupun hakim atas
permintaan tersangka atau terdakwa utk
memerintahkan bahwa penahanan itu di tangguhkan
dengan perjanjian,baik dengan jaminan ataupun tanpa
jaminan
 Pasal ini tidak dengan tegas menyatakan adanya
perjanjian,akan tetapi penangguhan ini didasarkan atas
syarat –syarat yg di tentukan
 Adapun syarat –syarat yg ditentukan adalah ; a)si
tersangka di kenakan wajib lapor. b )tidak
diperkenankan keluar rumah atau kota
 Jika syarat –syarat yg di tentukan dilanggar oleh
tersangka/terdakwa,maka penyidik atau penuntut
umum ataupun hakim dapat mencabut penangguhan
penahanan, dgn demikan tersangka atau terdakwa
harus menjalani penahanan tsb

Penangguhan tahanan : Dengan jaminan orang atau


jaminan uang

Diatur dalam Pasal 35 dan pasal 36 PP.No.27 tahun 1983


yaitu :

a. Jumlah uang jaminan penangguhan penahanan


ditetapkan oleh pejabat yg berwenang sesuai dgn
tingkatan pemeriksaan dan uang jaminan tsb di simpan di
kepaniteraan pengadilan Negeri ...jika
tersangka/terdakwa melarikan diri dan setelah lewat 3
bulan tidak di temukan,uang jaminan tsb menjadi milik
negara dan di setor ke kas negara
b. Dalam hal jaminan itu adalah orang dan tersangka
/terdakwa melarikan diri,maka setelah lewat waktu 3
bulan tdk di temukan,maka si penjamin harus membayar
sejumlah uang yg telah ditetapkan oleh pejabat yg
berwenang sesuai dengan tingkat pemeriksaan. Uang tsb
harus disetor ke kas negara melalui Panitera pengadilan.
Apabila penjamin tidak dapat membayar sejumlah uang
yg telah di tetapkan,maka juru sita akan menyita barang
milik penjamin utk di jual lelang dan hasilnya disetor ke
kas negara melalui panitera pengadilan

PENGGELEDAHAN
Penggeledahan merupakan salah satu tindakan penyidik
dalam rangka melakukan penyidikan dgn Tujuan :
a. Menemukan barang bukti yg telah di pergunakan di
dalam melakukan tindak pidana
b. Mencari tersangka yg belum tertangkap ,sehingga
tersangka dapat di tangkap dan diperiksa
Menurut KUHAP ada 3 macam Penggeledahan :

1. Penggeledahan rumah / Ruang tertutup


2. Penggeledahan badan yaitu ;pemeriksaan badan
seseorang utk mencari alat bukti
3. Penggeledahan pakaian yaitu : pemeriksaan terhadap
pakaian yg sedang di pakai oleh tersangka utk mencari
barang bukti yg disimpan dalam pakaian.
Pada Hakekatnya tindakan penggeledahan merupakan
suatu pelanggaran terhadap hak asasi ,oleh karena itu
harus melalui prosedur yg ditentukan oleh UU

Pengertian Penggeledahan Rumah adalah :


a. Pada halaman rumah dimana tersangka bertempat
tinggal ,berdiam atau berada
b. Setiap tempat lain,dimana tersangka bertempat
tinggal,berdiam
c. Ditempat tindak pidana dilakukan atau tedapat
bekasnya
d. Ditempat penginapan atau tempat umum lainnya

Untuk menggeledah rumah selain harus mendapat izin dari


ketua Ketua Pengadilan negeri harus disaksikan oleh pejabat
setempat yaitu Rt,RW dan kepala desa disertai 2 orang saksi.

Setelah diadakan Penggeledahan tsb, petugas yg


mengadakan penggeledahan dalam waktu 2x24 jam harus
membuat berita acara Penggeledahan,dimana turunannya
disampaikan pada pemilik rumah yg bersangkutan.

Kecuali dalam hal tertangkap tangan,penyidik tidak di


perkenankan memasuki :

a. Ruang dimana sedang berlangsung sidang MPR, DPR dan


DPRD
b. Tempat dimana sedang berlangsung ibadah atau
upacara keagamaan
c. Ruang dimana sedang berlangsung sidang pengadilan

PENYITAAN
Penyitaan : adalah melepaskan utk sementara barang-
barang dari kekuasaan pemilik/orang yg berhak atas barang
tsb,maka sipemilik tidak dapat menikmati hak-hak tsb utk
sementara waktu

Syarat –syarat penyitaan :

a. Untuk melakukan penyitaan maka penyidik harus


mendapat izin dari ketua Pengadilan negeri
b. Dalam keadaaan yg sangat mendesak bilamana penyidik
harus segera bertindak maka penyidik dapat segera
melakukan penyitaan,akan tetapi tindakan tsb segera
dilaporkan ketua ketua PN setempat

