Anda di halaman 1dari 55

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Gangguan dan Keperawatan

1. Definisi Hipertensi

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten

dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90

mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan

sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Smeltzer, 2012).

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140

mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (Luckman

Sorensen, 2010).

2. Anatomi Sistem Kardiovaskuler

a. Jantung

Sumber : Smeltzer, 2012

Gambar 2.1

Jantung

6
7

Berukuran sekitar satu kepalan tangan dan terletak didalam dada,

batas kanannya terdapat pada sternum kanan dan apeksnya pada ruang

intercostalis kelima kiri pada linea midclavicular.

Hubungan jantung adalah:

1) Atas : pembuluh darah besar

2) Bawah : diafragma

3) Setiap sisi : paru

4) Belakang : aorta desendens, oesophagus, columna vertebralis

b. Arteri

Sumber : Smeltzer, 2012

Gambar 2.2

Arteri

Adalah tabung yang dilalui darah yang dialirkan pada jaringan dan
organ. Arteri terdiri dari lapisan dalam: lapisan yang licin, lapisan
tengah jaringan elastin/otot: aorta dan cabang-cabangnya besar
memiliki laposan tengah yang terdiri dari jaringan elastin (untuk
menghantarkan darah untuk organ), arteri yang lebih kecil memiliki
lapisan tengah otot (mengatur jumlah darah yang disampaikan pada
suatu organ).
8

Arteri merupakan struktur berdinding tebal yang mengangkut


darah dari jantung ke jaringan. Aorta diameternya sekitar 25mm(1
inci) memiliki banyak sekali cabang yang pada gilirannya tebagi lagi
menjadi pembuluh yang lebih kecil yaitu arteri dan arteriol, yang
berukuran 4mm (0,16 inci) saat mereka mencapai jaringan. Arteriol
mempunyai diameter yang lebih kecil kira-kira 30 m. Fungsi arteri
menditribusikan darah teroksigenasi dari sisi kiri jantung ke jaringan.
Arteri ini mempunyai dinding yang kuat dan tebal tetapi sifatnya
elastic yang terdiri dari 3 lapisan yaitu :
1) Tunika intima. Lapisan yang paling dalam sekali berhubungan
dengan darah dan terdiri dari jaringan endotel.
2) Tunika Media. Lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otot yang
sifatnya elastic dan termasuk otot polos
3) Tunika Eksterna/adventisia. Lapisan yang paling luar sekali terdiri
dari jaringan ikat gembur yang berguna menguatkan dinding arteri
(Syaifuddin, 2010).
c. Arteriol
Adalah pembuluh darah dengan dinding otot polos yang relatif tebal.
Otot dinding arteriol dapat berkontraksi. Kontraksi menyebabkan
kontriksi diameter pembuluh darah. Bila kontriksi bersifat lokal,
suplai darah pada jaringan/organ berkurang. Bila terdapat kontriksi
umum, tekanan darah akan meningkat.
d. Pembuluh darah utama dan kapiler

Pembuluh darah utama adalah pembuluh berdinding tipis yang


berjalan langsung dari arteriol ke venul. Kapiler adalah jaringan
pembuluh darah kecil yang membuka pembuluh darah utama.

Kapiler merupakan pembuluh darah yang sangat halus. Dindingnya


terdiri dari suatu lapisan endotel. Diameternya kira-kira 0,008 mm.
Fungsinya mengambil hasil-hasil dari kelenjar, menyaring darah yang
9

terdapat di ginjal, menyerap zat makanan yang terdapat di usus, alat


penghubung antara pembuluh darah arteri dan vena.

e. Sinusoid

Terdapat limpa, hepar, sumsum tulang dan kelenjar endokrin.


Sinusoid tiga sampai empat kali lebih besar dari pada kapiler dan
sebagian dilapisi dengan sel sistem retikulo-endotelial. Pada tempat
adanya sinusoid, darah mengalami kontak langsung dengan sel-sel
dan pertukaran tidak terjadi melalui ruang jaringan.
Saluran Limfe mengumpulkan, menyaring dan menyalurkan kembali
cairan limfe ke dalam darah yang ke luar melalui dinding kapiler halus
untuk membersihkan jaringan. Pembuluh limfe sebagai jaringan halus
yang terdapat di dalam berbagai organ, terutama dalam vili usus.

f. Vena dan venul

Venul adalah vena kecil yang dibentuk gabungan kapiler. Vena


dibentuk oleh gabungan venul. Vena memiliki tiga dinding yang tidak
berbatasan secara sempurna satu sama lain. (Gibson, John. Edisi 2
tahun 2012, hal 110)

Vena merupakan pembuluh darah yang membawa darah dari


bagian atau alat-alat tubuh masuk ke dalam jantung. Vena yang
ukurannya besar seperti vena kava dan vena pulmonalis. Vena ini juga
mempunyai cabang yang lebih kecil disebut venolus yang selanjutnya
menjadi kapiler. Fungsi vena membawa darah kotor kecuali vena
pulmonalis, mempunyai dinding tipis, mempunyai katup-katup
sepanjang jalan yang mengarah ke jantung.

3. Klasifikasi
a. Klasifikasi hipertensi menurut WHO
1) Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan
140 mmHg dan diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg
10

2) Tekanan darah perbatasan (broder line) yaitu bila sistolik 141-149


mmHg dan diastolik 91-94 mmHg
3) Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau
sama dengan 160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama
dengan 95mmHg.
b. Klasifikasi menurut The Joint National Committee on the Detection
and Treatment of Hipertension
1) Diastolik
a) < 85 mmHg : Tekanan darah normal
b) 85 99 : Tekanan darah normal tinggi
c) 90 -104 : Hipertensi ringan
d) 105 114 : Hipertensi sedang
e) >115 : Hipertensi berat
2) Sistolik (dengan tekanan diastolik 90 mmHg)
a) < 140 mmHg : Tekanan darah normal
b) 140 159 : Hipertensi sistolik perbatasan terisolasi
c) > 160 : Hipertensi sistolik teriisolasi

Krisis hipertensi adalah Suatu keadaan peningkatan tekanan darah


yang mendadak (sistole 180 mmHg dan/atau diastole 120 mmHg), pada
penderita hipertensi, yg membutuhkan penanggulangan segera yang
ditandai oleh tekanan darah yang sangat tinggi dengan kemungkinan
timbulnya atau telah terjadi kelainan organ target (otak, mata (retina),
ginjal, jantung, dan pembuluh darah).

Tingginya tekanan darah bervariasi, yang terpenting adalah cepat


naiknya tekanan darah.Dibagi menjadi dua:

1) Hipertensi Emergensi

Situasi dimana diperlukan penurunan tekanan darah yang segera


dengan obat antihipertensi parenteral karena adanya kerusakan organ
target akut atau progresif target akut atau progresif. Kenaikan TD
11

mendadak yg disertai kerusakan organ target yang progresif dan di


perlukan tindakan penurunan TD yg segera dalam kurun waktu
menit/jam.

2) Hipertensi urgensi

Situasi dimana terdapat peningkatan tekanan darah yang bermakna


tanpa adanya gejala yang berat atau kerusakan organ target
progresif bermakna tanpa adanya gejala yang berat atau kerusakan
organ target progresif dan tekanan darah perlu diturunkan dalam
beberapa jam. Penurunan TD harus dilaksanakan dalam kurun waktu
24-48 jam (penurunan tekanan darah dapat dilaksanakan lebih lambat
(dalam hitungan jam sampai hari).

