Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS MOISTURE CONTENT DALAM SAMPLE SECARA GRAVIMETRI

SESUAI METODE ASTM D 3173

1 RUANG LINGKUP
Instruksi kerja metode ini menyajikan petunjuk penetapan kandungan air dalam limbah
berbahaya dengan volatilisasi dan pemanasan kuat.

2 RINGKASAN
Kandungan air ditetapkan dengan mengeringkan sampel yang diketahui bobotnya selama
minimum 12 jam, atau hingga bobot tetap, pada 105oC.

3 DEFINISI
-

4 ACUAN
4.1 ASTM D 3173 - 03

5 GANGGUAN
5.1 Sampel yang memiliki kandungan mineral higroskopis tinggi, termasuk kalsium dan
magnesium klorida atau sulfat, tidak boleh terpapar udara dalam waktu yang terlalu
lama

6 PERALATAN
6.1 Oven, dinyalakan pada 105  5 oC, dengan ventilasi yang cukup.
6.2 Cawan porselin dengan kandungan silica tinggi, 50 ml.
6.3 Desikator, berisi CuSO4 atau bahan pengering lain yang sesuai.
6.4 Neraca, ketelitian : 0,01 gram

7 PEREAKSI DAN STANDAR


-

8 PENGAMBILAN CONTOH UJI, PERSIAPAN CONTOH UJI, DAN BATAS WAKTU ANALISIS
Kumpulkan sample dalam wadah gelas sesuai dengan tata cara pengambilan sampel yang
layak.

9 TAHAPAN
 Timbang cawan porselin yang kering dan bersih dengan ketelitian hingga 0. 01 gram
(A gram).
 Timbang 10 – 15 gram sampel ke dalam cawan, dengan ketelitian 0.01 gram. Jika
densitas sampel terlalu rendah dan 10 gram sampel tidak bisa masuk seluruhnya ke
dalam cawan, gunakan jumlah sampel sembarang, tanpa melebihi batas (B gram).
 Keringkan sampel dalam oven pada 105oC selama sedikitnya 12 jam atau hingga
bobot tetap.
 Keluarkan sampel dari oven, tempatkan dalam desikator dan biarkan mendingin
hingga temperatur ruangan.
 Timbang cawan dengan residu hingga 0.01 gram terdekat (C gram).

9.1 Perhitungan Data


9.1.1. Perhitungan Konsentrasi

Hitung kadar air dengan menggunakan persamaan :

% Pada tan Total 


 C  A x 100 %
 B  A

% Moisture Content  100 %  % Pada tan Total

Dimana:

A = Bobot cawan kosong


B = Bobot cawan kosong + sampel awal
C = Bobot cawan kosong + sampel kering

9.1.2. Perhitungan Kontrol Mutu


 Persentasi Perbedaan Relatif (Relative Percent
Difference = RPD) untuk duplikasi :
RPD = [ A - B ] x 200 %
A+ B
Ket :
A = Konsentrasi analit dalam contoh uji awal
B = Konsentrasi analit dalam contoh uji duplikat

 Persentasi Kedapat-ulangan Standar (% Recovery)


% Recovery = Nilai yang diperoleh x 100 %
Nilai Sebenarnya

10 PENGENDALIAN MUTU
JENIS FREKUENSI
Duplikasi
10% dari populasi contoh uji atau satu duplikasi per matriks per batch
Contoh uji
LCS 10% dari populasi contoh uji atau satu LCS per matriks per batch

Jika kriteria kontrol mutu tidak tercapai maka analisis diulang. Apabila hasil analisis
ulang ternyata masih di luar kriteria kontrol mutu, maka analis segera melaporkannya
kepada Supervisor Laboratorium dan menuliskannya dalam Formulir Tindakan
Perbaikan dan Pencegahan No: FSOP-05.4 untuk disampaikan kepada QA/QC Officer dan
diambil tindakan perbaikannya.

11 DOKUMEN TERKAIT
Dokumen terkait yang digunakan dalam instruksi kerja metode ini adalah:
11.1 Panduan Mutu bagian 7.2

12 RIWAYAT PERUBAHAN
Tanggal Halaman Bagian Uraian dan alasan singkat
5 Jan - - Perubahan SNI ISO/IEC 17025 : 2017
2018

Anda mungkin juga menyukai