Barang –barang yg dapat dilakukan Penyitaan :

1. Benda atau tagihan tersangka /terdakwa yg seluruh


atau sebahagian diduga diperoleh dari Tindak pidana
atau sebagai hasil dari tindak pidana
2. Benda yg telah di pergunakan secara langsung utk
mempersiapkannya
3. Benda yg dipergunakan utk menghalangi penyidikan
tindak pidana
4. Benda yg khusus dibuat atau diperuntukan melakukan
tindak pidana
5. Benda lain yg mempunyai hubungan langsung dengan
tindak pidana

Pada waktu penyidik akan mengadakan penyitaan suatu


barang bukti,maka ia harus terlebih dahulu memperlihatkan
surat bukti diri,surat tugas dan sebagainya kepada pemilik
barang.

Setelah memperlihatkan surat tugas dan bukti diri maka


penyidik berwenang memerintahkan kepada orang yg
menguasai benda tsb untuk diserahkan kepadanya.

Apabila penyidik akan menyita suatu barang,maka


barang yg akan disita itu terlebih dahulu harus diperlihatkan
kepada pemilik benda itu atau keluarganya dan dapat minta
keterangan tentang barang tsb,maka harus disaksikan oleh
pejabat setempat ,Rt,RW Kepala desa dan dua orang saksi
lainnya.

Setelah melakukan penyitaan,penyidik membuat berita


acara penyitaan,kemudian berita acara itu dibacakan
didepan yg bersangkutan,setelah dibacakan berita acara itu
ditanda tangani oleh penyidik yg bersangkutan ,pejabat
setempat dan para saksi.

Terhadap barang yg telah disita penyidik harus


mencatatnya dan di beri label tentang jenis barang , cirinya,
beratnya, sifat khas,tempat, hari dan tanggal
penyitaan,kemudian dibungkus,muka pada label ditulis
tentang barang –barang tersebut.

Tempat penyimpanan barang –barang sitaan adalah tempat


yg aman yaitu :

 Rumah Penyimpanan benda sitaan negara


( RUPBASAN)
- Dipertanggungjawabkan kepada pejabat sesuai
dengan tingkat pemeriksaan
- Dilarang utk dipergunakan oleh siapapun
- Benda yg mudah rusak /membahayakan atau
biaya penyimpanan terlalu tinggi dengan
persetujuan tersangka dapat di jual dan hasilnya
dapat dipakai sebagai barang bukti
- Benda yg bersifat terlarang /dilarang diedarkan ,
dirampas utk kepentingan negara atau
dimusnahkan
 Apabila kepentingan penyidikan tidak memerlukan
lagi,maka barang yg disita dapat dikembalikan kepada
orang yg berhak, barang itu di kembalikan karena :
- Kepentingan Penyidikan dan penuntutan tidak
memerlukannya lagi
- Perkara tsb tidak jadi di tuntut karena tidak cukup
bukti atau ternyata tdk merupakan suatu tindak
pidana
- Perkara tsb dikesampingkan utk kepentingan
umum atau perkara ditutup demi hukum
PEMERIKSAAN TERSANGKA DAN SAKSI
Pemeriksaan tersangka dan saksi merupakan bagian atau
tahap yg paling penting dalam proses penyidikan. Dari
tersangka dan saksi akan di peroleh keterangan –
keterangan yg akan dapat mengungkapkan segala sesuatu
tentang tindak pidana yg terjadi
 Sehubungan dengan itu sebelum pemeriksaan
dimulai,maka penyidik perlu mempersiapkan segala
sesuatu yg diperlukan , antara lain :
a. Penunjukan penyidik pemeriksa
Penyidik yg ditunjuk harus memiliki kepribadian yg
kokoh yaitu :
1. Mempunyai keyakinan yg kuat serta percaya diri
2. Mempunyai kemampuan menghadapi orang lain
3. Tidak lekas terpengaruh terhadap situasi
dan kondisi
4. Mempunyai kesabaran dan dapat
mengendalikan diri
5. Mempunyai kemampuan menilai dengan
tepat terhadap sikap dan pribadi tersangka
atau saksi yg sedang diperiksa
6. Kemampuan yg cepat dalam mengantisipasi
terhadap sikap tersangka atau saksi yg
diperiksa
7. Mempunyai kemampuan yg tinggi utk
mengembangkan inisiatif serta tekun dan
ulet

