TENTANG
Dengan Persetujuan
MEMUTUSKAN
Pasal 1
(1) Pola Dasar Pembangunan Daerah Kota Banjarbaru adalah Pokok-pokok
Kebijakan Sebagai Landasan Pelaksanaan Pembangunan Daerah Kota
Banjarbaru dalam kurun waktu 5 tahun kedepan.
(2) Untuk dapat memperoleh rangkaian hubungan yang menyeluruh maka
sistematika Pola Dasar Pembangunan Daerah Kota Banjarbaru disusun sebagai
berikut :
a. Bab I PENDAHULUAN
b. Bab II KONDISI DAN POTENSI
c. Bab III VISI DAN MISI KOTA BANJARBARU
d. Bab IV ARAH KEBIJAKSANAAN
e. Bab V KAIDAH PELAKSANAAN
f. Bab VI PENUTUP
Pasal 2
Isi besrta uraian perincian sebagaimana tersebut dalam pasal 1 terdapat dalam naskah
Pola Dasar Pembangunan Daerah Kota Banjarbaru Tahun 2001- 2005 yang menjadi
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan daerah ini.
Pasal 3
Pasal 4
Pola Dasar Pembangunan Daerah Kota Banjarbaru tahun 2001- 2005 merupakan
dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah yang strategis, perlu dimasyarakatkan
dan dijadikan landasan dalam penyusunan rencana dan Program pelaksanaan kegiatan
pembangunan Kota Banjarbaru.
Pasal 5
Ditetapkan di Banjarbaru,
Pada tanggal : 13 Juli 2001
WALIKOTA BANJARBARU
Ttd
RUDY RESNAWAN
Diundangkan di Banjarbaru
Pada tanggal : 14 Juli 2001
SEKRETARIS DAERAH KOTA BANJARBARU
Ttd
A. Dasar Pemikiran
B. Pengertian
D. Sasaran
BAB II
KONDISI DAN POTENSI
2. Kondisi Iklim
Pembagian iklim Kota Banjarbaru menurut Schmidt & Ferguson termasuk
Tipe B, dengan suhu minimum 26,1 C dan suhu maksimum 27,4 C, serta
kelembaban udara sekitar 85 90 %. Demikian juga dapat dilihat pada
pembagian iklim Koppen, Banjarbaru masuk dalam Iklim Af dalam group A
(tropical Rain Forest) atau iklim hujan tropis.
Curah hujan rata-rata 222,5 mm/bln dengan hari hujan rata-rata 17 hari/bln,
sehingga tidak ada perubahan musim yang jelas antara musim kemarau dengan
musim hujan.
3. Kondisi Hidrologi
Dalam wilayah Banjarbaru terdapat 2 (dua) buah DAS / Sub DAS yaitu
DAS Tabanio dan Sub DAS Barito (Riam Kanan).
Namun sangat disayangkan karena berbagai aktifitas manusia 38 %
dari luas lahan dalam DAS / Sub DAS tersebut termasuk dalam kategori lahan
kritis.
4. Kondisi Topografi
Secara umum kondisi kota Banjarbaru bervariasi antara datar sampai
berbukit dengan kemiringan lereng 0 - 8 %, dengan ketinggian 5 75 m dari
permukaan laut.
5. Kondisi Tanah
Kondisi tanah sebagian besar didominasi oleh jenis tanah Potsolit
Merah Kuning, Laterit, dan sebagian jenis Gambut khusus pada arah Barat di
sisi Selatan Kota Banjarbaru.
6. Kondisi Geologi
Berdasarkan Peta Geologi Kalimantan Selatan pada skala 1 : 250.000
kondisi geologi Wilayah Kota Banjarbaru terdiri atas Formasi Dahor, didominasi
batu pasir kuarsa lepas yang mengandung endapan emas sekunder dan intan,
serta aluvium yang terdiri dari kerikil, pasir, lanau dan lempung.
7. Kondisi Demografi
Jumlah penduduk Kota Banjarbaru berdasarkan data BPS sampai
dengan Agustus tahun 2000 adalah 122.127 jiwa. Bila dilihat komposisi dari
jenis kelamin laki-laki 61.674 jiwa dan wanita 60.453 jiwa, dengan kata lain
jumlah laki-laki dan perempuan relatif seimbang.
1. Bidang Ekonomi
Salah satu tolok ukur kinerja pembangunan secara makro adalah
pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan oleh Produk Domestik Regional Bruto (
PDRB ). Selain itu, perkembangan struktur ekonomi, pemerataan pendapatan,
tingkat inflasi regional serta perkembangan Industri.
Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) per kapita atas dasar harga
yang berlaku di Kota Banjarbaru mengalami peningkatan berturut-turut pada
tahun 1996, 1997, 1998 adalah sebesar Rp 2.832.625, Rp 2.889.818, Rp
3.895.980 ( BPS , 1999 ).
Berdasarkan data yang ada diketahui rerata PDRB tertinggi selama tiga
tahun terakhir pada bidang usaha perdagangan, restoran dan perhotelan
sebesar 29,43% yang diikuti oleh bidang Industri dan Pengolahan sebesar
20,11%
Selanjutnya bidang usaha lain yang menonjol adalah usaha
Pertambangan dan Penggalian dengan rerata 11,16 %.
Sebagai ilustrasi bahwa penerimaan PAD di Kota Banjarbaru dari Tahun
Anggaran 1988/1989 sampai dengan Tahun Anggaran 1995/1996 (selama 7
tahun) mengalami peningkatan cukup tajam yakni Rp. 223.712.000,-
(Tahun Anggaran 1988/1989) menjadi Rp. 2.569.300.000,- (Tahun Anggaran
1995/1996), realisasi pencapaian rata-rata 96 %. PAD pada Tahun Anggaran
berikutnya mengalami penurunan, hal ini dikarenakan adanya krisis ekonomi
demikian juga dengan realisasi pencapaiannya.
Adapun penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kota Banjarbaru sampai
saat ini masih bersumber pada Pendapatan Asli Daerah dan Bagi Hasil
pajak /Bukan Pajak yang meliputi
a. Pajak Daerah
Pajak daerah ini meliputi , Pajak Hotel dan Restoran, Pajak Hiburan,
Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan Umum, Pajak Bahan Galian C,
Pajak Air Bawah Tanah dan Permukaan.
b. Restribusi Daerah
Sumber penerimaan dari retribusi daerah meliputi; Retribusi
Pelayanan Kesehatan, Retribusi Pelayanan Persampahan dan Kebersihan,
Retribusi PBC KTP, Retribusi Parkir Tepi Jalan Umum, Retribusi Pasar,
Retribusi Terminal, Retribusi Khusus Parkir, Retribusi Penyedotan Kakus,
Retribusi Tempat Rekreasi dan OR, Retribusi IMB, Retribusi Ijin Gangguan
(HO), Retribusi Sewa Tanah/Perumahan dan retribusi Sewa Toko.
c. Laba Perusahaan
Sumber pendapatan daerah dari laba perusahaan yakni laba/deviden
saham yang ada pada Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan.
d. Lain-lain Pendapatan.
a. Kesejahteraan Rakyat
Parameter utama bidang kesejahteraan rakyat adalah kebutuhan
dasar (Basic Need) masyarakat yang tercermin dalam pola konsumsi
meliputi, sandang, pangan, perumahan pendidikan dan kondisi kesehatan
masyarakat. Secara umum kondisi kesehatan masyarakat cukup baik.
Variabel determinan kondisi kesehatan masyarakat cukup baik yakni tidak
adanya wabah/epidemi penyakit, demikian juga indikator kesejahteraan
masyarakat cukup baik yakni tidak terjadi mess poverty (kemiskinan
massal) dalam 10 tahun terakhir ini, sekalipun dalam kondisi krisis ekonomi
pada tahun 1997 2000.
