Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah
Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Oerjanjian Kerja yang
diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
perintah atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan
perundang-undangan (Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara)

Sebutan Pegawai Negeri Sipil dalam Undang-Undang ASN masih tetap


terpakai. Pada Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 ada dua golongan Pegawai
Negeri, yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Angkatan Bersenjata Indonesia.
Pegawai Negeri Sipil terdiri dari Pegawai Negeri Sipil Pusat, Pegawai Negeri Sipil
Daerah dan Pegawai Negeri Sipil lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Untuk menjalankan tugas, ada kode etik dank ode perilaku bagi Pegawai
Negeri Sipil yang harus dipedomani. Kode etik dan kode perilaku itu berisi
pangaturan perilaku agar Pegawai ASN (PNS) melakasanakan tugasnya dengan jujur,
bertanggung jawab, dan berintregitas tinggi. Integritas PNS sudah diatur dan harus
dihormati oleh PNS. Sejalan dengan itu, dalam Pasal 12 Butir (b) Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi
Kerja Pegawai Negeri Sipil dinyatakan bahwa salah satu butir penilaian perilaku
Pegawai Negeri Sipil adalah integritas.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambil suatu rumusan masalah
yaitu sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan Aparatur Sipil Negara (ASN)?
2. Apakah yang dimaksud dengan kode etik dan perilaku Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang diatur dalam Undang-Undang?

1.3 Tujuan

1. Agar mengetahui pengertian Aparatur Sipil Negara


2. Agar mengetahui kode etik dan perilaku Aparatur Sipil Negara yang diatur
dalam Undang-undang
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aparatur Sipil Negara

Menurut UU Nomor 5 Tahun 2015 tentang Aparatur Sipil Negara disebutkan


bahwa Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja
pada instansi pemerintah. Pegawai Aparatur Sipil Negara (Pegawai ASN) adalah
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat
oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugas Negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan
perundangundangan.

Selanjutnya yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah


warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai
ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan. Sedangkan yang dimaksud dengan Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK) adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu
dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.

Dalam rangka menjamin kelancaran penyelenggaraan kebijaksanaan


manajemen Aparatur Sipil Negara, dibentuklah Badan Kepegawaian Negara (BKN).
Berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN Pasal 47 BKN memiliki fungsi:
a) pembinaan penyelenggaraan Manajemen ASN;
b) penyelenggaraan Manajemen ASN dalam bidang pertimbangan teknis
formasi, pengadaan, perpindahan antarinstansi, persetujuan kenaikan pangkat,
pensiun; dan penyimpanan informasi Pegawai ASN yang telah dimutakhirkan
oleh Instansi Pemerintah serta bertanggung jawab atas pengelolaan dan
pengembangan Sistem Informasi ASN.

Selanjutnya untuk kelancaran pelaksanaan manajemen Pegawai Negeri Sipil


di Daerah maka dibentuk Badan Kepegawaian Daerah (BKD), yang merupakan
perangkat Daerah yang dibentuk oleh Kepala Daerah (Pasal 34 A UU Nomor 43
Tahun 1999), yang kemudian diatur dalam peraturan pelaksanaan yaitu Keputusan
Presiden Nomor 159 Tahun 2000 tentang Pedoman Pembentukan Badan
Kepegawaian Daerah. Keputusan Presiden tersebut diamanatkan kepada seluruh
Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota untuk membentuk Badan Kepegawaian Daerah.

2.2 Kode Etik dan Perilaku Aparatur Sipil Negara

Untuk mewujudkan tujuan nasional, dibutuhkan Pegawai ASN/PNS. Pegawai


ASN diserahi tugas untuk melaksanakan tugas pelayanan publik, tugas pemerintahan,
dan tugas pembangunan tertentu. Tugas pelayanan publik dilakukan dengan
memberikan pelayanan atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan Pegawai ASN.

Adapun tugas pemerintahan dilaksanakan dalam rangka penyelenggaraan


fungsi umum pemerintahan yang meliputi pendayagunaan kelembagaan,
kepegawaian, dan ketatalaksanaan. Untuk itu dalam menjalankan tugasnya, pegawai
ASN dilengkapi dengan Kode etik dan kode perilaku.

Berikut kode etik dan kode perilaku pegawai ASN :

a) melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas


tinggi;
b) melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c) melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d) melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
e) melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan;
f) menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g) menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien;
h) menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
i) memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
j) tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau untuk orang lain;
k) memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN; dan
l) melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
Pegawai ASN.

Dalam penyelenggaraan ASN dilakukan oleh KASN. Komisi ASN (KASN)


adalah lembaga nonstruktural yang mandiri dan bebas dari intervensi politik untuk
menciptakan pegawai ASN yang professional dan berkinerja, memberikan pelayanan
secara adil dan netral, serta menjadi perekat dan pemersatu bangsa. Fungsi KASN :
Mengawasi pelaksanaan norma dasar, kode etik dan kode perilaku ASN, serta
penerapan sistem merit dalam kebijakan dan manajemen ASN pada instansi
pemerintah.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

ASN sebagai profesi yang memiliki kewajiban mengelola dan


mengembangkan dirinya dan wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya dan
menerapkan prinsip merit dalam pelaksanaan manajemen aparatur sipil Negara.

Dalam menjalankan tugasnya ASN memiliki 12 kode etik dan kode perilaku
serta dalam pengawasan oleh KASN

3.2 Saran

Pegawai ASN berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang


melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta
harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.
TUGAS

HUKUM KEPEGAWAIAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : ANDRI ERIADI

NIM : 21509104

KELAS : IV C

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI

2017

Anda mungkin juga menyukai