b. Persiapan bahan-bahan
Penyidik pemeriksa yg ditunjuk sebelum
melakukan pemeriksaan maka terlebih dahulu
mempersiapkan diri serta mempelajari :
1. Semua hal yg telah didapat dan dikumpulkan
tentang kasus yg akan diperiksa
2. Menyusun daftar pertanyaan yg akan ditanyakan
pada tersangka serta dapat mengembangkannya
3. Pertanyaan yg telah disusun oleh penyidik harus
menjurus kepada pemenuhan unsur –unsur
tindak pidana ybs
4. Penyidik pemeriksa harus menguasai betul
ketentuan per UU an
5. Penyidik [pemeriksa mengetahui betul lingkungan
dari tersangka atau saksi

c. Persiapan tempat pemeriksaan


1. Tempat utk melakukan pemeriksaan jangan
menimbulkan rasa takut yg diperiksa,sehingga timbul
kesan yg menyeramkan
2. Lingkungan tempat pemeriksaan dalam keadaan bersih
3. Keadaan sekitar tempat pemeriksaan dalam keadaan
tenang
d. Pelaksanaan pemeriksaan
Ketika melakukan pemeriksaan ,penyidik pemeriksa harus
memperhatikan hal-hal sbb :
1. Penyidik harus memeriksa identitas tersangka atau
saksi,agar jangan sampai terjadi kekeliruan,penyidik
Harus memeriksa KTP dan mencocokan dengan foto yg
ada pada tanda pengenalnya
2. Penyidik harus menanyakan apakah tersangka / saksi
sehat atau tidak, kalau sedang sakit, harus ditunggu
sampai sembuh dulu
3. Penyidik mengajukan pertanyaan harus sesuai dengan yg
telah disusun, dan harus menghindari pertanyaan yg
menimbulkan perdebatan antara penyidik dengan
tersangka
4. Penyidik harus menghindari pertanyaan yg menyinggung
perasaan tersangka
5. Penyidik jangan sampai didikte oleh tersangka
/saksi,sehingga hasil pemeriksaan tidak mencapai
sasaran
6. Keterangan tersangka /saksi dicatat secara rinci

PENYIDIKAN DAN PENUNTUTAN


 Setelah penyidik selesai mengadakan penyidikan maka
penyidik menyerahkan tanggung jawab atas tersangka
dan barang bukti kepada penuntut Umum
 Jika Penuntut umum berpendapat bahwa hasil
penyidikan tsb ternyata kurang lengkap,maka penuntut
umum segera mengembalikan berkas perkara kepada
penyidik disertai petunjuk utk di lengkapi ( P.19 )
 Penyidik wajib segera melakukan penyidikan tambahan
sesuai dengan petunjuk penuntut umum
 Penyidikan dianggap selesai apabila dalam jangka
waktu 14 hari penuntut umum tidak mengembalikan
hasil penyidikan kepada pihak penyidik

HUBUNGAN PENYIDIK DENGAN PENUNTUT


UMUM
 Penyidik dan Penuntut Umum mempunyai hubungan
yg sangat erat sekali dan saling menunjang karena
dalam menegakan hukum pidana mereka bersumber
serta berlandaskan kepada KUHAP, Hubungannya
antara lain :
1. Sejak awal peristiwa pidana di ungkap,maka
penyidik memberitahukan hal itu kepada penuntut
umum ( pasal 109 ayat (1) KUHAP )
Apabila menurut penyidik tidak terdapat cukup
bukti atas peristiwa tsb,atau bukan peristiwa
pidana,maka penyidik memberitahu kepada
tersangka atau pihak keluarganya dan memberitahu
kepada penuntut umum

2. Hubungan penyidik dengan penuntut umum dapat


diperhatikan dalam hal penahanan lanjutan, apabila
penahanan akan habis jangka waktunya ,sedangkan
penyidik memerlukan perpanjangan penahanan
guna kepentingan pemeriksaan yg belum
selesai,maka penuntut umum berwenang
melakukan perpanjangan penahanan
3. Dalam hal penuntut umum berpendapat bahwa
hasil pemeriksaan yg dilakukan penyidik kurang
lengkap , maka penuntut umum segera
mengembalikan berkas tsb disertai dengan petunjuk
untuk di lengkapi

SURAT DAKWAAN

Syarat –syarat sebuah surat Dakwaan

1. Syarat Formil
Yaitu : Harus memuat identitas yg lengkap : nama ,
umur , tempat kelahiran , alamat (tempat tinggal tetap
dan tempat tinggal terakhir ).hal ini penting sekali utk
menentukan identifikasi si tersangka atau si terdakwa
2. Syarat Materil
Adalah : memuat inti dari surat dakwaan yaitu mengenai
perbuatan –perbuatan ,tempat dan waktu tindak pidana
itu di lakukan,dan segala masalah yg
mendahului ,menyertai atau mengikuti perbuatan itu,yg
dapat memberatkan ataupun yg dapat meringan kan
siterdakwa ( Perumusan itu harus terang ,jelas dan
tepat,sebab terdakwa harus mengerti benar – benar apa
yg didakwakannya )

