Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam Ilmu Kebidanan (Obstetri dan Ginekologi), penting mengetahui bagaimana
proses kelahiran mulai dari pembuahan sampai pada persalinan, juga sistem-sistem yang
berperan di dalamnya baik secara anatomi maupun fisiologi, dalam hal ini adalah organ
reproduksi dari wanita. Namun kita juga wajib mengetahui tentang kesehatan organ
reproduksi itu sendiri.
Salah satu hal penting dalam kesehatan reproduksi adalah mengenal dan memahami
penyakit-penyakit yang menyerang organ reproduksi wanita, salah satu yang akan dibahas
adalah Infeksi pada Genitalia Wanita. Infeksi pada genitalia wanita dapat terjadi baik itu di
bagian luar (eksternal) maupun bagian dalam (internal) dari genitalia wanita.
Pemahaman infeksi genitalia eksterna dan interna wanita sangat penting dalam
proses reproduksi manusia. Dengan pemahaman yang baik tentang penyakit, gejala klinis
maupun diagnosa, maka sebagai paramedis, kita dapat melakukan penanganan yang tepat
sehingga penyakit tersebut tidak membawa akibat baik pada organ reproduksi itu sendiri,
maupun pada sistem organ lain sehingga mengganggu kehamilan.
1.2 Masalah
1. Apa saja penyakit infeksi pada genitalia wanita
2. Apa gejala dari infeksi pada genitalia wanita
3. Bagaimana diagnosanya
4. Bagaimana terapinya
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa saja mengenai infeksi genitalia wanita
2. Mengetahui jenis-jenis infeksi pada genitalia wanita
3. Mengetahui gejala klinis dan diagnosa tiap penyakit infeksi
4. Mengetahui terapi
1.4 Manfaat
1. Untuk mahasiswa kedokteran UNCEN, khususnya angkatan VIII, agar mengerti tentang
infekksi genitalia wanita, gejala klinis, diagnosa, dan yang terpenting penatalaksanaanya
2. Sebagai latihan bagi penulis bagaimana membuat karya tulis ilmiah yang baik

INFEKSI GENITALIA EKSTERNA DAN INTERNA WANITA Page 1


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 RADANG
Pada wanita, rongga peritoneum terhubung dengan dunia luar dengan melalui vulva,
vagina, uterus dan tuba fallopi. Untuk mencegah terjadinya infeksi dari luar dan menjaga
infeksi tidak sampai meluas, masing- masing alat traktus genitalis memiliki mekanisme
pertahanan.
Secara umum mekanisme pertahanan traktus genitalis wanita meliputi :
a. Sifat bakterisida dari vagina karena vagina memiliki pH yang rendah (adanya basil
Dderlein yang memungkinkan pembuatan asidum laktikum sehingga terdapat reaksi
asam dalam vagina).
b. Lendir yang bersifat alkalis disekresikan oleh kelenjar- kelenjar pada serviks uteri dan
mengental di bagian bawah kanalis servikalis menghalangi naiknya kuman ke bagian
atas.
Selain itu, terdapat juga mekanisme lain seperti getaran rambut getar pada mukosa tuba
fallopi yang di bantu oleh gerak peristaltik tuba yang mengalangi infeksi untuk terus
meluas ke rongga peritoneum. Jika terdapat infeksi di endometrium, maka terlepasnya dan
di keluarkannya sebagian besar endometrium pada waktu haid, mempersulit radang untuk
bertahan.
Radang alat kandungan mungkin lebih sering terjadi di negara tropis karena :
a. Hygiene belum sempurna
b. Perawatan persalinan dan abortus belum memenuhi syarat.
c. Infeksi veneris belum terkendali.
Radang pada alat- alat genital dapat timbul secara akut dengan akibat meninggalnya
penderita, atau penyakit bisa sembuh sama sekali tanpa bekas, atau dapat meninggalkan
bekas seperti penutupan lumen tuba. Penyakit akut bisa juga menjadi menahun, atau
penyakit dari permulaan sudah menahun.
Infeksi pada uterus menjalar ke tuba fallopii dan rongga peritoneum melalui 2 (dua) jalur.
Pada gonnorea penyakit menjalar dari endometrium ke mukosa tuba teruske ovarium dan
rongga peritoneum, sedang pada infeksi puerperal kuman- kuman dari uterus melalui darah
dan limfe menuju ke parametrium, tuba, ovarium dan rongga peritoneum.

2.2 LEUKOREA (flour albus)


Flour albus bukan penyakit, melainkan gejala dan merupakan gejala yang paling sering kita
jumpai dalam ginekologi. Yang dinamakan flour albus ialah cairan yang keluar dari vagina
yang bersifat berlebihan dan bukan darah. Secara normal selalu seorang wanita
mengeluarkan cairan dari alat kemaluannya yang berasal dari:
- Transudat dinding vagina

INFEKSI GENITALIA EKSTERNA DAN INTERNA WANITA Page 2


- Lender cervix
- Lender kelenjar-kelenjar bartholini dan skene.
Flour albus dapat disebabkan karena:
- Infeksi yang biasanya menimbulkan flour yang berwarna kuning atau hijau.
- Bertambahnya secret yang normal, sifatnya jernih.
Cairan tersebut di atas dikatakan patologis, jika:
- Menimbulkan bercak-bercak pada celana berwarna kuning atau hijau.
- Berbau
- Menyebabkan keluhan-keluhan seperti rasa gatal dan panas pada vulva.
Asal flour:
- Vulva: secret dalam vulva di hasilkan oleh kelenjar-kelenjar Bartholini dan
skene. Secret ini bertambah pada perangsangan, misalnya pada waktu
coitus. Kalau kelenjar-kelenjar tersebut diatas meradang misalnya karena
infeksi, dengan gonokokus maka secret berubah menjadi flour,
- Vagina: vagina tidak mempunyai kelenjar dan dibasahi oleh cairan
transudat dan oleh lendir dari cervix. pH dalam vagina 5 disebabkan
karena kegiatan basil deoderlein yang mengubah glikogen yang terdapat
dalam epitel vagina menjadi acidum lacticum. Dalam kehamilan cairan
vagina bertambah secara fisiologis.
- Cervix: secret cervix yang normal bersifat jernih dan alkalis. Secret ini
dipengaruhi hormon-hormon ovarium baik kuantitas maupun kualitasnya.
Secret bertambah juga pada infeksi (cervicitis) yang dipermudah
kejadiannya oleh robekan cervix dan tumor cervix.
- Corpus uteri: hanya menghasilkan secret pada fase post ovulatoar. Secret
bertambah pada endometritis akut, kalau ada sisa placenta, polyp, myoma
submukosa dan karsinoma.
- Tuba: walaupun jarang mengeluarkan flour albus, kadang-kadang terjadi
pada hydrosalpinx profluens.

Sebab-sebab flour albus:


1. Konstitusionil: pada keadaan asthenia, anemia, nefritis kronis dan pada bendungan umum
(decompensatio cordis, sirosis hepatis).
2. Kelainan endokrin seperti pada fungsional bleeding (kadar estrogen tinggi), pada
kehamilan (karena hydranemia dan pengaruh endokrin)
3. Infeksi: vulvitis vulvovaginitis, vaginitis (kolpitis), cervicitis, endometritis,
endometritis dan salpingitis.
4. Sebab-sebab lain seperti:
a. Corpus allienum: pessarium, rambut kemaluan, rambut wol, kain atau kapas.

INFEKSI GENITALIA EKSTERNA DAN INTERNA WANITA Page 3


b. Alat-alat atau obat-obat kontrasepsi.
c. Fistula (fistula vesicovaginalis, fistula rectovaginalis)

Diagnose
Diagnose sebab flour albus dapat dicari dengan memperoleh
- Anamnesa: apakah ada partner dengan gonorrhoe
- Keadaan umum
- Pemeriksaan dalam
- Pemeriksaan mikro biologis dan bakteriologis
- Cairan yang seperti susu biasanyaberasal dari vagina
- Cairan yang liat mukopurulent biasa berasal dari cervix
- Cairan yang purulen biasa disebabkan oleh gonococcus
- Cairan yang membuih (berbusa) biasa disebabkan oleh trichomonas
- Zat seperti keju biasa disebabkan oleh monila, biasa disertai rasa sangat
gatal.
- Cairan yang jernih berasal dari asthenia
- Flour bercampur darah biasa disebabkan oleh malignitas, endometritis
senifilis
- Flour albus pada anak biasanya disebabkan oleh gonococcus, corpus
allienum dan oxyuris
- Flour albus pada pubertas biasa disebabkan oleh asthenia dan rangsang
seksual (onani)
- Flour albus pada orang tua biasa disebabkan oleh kolpitis, endometritis
senilis dan karsinoma

Komplikasi:
Komplikasi flour albus ialah pruritus, eczema dan condylomata acuminate sekitar vulva.

Terapi:
Tergantung dari etiologi.

