Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Lingkungan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Titrasi Asam Basa di Politeknik AKA Bogor.
Tak lupa kamipun mengucapkan terima kasih pada ibu Ratna selaku Dosen Praktek mata
kuliah Pengetahuan Bahan Kimia Politeknik AKA yang telah memberikan tugas ini serta
membimbing kami dalam penyelesainnya.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan laporan yang telah kami buat di masa yang akan datang.
Kami sangat berharap laporan ini dapat berguna dengan saran yang membangun. Semoga
laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
BAB I
PENDAHULUAN
Air sangat dibutuhkan oleh manusia dan makhluk hidup dalam jumlah yang besar,
dan apabila terjadi kekurangan air yang disebabkan oleh perubahan iklim akan dapat
mengakibatkan bahaya fatal bagi makhluk hidup. Begitu pentingnya peranan air dalam
kehidupan sehingga dapat dinyatakan bahwa kualitas air merupakan syarat untuk kualitas
kesehatan manusia.
Permasalahan akan kebutuhan air semakin bertambah akibat beban pencemaran air
yang semakin hari semakin menurun. Hal ini menyebabkan berkurangnya ketersediaan air
bersih karena sudah banyak air yang mulai tercemar limbah-limbah yang dihasilkan oleh
manusia.
PEMBAHASAN
Harus diingat bahwa air alamiah yang terdapat pada permukaan bumi sangat sulit
ditemukan dalam keadaan murni, semuanya sudah mengandung senyawa kimia seperti
mineral yang terlarut didalamnya, namun demikian air yang mengandung mineral tersebut
tidak langsung disebut sebagai tercemar. Kehadiran bahan tercemar dalam air dalam
jumlah tidak normal mengakibatkan air ditanyatakan sebagai air yang tercemar.
Air diperlukan dalam jumlah banyak untuk mendukung aktivitas organisme, mulai
dari kebutuhan konsumsi hidup, untuk industri, media untuk hidup dan sebagainya. Karena
begitu banyaknya kegiatan manusia yang melibatkan air maka aktivitas secara langsung
dan tidak langsung akan dapat mengakibatkan pencemaran air. Beberapa indikator
terhadap pencemaran air dapat diamati dengan melihat perubahan keadaan air dari keadaan
yang normal, di antaranya:
Aktivitas manusia mulai dari keperluan rumah tangga, terutama dalam industri
membutuhkan air sebagai bahan pendingin mesin, sehingga air buangan ini menjadi
lebih panas bila dibadingkan dengan suhu air yang terdapat di lingkungan asalnya.
Apabila suhu air meningkat maka kelarutan oksigen didalam air juga akan semakin
menurun.
Air dalam keadaan normal mempunyai tingkat keasaman sekitar 6,0-7,5. Tingkat
keasaman air dapat berubah disebabkan oleh hadirnya senyawa kimia buangan ke
dalam air.
Air bersih dalam keadaan normal memiliki sifat tidak berwarna (bening), tidak
berbau dan tidak berasa. Masuknya senyawa kimia berupa limbah yang dapat larut
dapat mengubah warna, rasa, dan bau pada air. Perubahan warna disebabkan oleh
terbentuknya warna dari zat kimia yang dapat menghasilkan warna, atau berasal
dari degradasi senyawa-senyawa organik dan senyawa hasil degradasi larut dalam
air. Degradasi senyawa organik dan limbah rumah tangga oleh senyawa
mikroorganisme juga dapat menghasilkan gas berbau sehingga air menjadi bau.
Rasa yang terdapat dalam air berasal dari melarutnya garam menjadi ion-ion kation
dan anion.
Terbentuknya endapan dan koloid dari bahan terlarut di dalam air juga merupakan
indikator pencemaran air. Bahan buangan yang berasal dari industri bila tidak
melarut sempurna dalam air akan dapat membentuk koloid, dan ada juga yang
langsung membentuk endapan pada dasar air.
DHL
Kelas Air Keterangan
(µmhos/cm)
Pada akhirnya, banyak pilihan baik secara pribadi ataupun social (kolektif) yang
harus ditetapkan, secara sadar maupun tidak, yang akan mempengaruhi tingkat pencemaran
dimanapun kita berada. Walaupun demikian, langkah pencegahan lebih efektif dan
bijaksana.
Melalui penanggulangan pencemaran ini diharapkan bahwa pencemaran akan
berkurang dan kualitas hidup manusia akan lebih ditingkatkan, sehingga akan didapat
sumber air yang aman, bersih dan sehat.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Sampel air selokan yang telah diukur akan dibandingkan dengan baku standar menurut Permenkes
No. 492 Tahun 2010 tentang Kualitas Air minum.
Kekeruhan
Sampel Kekeruhan (NTU)
Ulangan 1 351
Ulangan 2 357
Rata-rata 354
Pada table diatas menunjukan kekeruhan rata-rata dari air sampel menunjukan angka 354 NTU hal
ini berarti sampel tidak memenuhi aturan standar Permenkes No. 492 Tahun 2010 tentang Kualitas
Air minum yang dimana mengharuskan nilai kekeruhan air tidak lebih dari 5 NTU.
TDS (total dissolved solids)
Sampel TDS (ppm)
Ulangan 1 4096 ppm
Ulangan 2 4164 ppm
Rata-rata 4130 ppm
Hasil pengukuran rata-rata TDS adalah 4130 ppm. Menurut Permenkes No. 492 Tahun
2010 tentang Kualitas Air Minum kadar TDS maksimum adalah 500 ppm, maka kadar
TDS sampel tidak memenuhi standar nilai baku air minum berdasarkan Permenkes No.
492 Tahun 2010 tentang Kualitas Air minum.
DHL
Sampel DHL (µS/cm)
Ulangan 1 1986
Ulangan 2 1986
Rata-rata 1986
Nilai DHL pada suatu perairan erat kaitannya dengan kandungan TDS pada perairan. TDS
biasanya disebabkan oleh bahan anorganik yang berupa ion-ion yang biasa ditemukan di
perairan dimana jumlah ion atau garam yang terlarut dalam air akan sangat mempengaruhi
kemampuan air sebagai penghantar listrik. Oleh karena itu, semakin banyaknya ion pada
suatu perairan maka nilai DHL akan semakin besar pada perairan tersebut.
pH dan suhu
Sampel pH
Ulangan 1 9,17
Ulangan 2 9,17
Rata-rata 9,17
Pada table diatas, nilai rata-rata pH sampel adalah 9,17. Hal ini berarti, nilai pH pada
sampel tidak sesuai dengan standar Permenkes No. 492 Tahun 2010 tentang Kualitas Air
Minum, yang dimana kadar pH yang sesuai standar adalah 6,5-8,5.
Pada percobaan kali ini didapatkan data nilai kekeruhan 354 NTU, TDS 4130 ppm, DHL 1986
(µS/cm), pH 9,17, dan suhu 28,4˚C. Semua parameter dari air selokan tersebut diukur dan
dibandingkan dengan baku mutu yang sesuai dengan Permenkes No. 492 Tahun 2010 tentang
Kualitas Air Minum. Dan hasil yang didapatkan adalah, air sampel tidak layak untuk dijadikan air
minum karena tidak sesuai dengan standar baku mutu yang ditetapkan oleh Permenkes No. 492
Tahun 2010 tentang Kualitas Air Minum.
DAFTAR PUSTAKA
http://litbang.patikab.go.id/index.php/jurnal/247-faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan-
persalinan-sectio-caesarea-di-kabupaten-pati-studi-pada-rsud-raa-soewondo-dan-rumah-
sakit-islam-pati/210-kualitas-air-irigasi-ditinjau-dari-parameter-dhl-tds-ph-pada-lahan-
sawah-desa-bulumanis-kidul kecamatan-margoyoso (tanggal akses 3 November 2015,
11.44 WIB)
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol. 1 No. 2, Juni 2013, 85-92 Lampiran
Hasil Pengamatan