CARA MENYUSUN SURAT DAKWAAN

Surat dakwaan dapat disusun sbb :


1. Sistem kumulatif
Apabila siterdakwa melakukan beberapa tindak pidana
yg satu sama lain tidak berhubungan sama sekali,atau
masing -masing berdiri sendiri , maka perumusannya
sesuai dengan urutan yg kehendaki ,misalnya ke. 1, 2 ,3
dsb dan kesemuanya harus dibuktikan dalam sidang
pengadilan

2. Sistem alternatif
Dalam sistem ini dijumpai beberapa tindak pidana,akan
tetapi susunannya adalah sedemikian rupa,hingga yg
didakwakan pada akhirnya hanya satu Dakwaan
saja,yaitu yg ternyata dapat di buktikan di sidang
Pengadilan, jadi dapat di pilih secara alternatif.mana yg
sekiranya dapat dibuktikan
3. Sistem Subsider
Sistem ini lazim disebut dengan sistem Penggantian, yg
memang dalam praktek paling sering di pergunakan.
Pada umumnya cara menyusunnya adalah dakwaan yg
paling berat diuraikan terlebih dahulu ( dengan sebutan
PRIMAIR )kemudian menyusul dakwaan yg kedua sesuai
dengan urutan yg dikehendaki ( dengan sebutan
SUBSIDAIR )dan selanjutnya uraian lain ( dengan
sebutan LEBIH SUBSIDAIR )dan selanjutnya di sebut
LEBIH SUBSIDAIR LAGI

Contoh :
 Sistem Kumulatif ; A didakwa
Ke. 1 : Tindak Pidana pencurian,harus diuraikan secara
lengkap
Ke . 2 : Tindak pidana penggelapan,harus di uraikan
secara lengkap
Ke. 3 : Tindak Pidana penganiayaan
 Sistem alternatif, A didakwa
Pencurian atau penggelapan atau penganiayaan dan
selanjutnya .......
 Sistem subsidair, A di dakwa
- Primair : pencurian
- Subsidair : Penggelapan
- Lebih subsidair : Penadahan
- Lebih subsidair lagi ...........

MeNGUBAH SURAT DAKWAAN

Pasal 144 KUHAP

(1) Penuntut Umum dapat mengubah surat Dakwaan


sebelum pengadilan menetapkan hari sidang , baik
dengan tujuan utk penyempurnaan maupun utk tidak
melanjutkan penuntutannya
(2) Pengubahan surat dakwaaan tsb dapat dilakukan hanya
satu kali selambat –lambatnya 7 hari sebelum hari
sidang dimulai
(3) Dalam hal penuntut umum mengubah surat dakwaan ia
menyampaikan turunannya kepada tersangka atau
penasehat hukum dan penyidik

PENGABUNGAN PERKARA MENJADI SATU ( Samenvoeging )

Pasal 141 KUHAP

Penuntut Umum dapat melakukan penggabungan perkara


dan membuatnya dalam satu surat dakwaan. Apabila pada
waktu yg sama atau hampir bersamaan ia menerima
beberapa berkas perkara dalam hal :

a. Beberapa tindak pidana yg dilakukan oleh seorang yg


sama dan kepentingan pemeriksaan tidak menjadikan
halangan terhadap penggabungannya
b. Beberapa tindak pidana yg bersangkut paut satu dengan
yg lain
c. Beberapa tindak pidana yg tidak bersangkut paut satu
dengan yg lain,akan tetapi yg satu dengan yg lain itu ada
hubungannya,yg dalam hal ini penggabungan tsb perlu
bagi kepentingan pemeriksaan
 Penggabungan perkara sebaiknya dihubungkan dengan
pasal 64, 65 ,66 KUHP yg memberi petunjuk tentang
Voortgezete handeling ( Perbuatan berlanjut ) dan
meerdaase samenloop ( gabungan tindak Pidana)

PEMISAHAN PERKARA ( Splitsing )

- Sesuai dengan ketentuan yg terdapat dalam pasal


142 KUHAP,apabila terdapat dalam satu berkas
perkara beberapa perbuatan melangggar hukum
yg dilakukan oleh lebih dari satu orang dan tidak
pula ada keharusan utk mengumpulkan beberapa
berkas perkara menjadi satu, maka perkara dapat
di pecah atau dipisahkan, sehingga perkara itu
menjadi beberapa berkas perkara, dan dengan
sendirinya utk masing –masing berkas harus
dibuat surat dakwaannya, hal ini bertujuan utk
memudahkan pembuktian
- Bila seandainya terdapat gejala-gejala kesulitan
dengan para saksi,sehingga terdakwa yg satu
dijadikan saksi dalam perkara terdakwa yg lain
dan demikian sebaliknya. Saksi yg demikian
disebut: SAKSI MAHKOTA