4. Etiologi

Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik


(idiopatik). Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output
atau peningkatan tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang
mempengaruhi terjadinya hipertensi:

a. Genetik: Respon neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau


transport Na.
b. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
c. Stress Lingkungan.
d. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta
pelebaran pembuluh darah.

Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:

a. Hipertensi Esensial (Primer)

Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi


seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik,
12

system rennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan
stress.

b. Hipertensi Sekunder

Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vaskuler renal.


Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya


perubahan perubahan pada :

a. Elastisitas dinding aorta menurun


b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah

Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer


untuk oksigenasi Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.

a. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti


penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor
yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah
sebagai berikut :
1) Faktor keturunan

Dari data statistic terbukti bahwa seseorang akan memiliki


kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang
tuanya adalah penderita hipertensi ciri perorangan .

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi


adalah:

a) Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )


b) Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
13

c) Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )


d) Kebiasaan hidup
e) Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya
hipertensi adalah :
f) Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )
g) Kegemukan atau makan berlebihan
h) Stress
i) Merokok
j) Minum alcohol
k) Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )

b. Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :

1) Ginjal
2) Glomerulonefritis
3) Pielonefritis
4) Nekrosis tubular akut
5) Tumor
6) Vascular
7) Aterosklerosis
8) Hiperplasia
9) Trombosis
10) Aneurisma
11) Emboli kolestrol
12) Vaskulitis
13) Kelainan endokrin
14) DM
15) Hipertiroidisme
16) Hipotiroidisme
17) Saraf
18) Stroke
19) Ensepalitis
14

20) SGB
21) Obat obatan
22) Kontrasepsi oral
23) Kortikosteroid

5. Faktor Resiko
a. Riwayat keluarga dengan penyakit jantung dan hipertensi
b. Pria usia 35 55 tahun dan wanita > 50 tahun atau sesudah menopause
c. Kebanyakan mengkonsumsi garam/natrium
d. Sumbatan pada pembuluh darah (aterosklerosis) disebabkan oleh
beberapa hal seperti merokok, kadar lipid dan kolesterol serum
meningkat, caffeine, DM, dsb.
e. Factor emosional dan tingkat stress
f. Gaya hidup yang monoton
g. Sensitive terhadap angiotensin
h. Kegemukan
i. Pemakaian kontrasepsi oral, seperti esterogen.

6. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh


darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat
vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis
di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke
ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti
kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah
15

terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat


sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang


pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla
adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks
adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan
rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada
gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon
ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini
cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.

Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan


structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggung
jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.
Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan
ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang
pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh
jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung
dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, 2011).

Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya


hipertensi palsu disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak
dikompresi oleh cuff sphygmomanometer (Darmojo, 2010).
16

Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang


diteruskan ke sel jugularis. Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan
tekanan darah. Dan apabila diteruskan pada ginjal, maka akan
mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan
Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II
berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga
terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan
hormone aldosteron yang menyebabkan retensi natrium. Hal tersebut
akan berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan peningkatan
tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ-organ
seperti jantung. ( Suyono, Slamet. 2010 ).

7. Tanda Dan Gejala

Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :

a. Tidak ada gejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan


peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh
dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan
pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.

b. Gejala yang lazim

Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi


meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini
merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang
mencari pertolongan medis.

Menurut Rokhaeni (2011), manifestasi klinis beberapa pasien yang


menderita hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas,
kelelahan, Sesak nafas, Gelisah, Mual Muntah, Epistaksis, Kesadaran
menurun
17

Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :

a. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg 2.


b. Sakit kepala
c. Pusing / migraine
d. Rasa berat ditengkuk
e. Penyempitan pembuluh darah
f. Sukar tidur
g. Lemah dan lelah
h. Nokturia
i. Azotemia
j. Sulit bernafas saat beraktivitas

8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu :
1) Pemeriksaan yang segera seperti :
a) Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji
hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan
dapat mengindikasikan factor resiko seperti:
hipokoagulabilitas, anemia.
b) Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi tentang
perfusi / fungsi ginjal.
c) Glukosa: Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus
hipertensi) dapat diakibatkan oleh pengeluaran Kadar
ketokolamin (meningkatkan hipertensi).
d) Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya
aldosteron utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi
diuretik.
e) Kalsium serum : Peningkatan kadar kalsium serum dapat
menyebabkan hipertensi
18

f) Kolesterol dan trigliserid serum : Peningkatan kadar dapat


mengindikasikan pencetus untuk/ adanya pembentukan plak
ateromatosa ( efek kardiovaskuler )
g) Pemeriksaan tiroid : Hipertiroidisme dapat menimbulkan
vasokonstriksi dan hipertensi
h) Kadar aldosteron urin/serum : untuk mengkaji aldosteronisme
primer (penyebab)
i) Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi
ginjal dan ada DM.
j) Asam urat : Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor
resiko hipertensi
k) Steroid urin : Kenaiakn dapat mengindikasikan
hiperadrenalisme
l) EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya
hipertrofi ventrikel kiri ataupun gangguan koroner dengan
menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.
m) Foto dada: apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah
pengobatan terlaksana) untuk menunjukan destruksi kalsifikasi
pada area katup, pembesaran jantung.
2) Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil
pemeriksaan yang pertama ) :
a) IVP :Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti
penyakit parenkim ginjal, batu ginjal / ureter.
b) CT Scan: Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
c) IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu
ginjal,
perbaikan ginjal.
d) Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi:
Spinal tab, CAT scan.
19

e) (USG) untuk melihat struktur gunjal dilaksanakan sesuai


kondisi klinis pasien

9. Komplikasi

Efek pada organ :

a. Otak
1) Pemekaran pembuluh darah
2) Perdarahan
3) Kematian sel otak : stroke
b. Ginjal
1) Malam banyak kencing
2) Kerusakan sel ginjal
3) Gagal ginjal
c. Jantung
1) Membesar
2) Sesak nafas (dyspnoe)
3) Cepat lelah
4) Gagal jantung

10. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.

Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :

a. Terapi tanpa Obat Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk
hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan
berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :

1) Diet
2) Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
20

a) Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr


b) Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
3) Penurunan berat badan
4) Penurunan asupan etanol
5) Menghentikan merokok
6) Latihan Fisik
7) Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan
untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat
prinsip yaitu: Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari,
jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain. Intensitas olah raga yang
baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut
nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar
antara 20 25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan
sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu
8) Edukasi Psikologis

Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :

a) Tehnik Biofeedback

Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk


menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh
yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.

Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi


gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk
gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.

b) Tehnik relaksasi

Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan


untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara
melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam
tubuh menjadi rileks Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
21

Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan


pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan
pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya
dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

B. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Hipertensi


Proses keperawatan adalah metode sistematik dimana secara langsung
perawat bersama klien secara bersama untuk menentukan masalah
keperawatan sehingga membutuhkan asuhan keperawatan, membuat
perencanaan dan rencana implementasi, serta mengevaluasi hasil asuhan
keperawatan (Gaffar, La Ode Jumadu, 2013 ; 54).
Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yaitu : pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
1. Pengkajian

Pengkajian merupakan dasar utama atau langkah awal dari proses


keperawatan secara keseluruhan. Pada tahap ini semua data/informasi
tentang pasien yang dibutuhkan, dikumpulkan dan dianalisa untuk
menentukan diagnosa keperawatan (Gaffar, 2014 ; 57).
Dibawah ini pengkajian yang dilakukan pada penyakit asma, yaitu sebagai
berikut :
a. Pengumpulan data

Pengumpulan data adalah mengumpulkan informasi yang sistematik


tentang pasien (Allen, 2013 ; 22).
1) Pengumpulan data
Meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, alamat,
tanggal masuk RS, nomor rekam medik, ruangan, diagnosa medis,
tanggal pengkajian.
2) Identitas penanggung jawab
Meliputi : nama, umur, pendidikan, pekerjaan, alamat, hubungan
dengan pasien.
22

b. Riwayat Kesehatan

Merupakan pengembangan dari keluhan utama secara terperinci dengan


menggunakan PQRST
P : Provokative/palliative adalah faktor pencetus terjadinya penyakit,
apa saja yang dapat mengurangi dan memperberat gejala.
Q : Quality/quantity adalah bagaimana gejala dirasakan.

R : Region adalah daerah atau tempat dimana keluhan dirasakan.

S : Severity scale/skala adalah derajat keganasan atau keparahan


keluhan dirasakan.
T : Time adalah waktu dimana keluhan dirasakan.

Adapun pengkajian pada pasien hipertensi menurut Doengoes, et al


(2011) adalah
a. Aktivitas istirahat
Gejala : Kelelahan umum, kelemahan, letih, nafas pendek, gaya
hidup
Tanda : - Frekuensi jantung meningkat
- Perubahan trauma jantung (takipnea)
b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi ateros klerosis, penyakit jantung koroner
/katup dan penyakit screbiovakuolar, episode palpitasi,
perpirasi.
Tanda : - Kenaikan TD (pengukuran serial dan kenaikan
TD diperlukan untuk menaikkan diagnosis
- Hipotensi postural (mungkin berhubungan dengan
regimen otak)
- Nada denyutan jelas dari karotis, juguralis, radialis
- Denyut apical : Pm, kemungkinan bergeser dan sangat
kuat
- Frekuensi/irama : Tarikardia berbagai distrimia
23

- Bunyi, jantung terdengar S2 pada dasar S3 (CHF dini)


S4 (pengerasan vertikel kiri / hipertrofi vertical kiri).
c. Integritas ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi eufuria
atau jarah kronis (dapat mengidentifikasi kerusakan
serebral)faktor-faktor inulhfel, hubungan keuangan yang
berkaitan dengan pekerjaan.
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontiniu
perhatian, tangisan yang meledak, gerak tangan empeti otot
muka tegang (khususnya sekitar mata) gerakkan fisik cepat,
pernafasan mengelam peningkatan pola bicara.
d. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal sakit ini atau yang lalu
e. Makanan/Cairan
Gejala : Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan
tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolestrol, mual, muntah,
perubahan berat badan (meningkatkan/menurun) riwayat
pengguna diuretik.
Tanda : - Berat badan normal atau obesitas
- Adanya edema (mungkin umum atau tertentu)
- Kongestiva
- Glikosuria (hampir 10% hipertensi adalah diabetik).
f. Neurosensori
Gejala : - Keluhan pening/pusing
- Berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi saat
bangun dan menghilang secara spontan setelah
beberapa jam)
- Episode kebas dan kelemahan pada satu sisi tubuh
- Gangguan penglihatan
- Episode epistaksis
24

Tanda : - Status mental perubahan keterjagaan orientasi, pola isi


bicara, efek, proses fikir atau memori.
g. Nyeri/Ketidak nyamanan
Gejala : - Angma (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung)
- Nyeri hilang timbul pada tungkai/klaudikasi
- Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi
sebelumnya
- Nyeri abdomen / massa
h. Pernapasan
Gejala : - Dispenea yang berkaitan dengan aktivitas kerja
- Riwayat merokok, batuk dengan / tanpa seputum
Tanda : - Distres respirasi
- Bunyi nafas tambahan
- Sianosis
i. Keamanan
Gejala : - Gangguan koordinas / cara berjalan
- Hipotesia pastural
Tanda : - Frekuensi jantung meningkat
- Perubahan trauma jantung (takipnea)
j. Pembelajaran/Penyebab
Gejala : Faktor resiko keluarga : hipertensi, aterosporosis, penyakit
jantung, DM
k. Lingkungan tempat tinggal
1. Kebersihan dan kerapian ruangan
: ________________________________________________
2. Penerangan
: _______________________________________________
3. Sirkulasi darah
: ____________________________________________________
4. Keadaan kamar mandi dan WC
: _______________________________________________
25

5. Pembuangan air kotor


: _______________________________________________
6. Sumber air minum
: _______________________________________________
7. Pembuangan sampah
: _______________________________________________
8. Sumber pencemaran
: _______________________________________________
9. Penataan halaman ( kalau ada )
: _______________________________________________
10. Privasi
: _______________________________________________
11. Resiko injuri :
:________________________________________________

2. MASALAH KESEHATAN KRONIS


Tabel 2.1
Masalah Kesehatan Kronis
No Keluhan kesehatan atau gejala Selalu Sering Jarang Tdk.
yang dirasakan klien dalam (3) (2) (1) pernah
waktu 3 bulan terakhir (0)
berkaitan dengan fungsi-fungsi
A. Fungsi penglihatan
Penglihatan kabur
Mata berair
Nyeri pada mata
B. Fungsi pendengaran
Pendengaran berkurang
Telinga berdenging
C. Fungsi paru ( pernapasan )
26

Batuk lama disertai keringat


malam
Sesak napas
Berdahak atau sputum
D. Fungsi jantung
Jantung berdebar-debar
Cepat lelah
Nyeri dada
E. Fungsi pencernaan
Mual/muntah
F.13. Nyeri ulu hati
Makan dan minum banyak (
berlebihan )
Perubahan kebiasaan buang air
besar ( mencret atau sembelit )
G. Fungsi pendengaran
Nyeri kaki saat berjalan
Nyeri pinggang atau tulang
belakang
Nyeri persendiaan/bengkak
H. Fungsi persarafan
Lumpuh/kelemahan pada kaki
atau tangan
Kehilangan rasa
Gemetar/tremor
Nyeri/pegal pada daerah tengkuk
I. Fungsi saluran perkemihan
Buang air kecil banyak
Sering buang air kecil pada
malam hari
27

25. Tidak mampu mengotrol


pengeluaran air kemih
( ngompol )
Jumlah

Analisis hasil
Skor : < 25 : tidak ada masalah kesehatan kronis s.d masalah kesehatan kronis
ringan
Skor : 26-50 : masalah kesehatan kronis sedang
Skor : > 51 : masalah kesehatan kronis berat

3. FUNGSI KOGNITIF
Pengkajian fungsi kognitifdilakukan dalam rangka mengkaji
kemampuaan klien berdasarkan daya orientasi terhadap waktu, orang,
tempat, serta daya ingat.
Petunjuk : isilah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan respons klien :
Tabel 2.2
Fungsi Kognitif
No Item pertanyaan Benar Salah
1. Jam berapa sekarang ?
Jawab :
2. Tahun berapa sekarang ?
Jawab :
3. Kapan bapak/ibu lahir ?
Jawab :
4. Barapa umur bapak/ibu sekarang ?
Jawab :
5. Dimana alamat bapak/ibu sekarang ?
28

Jawab :
6. Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal bersama

bapak/ibu sekarang ?
Jawab :
7. siapa nama anggota keluarga yang tinggal bersama

bapak/ibu ?
jawab :
8. tahun berapa hari kemerdekaan Indonesia ?
jawab :
9. siapa nama presiden Indonesia sekarang ?
jawab :
10 Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1
Jawab :
JUMLAH BENAR
Analisa Hasil Skor benar : 8-10 : Tidak ada gangguan
Skor benar : 0-7 : Ada gangguan
: ..

