CLINICAL PATHWAYS
Halaman
Pendahuluan Clinical Pathways 1
i
Clinical Pathways Rumah Sakit
Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MA
Ketua Komite Medik
RSUP Fatmawati, Jakarta.
Pendahuluan
Dalam rangka untuk menjaga mutu layanan rumah sakit (dalam hal ini quality
assurance) yang mencakup standar pelayanan (medis, perawat, apoteker dan
penunjang), audit (medis dan manajemen) dan peningkatan mutu
berkesinambungan - maka diperlukan suatu instrumen yang dapat merangkum
seluruh kegiatan dan upaya tersebut di atas dalam penyelenggaraan layanan
kesehatan yang terpadu di rumah sakit melalui Clinical Pathways.
Definisi
Disampaikan pada Acara Pelatihan orkshop Clinical Pathways ARSADA Jawa Barat di Hotel Aston
Tropicana Bandung 25-26 Juli 2011.
1
Firmanda D. Pedoman Penyusunan Clinical Pathways dalam rangka implementasi Sistem DRGs Casemix
di rumah sakit. Disampaikan dalam Sidang Pleno Komite Medik RS Fatmawati, Jakarta 7 Oktober
2005.
2
Firmanda D. Clinical Pathways: Peran profesi medis dalam rangka menyusun Sistem DRGs Casemix di
rumah sakit. Disampakan pada kunjungan lapangan ke RSUP Adam Malik Medan 22 Desember 2005,
RSUP Hasan Sadikin Bandung 23 Desember 2005 dan Evaluasi Penyusunan Clinical Pathways dalam
rangka penyempurnaan Pedoman DRGs Casemix Depkes RI, Hotel Grand Cempaka Jakarta 29
Desember 2005.
3
Firmanda D, Pratiwi Andayani, Nuraini Irma Susanti, Srie Enggar KD dkk. Clinical Pathways
Kesehatan Anak dalam rangka implementasi Sistem DRGs Casemix di RS Fatmawati, Jakarta 2006.
1
Clinical Pathways dalam Tata Kelola Klinis (Clinical Governance) dan Sistem
Pembiayaan Casemix
Sistem Casemix adalah suatu cara mengelola sumber daya rumah sakit
seefektif mungkin dalam memberikan layanan kesehatan yang terjangkau
kepada masyarakat berdasarkan pengelompokkan spektrum diagosis penyakit
yang homogen dan prosedur tindakan yang diberikan. 5,6,7,8,9 INA-DRG adalah
4
Firmanda D. Sosialisasi INA DRG: Konsep INA-DRG dan keterkaitannya dengan peningkatan mutu
pelayanan di rumah sakit. Disampaikan pada Acara Rapat Kerja Kesehatan daerah (Rakerkesda) Dinas
Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2009 di Hotel Grand Elite Kompleks Riau Business Centre, Pekanbaru
2 – 5 Maret 2009.
5
Goldman L. Cost-Effectiveness in a flat world — Can ICDs help the United States get rhythm? N
Engl J Med 2005;353(14 ):1513-5.
6
Dana B Mukame DB, Zwanziger J, Bamezai A. Hospital competition, resource allocation and quality
of care. BMC Health Services Research 2002; 2(10): 1472-81.
7
Diane Rowland D. Medicaid — Implications for the health safety net.N Engl J Med 2005;353(14):
1439-41.
8
Greally C. After 12 years of Casemix in Ireland, a major review leading to its modernisation and
2
variasi sistem casemix untuk Indonesia yang disusun berdasarkan data dari
15 rumah sakit vertikal, mempergunakan ICD 10 untuk diagnosis dan ICD 9
CM untuk prosedur tindakan serta biaya berdasarkan tarif yang berlaku pada
waktu tersebut. Dengan berakhirnya lisensi grouper INA-DRG terhitung
tanggal 30 September 2010, maka nama sitem Casemix INA-DRG berubah
menjadi INA-CBG10.
Untuk masa yang akan datang, bila telah berhasil terkumpul seluruh clinical
pathways – maka INA CBG akan lebih disempurnakan dengan menghitung
DRG Relative Weight dan Casemix Index serta Base Rate setiap
pengelompokkan jenis penyakit dan selanjutnya dapat membandingkan
(benchmarking) cost efficiency antar rumah sakit dalam memberikan layanan
kesehatan yang sama serta dapat menerapkan Comparative Effectiveness
(pengembangan implementasi dari ilmu Health Technology Assessment)11,12,13
yang saat ini menjadi tren di luar negeri.
Adapun peran profesi dalam sistem pembiayaan Casemix INA CBG dapat
dilihat sebagaimana dalam Gambar 1 berikut.
expansion as a central pillar in hospital funding policy. Ireland Department of Health, 2004.
9
Casemix Unit Department of Health and Children. Casemix Measurement in Irish Hospitals. Ireland
Department of Health, 2005.
10
Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Kementerian Kesehatan RI Nomor IR.03.01/
I/570710 Tanggal 18 Oktober 2010.
11
Firmanda D. Pedoman implementasi Health Technology Assessment (HTA) di rumah sakit.Disampaikan
pada Pertemuan Finalisasi Pedoman dan Draft Rekomendasi Hasil HTA 2008, diselenggarakan oleh
Direktorat Bina Pelayanan Medik Spesialistik, Dirjen Bina Pelayanan Medik Depkes RI di Hotel
Majesty, Bandung 27 – 30 Agustus 2008.
12
Firmanda D. Bringing Health Technology Assessment (HTA) into practice. Disampaikan pada Acara
Pelatihan Penapisan Teknologi Kesehatan (Health Technology Assessment/HTA) diselenggarakan oleh
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medis Depkes RI, Hotel Bumikarsa Komplek Bidakara, 11 – 13
Agustus, 2009.
13
Firmanda D. Principles to guide technology adoption related to safety and patient-centredness for
clinical effectiveness. Presented at 4th Hospital Management Program from CHAMPS FKM-UI, Hotel
Novotel Palembang July 31 – August 1, 2009.
3
Gambar 1. Peran profesi dengan membuat Clinical Pathways dalam INA DRG
sebagai sistem pembiayaan Casemix.14
14
Firmanda D. Peran Profesi IDAI dan Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia dalam Sistem
Pembiayaan Casemix. Disampaikan pada acara pertemuan perhimpunan profesi dan kolegium dengan
P2JK di Bali 23-25 November 2009 dan di Batam 7-9 April 2010.
4
SPO dibuat di tingkat rumah sakit oleh profesi medis dengan koordinator
Komite Medis dan ditetapkan penggunaannya di rumah sakit tersebut oleh
pimpinan (direktur). Secara sederhana peraturan tersebut dapat dilihat
sebagaimana dalam Gambar 2 berikut.
5
bahan seminar maupun pengalaman pribadi adalah sebagai bahan
rujukan/referensi dalam menyusun Standar Pelayanan Kedokteran.
Namun bila PNPK tersebut belum ada atau tidak sesuai dengan kondisi
rumah sakit atau dalam PNPK belum mencantumkan jenis penyakit yang sesuai
dengan keadaan epidemiologi penyakit di daerah/rumah sakit tersebut –
maka profesi di rumah sakit tersebut wajib membuat Panduan Praktik Klinis
(PPK) untuk rumah sakit tersebut dan disahkan penggunaannya di rumah sakit
oleh direktur rumah sakit.
Dalam menyusun PNPK dari organisasi profesi maupun PPK untuk rumah sakit -
profesi medis memberikan pelayanan keprofesiannya secara efektif (clinical
effectiveness) dalam hal menegakkan diagnosis dan memberikan terapi
berdasarkan pendekatan evidence-based medicine. Secara ringkasnya
langkah tersebut sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 3 berikut.
15
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1348/MENKES/PER/IX/2010
6
PNPK/PPK
7
Sedangkan Format Panduan Praktik Klinis (PPK) adalah sebagaimana contoh
berikut dalam Gambar 4 sampai 6.
Gambar 14. Format Panduan Praktik Klinis Komite Medik RSUP Fatmawati (1)
8
Gambar 5. Format Panduan Praktik Klinis Komite Medik RSUP Fatmawati (2)
9
Gambar 6. Format Panduan Praktik Klinis Komite Medik RSUP Fatmawati (3)
10
Proses selanjutnya setelah menyusun Panduan Praktik Klinis (PPK) Rumah
Sakit adalah membuat Clinical Pathways sebagai salah satu komponen dari
Sistem Casemix (INA DRG) yang saat ini dipergunakan untuk Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan (Jamkesmas) di rumah sakit.
Clinical Pathways
Definisi
16
Firmanda D. Pedoman Penyusunan Clinical Pathways dalam rangka implementasi Sistem DRGs Casemix
di rumah sakit. Disampaikan dalam Sidang Pleno Komite Medik RS Fatmawati, Jakarta 7 Oktober
2005.
17
Firmanda D. Clinical Pathways: Peran profesi medis dalam rangka menyusun Sistem DRGs Casemix di
rumah sakit. Disampakan pada kunjungan lapangan ke RSUP Adam Malik Medan 22 Desember 2005,
RSUP Hasan Sadikin Bandung 23 Desember 2005 dan Evaluasi Penyusunan Clinical Pathways dalam
rangka penyempurnaan Pedoman DRGs Casemix Depkes RI, Hotel Grand Cempaka Jakarta 29
Desember 2005.
18
Firmanda D, Pratiwi Andayani, Nuraini Irma Susanti, Srie Enggar KD dkk. Clinical Pathways
Kesehatan Anak dalam rangka implementasi Sistem DRGs Casemix di RS Fatmawati, Jakarta 2006.
11
(untuk kasus rawat inap) atau jam (untuk kasus gawat darurat di unit
emergensi).
d. Pencatatan CP seluruh kegiatan pelayanan yang diberikan kepada pasien
secara terpadu dan berkesinambungan tersebut dalam bentuk
dokumen yang merupakan bagian dari Rekam Medis.
e. Setiap penyimpangan langkah dalam penerapan CP dicatat sebagai
varians dan dilakukan kajian analisis dalam bentuk audit.
f. Varians tersebut dapat karena kondisi perjalanan penyakit, penyakit
penyerta atau komplikasi maupun kesalahan medis (medical errors).
g. Varians tersebut dipergunakan sebagai salah satu parameter dalam
rangka mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan.
19
Firmanda D. Kodefikasi ICD 10 dan ICD 9 CM: indikator mutu rekam medik dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. Disampaikan pada Sosialisasi Pola Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit. Diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Depkes RI
di Hotel Panghegar Bandung 1-3 Juni 2006.
20
Departemen Kesehatan RI. Buku Petunjuk Pengisian, Pengolahan dan Penyajian Data Rumah
Sakit. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Depkes RI, Jakarta 2005.
12
a. Penetapan judul/topik Clinical Pathways yang akan dibuat.
b. Penetapan lama hari rawat.
3. Untuk variabel tindakan dan obat obatan mengacu kepada Standar
Pelayanan Medis, Standar Prosedur Operasional dan Daftar Standar
Formularium yang telah ada di rumah sakit setempat, Bila perlu
standar standar tersebut dapat dilakukan revisi sesuai kesepakatan
setempat.
4. Pergunakan Buku ICD 10 untuk hal kodefikasi diagnosis dan ICD 9 CM
untuk hal tindakan prosedur sesuai dengan profesi/SMF masing
masing.26
Agar dalam menyusun Clinical Pathways terarah dan mencapai sasaran serta
efisien waktu, maka diperlukan kerjasama dan koordinasi antar profesi di
SMF, Instalasi Rawat Inap (mulai dari gawat darurat, ruangan rawat inap,
ruangan tindakan, instalasi bedah, ICU/PICU/NICU) dan sarana penunjang
(instalasi gizi, farmasi, rekam medik, akuntasi keuangan, radiologi dan
sebagainya).
1. Profesi Medis – mempersiapkan Standar Pelayanan Medis (SPM/SPO)
sesuai dengan bidang keahliannya. Profesi Medis dari setiap divisi
berdasarkan data dari rekam medis diatas - mempersiapkan
SPM/SPO, bila belum ada dapat menyusun dulu SPM/SPOnya sesuai
kesepakatan.
2. Profesi Rekam Medis/Koder – mempersiapkan buku ICD 10 dan ICD 9
CM, Laporan RL1 sampai dengan 6 (terutama RL2). Profesi Rekam
Medis membuat daftar 5 - 10 penyakit utama dan tersering dari setiap
divisi SMF/Instalasi dengan kode ICD 10 serta rerata lama hari rawat
berdasarkan data laporan morbiditas RL2.
3. Profesi Perawat – mempersiapkan Asuhan Keperawatan.
4. Profesi Farmasi – mempersiapkan Daftar Formularium, sistem unit
dose dan stop ordering.
5. Profesi Akuntasi/Keuangan – mempersiapkan Daftar Tarif rumah sakit
Setiap varians yang didapatkan akan dilakukan tindak lanjut dalam bentuk
pelaksanaan audit medis sebagaimana yang dianjurkan dalam Undang Undang
RI Nomor 29 Tahun 2004 dan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
755/Menkes/Per/IV/2011.
13
Peran Clinical Pathways dalam Mutu di Rumah Sakit
14
Gambar 7. Manfaat Clinical Pathways ditinjau dari berbagai aspek.
Secara langsung dengan Clinical Pathways dapat menilai pengelolaan obat dan
bahan habis pakai (drugs and laboratory reagents management) yang efisien
melalui kebijakan unit daily dosage, stop ordering, monitoring efek samping
obat (MESO), klasifikasi penggunaan obat yang bersifat fast-moving, slow-
moving dan stagnan sehingga penumpukan obat/reagens di depo/gudang obat
instalasi farmasi dapat dicegah sebagaimana dalam Gambar 8 berikut.
15
8
.
Sedangkan akan manfaat Clinical Pathways untuk pihak pasien, profesi dan
rumah sakit selaku institusi layanan kesehatan publik secara sederhana dapat
dilihat pada Gambar 9 dan untuk pihak penyandang dana/biaya dari asuransi
kesehatan dan pemerintah (pusat/daerah) sebagaimana dalam Gambar 10.
16
Gambar 9. Manfaat Clinical Pathways untuk pasien, profesi dan rumah sakit.
17
Peran Clinical Pathways dalam pendidikan kesehatan/kedokteran di Rumah
Sakit Utama maupun Jejaring
21
Firmanda D. Implementation of Workplace-based Assessment in Indonesian Pediatrics Teaching
Institutions. Disampaikan pada Kongres Ilmu Kesehatan Anak (KONIKA) XV di Manado, 10-14 Juli
2011.
22
Firmanda D. Implementation of Portfolios, Mini-CEX, DOPS, CB-D and Mini-PAT in Department of
Pediatrics Fatmawati Hospital Jakarta. Disampaikan pada Kongres Ilmu Kesehatan Anak (KONIKA)
XV di Manado, 10-14 Juli 2011.
23
Firmanda D. Script Concordance Test dalam Buku Rampai Pendidikan Dokter Spesialis Anak.
Disampaikan pada Sidang Pleno Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia di Kongres Ilmu Kesehatan
Anak (KONIKA) XV di Manado, 10-14 Juli 2011.
18
Gambar 11. Manfaat Clinical Pathways untuk pendidikan kedokteran di rumah
sakit dalam bentuk Workplace-based Assessment (WPBA).18-20
19
Peran Clinical Pathways dalam penelitian kesehatan/kedokteran di Rumah
Sakit
24
Gambar 12. Penelitian prospektif Clinical Pathways Pneumonia
24
Firmanda D. Implementasi Clinical Pathways Pneumonia. Disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan
20
Manfaat Clinical Pathways dalam Akreditasi Rumah Sakit
21
Gambar 13. Clinical Pathways dan JCI 2011 Accreditation Standards
Gambar 14. Sistematika dalam JCI 2011 Hospital Standards dan Penilaiannya
22
Gambar 15. Clinical Pathways dan tehnik Tracer Methodology yang digunakan
oleh surveyor dalam rangka Akreditasi JCI 2011
Kesimpulan:
23
LAMPIRAN
FORMAT UMUM
PENYUSUNAN
CLINICAL PATHWAYS
24
CLINICAL PATHWAYS
ASOSIASI RUMAH SAKIT DAERAH JAWA BARAT
……………………………………………………………..
2011
Nama Pasien: Umur: Berat Badan: Tinggi Badan: Nomor Rekam Medis:
…………………………………………………… ……………… ……………..kg …………..cm …………………………….
Diagnosis Awal: ………………………………. Kode ICD 10 : …………………… Rencana rawat : …… hari
R. Rawat Tgl/Jam masuk: Tgl/Jam keluar: Lama Rwt Kelas: Tarif/hr (Rp): Biaya (Rp)
Aktivitas Pelayanan ……………. ………………. ………………. ……... hari …….. …………. ……………
HR 1 HR 2 HR 3 HR 4 HR 5 HR 6 HR 7 HR 8 HR 9 HR HR HR
10 11 12
HS .. HS .. HS .. HS .. HS .. HS .. HS .. HS .. HS .. HS .. HS .. HS ..
Diagnosis:
Penyakit Utama
Penyakit Penyerta
Komplikasi
Asessmen Klinis:
Pemeriksaan dokter …………..
Konsultasi …………..
Pemeriksaan Penunjang:
…………..
Tindakan: …………..
Obat obatan:
…………………………… ………………
…………………………… ………………
………………………….. ………………
Nutrisi: …………..
Mobilisasi: …………..
Hasil (Outcome):
…………………………..
…………………………..
…………………………..
Pendidikan/Rencana
Pemulangan:
Varians:
Jumlah Biaya …………..
Perawat Diagnosis Akhir: Kode ICD 10 Jenis Tindakan: Kode ICD 9 – CM
Utama ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
……………………
Dokter Penyerta ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
Penanggung ………………………. ……….. ……………………………………… ……………….
Jawab Pasien ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
(DPJP): Komplikasi ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
………………………. ……….. ……………………………………… ……………….
............................. ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
Verifikator: ………………………. ……….. ……………………………………… ……………….
…………………… ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
25
CLINICAL PATHWAYS
ASOSIASI RUMAH SAKIT DAERAH JAWA BARAT
……………………………………………………………..
2011
Nama Pasien: Umur: Berat Badan: Tinggi Badan: Nomor Rekam Medis:
…………………………………………………… ……………… ……………..kg …………..cm …………………………….
Diagnosis Awal: ………………………………. Kode ICD 10 : …………………… Rencana rawat : …… hari
R. Rawat Tgl/Jam masuk: Tgl/Jam keluar: Lama Rwt Kelas: Tarif/hr (Rp): Biaya (Rp)
Aktivitas Pelayanan ……………. ………………. ………………. ……... hari …….. …………. ……………
HR HR HR HR HR HR HR HR HR HR HR HR HR HR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS
Diagnosis:
Penyakit Utama
Penyakit Penyerta
Komplikasi
Asessmen Klinis:
Pemeriksaan dokter ………..
Konsultasi ………..
Pemeriksaan Penunjang: ………..
Tindakan: ………..
Obat obatan:
…………………………… ……………
…………………………… ……………
………………………….. ……………
Nutrisi: ………..
Mobilisasi: ………..
Hasil (Outcome):
…………………………..
…………………………..
…………………………..
Pendidikan/Rencana
Pemulangan:
Varians:
Jumlah Biaya ………..
Perawat (PPJP) Diagnosis Akhir: Kode ICD 10 Jenis Tindakan: Kode ICD 9 – CM
……………………
PPDU: …………… Utama ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
PPDS: …………… Penyerta ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
Dokter ………………………. ……….. ……………………………………… ……………….
Penanggung ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
Jawab Pasien Komplikasi ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
(DPJP): ………………………. ……….. ……………………………………… ……………….
............................. ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
Verifikator: ………………………. ……….. ……………………………………… ……………….
…………………… ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
26
CLINICAL PATHWAYS
ASOSIASI RUMAH SAKIT DAERAH JAWA BARAT
……………………………………………………………..
2011
Nama Pasien: Umur: Berat Badan: Tinggi Badan: Nomor Rekam Medis:
…………………………………………………… ……………… ……………..kg …………..cm …………………………….
Diagnosis Awal: ………………………………. Kode ICD 10 : …………………… Rencana rawat : …… hari
R. Rawat Tgl/Jam masuk: Tgl/Jam keluar: Lama Rwt Kelas: Tarif/hr (Rp): Biaya (Rp)
Aktivitas Pelayanan ……………. ………………. ………………. ……... hari …….. …………. ……………
Hari Rawat 1 Hari Rawat 2 Hari Rawat 3 Hari Rawat 4 Hari Rawat 5
Hari Sakit: … Hari Sakit: … Hari Sakit: … Hari Sakit: … Hari Sakit: …
Diagnosis:
Penyakit Utama ………………. …………… …………… …………… ……………
Penyakit Penyerta ………………. …………… …………… …………… ……………
Komplikasi ………………. …………… …………… …………… ……………
Asessmen Klinis:
Pemeriksaan dokter ………………. …………… …………… …………… …………… …………..
Konsultasi ………………. …………… …………… …………… …………… …………..
Pemeriksaan Penunjang: ………………. …………… …………… …………… …………… …………..
Tindakan: ………………. …………… …………… …………… …………… …………..
Obat obatan:
…………………………… ………………. ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ………………
…………………………… ………………. ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ………………
………………………….. ……………. ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ………………
Nutrisi: ………………. …………… …………… …………… …………… …………..
Mobilisasi: ………………. …………… …………… …………… …………… …………..
Hasil (Outcome):
………………………….. ………………. …………… …………… …………… ……………
………………………….. ………………. …………… …………… …………… ……………
………………………….. ………………. …………… …………… …………… ……………
Pendidikan/Rencana ………………. …………… …………… …………… ……………
Pemulangan:
Varians: ………………. …………… …………… …………… ……………
……………… …………… …………… …………… ……………
Jumlah Biaya ………..
Perawat : Diagnosis Akhir: Kode ICD 10 Jenis Tindakan: Kode ICD 9 – CM
…………………… Utama ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
27
CLINICAL PATHWAYS
ASOSIASI RUMAH SAKIT DAERAH JAWA BARAT
……………………………………………………………..
2011
Nama Pasien: Umur: Berat Badan: Tinggi Badan: Nomor Rekam Medis:
…………………………………………………… ……………… ……………..kg …………..cm …………………………….
Diagnosis Awal: ………………………………. Kode ICD 10 : …………………… Rencana rawat : …… hari
R. Rawat Tgl/Jam masuk: Tgl/Jam keluar: Lama Rwt Kelas: Tarif/hr (Rp): Biaya (Rp)
Aktivitas Pelayanan ……………. ………………. ………………. ……... hari …….. …………. ……………
Hari Rawat 1 Hari Rawat 2 Hari Rawat 3 Hari Rawat 4 Hari Rawat 5 Hari Rawat 6
Hari Sakit: … Hari Sakit: … Hari Sakit: … Hari Sakit: … Hari Sakit: … Hari Sakit: …
Diagnosis:
Penyakit Utama
Penyakit Penyerta
Komplikasi
Asessmen Klinis:
Pemeriksaan dokter …………..
Konsultasi …………..
Pemeriksaan Penunjang:
…………..
Tindakan: …………..
Obat obatan:
…………………………… ……………….
…………………………… ………………
………………………….. ……………….
Nutrisi: …………..
Mobilisasi: …………..
Hasil (Outcome):
…………………………..
…………………………..
…………………………..
Pendidikan/Rencana
Pemulangan:
Varians:
Jumlah Biaya …………..
Perawat Diagnosis Akhir: Kode ICD 10 Jenis Tindakan: Kode ICD 9 – CM
Utama ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
……………………
Dokter Penyerta ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
Penanggung ………………………. ……….. ……………………………………… ……………….
Jawab Pasien ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
(DPJP): Komplikasi ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
............................. ………………………. ……….. ……………………………………… ……………….
……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
Verifikator: ………………………. ……….. ……………………………………… ……………….
…………………… ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
28
CLINICAL PATHWAYS
ASOSIASI RUMAH SAKIT DAERAH JAWA BARAT
……………………………………………………………..
2011
Nama Pasien: Umur: Berat Badan: Tinggi Badan: Nomor Rekam Medis:
…………………………………………………… ……………… ……………..kg …………..cm …………………………….
Diagnosis Awal: ………………………………. Kode ICD 10 : …………………… Rencana rawat : …… hari
R. Rawat Tgl/Jam masuk: Tgl/Jam keluar: Lama Rwt Kelas: Tarif/hr (Rp): Biaya (Rp)
Aktivitas Pelayanan ……………. ………………. ………………. ……... hari …….. …………. ……………
Hari Rawat Hari Rawat Hari Rawat Hari Rawat Hari Rawat Hari Rawat Hari Rawat
1 2 3 4 5 6 7
Hari Sakit.. Hari Sakit.. Hari Sakit.. Hari Sakit.. Hari Sakit.. Hari Sakit.. Hari Sakit..
Diagnosis:
Penyakit Utama
Penyakit Penyerta
Komplikasi
Asessmen Klinis:
Pemeriksaan dokter ………..
Konsultasi ………..
Pemeriksaan Penunjang: ………..
Tindakan: ………..
Obat obatan:
…………………………… ………..
…………………………… ………..
………………………….. ……......
Nutrisi: ………..
Mobilisasi: ………..
Hasil (Outcome):
…………………………..
…………………………..
…………………………..
Pendidikan/Rencana
Pemulangan:
Varians:
Jumlah Biaya ………
Perawat Diagnosis Akhir: Kode ICD 10 Jenis Tindakan: Kode ICD 9 – CM
Utama ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
……………………
Dokter Penyerta ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
Penanggung ………………………. ……….. ……………………………………… ……………….
Jawab Pasien ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
(DPJP): Komplikasi ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
………………………. ……….. ……………………………………… ……………….
............................. ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
Verifikator: ………………………. ……….. ……………………………………… ……………….
…………………… ……………………… ……….. ……………………………………… ……………….
29
INSTRUMEN
PENILAIAN MONITORING DAN EVALUASI
DALAM PENYUSUNAN DAN
IMPLEMENTASI
CLINICAL PATHWAYS (C P)
30
DAFTAR ISTILAH
Clinical Governance (CG) adalah satu kerangka konsep sistem mutu dalam rangka
mempertahankan dan meningkatkan mutu di sarana/fasilitas
pelayanan kesehatan yang terdiri dari:
1. pengelolaan secara transparan, adil dan akauntabel
2. clinical effectiveness
3. manajemen risiko klinis
4. audit medis
5. pendidikan, pengembangan dan penelitian profesi
Keselamatan Pasien (Patient Safety) adalah proses pelayanan pasien yang aman,
terdiri dari:
1. Asesmen risiko
2. Identifikasi dan manajemen risiko
3. Pelaporan dan analisis insiden
4. Tindak lanjut dan solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
31
S1 Profesi Medis
Nilai Kriteria
32
S1 P2 Standar Pelayanan Kedokteran (SPK), Standar Prosedur Operasional (SPO)
dan Panduan Praktik Klinis (PPK) dari profesi medis
Nilai Kriteria
1 Telah ada Format SPM/SPO dari Komite Medik untuk seluruh Staf
Medis Fungsional (SMF), akan tetapi belum seluruh SMF membuat
SPK/SPO/PPK sesuai profesinya masing masing.
33
S2 Profesi Keperawatan
S2 P1 Asuhan Keperawatan
Nilai Kriteria
34
S3 Profesi Apoteker/Farmasis
Nilai Kriteria
0 Belum ada Format Daftar Formularium Rumah Sakit dari
Panitia/Komite/Tim Farmasi dan Terapi.
35
S3 P2 Unit Dose Daily (UDD)
Nilai Kriteria
0 Belum ada format Unit Dose Daily (UDD) Rumah Sakit dari
Panitia/Komite/Tim Farmasi dan Terapi.
1 Telah ada Unit Dose Daily (UDD), akan tetapi tidak melibatkan
seluruh perwakilan dari SMF dan profesi apoteker/farmasis
dalam penyusunan format Unit Dose Daily (UDD).
2 Telah ada Unit Dose Daily (UDD), akan tetapi belum disahkan
penggunaanya oleh pimpinan rumah sakit dalam bentuk Surat
Keputusan (SK).
36
S3 P3 Stop Ordering (SO)
Nilai Kriteria
37
S4 Clinical Pathways (ICP)
Nilai Kriteria
7 Ada bukti tertulis telah melakukan revisi atas uji coba format
Clinical Pathways (CP).
38
S4 P2 Clinical Pathways (ICP) tingkat SMF
Nilai Kriteria
39
S4 P3 Kodefikasi Clinical Pathways (CP) tingkat SMF berdasarkan ICD 10 dan ICD
9 – CM.
Nilai Kriteria
40
S4 P5 Varians Clinical Pathways (CP) tingkat SMF .
Nilai Kriteria
41
FORMAT PENILAIAN SELF-ASSESSMENT: MONITORING DAN EVALUASI
PENYUSUNAN DAN IMPLEMENTASI CLINICAL PATHWAYS RS …………………………………………
Tahun : ……………………………………
Nilai Standar dan Parameter Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jun Ags Sep Okt Nov Des
Bulan
S1 Profesi Medis
S1P1 Komite Medik/SMF …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. ……..
S1P2 SPM/PPK/SPO …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. ……..
S2 Profesi Keperawatan
S2P1 Asuhan Keperawatan …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. ……..
S3 Profesi Apoteker
S3P1 Formularium RS …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. ……..
S3P2 Unit Dose Daily (UDD) …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. ……..
S3P3 Stop Ordering (S0) …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. ……..
S4 Clinical Pathways
S4P1 Tingkat RS …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. ……..
S4P2 Tingkat SMF …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. ……..
S4P3 Kodefikasi …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. ……..
S4P4 Varians …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. ……..
Jumlah Clinical Pathways disusun: …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. ……..
Jumlah Clinical Pathways …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. ……..
diimplementasikan:
Jumlah Clinical Pathways direvisi: …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. …….. ……..
42