f. Kelembagaan Pemerintah
Kelembagaan Pemerintah di Kota Banjarbaru sesuai dengan Perda
yaitu dibentuknya 14 Dinas dan 4 Badan Daerah dan 2 Kantor. Adapun
Dinas dan yang dibentuk adalah; Dinas Permukiman dan Prasarana
Wilayah, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Pertanahan, Dinas
Industri dan Perdagangan Dinas Tenaga Kerja dan Koperasi, Dinas
Pertambangan dan Lingkungan Hidup, Dinas Perhubungan, Dinas
Pertanian dan Kehutanan, Dinas Tata Kota, Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata, Dinas Pengelolaan Pasar, Dinas Kependukan dan Catatan Sipil,
Dinas Pendapatan
2. Kualitas SDM
Parameter utama kualitas sumberdaya manusia adalah tingkat pendidikan
dan kesehatan suatu masyarakat, disamping pada pola kebutuhan dasar (Basic
Need) yakni sandang, pangan dan perumahan. Secara umum tingkat
kesehatan masyarakat Kota Banjarbaru tergolong baik, demikian juga dengan
tingkat pendidikan.
BAB III
VISI DAN MISI KOTA BANJARBARU
BAB IV
ARAH KEBIJAKAN
A. Pendidikan :
1. Pemberian dukungan dan fasilitas kepada lembaga-lembaga pendidikan untuk
dapat berkembang secara optimal, sesuai kemampuan dan kewenangan
Pemerintah Kota Banjarbaru.
2. Pengalangan kemitraan dan memberikan dorongan dengan seluruh komponen
masyarakat untuk berperan aktif dalam memajukan dunia pendidikan formal
maupun non formal.
3. Pengembangan iklim kondusif bagi generasi muda dalam mengaktualisasikan
segenap potensi bakat dan minat.
4. Penurunan angka putus sekolah, pelaksanaan program wajib belajar sembilan
(9) tahun, bahkan dua belas (12) tahun, pembebasan SPP dan pemberian bea
siswa bagi siswa berprestasi dan keluarga kurang mampu, penghimpunan
dana bantuan pendidikan melalui partisipasi masyarakat.
5. Peningkatan kualitas pendidikan, pendidikan moral dan agama dengan cara
membudayakan nilai sikap dan kemampuan serta meningkatkan partisipasi
keluarga dan masyarakat yang didukung oleh sarana dan prasarana yang
memadai.
6. Pembebasan warga Kota Banjarbaru yang berusia 6 - 44 tahun dari buta
aksara, buta angka dan buta Bahasa Indonesia.
B. Sosial, Seni dan Budaya, Olahraga
1. Bekerja sama dengan seniman-seniman Kota Banjarbaru mendirikan Sanggar
Budaya dalam rangka mengembang seni dan budaya masyarakat Banjarbaru.
2. Peningkatan keperdulian terhadap penyandang cacat, fakir miskin, dan anak-
anak terlantar.
3. Pemberian fasilitas dalam rangka upaya-upaya pengembangan olahraga Kota
Banjarbaru.
4. Perlindungan terhadap generasi muda dari bahaya detruktif terutama bahaya
penyalahgunaan narkotika, obat-obat terlarang (narkoba) dan miras termasuk
kupon putih, melalui gerakan pemberantasan dan peningkatan kesadaran
masyarakat akan bahaya penyalahgunaan narkoba, miras dan kupon putih.
5. Peningkatan upaya-upaya pengembangan obyek wisata pendulangan Intan di
Kecamatan Cempaka serta tempat hiburan/rekreasi lainnya.
D. Lingkungan Hidup
1. Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) dan memelihara daya dukung bagi
peningkatan kesejahteraan rakyat.
2. Pemanfaatan SDA dan lingkungan hidup denga konservasi, rehabilitasi dan
penghematan penggunaan SDA menerapkan teknologi ramah lingkungan.
3. Penataan sentra bisnis, industri, pemukiman dan perkantoran yang serasi dan
selaras serta menerapkan lingkungan yang bersih dan sehat.
4. Penataan penambangan rakyat yang berwawasan lingkungan.
5. Pengendalian pencemaran lingkungan hidup.
G. Keuangan Daerah
1. Pengoptimalan penerimaan yang bersumber dari pajak dan retribusi daerah.
1. Pembentukan BUMD.
2. Pengupayaan perolehan kontribusi dari Bandara Syamsuddin Noor kepada
Kota Banjarbaru.
3. Pencarian peluang pinjaman dana dari dalam dan luar negeri untuk
pembiayaan pembangunan produktif, hingga dapat menopang Pendapatan
Asli Daerah.
4. Pencarian peluang untuk menjalin kerja sama dengan daerah lain untuk
meningkatkan pendapatan asli daerah.
5. Pemberian berbagai kemudahan dan fasilitas bagi masyarakat untuk
memperoleh pelayanan yang optimal dari Aparatur Pemerintah Kota.
6. Peningkatan kerjasama yang harmonis dengan jajaran pers dan media massa
dalam rangka menyerap aspirasi masyarakat sebagai fungsi kontrol terhadap
pelaksanaan pembangunan Kota Banjarbaru.
H. Partisipasi Masyarakat
1. Pendayagunaan seluruh komponen masyarakat secara optimal dalam setiap
tahapan kegiatan pembangunan.
2. Peningkatan upaya-upaya untuk mendorong masyarakat berperan aktif dalam
meningkatkan pelayanan sosial.
3. Penumbuh kembangan peran serta masyarakat dalam menciptakan ketertiban
dilingkungan masing-masing.
4. Pemberian kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk
berpartisipasi aktif dalam pembiayaan pembangunan daerah.
I. Kelembagaan.
1. Pembentukan kelembagaan dinas/komponen/unit kerja secara bertahap.
2. Pemenuhan tenaga sesuai kualifikasi jabatan-jabatan dan mengisi formasi
kepegawaiannya.
3. Pengupayaan setiap jenis pekerjaan; kegiatan terakomodasi dalam unit
organisasi sesuai formasi.
4. Pemenuhan sarana/prasarana guna kelancaran kegiatan pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan.
J. Aparatur
2. Peningkatan upaya-upaya untuk mewujudkan Pemerintahan yang demokratis
dan kredibel serta bebas KKN melalui peningkatan pembinaan aparatur guna
menjadikan Pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
3. Peningkatan pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintah bebas dari Praktek
KKN, dengan memberikan sanksi seberat-beratnya sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku, meningkatkan efektivitas pengawan internal dan
fungsional serta pengawasan masyarakat dan pengembangan etika moral.
4. Peningkatan ratio pegawai dengan jumlah penduduk yang harus dilayani.
5. Peningkatan kualitas aparatur negara dengan memperbaiki kesejahteraan dan
keprofesionalan serta memberlakukan sistem karier berdasarkan prestasi
dengan prinsip memberikan penghargaan dan sanksi.
6. Peningkatan kualitas SDM Aparatur dengan memberikan alokasi dana dan
kesempatan kepada aparatur yang potensial untuk melanjutkan ke jenjang
yang lebih tinggi (S1, S2 dan S3).
7. Peningkatan dan mengembangkan budaya sadar hukum dikalangan
masyarakat dalam rangka ketaatan terhadap hukum, baik perundang-
undangan Nasional maupun Daerah, Hukum Adat, Hukum Agama serta
menjunjung supremasi hukum yang bersendikan keadilan dalam berbagai
aspek kehidupan dan penghargaan terhadap HAM.
8. Peningkatan peranan aparat keamanan untuk memelihara dan menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat serta stabilitas daerah. Penegakkan
hukum secara konsisten dan konsekuen sehingga terwujudnya jaminan
kepastian hukum.
K. Agama
1. Penciptaan kerukunan hidup bermasyarakat, kerja sama antara tokoh-tokoh
agama dan tokoh-tokoh masyarakat sehingga tercipta keharmonisan hidup
antar umat beragama.
2. Pemantapan fungsi peran dan kedudukan agama sebagai landasan moral,
spiritual dan etika dalam penyelenggaraan pemerintahan kota.
3. Peningkatan peran dan fungsi lembaga-lembaga keagamaan dalam ikut
mengatasi dampak perubahan dalam segala aspek kehidupan.
4. Penyusunan rencana pembangunan Mesjid Raya Kota Banjarbaru.
BAB V
KAIDAH PELAKSANAAN