4. PENGKAJIAN FUNGSIONAL KLIEN


KATZ INDEK :
Termasuk / kategori yang manakah klien ?
A. Mandiri dalam makan, kontinensia (BAB,BAK), menggunakan pakaian,
pergi toilet, perpindahan dan mandi
B. Mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi di atas
C. Mandiri, kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain
D. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi yang lain
E. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan satu fungsi yang lain
F. Mandiri, kecuali mandiri berpakaian, ke toilet, berpindahan dan satu
fungsi yang lain
G. Ketergantungan untuk semua fungsi diatas
Keterangan :
29

Mandiri berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan aktif dari orang
lain. Seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap tidak
melakukan fungsi, meskipun ia anggap mampu

5. STATUS FUNGSIONAL
Modifikasi indeks kemandiriaan katz
Pengkajian status fungsional didasarkan pada kemandirian klienn
dalam, menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari. Kemandirian berarti
tanpa pengawasan, pengarahan, atau bantuan orang lain. Pengkajian ini
didasarkan pada kondisi actual klien dan bukan pada kemampuan , artinya
jika klien menolak untuk melakukan suatu fungsi, dianggap sebagai tidak
melakukan fungdi meskipun ia sebenarnya mampu.
Tabel 2.3
Status Fungsional
Mandiri Tergantung
No Aktivitas
( nilai 1 ) (0)
1. Mandi dikamar mandi (manggosok,

membersikan, dan mengeringkan badan)
2. Menyiapkan pakaian, membuka dan

mengenakannya
3. Memakan makanan yang telah disiapkan
4. Memelihara kebersihan diri untuk penampilan

diri (menyisir rambut, mencuci rambut,
menggosok gigi, mencukur kumis)
5. Buang air besar di WC (membersikan dan

mengeringkan daerah bokong)
6. Dapat mengontrol pengeluaran feses (tinja)
7. Buang air kecil dikamar mandi (membersikan

dan membersikan daerah kemaluan)
8. Dapat mengontrol pengeluaran air kemih
30

9. Berjalan dilingkungan tempat tinggal atau keluar



ruangan tanpa alat bantu, seperti tongkat
10. Menjalankan ibadah sesuai agama dan

kepercayaan yang di anut
11. Melakukan pekerjaan rumah, seperti : merapikan

tempat tidur, mencuci pakaian, memasak, dan
membersikan ruangan.
12. Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau
kebutuhan keluarga
13. Mengelolah keuangan (menyimpan dan
menggunakan uang sendiri)
14. Menggunakan sarana transportasi umum untuk

berpergian
15. menyiapkan obat dan minum obat sesuai dengan

aturan (takaran obat dan waktu minum obat
tepat)
16. Merencanakan dan mengambil keputusan untuk

kepentingan keluarga dalam hal penggunaan
uang, aktivitas social yang dilakukan dan
kebutuhan akan pelayanan kesehatan
17. Melakukan aktivitas di waktu luang (kegiatan

keagamaan, social, rekreasi, oloaraga,dan
menyalurka hobi).
JUMLAH POIN MANDIRI

Analisa hasil :
Point : 13-17 : Mandiri
Point : 0-12 : Ketergantungan

:
31

6. STATUS PSIKOLOGIS
( SKALA DEPRESI GERIATIK YESAVAGE, 1983 )
Analisa hasil :
Tergantung nilai 1
Normal nilai 0
Tabel 2.4
Status Psikologis
No Apakah bapak/ ibu dalam satu mingguterakhir.

1. Merasa puas dengan kehidupan yang dijalani


2. Banyak meninggalkan kesenangan/ minat dan aktifitas
anda?
3. Merasa bahwa kehidupan anda hampa?
4. Sering merasa bosan?
5. Penuh pengharapan akan masa depan?
6. Mempunyai semangat yang baik setiap waktu?
7. Diganggu oleh pikiran-pikiran yang tidak dapat
diungkapkan?
8. Merasa bahagia disebagian besar waktu?
9. Merasa takut sesuatu akan terjadi pada anda?
10. Sering kali merasa tidak berdaya?
11. Sering merasa gelisah dan gugup?
12. Memilih tinggal di rumah daripada pergi melakukan
sesuatu yang bermanfaat?
13. Sering kali merasa khawatir akan masa depan?
14. Merasa mempunyai lebih banyak masalah dengan daya
ingat dibandingkan orang lain?
15. Berpikir bahwa hidup ini sangat menyenangkan
sekarang?
16. Sering kali merasa merana?
17. Merasa kurang bahagia?
32

18. Sangat khawatir terhadap masa lalu?


19. Merasa bahwa hidup ini sangat
menggairahkan?
20. Merasa berat untuk memulai sesuatu hal yang baru?
21. Merasa dalam keadaan penuh semangat?
22. Berpikir bahwa keadaaan anda tidak ada harapan?
23. Berpikir bahwa banyak orang yang lebih baik dari pada
anda?
24. Sering kali menjadi kesal dengan hal yang sepele?
25. Sering kali merasa ingin menangis?
26. Merasa sulit untuk berkonsentrasi?
27. Menikmati tidur?
No. Apakah bapak / ibu dalam satu minggu
terakhir :
28. Memilih menghindar dari perkumpulan social?
29. Mudah mengambil keputusan?
30. Mempunyai pikiran yang jernih?
JUMLAH ITEM YANG TERGANGGU
Nilai : 0 - 5 : Normal
Nilai : 6 - 15 : Depresi Ringan Sampai Sedang
Nilai :16 - 30 : Depresi Berat

: ..

7. PENGKAJIAN KESEIMBANGAN UNTUK KLIEN LANSIA

Ket : - Beri nilai Nol (0) jika klien tidak menunjukan kondisi dibawah
- Beri nilai satu (1) jika klien menunjukan kondisi dbawah
- Kursi harus yang keras tanpa lengan
33

Tabel 2.5
Pengkajian Keseimbangan
Komponen Langka - langkah Kriteria Nilai
Utama Dalam
Bergerak
Perubahan posisi (Mata Terbuka)
atau gerakan Bangun dari Tidak bangun dari
keseimbangan kursi tempat duduk dengan
spontan, tetapi
mendorong tubuhnya
ke atas dengan tangan
atau bergerak ke depan
Duduk ke kursi kursi telebih dahulu,
Menahan tidak stabil saat berdiri
dorongan pada pertama kali.
sternum Menjatuhkan diri ke
kursi tidak duduk di
(Mata Tertutup) tengah kursi
Bangun dari kursi Pemeriksa mendorong
Duduk ke kursi sternum (perlahan-
Menahan lahan sebanyak 3 kali),
dorongan pada klien menggerakan
sternum kaki, memegang objek
untuk dukungan, kaki
(Mata Terbuka) tidak menyentuh sisi

Perputaran leher sisinya.

