Anda di halaman 1dari 2

Nama : Dea Erica

NIM : I11112081

PRAKTIK KEDOKTERAN DEFENSIVE MEDICINE

Maraknya berita tentang kasus malpraktik dan konsekuensinya membuat


kekhawatiran berlebihan dokter terhadap sistem tuntutan hukum. Masyarakat yang
sebenarnya kurang paham akan standar prosedur yang dilakukan oleh dokterpun akan
merasa bahwa dokter sedang melakukan malpraktik.
Dokter menjadi takut berbuat sesuatu terhadap pasiennya dan melakukan
pemeriksaan yang berlebihan agar dokter merasa aman terhadap kemungkinan-
kemungkinan risiko, dan bahkan akan bersikap sangat prosedural, bila tidak ada
persetujuan dari pihak pasien yang sah, dokter tidak berani melakukan tindakan
operasi padahal perlu diambil tindakan cepat untuk menangani pasien.
Defensive medicine disebut juga pengambilan keputusan praktik kedokteran
yang defensif, hal ini mengacu pada praktik dokter merekomendasikan tes diagnostik
atau pengobatan yang belum tentu merupakan pilihan terbaik bagi pasien dan sesuai
indikasi medis. Tetapi, praktek kedokteran defensif itu merupakan pilihan untuk
melindungi dokter terhadap gugatan pasien dan vonis hakim yang berlebihan terhadap
malpraktik dokter.
Defensive medicine adalah reaksi terhadap meningkatnya biaya premi asuransi
malapraktik dan biasnya gugatan pasien yang tidak sesuai persepsi medis. Defensive
medicine meningkatkan biaya kesehatan akibat peningkatan biaya pemeriksaan.
Tuntutan malapraktik yang berlebihan telah menimbulkan kegamangan profesional
medis. Ternyata praktik kedokteran defensif telah melambungkan biaya pengobatan.
Biasanya dokter akan melakukan banyak pemeriksaan, prosedur diagnostik, dan
merujuk kepada spesialis lain.
Beberapa dampak yang dapat timbul karena adanya praktik kedokteran defensive
adalah:
1. Kerugian material pada pasien
2. Persebaran dokter ke daerah terpencil akan jadi sulit
3. Dokter akan ragu melakukan tindakan emergency
Berdasarkan hal diatas dapat dilihat bahwa sekarang ini terdapat kurangnya
kepercayaan antar dokter dengan pasien. Hubungan saling percaya ini dihambat oleh
ketakutan atas satu sama lain, dimana dokter takut dituntut pasien dan pasien takut
dijadikan korban malpraktik oleh dokter. Hal ini membuat maraknya sistem praktik
defensive medicine. Maka dari itu, solusi yang tepat pertama-tama adalah
menimbulkan rasa percaya satu sama lain dan profesionalisme dalam pengerjaan yang
dibutuhkan baik oleh dokter maupun oleh pasien. Dokter haruslah bertindak
professional atas pasiennya dan pasien pun haruslah memahami dan mempercayai
keputusan medis yang diambil oleh dokter.

Anda mungkin juga menyukai