2.3 PEMBAGIAN INFEKSI


Infeksi alat kandungan di bagi menjadi dua jenis yakni :
1. Infeksi rendah, meliputi vulva, vagina dan serviks
2. Infeksi tinggi, meliputi uterus, tuba, ovarium, parametrium, dan peritoneum. Golongan
ini biasa di sebut Pelvic Inflammatory Disease (PID), batas kedua golongan ini adalah
ostium uteri internum.

INFEKSI GENITALIA EKSTERNA DAN INTERNA WANITA Page 4


Infeksi rendah tidak seberapa mempengaruhi keadaan umum dan kurang berbahaya,
sebaliknya infeksi tinggi sangat besar pengaruhnya pada kesehatan karena dapat
menimbulkan infertilitas, perlekatan- perlekatan samapi kepada kematian dan sukar
diobati.
Pada umumnya infeksi tinggi terjadi sekunder dari infeksi rendah karena penjalaran ke
atas.
Pada infeksi tinggi, tubalah yang terkena dan infeksi tuba dapat merambat ke ovarium dan
peritoneum pelvis, sedangkan uterus sendiri agak immun terhadap infeksi atau tidak
seberaba di pengaruhi infeksi . pada infeksi alat kandungan gonococcus masih merupakan
penyebab yang terpenting.

2.3.1 INFEKSI RENDAH ALAT KANDUNGAN


1. VULVITIS
Vulva terdiri atas komponen- komponen sebagai berikut : mons veneris, labia
mayora, labia minora, klitoris, vestibulum dengan orifisium uretra eksternum,
glandula bartolini, dan glandula parauretralis. Peradangan pada selaput lendir,
labia dan sekitarnya di sebut sebagai Vulvitis. Vulvitis disebabkan oleh
hygiene yang kurang seperti wanita yang gemuk dan tua, adanya infeksi
gonococcus, candida albicans, trichomonas, oxyuris, pendiculi pubis,
diabetes, vulvitis juga dapat terjadi sekunder, terhadap leucorrhoea dan fistel
traktus genitalis.

Gejala Gejala
Perasaan panas dan nyeri terutama waktu kencing, Leucorhoe yang sering
disertai perasaan gatal shingga terjadi iritasi oleh garukan, adanya gangguan
coitus, introitus dan labia menjadi merah dan bengkak dan sering tertup oleh
secret.

Bentuk- bentuk yang jarang terjadi


Difteri : hanya terjadi pada anak-anak dan terbantuk pseudomembran
putih. Pada beberapa macam infeksi kadang- kadang terjadi juga
gambaran yang menyerupai difteri pada sepsis typhus.
Vulvitis aphtosa, gangrene vulva, herpes genital: menyebabkan nyeri
Ulkus pada vulva :
1. Ulkus tuberculosum
2. Ulkus vulvae acutum (Lipschutz) pada orang- orang yang sakit keras
dengan demam yang tinggi. Ulkus yang nyeri dengan dasar yang
kuning.

INFEKSI GENITALIA EKSTERNA DAN INTERNA WANITA Page 5


3. Ulkus leutikum
4. Ulkus mole
5. Ulkus varicosum

Penyulit vulvitis
1. Barthonilitis
Biasanya oleh gonococcus tapi dapat juga disebabkan oleh kuman biasa.
Terjadi pembengkakan pada labium mayor dan juga terdapat abses
2. Condylomata acuminate
Tumor tumor bersifat kutil yang runcing biasanya akibat fluor.

Umumnya vulvitis dapat dapat dibagi dalam tiga golongan:


a. Bersifat local
b. Timbul bersamaan atau sebagai akibat vaginitis
c. Permulaan atau manifestasi dari penyakit umum.

Yang termasuk kedalam golongan vulvitis local ialah:


1. Infeksi pada kulit, termasuk rambut, kelenjar sebacea dan kelenjar-
kelenjar keringat. Infeksi ini timbul karena trauma luka atau sebab lain dan
dapat menimbulkan folikulitis, furunkulosis, hidradenetis dan sebagainya.
2. Infeksi pada orifisium uretra eksternum, glandula parauretralis . infeksi in
biasanya di sebabkan oleh gonorea.
3. Infeksi pada glandula bartholini.

Infeksi pada glandula bartholini (Bartholinitis)


Infeksi ini sering timbul pada gonore, akan tetapi dapat pula
mempunyai sebab lain misalnya steptococus atau basil coli. Pada bartholinitis
akut kelenjar membesar, merah, nyeri, dan lebih panas dari daerah sekitarnya.
Isinya cepat menjadi nanah yang dapat keluar melalui duktusnya, atau jika
duktus tersumbat, mengumpul di dalamnya dan menjadi abses yang kadang-
kadang dapat menjadi sebesar telur bebek. Jika belum menjadi abses, keadaan
ini bisa di atasi dengan pemberian antibiotic, jika sudah bernanah mencari
jalan sendiri atau hrs di keluarkan dengan sayatan. Radang pada glandula
bartholini dapat terjadi berulang- ulang dan akhirnya dapat menjadi menahun
dalam bentuk kista bartholini .
Kista bartholini tidak selalu menyebabkan keluhan, akan tetapi kadang
- kadang dirasakan sebagai benda berat dan atau menimbulkan kesulitan pada
coitus. Jika kistanya tidak besar dan tidak menimbulkan gangguan, tidak perlu

INFEKSI GENITALIA EKSTERNA DAN INTERNA WANITA Page 6


dilakukan tindakan pembedahan. Tindakan itu terdiri atas ekstirpasi, akan
tetapi tindakan ini bisa menyebabkan perdarahan. Akhir- akhir ini dianjurkan
marsupialisasi sebagai tindakan tanpa resiko dan dengan hasil yang
memuaskan. Pada tindakan ini setelah dilakukan sayatan dan isi kista di
keluarkan, dinding kista yang terbuka dijahit pada kulit vulva yang terbuka
pada sayatan.

Golongan vulvitis yang timbul bersama atau sebagai akibat vaginitis.


Dalam golongan vulvitis sebagai permulaan atau manifestasi penyakit
umum, terdapat antara lain:
1. Penyakit penyakit kelamin. Yang di anggap penyakit kelamin klasik ialah
gonorea, sifilis, ulkus mole, limfogranuloma venerum, granuloma inguinale;
2. Tuberculosis
3. Vulvitis di sebabkan oleh infeksi karena virus. Termasuk di sini
limfogranuloma venerum, herpes genitalis, dan kondiloma akuminatum.
4. Vulvitis pada diabetes mellitus.

Herpes genitalis
Herpes genitalis di sebabkan oleh tipe dua herpes virus hominis, yang
dekat hubungannya dengan tipe 1 herpes virus simpleks, penyebab herpes
labialis. Herpes genitalis umumnya dianggap sebagai akibat hubungan
seksual dan terjadi dalam 3-7 hari setelah koitus. Jika penyakit timbul, di
tengah- tengah daerah dengan radang dan edema tampak sejumlah vesikel
yang biasanya berlokasi pada labia minora, bagian dalam labia mayora dan
preputium klitoridis. Tempat- tempat itu di rasakan panas dan gatal, dan arena
yang di garuk sering timbul infeksi sekunder. Kadang- kadang tampak pula
ulkus - ulkus kecil yang dangkal. Selain pada vulva ditemukan pula pada
vagina dan serviks uteri yang menyebvabkan leukorea, perdarahan dan
disuria.
Dengan pengobatan simtomatis biasanya penyakit sembuh sendiri,
akan tetapi kemungkinan bisa timbul kembali. Timbulnya kembali mungkin
merupakan reaktivasi dari infeksi yang sesungguhnya tidak sembuh, dan
tinggal laten. Selanjutnya virus mungkin memegang perannya timbul
karsinoma serviks uteri.
Diagnosis herpes genitalia dapat dibuat dengan jalan pembiakan pada
luka-luka di vulva, vagina atau serviks dan dengan tes serologic. Sebagi terapi
dapat dilakukan terapi simtomatis dengan obat- obat yang mengurangi rasa
nyeri dan gatal, dan yang mengeringkan daerah yang kena infeksi. Akhir-

INFEKSI GENITALIA EKSTERNA DAN INTERNA WANITA Page 7


akhir ini di temukan bahwa virus dapat diberantas dengan aplikasi local dari
1% larutan neutral-red atau 0,1% larutan proflavine, diikuti dengan
penyinaran floresensi (20-30 watt) untuk 10-15 menit dengan jarak 15-20 cm.

Kondiloma akuminata
Kondiloma akuminata berbentuk seperti kembang kubis (cauliflower)
dengan di tengahnya jaringan ikat dan di tutup terutama di bagian atas oleh
epitel dengan hiperkleratosis. Dalam bentuk kecil dan besar, sendiri atau
berkelompok. Lokasinya pada berbagai bagian vulva, perineum, pada daerah
perinal, vagina dan serviks uteri.
Kondiloma akuminata kiranya disebabkan oleh suatu jenis virus yang
banyak persamaannya dengan penyebab veruka vulgaris. Adanya leukorea
oleh sebab lain memudahkan tumbuhnya virus dan kondiloma akuminata.
Kelainan ini juga lebih sering di temukan pada kehamilan karena lebih
banyak vaskularisasi dan cairan dalam jaringan. Diagnosa kondiloma tidak
sukar di buat dan dapat di bedakan dari kondiloma lata, suatu manifestasi dari
sifilis.
Kondiloma akuminta kecil dapat di sembuhkan dengan larutan 10%
podofilin dalam gliserin atau alcohol. Pada waktu pengobatan daerah
sekitarnya harus di lindungi dengan vaselin, dan setelah beberapa jam tempat
pengobatan harus di cuci dengan air dan sabun. Pada kondiloma yang luas,
terapinya terdiri atas pengangkatan dengan pembedahan atau keuterisasi.
Untuk mencegah timbulnya residif , harus di usahakan kebersihan pada bekas
kondiloma akuminata dan leukorea haruss di obati.

Vulvitis diabetika
Pada vulvitis diabetika vulva merah dan sedikit membengkak.
Keluhan terutama rasa gatal, di sertai rasa nyeri. Jaringan pada penderita
diabetes mengandung kadar glukosa yang lebih tinggi, dan air kencing
dengan glukosuria menjadi penyebab peradangan. Oleh karena itu pada
penderita dengan vulvitis yang sebabnya tidak jelas, perlu dipikirkan adanya
diabetes. Vulvitis diabetika kadang-kadang dapat di sertai dengan moniliasis.
Terapi terdiri atas pengobatan diabetes melitus dan pengobatan lokal.

Terapi
Terapi yang paling baik adalah dengan terapi causal. Misalnya pada
infeksi oleh kuman kuman dapat di berikan obat yang mengandung obat
antimikroba, atimycotika sering dengan kortison

INFEKSI GENITALIA EKSTERNA DAN INTERNA WANITA Page 8


Trichomonas dapat di obati dengan derivate imidasol, oxyuriasis
dengan piperasin, pediculi dengan DDT.
Pada anak- anak kita selalu harus ingat akan vulvitis gonorrhica, pada
orang dewasa kemungkinan diabetes selalu harus di pertimbangkan.
Secara umum dapat di berikan zitbad.

2. VAGINITIS
Flora vagina terdiri atas banyak jenis kuman, antara lain basil
Dderlen, streptococcus, staphylococcus dan difteroid yang dalam keadaan
nrmal bersimbiosis. Jika simbiosis terganggu maka kuman-kuman tersebut
dapat berkembang biak sehingga menimbulkan vaginitis nonspesifik. Selain
itu terdapat pula vaginitis akibat trikomonas vaginalis, kandida albicans, dan
haemophylus vaginalis.
Beberapa keadaan yang memudahkan terjadinya vaginitis :
a. Coitus, terutama kalau smegma preputium (pria) mengandung
kuman.
b. Tampon tampon dalam vagina misalnya untuk menampung darah
haid.
c. Hygiene yang kurang.
d. Atrofi epitel vagina pada masa senil (menopause) dimana epitel
vagina kurang mengandung glikogen dan menjadi tipis.
e. Corpus allienum : terutama pada anak anak, tetapi juga alat-alat
perangsang sex pada orang dewasa.
Gejala yang penting pada vaginitis adalah leukorea, terdiri dari cairan
yang kadang-kadang bercampur dengan lendir, dan dapat menjadi
mukopurulent. Gejala ini sering disertai oleh rasa gatal dan membakar.
Vaginitis biasanya disertai dengan vulvitis (vulvovaginitis) dimana
permukaan vulva dan vagina menjadi merah dan agak membengkak, pada
vagina ditemukan pula bintik-bintik merah (vaginitis granularis). Pada
vaginitis basil Dderlein jarang terdapat atau bahkan tidak ada, fluor yang
dikeluarkan juga mengandung banyak leukosit.

Trikomoniasis
Vulvovaginitis ini disebabkan oleh trikomonas vaginalis. Trikomonas
vaginalis adalah suatu parasit dengan flagella yang bergerak sangat aktif.
Paling sering ditularkan melalui koitus dimana parasit biasa terdapat pada
uretra dan prostat pria.

INFEKSI GENITALIA EKSTERNA DAN INTERNA WANITA Page 9


Vaginitis karena trikomonas menyebabkan leukorea yang encer
sampai kental, berwarna kekuningan dan agak berbau. Penderita mengeluh
tentang adanya fluor yang menyebabkan rasa gatal dan membakar. Disamping
itu kadang-kadang ada gejala urethritis ringan seperti disuria dan sering
kencing.
Parasit mudah dijumpai ditengah-tengah leukosit pada sediaan yang
dibuat dengan mengambil sekret dari dinding vagina dicampur dengan setetes
larutan garam fisiologik di atas gelas objek. Sediaan diperiksa dibawah
mikroskop dengan perbesaran sedang dan dengan cahaya yang dikurangi
sedikit.

Terapi
Terapi yang baik adalah dengan memberikan metronidazole per os
dalam dosis 500 mg tiap 12 jam selama 5 hari sehingga total ialah 5 gram,
karena berguna dalam memberantas trikomonas tidak saja pada alat genital
tetapi juga pada urethra dan kandung kencing. Pemberian intravaginal dapat
membantu pemberian obat per os.
Sebagai obat per vaginam dapat diberikan metronidazole supositoria,
AVC sups. atau krem, dan Tricofuron sups. Terapi per vaginam dianjurkan
pada kehamilan 20 minggu atau pada penderita yang peka terhadap
metronidazole.
Sangat perlu bahwa bersamaan dengan pengoobatan wanita,, suami
juga harus diberi metronidazole per os dalam dosis yang sama untuk
mencegah infeksi berulang.

Kandidiasis
Kandidiasis disebabkan oleh infeksi dari jamur kandida albicans,
yakkni suatu jenis jamur gram positif yang memiliki benang-benang
pseudomiselia yang terbagi-bagi dalam kelompok blastospores. Ia dapat
tumbuh dengan cepat dan menyebabkan vaginitis pada wanita hamil, wanita
yang minum pil kontrasepsi hormonal, wanita yang diberi terapi antibiotika
spektrum luas, wanita dengan diabetes, dan wanita dengan kesehatan yang
mundur.
Vulvovaginitis karena infeksi oleh kandida albicans menyebabkan
leukorea berwarna keputihan dan sangat gatal. Pada pemeriksaan terdapat
radang vulva dan vagina, pada dinding sering terdapat membran-membran
kecil berwarna putih, yang jika diangkat akan meninggalkan bekas yang agak
berdarah.

INFEKSI GENITALIA EKSTERNA DAN INTERNA WANITA Page 10


Pemeriksaan dibuat dengan cara seperti pada trikomoniasis di mana
pada sediaan terdapat jamur ditengah-tengah leukosit.

Terapi
Yang banyak dipakai adalah tablet vaginal Mycostatin (10.000 Unit)
dimasukkan dalam vagina 1 sampai 2 tablet sehari selama 14 hari. Pemakaian
Mycostatin per os untuk kandida yang masih bersarang pada traktus
digestivus. Untuk mencegah timbulnya residif, tablet Mycostatin dapat
diberikan per vaginam satu minggu sebelum haid selama beberapa bulan.

Hemofilus Vaginalis Vaginitis


Sembilan puluh persen kasus-kasus vaginitis nonspesifik ternyata
disebabkan oleh hemofilus vaginalis, yakni suatu basil gram negatif
berukuran kecil. Gejala yang dialami berupa leukorea yang berwarna putih
bersemu kelabu, kadang berwarna kekuningan dengan bau yang tidak sedap
dan sangat gatal. Biasanya ditularkan melalui koitus.
Diagnosis dibuat dengan cara pemeriksaan seperti pada pemeriksaan
trikomoniasis, dimana pada sediaan ditemukan beberapa kelompok basil,
leukosit yang tidak seberapa banyak, dan banyak sel-sel epitel yang sebagian
besar permukaannya berbintik-bintik. Sel-sel ini dinamakan clue-cells yang
merupakan ciri vaginitis oleh hemofilus vaginalis.

Terapi
Terapi harus diberikan pada suami isteri, berupa ampisilin 2 gram
sehari untuk 5 hari, atau jika peka terhadap penisilin dapat diberikan
tetrasiklin. Disamping itu, kepada wanita diberikan Betadin vaginal douche.

(Vulvo) Vaginitis Atrofikans


Vaginitis ini juga dinamakan Vaginitis Senilis. Sesudah menopause
atau sesudah fungsi ovarium ditiadakan (dengan jalan pembedahan atau
penyinaran) epitel vagina menjadi atrofi dengan hanya tertinggal lapisan sel
basal. Epitel yang demikian mudah terserang infeksi, dan radang dapat
menjalar ke jaringan di bawah epitel menyebabkan leukorea dan rasa gatal
dan pedih. Urethra dan kandung kencing juga dapat terlibat dan menyebabkan
disuria dan sering kencing.

INFEKSI GENITALIA EKSTERNA DAN INTERNA WANITA Page 11


Terapi
Terdiri atas pemberian esterogen per os (Premarin 1,25 mg atau
Oestrofeminal 1,25 mg) tiap malam dan pemberian dienestrol krem, premarin
vaginal cream, atau 0,1 mg supositorium dietil stilbestrol per vaginam untuk
30 malam. Dewasa ini dapat dianjurkan pemakaian Synapause baik tablet
maupun krim.

Vaginitis Emfisematosa
Penyakit ini jarang didapat, dan pada umumnya dijumpai pada wanita
hamil. Pada vaginitis ini ditemukan radang dengan gelembung-gelembung
kecil berisi gas pada dinding vagina dan portio uteri. Penyebab infeksi masih
belum diketahui. Pengobatan masih berupa pengobatan simptomatis.

3. CERVISITIS
Cervicitis (endocervitis) ialah radang dari selaput lendir canalis
cervicalis. Karena epitel selaput lendir canalis cervicitis hanya terdiri dari satu
lapisan sel silindris maka lebih mudah terkena infeksi dibandingkan dengan
selaput vagina.
Walaupun begitu terkadang canalis cervicalis terlindung dari infeksi
oleh adanya lendir yang kental yang merupakan barrier terhadap kuman-
kuman yang terdapat dalam vagina.
Terjadinya cervicitis dipermudah oleh adanya robekan cervix,
terutama yang menimbulkan ectropion.

Gejala:
- Flour hebat biasanya kental atau purulen dan kadang-kadang berbau.
- Sering menimbulkan erosio (erythroplaki) pada portio, yang nampak
sebagai daerah yang merah menyala.
- Pada pemeriksaan in speculo kadang-kadang dapat dilihat flour yang
purulent keluar dari canalis cervicalis. Kalau portio normal tidak ada
ectropion, maka harus diingat kemungkinan gonorrhoe.
- Sekunder dapat terjadi kolpitis dan vulvitis.
- Pada cervicitis yang kronis kadang-kadang dapat dilihat bintik putih dalam
daerah selaput lendir yang merah karena infeksi. Bintik-bintik ini disebut
ovula nabothii dan disebabkan oleh retensi kelenjar-kelenjar cervix karena
saluran keluarnya tertutup oleh pengisutan dari luka cervix atau karena
radang.

INFEKSI GENITALIA EKSTERNA DAN INTERNA WANITA Page 12


Sebab-sebab:
1. Gonerrhoe: sediaan hapus dari flour cervix terutama yang purulent.
2. Sekunder terhadap kolpitis.
3. Tindakan intera uterin: dilatasi, dll.
4. Alat-alat atau obat-obat kontrasepsi.
5. Robekan cervix terutama yang menyebabkan ectropion.
Ulcus pada portio :
- Ulcus carcinomatosum
- Ulcus lueticum
- Ulcus tubercolosum

Servicitis Akuta
Servicitis akuta dalam pengertian yang lazim ialah infeksi yang
diawali di endocervix dan ditemukan pada gonorea dan pada infeksi
postabortum atau postpartum, yang disebabkan oleh streptokokus,
stafilokokus dan lain-lain. Dalam hal ini cervix merah dan membengkak
dengan mengeluarkan cairan mukopurulen. Akan tetapi gejala-gejala pada
cervix biasanya tidak seberapa tampak di tengah gejala-gejala lain dari infeksi
yang bersangkutan. Pengobatan dilakukan dalam rangka pengobatan infeksi
tersebut. Penyakitnya dapat sembuh tanpa bekas atau menjadi cervicitis
kronika.

Servicitis kronika
Penyakit ini dijumpai pada sebagian besar wanita yang pernah
melahirkan. Luka-luka kecil atau besar pada cervix karena partus atau abortus
memudahkan masuknya kuman-kuman kedalam endocerviks dan kelenjar-
kelenjarnya, lalu menyebabkan infeksi menahun.

Beberapa gambaran patologis dapat ditemukan :


1) Cervix kelihatan normal; hanya pada pemeriksaan mikroskopik
ditemukan infiltrasi leukosit dalam stroma endocervix. Cervicitis ini tidak
menimbulkan gejala, kecuali pengeluaran secret yang agak putih-kuning.
2) Disini pada porsio uteri disekitar ostium uteri eksternum tampak daerah
kemerah-merahan yang tidak dipisahkan secara jelas dari epitel porsio
disekitarnya, secret yang dikeluarkan terdiri atas mucus bercampur nanah.
3) Sobekan pada cervix uteri disini lebih luas dan mukosa endocervix lebih
kelihatan dari luar (ekstropion). Mukosa dalam keadaan demikian mudah

INFEKSI GENITALIA EKSTERNA DAN INTERNA WANITA Page 13


kena infeksi dari vagina. Karena radang menahun, cervix bisa menjadi
hipertrofis dan mengeras; secret mukopurulen bertambah banyak.

Pada proses penyembuhan, epitel tatah dari bagian vaginal porsio uteri
dengan tanda-tanda metaplasia mendesak epitel torak, tumbuh ke dalam
stroma di bawah epitel dan menutup saluran kelenjar-kelenjar, sehingga
terjadi kista kecil berisi cairan yang kadang-kadang keruh (ovula nabothii).
Gambaran servisitis kronika sering kali pada pemeriksaan biasa sukar
dibedakan dari karsinoma cervicitis uteri dalam tingkat permulaan. Oleh
sebab itu sebelum dilakukan pengobatan, perlu pemeriksaan hapusan menurut
Papanicolaou yang jika perlu diikuti biopsy, untuk kepastian bahwa tidak ada
karsinoma.

Terapi
Pengobatan local dengan obat-obat tinktura jodii, larutan nitras argenti
dan sebagainya tidak dapat menyembuhkan cervicitis kronika, oleh karena
tidak dapat mencapai kuman-kuman yang bersarang di dalam kelenjar-
kelenjar. Pengobatan yang baik ialah dengan jalan kauterisasi-radial dengan
termokauter atau dengan krioterapi. Sesudah kauterisasi atau krioterapi
terjadi nekrosis; jaringan yang meradang terlepas dalam kira-kira 2 minggu
dan diganti lambat laun oleh jaringan sehat. Jika radang menahun mencapai
endicervix jauh ke dalam kanalis servikalis, perlu dilakukan konisasi dengan
mengangkat sebagian besar mukosa endocervix. Pengangkatan tersebut
seharusnya dilakukan dengan pisau, supaya jaringan yang dikeluarkan, dapat
diperiksa mikroskopis. Pada laserasi cervix yang agak luas perlu dilakukan
traekhelorafia. Pinggir sobekan dan sedikit endocervix diangkat, lalu luka-
luka baru dijahit demikian rupa, sehingga bentuk cervix seperti semula.
Jahitan secara sturmdorf dapat mengatasi perdarahan yang timbul jika
sobekan dan infeksi sangat luas, perlu dilakukan amputasi cervix. Akan tetapi
perpendekan cervix dapat mengakibatkan abortus jika terjadi kehamilan,
sehingga pembedahan yang akhir ini sebaiknya dilakukan pada wanita yang
tidak ingin hamil lagi.

Klamidia Trakomatis
Merupakan organisme yang paling sering ditularkan secara seksual.
Secara epidemiologic didapatkan angka kejadian infeksi klamidia diantara
peserta KB di Jakarta Utara pada tahun 1997 sebesar 9,3% sementara diantara
perempuan yang tinggal di daerah rural di Bali angka kejadian sebesar 5,6%.

INFEKSI GENITALIA EKSTERNA DAN INTERNA WANITA Page 14


Faktor resikonya antara lain meliputi umur dibawah 25 tahun dan aktif secara
seksual, status sosial ekonomi rendah, pasangan seksual banyak dan status
tidak kawin. Infeksi klamidia tidak menimbulkan gejala dan keluhan pada
30% sampai 50% kasus dan dapat menetap selama beberapa tahun.
Pasien dengan cervicitis mungkin mengeluh keluar cairan vagina,
bercak darah atau perdarahan pasca senggama. Pada pemeriksaan cervix
mungkin tampak erosi dan rapuh. Mungkin ada cairan mukopurulen berwarna
kuning-hijau. Pengecatan gram memperlihatkan lebih dari 10 lekosit
polimorfonuklear per lapangan pencelupan minyak. Diagnosis adalah dengan
pemeriksaan sampel endocervix pada pasien dengan memakai optical
immunoassay (OIA) menunjukan sensitivitas 31,6% dan spesifisitas 98,8%.
Hasil ini lebih rendah dibanding pemeriksaan dengan ligase chain reaction
(LCR).

Terapi
Dari (Center for Disease control and Prevention (CDC) :
1. Azitromisin 1 g per oral (dosis tunggal) atau
2. Doksisiklin 100 mg peroral 2xsehari selama 7 hari.
Terapi alternative:
1. Eritromisin basa 500 mg per oral 4xsehari selama 7 hari atau
2. Eritromisin etilsuksinat 800 mg 4xsehari selama 7 hari atau
3. Ofloksasin 300 mg per oral 2xsehari selama 7 hari atau
4. Levofloksasin 500 mg per oral 1xsehari selama 7 hari
5. Pasangan seks harus dirujuk ke klinik atau dokter untuk mendapatkan
pengobatan. Uji kesembuhan hanya diperlukan pada pasien hamil atau jika
tetap ada keluhan.

Gonorea
N. gonorrhoeae adalah diplokokus gram negative yang menginfeksi
epitel kolumner atau pseudostratified. Oleh karena itu, traktus urogenitalis
merupakan tempat infeksi yang biasa. Manifestasi lain infeksi adalah gonorea
faringeal atau menyebar. Masa inkubasi 3-5 hari. Gejala seperti infeksi
clamidia, seringkali pasien tidak mempunyai keluhan tetapi mungkin mereka
datang dengan cairan vagina, disuria, atau perdarahan uterus abnormal.
Diagnosis adalah dengan biakan dengan medium selektif merupakan
uji terbaik untuk gonorea. Diagnosis di tegakan jika pada pengecatan gram
terlihat diplokokus intraseluler tetapi sensitifitasnya hanya sekitar 60%.

INFEKSI GENITALIA EKSTERNA DAN INTERNA WANITA Page 15


Terapi menurut CDC:
1. Seftriakson 125 mg i.m. (dosis tunggal) atau
2. Sefiksim 400 mg per oral (dosis tunggal) atau
3. Siprofloksasin 500 mg per oral (dosis tunggal) atau
4. Ofloksasin 400 mg per oral (dosis tunggal) atau
5. Levofloksasin 250 mg per oral (dosis tunggal).

2.3.2 INFEKSI TINGGI (PELVIC INFLAMMATORY DISEASE = PID)


Infeksi ini termasuk :
1. Endometritis
2. Myometritis
3. Parametritis
4. Salpingo-Oophoritis biasa disebut Adneksitis
5. Pelveoperitonitis
Radang tinggi biasanya disebabkan karena naiknya infeksi yang tadinya bersarang pada
traktus genitalis bagian bawah. Yang paling sering terkena ialah tuba yang kemudian
dapat merambat ke ovarium atau ke peritoneum panggul kecil. Uterus biasanya resisten
terhadap infeksi.

Pembagian
a) Radang akut yang disebabkan oleh :
Gonorrhoe (60 %)
Kuman kuman lain : streptococcus aerob dan anaerob, dan staphylococcus.
b) Radang kronis, yang berasal dari : radang akut dan TBC

Naiknya infeksi dipermudah oleh :


Menstruasi (radang tinggi sering terjadi setelah menstruasi)
Partus atau abortus
Operasi ginekologis (kuret)

Berturut-turut terjadi :
Endometritis
Salpingitis, adnexitis yang dapat menimbulkan infertilitas atau kehamilan
ektopik.
Pelveoperitonitis dengan akibat perlekatan-perlekatan atau abses.

INFEKSI GENITALIA EKSTERNA DAN INTERNA WANITA Page 16


1. ENDOMETRITIS

Endometritis akut
Terutama terjadi postpartum atau postaborium. Pada endometritis
postpartum regenerasi endometrium selesai pada hari ke 9, sehingga endometritis
postpartum pada umumnya terjadi sebelum hari ke 9. Endometritis postabortum
terutama terjadi pada abortus provokatus. Endometritis juga dapat terjadi pada masa
senil.
Pada endometritis akut endometrium mengalami edema dan hiperemi dan
infiltrasi leukosit berinti polimof yang banyak, serta perdarahan- perdarahan
interstisial. Sebab yang paling penting ialah infeksi gonorea dan infeksi pada
abortus dan partus.
Infeksi gonorea mulai sebagai servitis akut, dan radang menjalar ke atas dan
menyebabkan endometritis akut.
Infeksi postabortum dan post partum sering terdapat oleh karena luka- luka
pada serviks uteri, luka pada dinding uterus bekas tempat plasenta, yang merupakan
porte dentre bagi kuman kuman pathogen. Selain itu, alat- alat yang di gunakan
pada abortus dan partus bebas kuman dan dapat menyebar menuju uterus.
Pada abortus septic dan sepsis puerperalis infeksi cepat meluas ke miometrium dan
melalui pembuluh-pembuluh darah dan limfe dapat menjalar ke parametrium, ke
tuba dan ovarium dan ke peritoneum sekitarnya. Gejala- gejal endomettritis akut
dalam hal ini di selubungi oleh gejal-gejala penyakit dalam keseluruhannya.
Penderita panas tinggi, kelihatan sakit keras, keluar leukorea yang bernanah, dan
uterus serta daerah di sekitarnya nyeri pada perabaan.
Sebab lain endometritis akut ialah tindakan yang dilakukan dalam uterus di
luar partus atau abortus, seperti kerokan masukan radium kedalam uterus, masukan
IUD (Intra Uteri Device) ke dalam uterus, dan sebaginya.
Tergantung dari virulensi kuman yang di masukan ke dalam uterus, apakah
dapat di batasi pada endometrium atau menjalar ke jarinagsn sekitarnya.
Endometrisis akut yang di sebabkan oleh kuman kuman yang tidak terlalu
pathogen umumnya dapat diatasi atas kekuatan jaringan sendiri, dibantu dengan
pelepasan lapisan fungsional dari endometrium pada waktu menstruasi.
Pengobatan endometritis akut yang paling penting ialah berusaha mencegah, agar
infeksi tidak menjalar.

Terapi
Uterotonika
Istirahat letak Fowler

INFEKSI GENITALIA EKSTERNA DAN INTERNA WANITA Page 17


Antibiotic
Endometritis senilis perlu dikuret untuk menyampingkan corpus carcinoma.
Dapat diberi estrogen.

Endometritis kronik
Endometritis tidak seberapa sering terdapat , oleh karena infeksi yang tidak
dalam masukmya ke dalam miometrium, tidak dapat mempertahankan diri, karena
pelepasan lapisan fungsional dari endometrium pada waktu haid. Pada pemeriksaan
mikroskopik di temukan banyak sel- sel plasma dan limfosit. Penemuan limfosit
saja tidak besar artinya karena sel itu ditemukan dalam keadaan normal dalam
endometrium. Gejala- gejala klinis endometritis kronik ialah leukorea dan
menoragia. Pengobatan tergantung dari penyebabnya.

Endometritis di temukan :
a. Tuberculosis,
b. Adanya sisa-sisa abortusatau partus,
c. Jika terdapat korpus alienum di kavum uteri;
d. Pada polip uterus uterus dengan infeksi;
e. Tumor ganas uterus;
f. Salpingo-ooforitis dan sellulitis uterus.
Endometritis tuberkulosa terdapat pada hampir setengah kasus-kasus
genital. Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan tuberkel di tengah- tengah
endometrium yang meradang menahun.
Abortus inkompletus dengan sisa-sisa tertinggal dalam uterus terdapat decidua dan
villi korialis di tengah-tengah radang menahun endometrium.
Pada partus dengan sisa plasenta masih tertinggal dalam uterus, terdapat
peradangan dari organisasi dari jaringan tersebut disertai gumpalan darah, dan
terbentuklah polip plasenta.
Endometritis kronik yang lainnya akibat infeksi terus-menerus karena adanya benda
asing atau polip/tumor dengan infeksi didalam kavum uteri.
Untuk diagnose pemeriksaan histologik endometrium selama haid, diketahui
bahwa perubahan yang ditemukan dalam endometrium yang dulu dianggap patologi
adalah gambaran normal dari endometrium dalam berbagai fase siklus haid.

INFEKSI GENITALIA EKSTERNA DAN INTERNA WANITA Page 18


2. MYOMETRITIS (METRITIS)
Metritis atau miometritis adalah radang miometrium. Metritis akut biasanya
terdapat pada abortus septic atau infeksi postpartum. Penyakit ini tidak berdiri
sendiri, akan tetapi merupakan bagian dari infeksi yang lebih luas. Kerokan pada
wanita yang endometrium yang meradang dapat menimbulkan metritis akut.
Pada penyakit ini miometrium menunjukan reaksi radang berupa
pembengkakan dan infiltrasi sel-sel radang. Perluasan dapat terjadi lewat jalan
limfe atau lewat tromboflebitis, dan kadang- kadang dapat terjadi abses.

Metritis kronik
Metritis kronik adalah diagnosis yang dahulu di buat atas dasar
menometroragia dengan uterus lebih besar dari biasanya, sakit pinggang, dan
leukorea. Akan tetapi pembesaran uterus pada seorang multi para umumnya katena
penambahna jaringan ikat akibat kehamilan, sedang gejala-gejala yang lain
mungkin mempunyai sebab lain.
Gejala klinis dan terapi secara umum sama seperti pada endometritis.
Diagnose pasti hanya dapat dibuat secara patolog-anatomi.

3. PARAMETRITIS
Parametritis terjadi ketika kuman-kuman melewati batas uterus sampai ke
jaringan ikat di parametrium melalui limfe dan darah. Infeksi paling sering
disebabkan oleh streptococcus dan staphylococcus, jarang oleh E. coli dan kuman-
kuman lain. Kejadian ini muncul karena infeksi puerperal atau post abortum, juga
sebagai akibat tidakan intra-uterin dan sebagainya.
Radang berlokasi paling banyak di parametrium lateral (parametritis
lateralis) akan tetapi bisa juga ke depan (parametritis anterior) dan ke belakang
(parametritis posterior), bahkan bisa menjadi abses. Apabila terjadi abses, dan
proses berjalan terus, maka abses akan mencari jalan keluar seperti di atas
ligamentum Pouparti, ke daerah ginjal, ke bagian paha dalam (melalui foramen
obturatorium), dan sebagainya. Parametritis dapat menjadi kronik dengan
terjadinya fibrosis di tempat radang.
Gambaran klinis menunjukkan bahwa penderita mengalami demam, nyeri
perut bagian bawah di sebelah kiri atau kanan, dan di sebelah uterus teraba tumor.
Jika abses meluas, maka di tempat abses mendekati permukaan akan terdapat
edema dan hiperemi, dan di bawah kulit dan jaringan subkutan dapat diraba bagian
dari tumor yang akan memecah keluar.

INFEKSI GENITALIA EKSTERNA DAN INTERNA WANITA Page 19


Terapi pada parametritis kurang lebih sama dengan terapi pada salpingo-
oofritis. Jika ditemukan abses, di tempat itu perlu diadakan pembukaan tumor dan
drainase.

4. SALPINGO-OOFORITIS (ADNEKSITIS)
Radang pada tuba fallopi dan ovarium biasanya terjadi bersamaan, sehingga
namanya menjadi salpingo-oofritis atau adneksitis. Radang tersebut diakibatkan
infeksi yang menjalar dari uterus, walaupun infeksi juga bisa datang dari tempat
ektra-vaginal lewat jalan darah, atau menjalar dari jaringan-jaringan di sekitarnya.
Penyebab tersering ialah karena infeksi gonorea dan infeksi puerperal dan
postabortum, dan sekitar 10 % infeksi disebabkan oleh TBC. Radang adneksa dapat
timbul akibat tindakan (kerokan, laparatomi, pemasangan IUD, dan sebagainya)
dan perluasan radang dari alat yang letaknya tidak jauh seperti appendiks.

Salpingo-ooforitis Akut
Salpingo-oofritis akut yang disebabkan oleh infeksi gonorea dari uterus
sampai ke tuba melalui mukosa. Pada endosalping tampak edema serta hiperemi
dan infiltrasi leukosit. Pada infeksi yang ringan epitel masih utuh, tetapi pada
infeksi yang lebih berat kelihatan degenerasi epitel yang kemudian menghilang
pada daerah yang agak luas, dan juga terlihat lapisan otot dan serosa. Dalam hal
yang terakhir ini dijumpai eksudat purulen yang dapat keluar melalui ostium tuba
abdominalis dan dapat menyebabkan peradangan di sekitarnya (peritonitis pelvica).
Akan tetapi pada gonorea ada kecenderungan perlekatan fimbria pada
ostium tuba abdominalis yang menyebabkan penutupan ostium itu, sehingga nanah
yang terkumpul dalam tuba menyebabkan terjadinya piosalping. Pada salpingitis
gonoroika akut ada kecenderunagn bahwa gonokokus menghilang dalam waktu
singkat (kira-kira 10 hari) sehingga pembiakannya negatif.
Salpingitis akut piogenik banyak ditemukan pada infeksi puerperal atau
pada abortus septik. Infeksi dapat disebabkan oleh bermacam-macam kuman
seperti sterptococcus (aerobik dan anaerobik), staphylococcus, E. coli, clostridium
welchii, dan lain-lain. Infeksi ini menjalar dari serviks uteri atau cavum uteri
melalui jalan darah atau limfe ke parametrium terus ke tuba dan dapat pula ke
peritoneum pelvik menimbulkan salpingitis interstisialis akut. Mesosalping dan
dinding tuba menebal dan menunjukkan infiltrasi leukosit tetapi mukosa seringkali
normal. Hal ini merupakan perbedaan nyata dengan salpingitis gonoroika, di mana
radang terutama terdapat pada mukosa dengan sering terjadi penyumbatan lumen
tuba. Dalam hubungan ini pada salpingitis piogenik kemungkinan lebih besar
bahwa tuba terbuka setelah penyakitnya sembuh.

INFEKSI GENITALIA EKSTERNA DAN INTERNA WANITA Page 20


Pada infeksi septik dengan kuman-kuman yang sangat patogen, gejala-
gejala umum lebih menonjol karena terjadinya septikemia atau peritonitis umum.
Penderita sakit keras dengan suhu dan leukositosis tinggi. Ovarium biasanya ikut
dalam salpingitis, terkadang ovarium tidak ikut meradang. Namun, biarpun jarang,
bisa terjadi radang terbatas pada ovarium bahkan bisa terjadi abses ovarium.
Gambaran klinis salpingo-oofritis akut adalah demam, leukositosis, dan rasa
nyeri di sebelah kanan atau kiri uterus. Penyakit tersebut tidak jarang terdapat pada
kedua adneksa. Setelah beberapa hari dijumpai pula tumor dengan batas yang tidak
jelas dan nyeri tekan.
Diagnosis diferensial adalah dengan appendisitis akut, pielitis akut, torsi
adneksa, dan kehamilan ektopik yang terganggu.
Terapi pada salpingo-oofritis akut adalah tirah baring, perawatan umum,
pemberian antibiotika dan analgetika. Dengan terapi tersebut penyakit menjadi
sembuh atau menjadi menahun. Jarang sekali salpingo-oofritis akut memerlukan
terapi pembedahan. Pembedahan dilakukan jika :
1. Terjadi ruptur piosalping atau abses ovarium.
2. Terdapat gejala-gejala ileus karena perlekatan.
3. Jika terdapat kesukaran untuk membedakan antara appendisitis
akut dan salpingo-ofritis akut.

Salpingo-ooforitis Kronik
Dapat dibedakan menjadi :
a. Hidrosalping
b. Piosalping
c. Salpingitis interstisial kronik
d. Kista tubo-ovarial, abses tubo-ovarial
e. Abses ovarial
f. Salpingitis tuberkolosa
Pada hidrosalping terdapat penutupan ostium tuba abdominalis. Sebagian
dari epitel mukosa tuba masih berfungsi dan mengeluarkan cairan dengan akibat
retensi cairan tersebut dalam tuba. Hidrosalping dapat berupa hidrosalping simpleks
dan hidrosalping follikularis. Pada hidrosalping simpleks terdapat satu ruangan
berdinding tipis, sedang hidrosalping follikularis terbagi dalam ruangan-ruangan
kecil.
Piosalping dalam stadium menahun merupakan kantong dengan dinding
tebal yang berisi nanah. Pada piosalping biasanya terdapat perlekatan dengan
jaringan di sekitarnya.

INFEKSI GENITALIA EKSTERNA DAN INTERNA WANITA Page 21


Pada salpingitis interstisialis kronika dinding tuba menebal dan nampak
fibrosis dan dapat pula ditemukan nanah sedikit di tegah-tengah jaringan otot.
Terdapat pula perlekatan dengan jaringan-jaringan di sekitarnya, seperti ovarium,
uterus, dan usus. Salah satu jenisnya ialah salpingitis isthmika nodosa. Pada
penyakit ini sisa proses menahun terbatas pada bagian ithsmus tuba; pada bagian
tersebut terdapat beberapa benjolan yang lebih padat dari bagian lain. Pada
pemeriksaan mikroskopik benjolan itu tidak terdapat satu ruangan yakni lummen
tuba, tetapi terdapat banyak ruangan kecil. Keadaan menyerupai adenomiosis tuba,
tetapi epitel pada dinding ruangan bukan dari endometrium melainkan dari tuba,
tidak ada stroma endometrium, dan pada dinding otot ditemukan infiltrasi sel-sel
radang.
Pada kista tubo-ovarial, hidrosalping bersatu dengan kista folikel ovarium,
sedang pada abses tubo-ovarial, piosalping bersatu dengan abses ovarium. Abses
ovarium jarang terdapat sendiri dan mulai dari stadium akut sampai stadium
menahun. Salpingitis tuberkolosa merupakan bagian penting dari tuberkolosis
genital.
Gejala-gejala salpingo-oofritis kronik tidak selalu jelas. Penyakit bisa
didahului oleh gejala-gejala penyakit akut dengan panas, rasa nyeri yang cukup
kuat di perut bagian bawah, akan tetapi dari awal sudah subakut atau menahun.
Umumnya penderita merassa nyeri di perut bagian bawah kiri atau kanan, yang
bertambah saat bekerja keras, disertai dengan nyeri pinggang. Haid umumnya lebih
banyak dari biasa dengan siklus yang seringkali tidak teratur. Penderita sering
mengeluh dengan dispareunia, dismenore dan infertilitas.
Pada pemeriksaan ginekologik terdapat gerakan uterus yang terbatas, dan
bisa juga terdapat retrofleksio uteri fiksata. Pada hidrosalping atau piosalping
terdapat suatu tumor di samping uterus; umumnya konsistensi tumor pada
hidrosalping lebih kistik, sedang pada piosalping lebih padat. Tumor tersebut biasa
disertai nyeri tekan dan sukar digerakkan.

Terapi
Jika penyakitnya masih dalam keadaan subakut, penderita harus diterapi
dengan antibiotik spektrum luas. Jika keadaan sudah tenang dapat diberi terapi
diatermi dalam beberapa seri dan penderita dinasehatkan supaya jangan melakukan
pekerjaan yang berat-berat. Dengan terapi ini walaupun sisa-sisa peradangan masih
ada, namun keluhan penderita sangat berkurang bahkan menghilang. Namun
perlekatan-perlekatan tetap ada dan menyebabkan keluhan-keluhan tidak
menghilang sama sekali.
Terapi operatif dilakukan dengan indikasi :

INFEKSI GENITALIA EKSTERNA DAN INTERNA WANITA Page 22


Apabila keluhan tetap ada setelah diberikan terapi diatermi
berulang kali.
Apabila sering timbul reaktivasi dari proses radang.
Apabila tumor di sebelah uterus tidak mengecil setelah beberapa
seri terapi diatermi (adanya dugaan hidrosalping, piosalping, kista
tubo-ovarial, dan sebagainya).
Apabila ada infertilitas yang sebabnya terletak pada tuba. Dalam
hal ini sebaiknya dilakukan laparaskopi dahulu untuk mengetahui
apakah ada harapan yang cukup besar bahwa dengan pembedahan
tuba dapat dibuka dengan sempurna dan perlekatan dapat
dilepaskan.

5. PELVEOPERITONITIS
Radang peritoneum pelvik (pelveoperitonitis) sering bersamaan dengan
salpingo-ooforitis. Pada serosa tuba, ovarium, dan alat-alat di sekitarnya seperti
uterus, fleksurasigmoidea, dan usus halus dijumpai eksudat serous atauu fibrinous,
yang dengan meredanya proses radang, diikuti perlekatan antara alat-alat tersebut.
Akan tetapi ada kemungkinan pula bahwa eksudat bernanah. Sedang pada infeksi
puerperal dan postabortum ada kencenderungan bahwa radang menjadi peritoniti
umum, maka pada infeksi gonorea biasanya terbatas pada daerah pelvik. Jika
eksudat bernanah, maka nanah berkumpul di kavum Duoglasi.
Gejalanya selain demam dan leukositosis, rassa nyeri biasanya lebih berat,
ada mual, terdapat defence muscular, gerakan uterus menyebabkan perasaan sangat
nyeri. Jika ada abses di kavum Duoglasi, teraba tumor dengan batas-batas yang
tidak nyata di belakang uterus, dan yang menonjol ke forniks vagina posterior.
Terapi pada peritonitis pelvik akut tidak berbeda dengan terapi pada
salpingo-ooforitis akut. Jika terdapat abses di kavum Duoglasi, maka terapi yang
tepat ialah kolpotomia posterior dan drainase.

INFEKSI GENITALIA EKSTERNA DAN INTERNA WANITA Page 23


2.3.3 INFEKSI KHUSUS
Sifilis
Penyebab sifilis ialah Treponema Pallidum, yang dikeluarkan ketika bersenggama dengan
cara kontak langsung dengan luka yang mengandung Treponema.

Gambaran klinik.
1. Sifilis primer
Terdapat ulkus (chancre) durum berupa papula dengan ulkus yang meninggi,
padat, dan bersih dan tidak sakit. Biasanya ulkus ini berada pada vulva dan terutama
pada labia tapi juga pada serviks. Biasanya mulai Nampak dari 10-90 hari setelah
terjadi infeksi.
2. Sifilis sekunder
Gejala pada kulit muncul pada kulit timbul kira-kira 2 minggu sampai 6 bulan
setelah hilangnya luka primer. Kelainan yang khas pada kulit bersifat makulopapiler,
folikuler atau pustule.
3. Sifilis laten
Tidak mempunyai tanda-tanda atau gejala klinis. Tandanya hanya serum yang
reaktif dan kadang- kadang juga cairan spinal juga reaktif. Jika fase laten berlangsung
sampai 4 tahun maka penyakit ini tidak menular lagi kecuali pada janin yang di
kandung wanita yang terjangkit sifilis.
4. Sifilis tersier
Kadang pada vulva di temukan gumma. Kecenderungan gumma berubah
menjadi ulkus dengan nekrosis dan indurasi pada pinggirnya.
5. Sifilis dan kehamilan
Paling sedikit 2/3 wanita hamil dengan usia 20-30 tahun dengan sifilis. Efek
sifilis pada kehamilan dan janin terutama bergantung pada lamanya infeksi yang
terjadi dan pada pengobatannya. jika di obati baik maka bayi akan sehat jika tidak
mendapat pengobtan yang baik akan terjadi sebaliknya.
Atau dapat terjadi abortus, prematuritis dan atau bayi meninggal dengan tanda-
tanda sifilis congenital. Jika infeksi terjadi pada usia kehilan tua maka plasenta
member perlindungan pada janin yang di lahirkan. Apabila infeksi terjadi sebelum
plasenta terbentuk dan dilakukan pengobatan dengan segera infeksi pada janin
mungkin dapat di cegah.

Diagnosis
Dengan adanya anamnesa yang tepat dan di tunjang dengan pemeriksaan penunjang
lainnya. Seperti serologic dan mikroskopis medan gelap.

INFEKSI GENITALIA EKSTERNA DAN INTERNA WANITA Page 24


Terapi.
Sifilis primer dan sekunder dapat diberikan terapi sebagi berikut:
Benzatin penisilin G 2,4 juta IU IM selama tiga hari
Penisilin dengan monostrearat alumunium dalam minyak 4,8 juta IU IM, prokain
penisilin G dalam aqua 600.000 satuan selam 8 hari sampai berjumlah 4,8 juta
satuan.

Sifilis laten :
Benzatin penisilin G2,4 juta IM. Jika tidak dilakukan pemeriksaan cairan spinal di
berikan benzatin penisilin G 1,2 juta satuan selama 4 kali IM untuk 7 hari.

Ulkus mole
Ulkus mole adalah penyakit kelamin dengan ulkus yang nyeri sekali. Kuman
penyebabnya adalah hemofilus ducreyi, suatu basil gram negative yang berbentuk batang.
Masa inkubasinya pendek, biasanya luka sudah muncul setelah 3-5 hari. Penularan lewat
koitus dan bisa lewat tangan.
Gambaran klinik.
Luka dini kelihatan berupa vesikopustula pada vulva, vagina atau serviks nyeri tanpa
indurasi. Kemudian luka mengalami degenerasi melebar dan bertambah besar dengan
dasar tidak rata dan kasar, di sekitar tampak lingkaran meradang disertai dengan edema.
Luka terasa nyeri dan sekret yang kental ,berbau dan mudah menular

Diagnosis
Anamnesa yang tepat dan di tunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya seperti
biakan darah, test kulit intradermal dan pengecatan gram.

Terapi
Penanganan local dengan menjaga ulkus tetap bersih mengunakan larutan sabun yang
encer. Pengobatan terdiri atas pemberian jenis sulfonamide, misalnya sulfisoxazole
selama 7-10 hari. Pengobatan di dapat ulang. Streptomisin 1 gr IM setiap hari mungkin
dapat menyembuhkan kankroid biasanya di kombionasi dengan tetrasiklin 500 mg oral 3-
4 hari selama seminggu.

Granuloma inguinale.
Granuloma inguinale merupakan penyakit granulomatik ulseratif yang menahun, yang
biasanya terdapat pada vulva, perineum dan daerah inguinal. Penularan melalui koitus.
Masa inkubasi 8-12 minggu.

INFEKSI GENITALIA EKSTERNA DAN INTERNA WANITA Page 25


Gambaran klinik.
Adanya papula yang kemudian mengalami ulserasi dan berubah menjadi suatu daerah
granuler yang berwarna merah daging, dibatasi pinggir yang tajam dengan eksudat yang
baunya sangat menusuk. Ulkus ini susa sembuh, dan ulkus- ulkus dapat bergabung
menjadi ulkus yang besar dengan proliferasi jaringan granulasi. Dapat terjadi
limfadenitis, pembengkakan kelenjar inguinal yang sering terjadi yang kemudian terdapat
abses.