(posisi
duduk/berdiri) Kriteria sama dengan

Gerakan kriteria untuk mata

menggapai terbuka
34

sesuatu Kriteria sama dengan


kriteria untuk mata
Membungkuk terbuka
Kriteria sama dengan
kriteria untuk mata
terbuka

Menggerakan kaki,
memegang obyek
untuk dukungan, kaki
tidak menyentuh sisi
sisinya, keluhan
vertigo, pusing atau
keadaan tidak stabil
Tidak mampu untuk
menggapai sesuatu
dengan bahu fleksi
max, sementara berdiri
pada ujung ujung jari
kaki tidak stabil,
memegang sesuatu
untuk dukungan
Tidak mampu
membungkuk untuk
mengambil obyek
obyek kecil untuk bias
berdiri, memerlukan
usaha usaha multiple
35

untuk bangun
Gaya berjalan Minta klien untuk Ragu ragu, tersandung,
atau gerakan berjalan ke tempat memegang objek untuk
yang ditentukan dukungan
Ketinggian
langkah kaki (saat Kaki tidak naik dari
berjalan) lantai secara konsisten
(menggeser atau
Kontinuitas menyeret kaki),
langkah kaki mengangkat kaki terlalu
(diobservasi dari tinggi (<5cm)
samping klien) Setelah langkah
langkah awal, langkah
Kesimetrisan menjadi tidak konsisten,
langkah memulai mengangkat
(diobsevasi dari satu kaki sementara satu
samping klien) kaki sebelah menyentuh
Penyimpangan tanah.
jalur pada saat
berjalan Tidak berjalan pada garis
(diobsevasi dari lurus bergelombang dari
belakang klien) sisi ke sisi
Berbalik
Tidak berjalan pada garis
lurus, bergelombang dari
sisi ke sisi

Berhenti sebelum
berbalik, jalan
36

sempoyongan,
bergoyang, memegang
obyek untuk dukungan.

Nilai :

Ket : 0 5 : Risiko Jatuh Rendah


6 10 : Risiko Jatuh sedang
11 15 : Risiko Jatuh Tinggi

8. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status atau
masalah kesehatan aktual atau potensial. Tujuannya adalah
mengidentifikasi : pertama, adanya masalah aktual berdasarkan respon
pasien terhadap masalah atau penyakit ; kedua, faktor-faktor yang
berkonstribusi atau penyebab adanya maslah ; ketiga, kemampuan pasien
mencegah atau menghilangkan masalah ( Gaffar, 2014 ; 61).

Pada hipertensi dapat ditemukan diagnosa keperawatan sebagai berikut :


a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d peningkatan
afterload, vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia
miokard
b. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen.
c. Nyeri akut : sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler serebral
d. Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b/d masukan
berlebihan
37

9. Perencanaan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan maka perlu dibuat
perencanaan intervensi keperawatan dan aktivitas keperawatan. Tujuan
perencanaan adalah untuk mengurangi, menghilangkan dan mencegah
masalah keperawatan pasien. Tahapan perencanaan keperawatan adalah
penentuan proiritas diagnosa keperawatan, penepatan tujuan dan sasaran,
penempatan kriteriaevaluasi dan merumuskan intervensi keperawatan
(Gaffar, 2014 ; 63).
Tabel 2.6
Rencana Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi

No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


Keperawatan Kriteria Hasil
1 Resiko tinggi NOC : Mandiri : Mandiri :
terhadap 1. Cardiac 1. Pantau TD 2. Perbandingan
penurunan Pumpeffectiv dari tekanan
curah jantung eness memberi
b/d 2. Circulation gambaran yang
peningkatan Status lebih lengkap
afterload, 3. Vital Sign tentang
vasokonstriksi, Status keterlibatan/
hipertrofi/rigid bidang
itas masalah
ventrikuler, vaskuler
iskemia 2. Auskultasi 3. Dapat
miokard tonus jantung mengidentifika
dan bunyi si kongesti
nafas paru sekunder
terhadap
terjadinya atau
gagal jantung
38

kronik
3. Berikan 4. Dapat
lingkungan menurunkan
yang tenang, rangsangan
nyaman, yang
kurang menimbulkan
aktivitas/keri stress,
butan membuat efek
tenang
sehingga
menurunkan
TD
4. Berikan 5. Karena
tindakan kandungan
nonfarmakol yang ada
ogi dengan dalam obat anti
pemberian hipertensi
jus pepaya, tersebut ada
jus pepaya beberapa yang
dan jus kita temui
melon dalam ketiga
buah tersebut
yaitu
postasium,
beta karoten
dan kalium.
Dalam ketiga
buah tersebut
sangat kaya
akan
kandungan air,
39

asam amino,
L-arginine
dapat menjaga
tekanan darah
yang sehat

Kolaborasi : Kolaborasi :
1. Kolaborasi 1. Karena efek
dengan samping obat
dokter dalam tersebut maka
pemberian penting untuk
terapi menggunakan obat
dalam jumlah
sedikit dan dosis
paling rendah
1.
2 Nyeri akut b.d NOC : Mandiri : Mandiri :
peningkatan 1. Pain Level, 1. Mempertaha 1. Meminimalkan
tekanan 2. Pain control, nkan tirah stimulasi/meni
vaskuler 3. Comfort baring ngkatkan
celebral level selama fase relaksasi
Definisi:
akut
Sensori yang
Kriteria Hasil :
tidak
1. Mampu 2. Berikan 2. Tindakan yang
menyenangkan
mengontrol tindakan menurunkan
dan pengalaman
nyeri (tahu nonfarmakol tekanan
emosional yang
muncul secara penyebab ogi untuk vaskular

aktual atau nyeri, mengurangi serebral efektif


potensial mampu sakit kepala dalam
kerusakan menggunaka menghilangkan
jaringan atau n tehnik sakit kepala
40

menggambarkan nonfarmakol dan


adanya ogi untuk komplikasinya
kerusakan mengurangi 3. Hilangkan 3. Aktivitas yang
(Asosiasi Studi nyeri, atau meningkatkan
Nyeri mencari minimalkan vasokonstriksi
Internasional):
bantuan) aktivitas menyebabkan
serangan
2. Melaporkan vasokontriksi sakit kepala
mendadak atau
bahwa nyeri yang dapat pada adanya
pelan
berkurang meningkatka peningkatan
intensitasnya
dengan n sakit tekanan
dari ringan
sampai berat menggunaka kepala vaskular

yang dapat n manajemen serebral


diantisipasi nyeri 4. Berikan obat 4. Mengontrol
dengan akhir 3. Mampu sesuai nyeri dan
yang dapat mengenali indikasi menurunkan
diprediksi dan nyeri (skala, (analgesik) rangsangan
dengan durasi intensitas, saraf simpatis
kurang dari 6 frekuensi dan
bulan. tanda nyeri)
Batasan
4. Menyatakan
karakteristik :
rasa nyaman
1. Laporan
setelah nyeri
secara
berkurang
verbal atau
5. Tanda vital
non verbal
dalam
2. Fakta dari
rentang
observasi
normal
3. Posisi
antalgic
untuk
menghindari
41