TUGAS JAKSA PENUNTUT UMUM adalah sbb :

1. Menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan dari penyidik atau


penyidik pembantu
2. Mengadakan Pra penuntutan apabila ada kekurangan pada penyidikan,dan
memberikan petunjuk dalam rangka penyempurnaan penyidikan ( P.19 )
3. Memberikan perpanjangan penahanan,melakukan penahan atau
penahanan lanjutan
4. Membuat surat dakwaan
5. Melimpahkan perkara ke pengadilan
6. Menyampaikan pemberitahuan kepada terdakwa tentang ketentuan hari
dan waktu perkara di sidangkan yg disertai surat panggilan,baik kepada
terdakwa maupun kepada saksi ,utk datang pada sidang yg telah ditentukan
7. Melakukan penuntutan
8. Menutup perkara demi kepentingan hukum
9. Melaksanakan penetapan hakim

Dalam rangka mempersiapkan tindakan penuntutan, penuntut Umum


berwenang untuk :

1. Menerima pemberitahuan dari penyidik dalam hal penyidik telah mulai


melakukan penyidikan suatu peristiwa pidana
2. Menerima berkas perkara penyidik dalam tahap pertama utk dipelajari dan
diteliti
3. Mengadakan pra penuntutan
4. Memberikan perpanjangan penahanan
5. Atas permintaan tersangka atau terdakwa mengadakan penangguhan
penahanan serta mencabut penangguhan penahanan dalam hal tersangka
atau terdakwa melanggar syarat yg ditentukan
6. Mengadakan penjualan lelang benda sitaan yg lekas rusak atau
membahayakan karena tidak mungkin disimpan sampai putusan pengadilan
terhadap perkara itu memperoleh kekuatan hukum tetap
7. Meminta dilakukan pra Peradilan kepada ketua Pengadilan Negeri utk
memeriksa Sah atau tidaknya suatu penghentian penyidikan oleh penyidik
8. Dalam perkara koneksitas,karena perkara itu harus diadili oleh pengadilan
dalam lingkungan pengadilan umum,maka penuntut umum menerima
penyerahan perkara dari oditur Militer dan selanjutnya kepada Pengadilan yg
berwenang
9. Menentukan sikap apakah suatu berkas telah memenuhi persyaratan atau
tidak utk di limpahkan ke Pengadilan
10. Apabila penuntut umum berpendapat bahwa dari hasil penyidikan dapat
dilakukan penuntutan, maka dalam waktu secepatnya ia membuat surat
dakwaan
11. Membuat surat penetapan penghentian penuntutan karena :
a. Tidak terdapat cukup bukti
b. Peristiwa tsb bukan peristiwa pidana
c. Perkara ditutup demi hukum
12. Melanjutkan penuntutan terhadap terdakwa
13. Mengadakan penggabungan perkara
14. Mengadakan pemecahan penuntutan ( splitsing )terhadap satu berkas
perkara yg memuat beberapa tindak pidana yg dilakukan oleh beberapa
orang tersangka
15. Melimpahkan perkara ke Pengadilan negeri dengan disertai surat dakwaan

Penangguhan penahanan
-tersangka / terdakwa dapat dikeluarkan dari tahanan dengan jaminan
uang atau jaminan orang.
.tentang penentuan uang jaminan peraturan Pemerintah No.27 tahun
1983 menentukan sbb :
Pasal 35 .
(1) Uang jaminan penangguhan penahanan yg ditetapkan oleh pejabata g
berwenang sessuai dengan tingkat pemeriksaan, di simpan di
kepaniteraan pengadilan Negeri
(2) Apabila tersangka atau terdakwa melarikan diri dan telah lewat waktu
3 (tiga ) bulan tidak diketemukan,uang jaminan tersebut menjadi milik
negara dan di setor ke kas Negara

Pasal 36

( 1 ) dalam hal jaminan itu adalah orang dan tersangka atau terdakwa
melarikan diri,maka setelah lewat waktu 3 (tiga ) bulan tidak
diketemukan,penjamin diwajibkan membayar uang yg jumlahnya
ditetapkan oleh pejabat yg berwenang sesuai dengan tingkat pemeriksaan.

