Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai potensi sumber daya alam

yang menjanjikan yakni berupa mineral dan bahan tambang sebagai penopang

kelanjutan kehidupan bangsa. Indonesia telah menjadi produsen timah kedua terbesar

di dunia, eksportir batubara thermal ketiga terbesar di dunia, penghasil tembaga

ketiga terbesar di dunia dan berada pada urutan kelima dan ketujuh untuk masing

masing produksi nikel dan emas. Indonesia menjadi tuan rumah bagi pertambangan

kelas dunia, termasuk tambang tembaga dan emas Grasberg di Irian Jaya, tambang

tembaga Batu Hijau di Sumbawa, tambang Nikel di Inco Soroako, Kaltim Prima Coal di

Kalimantan Timur dan penambangan Timah dari PT. Timah di Bangka. Sektor

pertambangan sebagai salah satu primadona dari sumber penerimaan negara

memainkan peran yang penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian (tambang). Bahan

galian itu meliputi emas, perak, tembaga, minyak dan gas bumi, batu bara, dan lain-

lain. Bahan galian itu dikuasai oleh negara. Hak Penguasaan Negara berisi wewenang

untuk mengatur, mengurus, dan mengawasi pengelolaan atau pengusahaan bahan

galian, serta berisi kewajiban untuk mempergunakan sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat. Penguasaan oleh Negara diselenggarakan oleh pemerintah (Salim, 2006).

Dalam pengelolaan bahan galian (pertambangan) Pemerintah memerlukan

modal yang sangat besar, peralatan yang canggih, tenaga ahli, dan terdapat pula

resiko yang tinggi. Indonesia mengalami keterbatasan dana dalam kegiatan eksplorasi

1
dan ekploitasi, sehingga diperlukan adanya kerjasama dengan investor asing (Ilmar,

2006). Kerjasama antara Pemerintah dan investor asing dalam menanamkan modalnya

di bidang pertambangan berupa Kontrak Karya Pertambangan. Kontrak Karya

Pertambangan merupakan perjanjian antara Pemerintah dengan pengusaha

pertambangan yang menjadi dasar hukum bagi pihak pengusaha untuk melakukan

kegiatan-kegiatan pertambangan di Indonesia (Hertanto, 2008).

Dalam naskah Kontrak Karya memuat ketentuan-ketentuan yang mengatur

soal-soal yang mencakup; aspek hukum, teknis, kewajiban dibidang keuangan dan

perpajakan, ketenagakerjaan, perlindungan dan pengolahan lingkungan, hak-hak

khusus pemerintah, penyelesaian sengketa, pengakhiran kontrak, soal-soal umum

(antara lain; promosi kepentingan nasional, pengembangan wilayah) dan ketentuan-

ketentuan lain. Semua ketentuan-ketentuan itu diberlakukan selama jangka waktu

kontrak (Saleng, 2004).

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada Makalah yang berjudul Pajak Pertambangan

yaitu sebagai berikut.

1. Bagaimana pengertian pajak pertambangan dalam perspektif pemerintah

dan perusahaan?

2. Bagaimana jenis-jenis perpajakan pertambangan di Indonesia?

3. Bagaimana optimalisasi perpajakan pertambangan?

4. Bagaimana royalti bahan tambang di Indonesia?

5. Bagaimana analisis Pajak (Royalti) dalam Kontrak Karya PT. Vale

Indonesia?

2
1.3 Tujuan Penulisan Makalah

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui pengertian pajak pertambangan dalam perspektif pemerintah

dan perusahaan.

2. Mengetahui jenis-jenis perpajakan pertambangan di Indonesia.

3. Mengetahui optimalisasi perpajakan pertambangan.

4. Mengetahui royalti bahan tambang di Indonesia.

5. Mengetahui analisis Pajak (Royalti) dalam Kontrak Karya PT. Vale

Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai