PENDAHULUAN
I.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari Studi Stratigrafi Daerah Awila Puncak Dan
Sekitarnya yaitu agar menambah wawasan dalam pengambilan data geomorfologi,
stratigrafi dan struktur serta cara pengolahannya.
Persiapa
n
Pengambilan Data
Lapangan
Pengolahan Data
Penyusunan Laporan
Studi Stratigrafi Daerah Awila Puncak Dan Sekitarnya dilakukan pada hari
Jum’at - Minggu, tanggal 6 – 8 Januari 2017. Bertempat di daerah Awila Puncak
Kab. Konawe Utara. Daerah tersebut dapat ditempuh dengan kendaraan roda
empat maupun roda dua, dengan waktu tempuh ± 2,5 - 3 jam dari Kampus
Universitas Halu Oleo.
BAB II
LANDASAN TEORI
Stratigrafi adalah studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta
distribusi perlapisan batuan dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk
menjelaskan sejarah bumi. Dari hasil perbandingan atau korelasi antar lapisan
yang berbeda dapat dikembangkan lebih lanjut studi mengenai litologi
(litostratigrafi), kandungan fosil (biostratigrafi), dan umur relatif maupun
Gambar 2.1 Singkapan batuan pada satuan stratigrafi (kiri) dan singkapan
singkapan yang menerus dari satuan stratigrafi (kanan).
5. Jika jurus dan kemiringan dari tiap satuan berubah rubah sepanjang
penampang, sebaiknya pengukuran jurus dan kemiringan dilakukan pada
alas dan atap dari satuan ini dan dalam perhitungan dipergunakan rata-ratanya.
6. Membuat catatan hasil pengamatan disepanjang lintasan pengkuran stratigrafi
yang meliputi semua jenis batuan yang dijumpai pada lintasan tersebut, yaitu:
jenis batuan, keadaan perlapisan, ketebalan setiap lapisan batuan, struktur
sedimen (bila ada), dan unsur-unsur geologi lainnya yang dianggap perlu. Jika
ada sisipan, tentukan jaraknya dari atas satuan.
BAB III
GEOLOGI REGIONAL DAERAH PENELITIAN
Satuan ini terdiri atas bukit-bukit yang mencapai ketinggian 500 m dpl
dengan morfologi kasar. Batuan penyusun morfologi ini berupa batuan sediman
klastika Mesozoikum dan Tersier.
Formasi Meluhu terdiri atas batupasir, kuarsit, serpih hitam, serpih merah,
filit, batusabak, batugamping dan batulanau. Batupasir telah termetamorfkan
lemah, batugamping mengandung fosil Halobia sp. dan Daonella sp. Umur dari
BAB IV
GEOLOGI LOKAL DAERAH PENELITIAN
Satuan pegunungan terbentuk oleh batuan ofiolit pada wilayah utara awila
puncak dengan tipe pegunungan yang mempunyai punggung gunung yang
panjang dan lurus dengan lereng yang relatif datar dan memiliki kemiringan yang
terjal. Satuan padataran di bentuk oleh satuan sedimen klastika dan batuan
berupa kekar, zona breksiasi dan lipatan. Kekar yang didapatkan dilapangan di
dengan kedudukan N 207o E/24o dengan ciri memiliki warna abu-abu. Batuan ini
merupakan penciri formasi meluhu yang merupakan salah satu formasi penyusun
Stasiun 2 dijumpai singkapan batuan yang terdiri atas batupasir sedang dan
batugamping. 2 jenis litologi tersebut berada pada dua singkapan yang saling
Stasiun 3 dijumpai singkapan batuan dengan jenis litologi napal dan breksi
sesar dengan arah N 338 oE. batuan ini memiliki warna keabuan. Dari jenis
litologi yang ditemukan diketahui jenis formasi pada stasiun ini adalah Formasi
Tokala.
dengan sisipan batulempung. Batuan ini emmiliki kedudukan N 210 oE/90o. dari
jenis litologi yang ditemukan, diketahui jenis formasi pada daerah ini adalah
Formasi Meluhu.
dilaut dangkal dan laut dalam, hal ini dicirikan oleh ditemukannya batu gamping
kalkarenit, batupasir dan batunapal. Pada daerah tersebut juga ditemukan adanya
batuan ultrabasa beupa peridotit, hal ini memungkinkan bahwa telah terjadi proses
ofiolit pada masa la mpau yaitu proses pengangkatan batuan yang terdapat
Stasiun 1
Dijumpai singkapan batuan matamorf dengan dimensi panjang 3 meter
dan tinggi 2 meter bersifat insitu.
Stasiun 2
Litologi kedua dengan jenis batuan sedimen dimana dalam kondisi lapuk
berwarna abu-abu kecoklatan dan dalam kondisi segar berwarna abu-abu. Batuan
ini memiliki struktur amorf dengan komposisi mineral yaitu kalsit. Sehingga
berdasarkan hasil identifikasi maka nama batuan ini adalah batugamping kristalin.
Jenis litologi pada stasiun ini merupakan jenis batuan sedimen dengan
warna dalam keadaan lapuk berwarna hitam keabuan dan warna segar hitam.
Ukuran butirnya lempung, bentuk butirnya rounded, kemas tertutup, sortasi baik,
porositas dan permeabilitas buruk. Nama batuan ini adalah batugamping
(kalsilutit). Pada stasiun ini dijumpai breksiasi sesar dengan arah N 330o E.
Stasiun 4
Stasiun 5
Pada stasiun ini dijumpai singkapan jenis batuan beku dengan dimensi
panjang kurang lebih 10 m dan tinggi 2 m yang masih bersifat insitu.
Singkapan ini memiliki litologi dengan ciri-ciri yaitu dalam keadaan lapuk
memiliki warna abu-abu kehitaman dan warna dalam keadaan segar abu-abu.
Litologi ini memiliki tekstur kristalinitas berupa holokristalin karena didominasi
oleh massa dasar Kristal, granularitasnya faneritik dan fabriknya euhedral karena
memiliki batas yang jelas relasinya inequigranular. Komposisi mineral penyusun
batuan in adalah olivine, piroksen, amphibole. Struktur batuan ini adalah massive
karena pejal. Berdasarkan hasil identifikasi nama batuan ini adalah peridotit.
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
1. Litologi penyusun daerah awila puncak dan sekitarnya yaitu terdiri dari
Formasi Meluhu yang terdiri dari batupasir, batulempung serta
batugamping, Formasi Tokala dengan breksi dan Komplek Ofiolit dengan
batuan peridotit.
2. Morfogenesa daerah Awilah Puncak dan sekitarnya yaitu terdiri dari satuan
; marine, denudasional, serta satuan structural.\
3. Struktur geologi yang berkembang di wilayah Awila Puncak dan
sekitarnya banyak menimbulkan pengaruh structural seperti sesar Lasolo
serta berbagai jenis gejala structural lain seperti lipatan dan rayapan tanah.
IV.2 Saran
Daerah Awilah puncak memiliki keunikan geolgoi tersendiri maka
sebaiknya daerah ini dikaji lebih teliti untuk pengembangan mahasiswa didik serta
DAFTAR PUSTAKA
Kerr P. F., 1977. Sedimentology and Stratigrafi., McGraw Hill Book Company
Inc. Mew York, Toronto,London.
Mac Kenzei W.S., Donaldson C.H. and Guilford C., 1982, “Atlas of Igneous
Rocks and Their Textures”, Longman group Ltd., usa, 147 pp.