(2 ) uang yg dimaksud dalam ayat (1) harus disetor ke kas negara melalui
panitera pengadilan negeri

( 3 ) Apabila penjamin tidak dapat membayar sejumlah uang yg


dimaksud,maka juru sita akan menyita barang miliknya untuk di jual lelang
dan hasilnya disetor ke kas negara melalui panitera Pengadilan Negeri
Perkara ditutup demi hukum artinya : Penuntut Umum dapat menutup suatu
perkara ,hal ini disebabkan oleh :

a. Tersangka /terdakwa meninggal dunia


b. Ne bis In Idem ( Terdakwa tidak bisa dituntut untuk yg kedua kalinya
dalam kasus yg sama, apabila kasusnya sudah pernah di putus oleh
pengadilan )
c. Kedaluwarsa / lewat waktu

ACARA PEMERIKSAAN DI SIDANG PENGADILAN

Ada 3 ( tiga )cara pemeriksaan di sidang Pengadilan

1. Acara Pemeriksaan biasa ( pasal 152 s/d pasal 202 KUHAP )


2. Acara Pemeriksaan singkat ( pasal 203 dan pasal 204 KUHAP )
3. Acara Pemeriksaan Cepat ( pasal 205 s/d pasal 216 KUH

Acara pemeriksaan Cepat diperinci lagi menjadi :


a. Acara pemeriksaan tindak Pidana ringan ( pasal 205 s/d pasal 210 )
b. Acara pemeriksaan perkara pelanggaran lalu lintas jalan ( pasal 211 s/d
pasal 216 )

Acara Pemeriksaan Biasa

Adalah : acara pemeriksaan yg menurut penuntut Umum pembuktian nya cukup


sulit, maka harus ditempuh sesuai dengan prosedur yg berlaku ,yakni :

 Apabila penuntut umum berpendapat bahwa hasil penyidikan telah


lengkap dan dapat dilakukan penuntutan,maka penuntut umum
melimpahkan perkara ke Pengadilan negeri dengan permintaan agar
segera mengadili perkara tsb disertai surat dakwaan
 Setelah ketua Pengadilan negeri menerima perkara dari penuntut
umum,lalu mempelajarinya dan berpendapat bahwa perkara itu
termasuk wewenang pengadilan yg di pimpinnya,maka ia menunjuk
hakim ketua sidang , selanjutnya hakim ketua sidang menetapkan hari
sidang
A. Prinsip pemeriksaan persidangan
1. Pemeriksaan terbuka untuk umum
a. Hadirin harus bersikap hormat
b. Larangan membawa senjata api
c. Hadirin harus hadir sebelum hakim memasuki ruang sidang

2. Hadirnya terdakwa dalam persidangan


3. Ketua sidang memimpin pemeriksaan
4. Pemeriksaan secara langsung dengan lisan
5. Pemeriksaan lebih dulu memeriksa saksi
B. Terdakwa tidak hadir pada sidang
1. Surat panggilan belum sah
2. Menghadirkan terdakwa secara paksa
C. Proses pemeriksaan sidang
D. Kewajiban mengundurkan diri
E. Ruang lingkup pemeriksaan saksi
F. Ruang lingkup pemeriksaan terdakwa
a. Pemeriksaan identitas terdakwa
b. Memperingatkan terdakwa
c. Pembacaan surat dakwaan
d. Terdakwa berhak mengajukan bantahan
e. Pemeriksaan terdakwa setelah pemeriksaan saksi
f. Anjuran untuk menjawab
g. Larangan mengajukan pertanyaan menjerat
h. Pengeluaran terdakwa dari ruang sidang ,apabila ada indikasi
bahwa saksi yg akan memberikan keterangan merasa tertekan
atau tdk bebas memberikan keterangan
G. Pemeriksaan ahli

Acara Pemeriksaan singkat

Adalah Acara pemeriksaan yg menurut penuntut umum,pembuktiannya


mudah dan sederhana.penuntut umum menghadapkan terdakwa dengan
memberitahukan dari catatan kepada terdakwa tentang tindak pidana yg
didakwakan kepadanya

 Pemberitahuan yg dicatat dalam berita acara sidang , merupakan


pengganti surat dakwaan
 Dalam acara pemeriksaan singkat ini ,amar putusan tidak dibuat secara
khusus,tetapi dicatat dalam berita acara sidang
 Dalam acara pemeriksaan singkat ini pembuktian serta penerapan
hukumnya mudah dan sifatnya sederhana
 Penuntut umum tidak perlu membuat surat dakwaan,cukup jika penuntut
umum memberitahukan alasannya secara lisan tentang tindak pidana yg
didakwakan kepada terdakwa
Contoh : Pelanggaran lalu lintas

Acara pemeriksaan Tindak pidana ringan

Adalah acara pemeriksaan perkara pidana yg diancam dengan pidana penjara


atau kurungan paling lama 3( tiga ) bulan dan penghinaan ringan

 Dalam acara pemeriksaan tindak pidana ringan,antara lain ditentukan


bahwa pengadilan mengadili dengan hakim tungggal,pada tingkat
pertama dan terakhir

Bentuk –bentuk Putusan hakim .

1. Putusan Pemidanaan ( Penghukuman )


2. Putusan Bebas ( Vrijpraaks )
3. Putusan Lepas dari segala tuntutan hukum ( Onslags Van alle Recht
Vervolging )
 PUTUSAN PEMIDANAAN:

Artinya : dakwaaan yg di dakwakan oleh jaksa penuntut Umum terbukti secara


sah dan meyakinkan, dan terdakwa mengakui perbuatannya, dan hakim yakin
terdakwa adalah pelakunya , maka diberi vonis penghukuman( pemidanaan )

 Putusan Bebas : Apabila dakwaan yg didakwakan oleh JPU, tidak terbukti


secara sah dan meyakinkan dan hakim tidak yakin bhw siterdakwa adalah
pelakunya, maka di beri putusan bebas
 Putusan Lepas dari segala tuntutan Hukum : Apabila dakwaan JPU
terbukti secara sah tetapi perkara itu bukan perkara pidana, maka
diberikan vonis Pelepasan dari segala tuntutan Hukum

PRA PERADILAN

Pengertian Pra peradilan ,diatur dalam ( Pasal 1 butir 10 KUHAP,) yaitu :

Pra peradilan adalah wewenang pengadilan negeri untuk memeriksa dan


memutus menurut cara yg diatur dalam undang – undang ini , tentang :

1. Sah atau tidaknya suatu penangkapan dan atau penahanan atas


permintaan tersangka atau keluarganya atau pihak lain atas kuasa tersangka
2. Sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan
atas permintaan demi tegaknya hukum dan keadilan
3. Permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi oleh tersangka atau
keluarganya atau pihak lain atas kuasanya yg perkaranya tidak diajukan ke
pengadilan

Maksud diadakan Lembaga Pra Peradilan ini adalah untuk pengawasan atau
kontrol atas jalannya hukum acara pidana dalam rangka melindungi hak-hak
tersangka/terdakwa

Penghentian Penyidikan atau penghentian penuntutan “demi hukum” dapat


terjadi karena beberapa hal antara lain :

- Karena kedaluwarsa ( lewat waktu )


- Karena tidak ada pengaduan pada delik aduan atau pengaduannya
di cabut
- Karena tersangka /terdakwa meninggal dunia
- Karena keliru orangnya ( Error In Persona )
- Karena Ne Bis Idem ( perkara tidak boleh dituntut untuk yg kedua
kalinnya,apabila perkara itu sudah pernah diputus oleh hakim yg
sama )
- Karena bukan perkara pidana

Wewenang Pra Peradilan

1. Memeriksa dan memutus Sah atau tidaknya Upaya paksa ( penangkapan


dan penahanan )
- Berarti seorang tersangka yg dikenakan tindakan penangkapan,
penahanan, penggeledahan atau penyitaan dapat meminta
kepada pra peradilan untuk memeriksa sah atau tidaknya tindakan
yg dilakukan penyidik kepadanya
- Tersangka dapat mengajukan pemeriksaan kepada Pra
Peradilan,bahwa tindakan penahanan yg dikenakan pejabat
penyidik bertentangan dengan UU atau penahanan sdh
melampaui batas yg ditentukan
2. Memeriksa sah atau tidaknya penghentian Penyidikan atau Penghentian
penuntutan
3. Berwenang memeriksa tuntutan ganti rugi

 Tuntutan ganti Rugi diajukan tersangka berdasarkan alasan :


- Karena penangkapan dan penahanan yg tidak sah
- Penggeledahan atau penyitaan yg bertentangan dengan ketentuan
hukum dan UU
- Karena kekeliruan mengenai orang yg sebenarnya mesti di tangkap,
ditahan atau di periksa
4. Memeriksa permintaan Rehabilitasi
-Pra peradilan berwenang memeriksa dan memutus permintaan
rehabilitasi yg diajukan tersangka, keluarganya atau penasehat hukumnya
atas penangkapan dan penahanan yg tanpa dasar yg ditentukan oleh UU
atau rehabilitasi mengenai kekeliruan tentang orang atau hukum yg
diterapkan yg perkaranya tidak di ajukan ke sidang pengadilan

5. Pra peradilan untuk tindakan Penyitaan

ISI PUTUSAN PRA PERADILAN

1. Sah atau tidaknya Penangkapan dan penahanan


2. Sah atau tidaknya penghentianPenyidikan atau Penuntutan
3. Diterima atau ditolaknya ganti Kerugian atau Rehabilitasi
4. Perintah Pembebasan dari tahanan
5. Perintah Melanjutkan penyidikan atau Penuntutan
6. Besarnya ganti Kerugian
7. Berisi pernyataan Pemulihan nama baik Tersangka
8. Memerintahkan segera mengembalikan Sitaan

Gugurnya Pemeriksaan Pra Peradilan

Pemeriksaan Pra Peradilan bisa Gugur.artinya Pemeriksaan Pra peradilan di


hentikan sebelum putusan di jatuhkan atau pemeriksaan di hentikan tanpa
putusan.