nyeri
4. Gerakan
melindungi
5. Tingkah
laku berhati-
hati
6. Muka
topeng
7. Gangguan
tidur (mata
sayu,
tampak
capek, sulit
atau gerakan
kacau,
menyeringai
)
8. Terfokus
pada diri
sendiri
9. Fokus
menyempit
(penurunan
persepsi
waktu,
kerusakan
proses
berpikir,
penurunan
interaksi
dengan
42

orang dan
lingkungan)
10. Tingkah
laku
distraksi,
contoh
:jalan-jalan,
menemui
orang lain
dan/atau
aktivitas,
aktivitas
berulang-
ulang)
11. Respon
autonom
(seperti
diaphoresis,
perubahan
tekanan
darah,
perubahan
nafas, nadi
dan dilatasi
pupil)
12. Perubahan
autonomic
dalam tonus
otot
(mungkin
dalam
43

rentang dari
lemah ke
kaku)
13. Tingkah
laku
ekspresif
(contoh :
gelisah,
merintih,
menangis,
waspada,
iritabel,nafas
panjang/
berkeluh
kesah)
14. Perubahan
dalam nafsu
makan dan
minum
Faktor yang
berhubungan :
Agen injuri
(biologi, kimia,
fisik,
psikologis)
44

3 Intoleransi NOC : Mandiri : Mandiri :


aktivitas b/d 1. Energy 1. Kaji respon 1. Membantu
kelemahan, conservation klien dalam
ketidakseimba 2. Activity terhadap mengkaji
ngan suplai tolerance aktivitas respon
dan kebutuhan 3. Self Care : fisiologis
oksigen. ADLs terhadap stres
Definisi: Kriteria Hasil : aktivitas
Ketidakcukupan 1. Berpartisipas
energu secara i dalam 2. Perhatikan 2. Bila ada
fisiologis aktivitas fisik frekuensi merupakan
maupun tanpa disertai nadi lebih indikator dari
psikologis untuk peningkatan dari kelebihan kerja
meneruskan tekanan 20x/menit yang berkaitan
atau darah, nadi diatas dengan tingkat
menyelesaikan dan RR frekuensi aktivitas
aktifitas yang 2. Mampu istirahat
diminta atau melakukan 3. Instruksikan 3. Teknik
aktifitas sehari aktivitas pada klien menghemat
hari. sehari hari tentang energi
Batasan (ADLs) teknik penggunaan
karakteristik : secara penghematan energi, juga
a. melaporkan mandiri energi membantu
secara keseimbangan
verbal antara suplai
adanya dan kebutuhan
kelelahan oksigen
atau
kelemahan.
b. Respon
abnormal
45

dari tekanan
darah atau
nadi
terhadap
aktifitas
c. Perubahan
EKG yang
menunjukka
n aritmia
atau iskemia
d. Adanya
dyspneu
atau
ketidaknyam
anansaat
beraktivitas.
Faktor factor
yang
berhubungan :
a. Tirah Baring
atau
imobilisasi
b. Kelemahan
menyeluruh
c. Ketidakseim
bangan
antara suplei
oksigen
dengan
kebutuhan
d. Gaya hidup
46

yang
dipertahanka
n.
4 Ketidakseimba NOC : Mandiri : Mandiri :
ngan nutrisi 1. Nutritional 1. Kaji 1. Kegemukan
lebih dari Status : food pemahaman adalah resiko
kebutuhan and Fluid klien tentang tambahan pada
tubuh b/d Intake hubungan tekanan darah
masukan 2. Nutritional langsung tinggi
berlebihan Status : antara
Definisi : Intake nutrient hipertensi
nutrisi melebihi Intake dengan
kebutuhan 3. Weight kegemukan
metabolik tubuh control 2. Bicarakan 2. Kesalahan
Batasan Kriteria Hasil : pentingnya kebiasaan
karakteristik : 1. Mengerti menurunkan makan
1. Lipatan kulit factor yang masukan menunjang
tricep > 25 meningkatka kalori, terjadinya
mm untuk n berat badan lemak, garam aterosklerosis
wanita dan > 2. Mengidentfif dan gula dan
15 mm ikasi tingkah sesuai kegemukan
untuk pria laku dibawah indikasi yang
2. BB 20 % di kontrol klien merupakan
atas ideal 3. Memodifikas predisposisi
untuk tinggi i diet dalam untuk
dan waktu yang hipertensi dan
kerangka lama untuk komplikasinya
tubuh ideal mengontrol 3. Tetapkan 3. Motivasi untuk
3. Makan berat badan keinginan menurunkan
dengan 4. Penurunan klien untuk berat badan
respon berat badan menurunkan adalah
47

eksternal 1-2 berat badan intervensi


(misalnya : pounds/mgg individu harus
situasi 5. Menggunaka berkeinginan
sosial, n energy menurunkan
sepanjang untuk berat badan
hari) aktivitas bila tidak maka
4. Dilaporkan sehari hari program sama
atau sekali tidak
diobservasi berhasil
adanya 4. Instruksikan 4. Menghindari
disfungsi dan bantu makanan
pola makan memilih tinggi lemak
(misal : makanan jenuh dan
memasangka yang tepat kolestrol
n makanan penting dalam
dengan mencegah
aktivitas perkembangan
yang lain) aterosklerosis
5. Tingkat Kolaborasi : Kolaborasi :
aktivitas 1. Kolaborasi 1. Memberikan
yang ahli gizi konseling dan
menetap sesuai bantuan
6. Konsentrasi indikasi dengan
intake memenuhi
makanan kebutuhan diet
pada individu
menjelang
malam
Faktor yang
berhubungan :
Intake yang
48

berlebihan
dalam
hubungannya
terhadap
kebutuhan
metabolisme
tubuh

10. Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh
perawat dan pasien. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan
implementasi adalah intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana
setelah dilakukan validasi, penguasaan keterampilan interpersonal,
intelektual dan tekhnikal, intervensi harus dilakukan dengan cermat dan
efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologi dilindungi
dan dokumentasi keperawatan berupa pencatatan dan pelaporan (Gaffar,
2014 ; 66).
Beberapa faktor yang mempengaruhi perencanaan asuhan keperawatan
antara lain fasilitas peralatan yang dibutuhkan, kerjasama antar perawat,
dan kerjasama dengan tim kesehatan lain yang terkait.

11. Evaluasi
Fase terakhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap asuhan
keperawatan yang diberikan. Hal-hal yang dievaluasi adalah keakuratan,
kelengkapan dan kualitas data, teratasi atau tidaknya masalah pasien, serta
pencapaian tujuan, serta ketepatan intervensi keperawatan. Akhirnya
penggunaan proses keperawatan secara tepat pada praktek keperawatan
akan memberi keuntungan pada pasien dan perawat (Gaffar, 2014 ;67).
Terdapat dua tipe dokumentasi evaluasi yaitu evaluasi formatif yang
menyatakan evaluasi yang dilakukan pada saat memberikan intervensi
49

dengan respon segera, dan evaluasi sumatif yang merupakan rekapitulasi


dari hasil observasi dan analisis status pasien pada waktu tertentu.
Evaluasi sumatif dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan
SOAP, sebagai berikut :
S : Respon subjektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan.
O : Respon objektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan.
A : Analisa ulang atas data subjek dan objek untuk menyimpilkan apakah
masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang
kontradiksi dengan masalah yang ada.
P : Perencanaan atau tindakan lanjut berdasarkan hasil analisa pada
respon pasien.
Modifikasi rencana dan tindakan mengikuti perubahan keadaan pasien.
Pada tekhnik ini catatan perkembangan dapat menggunakan bentuk
SOAPIER, yaitu sebagai berikut :
S : Data Subjektif
O : Data Objektif
A : Data subjektif dan objektif dinilai dan dianalisa, apakah berkembang
ke arah perbaikan atau kemunduran. Hasil analisis dapat menguraikan
sampai dimana masalah yang ada dapat diatasi atau adakah
perkembangan masalah baru yang menimbulkan diagnosa
keperawatan baru.
P : Perencanaan
Rencana penanganan pasien berdasarkan pada hasil analisis yang
berisi melanjutkan rencana sebelumnya apabila keadaan atau masalah
belum teratasi dan membuat rencana baru bila rencana awal tidak
efektif.
I : Implementasi
Tindakan yang dilakukan berdasarkan rencana.
50

E : Evaluasi
Penilaian sejauh mana rencana tindakan dan implementasi telah
dilaksanakan dan sejauh mana masalah pasien dapat teratasi.
R : Reassesment
Bila hasil evaluasi menunjukkan masalah belum teratasi, pengkajian
ulang perlu dilakukan kembali melalui proses pengumpulan data
subjektif dan objektif dan proses analisisnya.

C. Konsep Jus Semangka, Jus Pepaya dan Jus Melon


1. Semangka

Gambar 2.3
Buah Semangka

a. Buah Semangka
Penyakit hipertensi dapat diobati dengan mengkonsumsi
semangka, Semangka atau Tembikai (Citrullus lanatus, yang masuk
dalam suku timun-timunan atau Cucurbitaceae) merupakan tanaman
merambat yang berasal dari Afrika bagian selatan. Tanaman ini masih
sekerabat dengan labu-labuan (Cucurbitaceae), melon (Cucumis melo)
dan ketimun (Cucumis sativus). Buah Semangka sangat bermanfaat
bagi pengidap hipertensi. Kandungan air dan kaliumnya yang tinggi
dapat menetralisasi tekanan darah, dan menyehatkan jantung.
51

b. Kandungan Semangka
Buah semangka mengandung Antioksidan antara lain
betakaroten dan vitamin C yang dapat membantu sel-sel tubuh tetap
sehat; Asam amino L- citrulline/L-arginine, dan provitamin A, B6,
C Kalium dan Likopen
c. Manfaat Semangka
Semangka sangat baik bagi penderita hipertensi. Kandungan
air dan kaliumnya yang tinggi bisa menetralisasi tekanan darah. Buah
semangka dapat membantu menjaga kesehatan mata karena memiliki
kandungan provitamin A. Buah semangka baik untuk orang yang
memiliki kadar kolesterol tinggi karena buah ini dapat mengurangi
dan membantu mengeluarkan kadar kolesterol dari tubuh manusia.
Semangka juga membantu meningkatkan kerja jantung
sehingga sangat baik untuk mencegah dan mengobati penyakit
jantung. Jadi bagi Anda yang memiliki masalah dengan jantung,
cobalah mengkonsumsi semangka secara rutin setiap hari.
Semangka sangat baik bagi anda yang sedang menurunkan
berat badan. Buah ini bebas lemak dan memiliki kombinasi kadar gula
terbatas dan kadar air berlimpah. Apalagi, buah yang satu ini bersifat
cepat mengenyangkan didalam lambung.
Buah semangka dapat memenuhi kebutuhan vitamin C untuk
tubuh karena kandungan vitamin C dalam buah semangka sangat
tinggi. Sehingga bisa mencegah sariawan dengan ampuh.
Zat likopen didalam semangka merupakan antioksidan yang
sangat bagus untuk melawan penyakit kanker. Semangka juga
memiliki fungsi deuretik yaitu memperlancar keluarnya air seni
sehingga sangat baik untuk mereka yang mengalami gangguan buang
air kecil.
Semangka bisa dipakai untuk menurunkan demam. Buah ini
bisa meningkatkan kesuburan dan membantu membangkitkan gairah
52

seksual pria. penelitian menunjukkan bahwa senyawa sitrulin dalam


semangka, Penambah Energi dan Menghindari Dehidrasi.
Semangka mengandung vitamin C yang bisa menjadi penambah
semangat untuk menjalani kegiatan di hari yang terik sekalipun.
Kandungan air dalam semangka juga menjadi alternatif tubuh dalam
memasok air yang bisa mencegah dehidrasi. Mencegah Sembelit.
Kandungan serat semangka yang tinggi membantu kita terhindar dari
Sembelit. Rendah Kalori dan Baik untuk Diet.
Semangka adalah buah yang sangat rendah akan kalori dan sifatnya
sangat mengenyangkan, sehingga menikmatinya tidak akan membuat
Anda khawatir akan menambah berat badan. Obat Kuat Alami.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa semangka adalah obat kuat
alami untuk pria. Mengonsumsi semangka dapat memberikan efek
yang sama dengan viagra, bisa mengobati impoten dan mencegah
impoten, demikian penuturan Dr. Bhimu Patil, direktur Texas A&Ms
Fruit and Vegetable Improvement Center di College Station, seperti
dilansir sciencedaily. Kelebihan dari semangka adalah tidak
menimbulkan efek samping seperti yang sering terjadi jika seseorang
mengonsumsi obat kuat. Baik Untuk Jantung dan Tulang.
Selain tomat, semangka telah menjadi salah satu buah yang sangat
kaya likopen. Likopen adalah karotenoid, salah satu jenis antioksidan
yang dapat mencegah kerusakan tubuh dan sel akibat radikal bebas.
Selain itu, likopen juga dapat melindungi tubuh dari kolesterol jahat.
Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa likopen baik untuk
menjaga kesehatan jantung sekaligus kesehatan tulang, seperti dilansir
whfoods. Semangka adalah salah satu buah dengan kandungan
likopen yang sangat tinggi.
d. Cara Membuat Jus Semangka
1) Bahan-Bahan
a) 200 gr semangka
b) gelas air matang
53

Gambar 2.4
Jus Semangka
2) Cara Membuat
a) Belah buah semangka kemudian ambil dagingnya
b) Masukkan ke dalam blender kemudian tambahkan gelas air
matang
c) Blender hingga halus kemudian tuang ke dalam gelas dan
sajikan
2. Pepaya