Diagnosis
Anamnesa yang tepat dengan pemeriksaan penunjang yang tepat diantaranya apusan
langsung yang di ambil menunjukan adanya batang-batang bipolar dalam sel
mononuclear pada pengecatan wright. Biopsy untuk melihat jaringan granulasi yang
infiltrate oleh sel- sel plasma dan magrofag yang besar.

Terapi
Tetrasiklin adalah obat terpilih dosis anjuran adalah 500 mg oral 4 kali sehariselama 2-3
minggu. Eritromisin atau khloramfenikol 500 mg 4 kali sehari selama 2 minggu juga
efektif .

Limfogranuloma venerum
Penyebab adalah klamidia trakhomatis. Penyakit ini menular melalui koitus sesudah
inkubasi melalui beberapa hari. Dari tempat masuknya, kuman menyebar melalui saluran
dan kelenjar limfe ke daerah genital, inguinal, dan perianal, penyebaran melalui jalan
darah.

Gambaran klinis.
Mula-mula terdapat erupsi berupa vesikopustula yang dapat hilang dengan cepat, tetapi
kemudian muncul limfadenitis inguinalis yang menjadi abses dan kemudian
menyebabkan ulserasi dan fibrosis. Penutupan pada jalan limfe menyebabkan
limfedenema dan elephantiasis pada vulva. Nyeri yang hebat sehingga menyebabkan
kesulitan untuk jalan atau duduk biasanya terjadi dalam waktu 10-30 hari.

Diagnosis
Anamnesa yang tepat akan mepercepat penaganan disertai dengan pemeriksaan
penunjang lainnya.
Frei test menjadi positif sesudah 12-40 hari munculnya luka primer. Jika terbentuk benda
penangkis maka test akan positif sampai bertahun- tahun. Namun test ini tidak di pakai

INFEKSI GENITALIA EKSTERNA DAN INTERNA WANITA Page 26


karena kurang efektif. Tes yang lebih peka ialah tes fiksasi komplemen positif pada 80%
kasus.
Test microimmunofluresence adalah suatu test yuang paling sensitive dibanting dengan
test- test yang lain. Bila perlu adakan biopsy untuk menyingkirkan ada tidaknya
kecurigaan karsinoma.
Terapi
Pengobatan terdiri dari atas pemberian tetrasiklin setiap hari, dengan dosis 2 gr oral,
selama 2-4 minggu. Jika belum sembuh, maka pengobatan di ulangi lagi.
Obat sulfonamide bersifat supresif dan bukan kuratif. Obat ini di berikan dalam dosis 1 gr
4 kali sehari selama 2 minggu, kemudian sesudah istirahat 1 minggu, pengobatan di
ulangi lagi. Pengobatan ini mempercepat penyembuhan, tetapi mencegah infeksi
sekunder, ulserasi,dan striktur. Striktur anal harus di lebarkan secara manual sekali
semingggu.
Abses abses yang ada harus dikeluarkan dengan di sedot tidak boleh dieksisi.
Semua yang merawat penderita dengan limfogranuloma harus menjaga kebersihan, oleh
karena kuman penyebabnya ada dalam eksudat, maka jika ada pakaian yang terpapar
harus segera diganti.

TBC Alat Kandungan


Tbc alat kandungan terutama terjadi secara haematogen dari sarang primernya. Sarang
primer ini biasanya terletak : di paru-paru, kelenjar hilus atau usus. Maka pada tbc alat
kandungan perlu dicari sarang primer ini (dengan thorax foto).
Frekuensi tbc kandungan di Negara kita kira-kira tinggi karena tbc masih merupakan
penyakit penting, beda dengan negara-negara yang sudah maju yang sudah berhasil
memberantas penyakit tbc. Tbc alat kandungan biasanya berasal dan dimulai dari
salpingitis tuberculosa yang terjadi secara haematogen. Kemudian terjadi infeksi yang
descendens menimbulkan endometritis dan cervicitis. Kadang-kadang terjadi infeksi
primer dari cervix karena persetubuhan kalau suami menderita epididymitis tbc. Juga
diduga bahwa peritonitis tuberculosa terjadi sekunder dari salpingitis tuberculosa.
Kadang-kadang (10%) disertai infeksi alat uropoetis.
Gejala-gejala:
Gejala-gejala klinis tidak karakteristik, biasanya penderita cepat merasa lelah, suhu sub
febril, keluarnya keringat malam, kadang-kadang ada kelainan haid.

TBC dari tuba


Salpingitis tbc merupakan 5-50% dari semua salpingitis terutama di daerah dimana
terdapat malnutrisi dan taraf kehidupan yang masih rendah. Salpingitis tbc ini dapat
terjadi karena:

INFEKSI GENITALIA EKSTERNA DAN INTERNA WANITA Page 27


a. Haematogen dari sarang primer terutama paru-paru, atau
b. Dari peritoneum
Salpingitis tbc biasanya bilateral. Yang terkena biasanya bagian ampula dan bagian
tengah sedangkan pars isthmica lebih jarang terkena.
Tbc dari tuba dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Kalau daya tahan cukup, terjadi proses produktif yang local (adhesive atau fibrotic): di
beberapa tempat tuba tertutup oleh jaringan granulasi sehingga tuba berbentuk kalung
manik-manik. Ujung tuba abdominal biasanya tertutup sehingga penjalaran ke
peritoneum kecil kemungkinannya. DD: tumor tuba ( jarang)
b. Kalau daya tahan kurang terjadi bentuk eksudatif. Tuba membengkak dan bentuknya
menjadi seperti worst yang berisi pus kental seperti keju kental (caseosa). Hamper tidak
ada jaringan granulasi. Bentuk ini dapat pecah ke dalam cavum uteri dan menimbulkan
endometritis tuberculosa atau ke dalam rongga perut dan menimbulkan peritonitis
tuberculosa.

Endometritis tuberculosa
Terjadi sekunder terhadap salpingitis tbc. Pada pemeriksaan PA terdapat tuberkel-
tuberkel dengan sel-sel epiteloid dan sel raksasa, sering ada hiperplasiaglandularis. Pada
menstruasi, stratum fungsionalis dicampakkan dengan akibat:
1. Darah menstruasi mengandung kuman tbc jadi infeksius.
2. Tuberkel harus dibentuk baru, maka baru diketemukan pada stadium sekresi,
tidak akan diketemukan pada post menstruasi.
Kalau seluruh endometrium adalah stratum basalis sakit, maka dapat timbul amenorrhoe.
Kadang-kadang endometritis dan salpingitis tuberculosa berjalan tenang sehingga gejala
satu-satunya ialah infertilitas. Tbc ovarium selalu bersamaan dengan salpingitis tbc.

Cervicitis tuberculosa (tbc cervix)


Jarang terjadi. Kalau terjadi juga, maka timbul sekunder dari salpingitis tuberculosa
walaupun sekali-sekali langsung karena koitus. Dapat menyerupai tumor yang mudah
berdarah dan perlu dibedakan dari karsinoma cervix. Pada vulva dan vagina dapat timbul
ulcera tuberculosa.

Diagnose:
Diagnose tbc alat kandungan sulit, penting sekali artinya kalau didahului proses akut di
tempat lain dan adanya tumor adnexa yang tidak membaik oleh terapi biasa. Diagnose
dapat ditegakkan dengan dua cara:

INFEKSI GENITALIA EKSTERNA DAN INTERNA WANITA Page 28


1. Cara bakteriologis
- Dari darah haid: darah haid dibiakan atau disuntikan ke binatang coba.
- Dari endometrium: hasil kuret dibiakan.
2. Cara histologis
Dari kuret yang dilakukan pada masa premenstruasi. Juga tuba yang diangkat dapat
membuktikan adanya tbc secara histologist.

Terapi
- Istirahat
- Perbaikan gizi
- Tuberculostatika: streptomisin, INH, TBI (thiomikarbazon), PAS.
Terapi operatif dilakukan kalau dengan kemoterapi yang intensif tumor adnexa tetap ada.

INFEKSI GENITALIA EKSTERNA DAN INTERNA WANITA Page 29


BAB III
KESIMPULAN
1. Gejala infeksi pada genitalia wanita secara umum adalah adanya radang dan flour
albus (leukorea).
2. Infeksi genital pada wanita dibagi atas Infeksi Rendah dan Infeksi Tinggi, juga
terdapat Infeksi Khusus
3. Infeksi rendah meliputi : Vulvitis, Vaginitis dan Cervitis
4. Infeksi Tinggi merupakan penyebaran dari Infeksi Rendah yang tidak diatasi.

INFEKSI GENITALIA EKSTERNA DAN INTERNA WANITA Page 30


DAFTAR PUSTAKA
Sastrawinata Sulaiman. 1981. Ginekologi Edisi. Bandung. Penerbit Elstar Offset, Bandung.
Wiknjosastro, Hanifa. 2009. Ilmu Kandungan Edisi Kedua. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo.
Wiknjosastro, Hanifa. 2011. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo.

INFEKSI GENITALIA EKSTERNA DAN INTERNA WANITA Page 31

Anda mungkin juga menyukai