Maraknya berita tentang kasus malpraktik dan konsekuensinya membuat
kekhawatiran berlebihan dokter terhadap sistem tuntutan hukum. Masyarakat yang sebenarnya kurang paham akan standar prosedur yang dilakukan oleh dokterpun akan merasa bahwa dokter sedang melakukan malpraktik. Dokter menjadi takut berbuat sesuatu terhadap pasiennya dan melakukan pemeriksaan yang berlebihan agar dokter merasa aman terhadap kemungkinan- kemungkinan risiko, dan bahkan akan bersikap sangat prosedural, bila tidak ada persetujuan dari pihak pasien yang sah, dokter tidak berani melakukan tindakan operasi padahal perlu diambil tindakan cepat untuk menangani pasien. Defensive medicine disebut juga pengambilan keputusan praktik kedokteran yang defensif, hal ini mengacu pada praktik dokter merekomendasikan tes diagnostik atau pengobatan yang belum tentu merupakan pilihan terbaik bagi pasien dan sesuai indikasi medis. Tetapi, praktek kedokteran defensif itu merupakan pilihan untuk melindungi dokter terhadap gugatan pasien dan vonis hakim yang berlebihan terhadap malpraktik dokter. Defensive medicine adalah reaksi terhadap meningkatnya biaya premi asuransi malapraktik dan biasnya gugatan pasien yang tidak sesuai persepsi medis. Defensive medicine meningkatkan biaya kesehatan akibat peningkatan biaya pemeriksaan. Tuntutan malapraktik yang berlebihan telah menimbulkan kegamangan profesional medis. Ternyata praktik kedokteran defensif telah melambungkan biaya pengobatan. Biasanya dokter akan melakukan banyak pemeriksaan, prosedur diagnostik, dan merujuk kepada spesialis lain. Beberapa dampak yang dapat timbul karena adanya praktik kedokteran defensive adalah: 1. Kerugian material pada pasien 2. Persebaran dokter ke daerah terpencil akan jadi sulit 3. Dokter akan ragu melakukan tindakan emergency Berdasarkan hal diatas dapat dilihat bahwa sekarang ini terdapat kurangnya kepercayaan antar dokter dengan pasien. Hubungan saling percaya ini dihambat oleh ketakutan atas satu sama lain, dimana dokter takut dituntut pasien dan pasien takut dijadikan korban malpraktik oleh dokter. Hal ini membuat maraknya sistem praktik defensive medicine. Maka dari itu, solusi yang tepat pertama-tama adalah menimbulkan rasa percaya satu sama lain dan profesionalisme dalam pengerjaan yang dibutuhkan baik oleh dokter maupun oleh pasien. Dokter haruslah bertindak professional atas pasiennya dan pasien pun haruslah memahami dan mempercayai keputusan medis yang diambil oleh dokter.