Gambar 2.5
Buah Pepaya

a. Buah Pepaya
Buah pepaya ( Carica papaya Linn ) mempunyai manfaat untuk
terapi, antara lain memperlancar pencernaan, mengobati lambung
serta membantu mengurangi panas tubuh yang berlebih. Kandungan
54

mineral yang ada pada buah pepaya adalah kalium, magnesium buah
ini juga kaya akan kandungan antioksidan seperti karoten, vitamin C,
flavonoid, enzim renin, alkalin pepaya, karpein serta enzim papain.
Karpein berfungsi mengurangi gangguan jantung dan berfungsi
sebagai peluruh kencing. Sedangkan enzim papain yang terkandung
pada buah pepaya berguna untuk pemecah serat makanan sisa
sehingga mudah dikeluarkan. Buah pepaya juga dapat digunakan
untuk penyembuhan penyakit, seperti konstipasi, diare, demam dan
alergi. Selain pada bagian buah daun pepaya tua juga kaya akan
kalsium, yang bisa digunakan untuk pengobatan penyakit pada tulang.
b. Kandungan gizi dan manfaat pepaya
1) Vitamin

Pepaya merupakan sumber vitamin C, vitamin E dan beta-


karoten, tiga antioksidan yang sangat kuat. Vitamin-vitamin ini
membantu mencegah oksidasi kolesterol. Kolesterol yang
teroksidasi dapat menempel dan menumpuk di dinding pembuluh
darah, membentuk plak berbahaya (aterosklerosis) yang akhirnya
dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.

Tabel 2.7

Kandungan Gizi Pepaya

Kandungan Gizi Pepaya (304 gr)


nutrisi jumlah %AKG
Kalori 118.56 kkal 6.59
Protein 1.85 g 3.70
karbohidrat 29.82 g 9.94
serat makanan 5.47 g 21.88
lemak total 0.43 g 0.66
vitamin A 863.36 IU 17.27
55

thiamin B1 0.08 mg 5.33


riboflavin B2 0.10 mg 5.88
niacin B3 1.03 mg 5.15
vitamin B6 0.06 mg 3.00
vitamin B12 0.00 mcg 0.00
vitamin C 187.87 mg 313.12
vitamin E 3.40 mg
asam folat 115.52 mcg 28.88
vitamin K 7.90 mcg 9.88
asam pantotenat 0.66 mg 6.60
kalsium 72.96 mg 7.30
klorid 33.44 mg
tembaga 0.05 mg 2.50
besi 0.30 mg 1.67
magnesium 30.40 mg 7.60
mangan 0.03 mg 1.50
fosfor 15.20 mg 1.52
potasium 781.28 mg 22.32
selenium 1.82 mcg 2.60
sodium 9.12 mg 0.38
zinc 0.21 mg 1.40

2) Serat
Pepaya merupakan sumber serat yang sangat baik.
Selain menurunkan kadar kolesterol tinggi, serat pepaya juga
mampu mengikat zat-zat beracun di usus besar dan
menjauhkannya dari sel-sel usus yang sehat.
56

3) Asam Folat

Asam folat yang ditemukan dalam pepaya dibutuhkan untuk


mengubah zat yang disebut asam amino homosistein menjadi
jinak. Jika tidak diubah, homosistein dapat menempel di dinding
pembuluh darah dan menjadi faktor risiko yang signifikan untuk
serangan jantung atau stroke. Selain itu, kombinasi asam folat,
vitamin C, beta-karoten, dan vitamin E dapat menurunkan risiko
kanker usus. Nutrisi ini memberikan perlindungan sinergis
terhadap sel kolon dari kerusakan radikal bebas pada DNA-nya.

4) Enzim

Pepaya mengandung papain yang membantu mencerna protein.


Enzim ini, yang digunakan untuk mengobati luka cedera dan
alergi, terutama terkonsentrasi di buah yang mentah. Papain yang
diekstrak banyak digunakan untuk membuat suplemen enzim
pencernaan. Para ahli Ayurveda menganggap papain sebagai obat
untuk gangguan perut seperti diare, sakit maag, dan sembelit.

Enzim-enzim di pepaya berkhasiat untuk menyembuhkan


jerawat. Jerawat dapat disembuhkan dengan menggunakan pepaya
mentah sebagai masker di wajah. Hal ini juga bisa membuat kulit
wajah lebih mulus.

Enzim-enzim yang terkandung dalam pepaya juga dapat


membantu mengurangi inflamasi (peradangan) dan mempercepat
penyembuhan dari luka bakar. Orang dengan penyakit yang
diperburuk oleh peradangan, seperti asma, osteoartritis, asam urat
dan rematik dapat merasa lebih baik dengan mengkonsumsi
pepaya.
57

c. Cara Membuat Jus Pepaya

1) Bahan-bahan

a) Buah Pepaya

Gambar 2.6

Jus Pepaya

2) Cara Membuat Jus Pepaya

a) Siapkan buah pepaya yang sudah masak

b) air matang secukupnya

c) cuci buah pepaya

d) lalu dikupas dan dipotong kecil-kecil

e) lalu diblender hingga halus sambil menambahkan air

secukupnya.

3) Petunjuk

Jus buah pepaya diminum satu gelas, sekali sehari.


58

3. Melon

Gambar 2.7

Buah Melon

a. Buah Melon

Buah melon yang termasuk keluarga Cucurbitaceae ini mempunyai


kandungan zat antikoagulan atau zat anti pengendapan yang disebut
adenosin, fungsi dari zat ini dapat menghentikan penggumpalan darah,
kandungan karotenoid pada buah melon cukup tinggi, melon juga
dapat mencegah kanker paru.

b. Kandungan Buah Melon


Buah melon yang kaya kandungan nutrisi bisa digunakan untuk
membantu tekanan darah penderita hipertensi.
1) Kandungan Asam Amino.
Melon bisa membantu mengatasi masalah tekanan darah
tinggi karena mengandung asam amino (citruline). Menurut
Soetyresno Martosudarmo, terapis pengobatan tradisional dan
Ketua ASPETRI Bekasi, asam amino (citruline) dapat
memproduksi asam amino argine yang berguna untuk
meningkatkan aliran darah, serta bekerja sebagai stimulator yang
bisa membantu memperlebar pembuluh darah.
59

Selain itu, buah melon juga memiliki sifat dierik sehingga


bisa digunakan untuk menjaga ataupun membantu menyembuhkan
penyaklt ginjal. Tak hanya itu, kandungan edenosine pada buah
melon juga berkhasiat untuk mencegah ataupun menghentikan
penggumpalan darah, serta bekerja untuk melancarkan peredaran
sel-sel darah merah. Dengan demikian, buah melon juga bisa
dimanfaatkan untuk membantu memperkecil rislko serangan
jantung.
Dengan kemampuan meningkatkan aliran darah, serta
kemampuan meningkatkan fungsi organ ginjal dan jantung, maka
otomatis tekanan darah yang sebelumnya tinggi (hipertensi)
perlahan-lahan akan kembali normal. Karena itu buah melon juga
bisa Anda konsumsi sebagai salah satu pengobatan alternatif untuk
membantu menstabilkan tekanan darah yang tinggi.
c. Cara Membuat Jus Melon
1) Bahan-Bahan
a) 200 gr melon
b) gelas air matang

Gambar 2.8
Jus Melon
60

2) Cara Membuat
a) Belah buah melon, buang biji, dan kupas kulitnya
b) Potong kecil-kecil kemudian masukkan ke dalam blender
c) Tambahkan gelas air matang kemudian blender hingga halus
d) Tuang ke dalam gelas kemudian sajikan

Anda mungkin juga menyukai