Gugurnya pemeriksaan Pra Peradilan terjadi :

- Apabila perkaranya sudah diperiksa oleh Pengadilan Negeri


- Pada saat perkaranya di Periksa pengadilan Negeri, pemeriksaan
Pra peradilan belum selesai,
- artinya : apabila Perkara pokok sudah di periksa oleh pengadilan
Negeri sedang Pra Peradilan belum menjatuhkan putusan maka
dengan sendirinya permintaan PraPeradilan gugur. Ini
dimaksudkan untuk menghindari terjadinya putusan yg berbeda

Alat –alat bukti menurut HIR yaitu :


a. Keterangan saksi
b. Surat-surat bukti
c. Pengakuan bersalah terdakwa
d. Penunjukan

Alat buti menurut KUHAP ,pasal 184:


a.Keterangan saksi
b. keterangan ahli
c.Surat
d. Petunjuk
e.Keterangan terdakwa

teori –teori Pembuktian :


1. Teori pembuktian bebas
Artinya :Hakim dalam memeriksa terdakwa tidak terikat dengan alat –
alat bukti yg diatur dalam UU , hakim bebas menentukan alat bukti utk
mendapatkan kebenaran materiil
2. Teori berdasarkan keyakinan hakim
Artinya ; Hakim dapat menjatuhkan putusan berdasarkan pada
keyakinannya bhw terdakwa betul-betul bersalah tetapi keyakinan itu
didasarkan pada alat bukti yg sah menurut UU
3. Sistem Pembuktian positif
Artinya ; hakim dalam mengambil keputusan hanya berdasarkan semata-
mata pada alat bukti yg sah , dan tercantum dalam UU sebagaimana yg
di sebutkan oleh pasal 184 KUHAP
4. Sistem Pembuktian Negatif Wetelijk
Artinya ; Hakim tidak boleh menjatuhkan hukuman kepada seseorang
terdakwa apabila tidak di dukung oleh sekurang-kurang 2 alat bukti yg
sah , dan hakim harus yakin dengan kesalahan yg dilakukan oleh
siterdakwa

Keterangan terdakwa saja, tidak cukup utk membuktikan kesalahannya


( terdakwa )yg didakwakan kepadanya, melainkan harus disertai dengan
alat bukti yg lain, oleh karena itu hakim tidak boleh menyimpang dari
ketentuan UU.

Keterangan Saksi
Pasal 185 KUHAP menyatakan :
1. Keterangan saksi sbg alat bukti ialah apa yg saksi nyatakan di sidang
pengadilan
2. Keterangan seorang saksi saja tidak cukup utk membuktikan
kesalahan si terdakwa ( unus testis nullus testis )
3. Dalam menilai kebenaran keterangan seorang saksi , hakim harus
memperhatikan dgn sungguh –sungguh :
a. Persesuaian antara keterangan saksi yg satu dgn saksi yg lain.
b. Persesuaian antara keterangan saksi dgn alat bukti.
c. Alasan yg mungkin digunakan oleh saksi untuk memberikan
keterangan tertentu.
d. Cara hidup dan kesusilaan saksi serta segala sesuatu yg pada
umumnya dapat tidaknya keterangan itu di percaya.

Orang-orang yg boleh mengundurkan diri sebagai saksi :


1. Keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus ke bawah, keatas
sampai derajat ketiga dari terdakwa.
2. Saudara dari terdakwa , saudara ibu atau saudara bapak

Keterangan ahli adalah ketrangan yg di berikan oleh seorang ahli tentang


sesuatu hal, sesuai dengan keahliannya.

Bentuk keterangan ahli :


1. Dalam bentuk tertulis , contohnya , Visum yg di buat oleh dokter.
2. Dalam bentuk Lisan, dimana ketrangan itu di berikan oleh ahli yg
bersangkutan di depan sidang pengadilan.
Surat – Surat .
Surat merupakan alat bukti yg dibuat berupa BAP ( Berita acara Pemeriksaan ) yg
yg dibuat pejabat yg berwenang , yg memuat keterangan tentang kejadian atau
keadaan yg di dengar dilihat atau yg dialami sendiri ,disertai dengan alasan yg
jelas dan tegas ttg keterangan itu.

Ada 3 macam Surat :


1. Surat autentik ( akte otentik )artinya : surat yg dibuat di hadapan pejabat
yg berwenang, misalnya ; akte notaris
2. Surat di bawah tangan artinya ; surat yg dibuat di bawah tangan , bukan
di hadapan pejabat yg berwenang
3. Surat biasa artinya semua surat yg memberikan bukti dimana isinya punya
hubungan dgn perkara yg di sidangkan.

Anda mungkin juga menyukai