Anda di halaman 1dari 4

Desi Ayu Sundari

240310150027

BAB V
PEMBAHASAN

Praktikum kali ini melakukan pengujian mutu terhadap minyak atsiri, minyak
atsiri yang digunakan adalah minyak nilam, minyak pala, dan minyak kayu putih.
Pengujian minyak atsiri bertujuan untuk menentukan warna dan bobot jenis pada
setiap minyak atsiri. Standar mutu minyak nilam, minyak pala, dan minyak kayu
putih tertuang pada SNI yang digunakan dalm praktikum kali ini.
Penentuan warna pada minyak atsiri dilakukan dengan cara pengamatan
visual, minyak atsri diambil sebanyak 10 ml ke dalam tabung reaksi kemudia
disandarkan pada kertas putih lalu amati. Jarak antara mata dan tabung reaksi sejauh
30 cm. Berdasarkan hasil pengamatan yang didapat warna minyak nilam adalah
coklat kekuningan. Dalam SNI minyak nilam (SNI 06-2385-2006) syarat warna pada
minyak nilam adalah kuning muda – coklat kemerahan. Karena warna pada sampel
minyak nilam coklat kekuningan, maka warna pada sampel memenuhi syarat SNI
minyak nilam. Sampel kedua adalah minyak pala, sampel minyak pala berwarna
kuning bening. Dalam SNI minyak pala (SNI 06-2388-2006) syarat warna pada
minyak pala adalah tidak berwarna-kuning pucat khas minyak pala. Warna yang
terdapat pada sampel masih memenuhi syarat SNI. Sampel terakhir adalah minyak
kayu putih, warna pada minyak kayu putih adalah kuning kehijauan. Berdasarkan SNI
minyak kayu putih (SNI 06-3954-2006) syarat warna pada minyak kayu putih adalah
bening-kuning kehijauan. Maka, warna pada sampel minyak kayu putih memenuhi
syarat SNI. Aroma yang ditimbulkan pada minyak nilam dan minyak pala sangat
menyengat, sedangkan pada minyak kayu putih aroma sineol yang menjadi aroma
khas minya kayu putih sangat dominan.
Pengujian selanjutnya adalah pengujian untuk menentukan bobot jenis dari
ketiga sampel minyak atsiri. Nilai bobot jenis merupakan perbandingan antara berat
minyak dengan berat air pada volume yang sama. Langkah awal penimbangan
piknometer kosong, kemudia piknomoter diisi dengan akuades hingga airnya meluap.
Kemudian piknometer disimpan dalam air dengan suhu yang telah ditentukan pada
Desi Ayu Sundari

240310150027

setiap jenis minyak atsiri dan diamkan pada suhu konstan selama 30 menit.
Selanjutnya timbang piknometer beserta isinya dengan timbangan analitik. Setelah
itu, kosongkan piknomeer, cuci dengan etanol lalu keringan dalam oven. Kemudian
masukan minyak atsiri sampai penuh dan simpan piknometer dalam air dengan suhu
yang telah ditentukan pada setiap jenis minyak atsiri dan diamkan pada suhu konstan
selama 30 menit, lalu timbang piknometer. Berdasarkan hasil pengamatan, bobot
jenis pada minyak nilam adalah 0,96. Dalam SNI minyak nilam (SNI 06-2385-2006)
syarat bobot jenis minyak nilam adalah 0,950-0,975. Maka bobot jenis sampel
minyak nilam memenuhi syarat SNI. Sampel kedua adalah minyak pala, bobot jenis
minyak pala adalah 0,9357. Dalam SNI minyak pala (SNI 06-2385-2006) syarat
bobot jenis minyak pala adalah 0,950-0,975. Maka bobot jenis pada minyak pala
tidak memenuhi syarat SNI. Sampel ketiga adalah minyak kayu putih, bobot jenis
minyak kayu putih adalah 0,9. Dalam SNI minyak kayu putih (SNI 06-2388-2006)
syarat bobot jenis minyak kayu putih adalah 0,880-0,910. Maka bobot jenis pada
minyak kayu putih memenuhi syarat SNI.
Pengujian selanjutnya adalah indeks bias, indeks bias merupakan kecepatan
cahaya didalam udara dengan kecepatan cahaya didalam zat pada suhu tertentu.
Indeks bias pada minyak atsiri berhubungan erat dengan komponen-komponen yang
tersusun dalam minyak atsiri yang dihasilkan. Sama halnya dengan berat jenis dimana
komponen penyusun minyak atsiri dapat mempengaruhi nilai indeks biasnya.
Semakin banyak komponen berantai panjang seperti sesquiterpen atau komponen
bergugus oksigen ikut tersuling, maka kerapatan medium minyak atsiri akan
bertambah sehingga cahaya yang datang akan lebih sukar untuk dibiaskan. Hal ini
menyebabkan indeks bias minyak lebih besar, maka minyak atsiri dengan nilai indeks
bias yang besar lebih bagus dibandingkan dengan minyak atsiri dengan nilai indeks
bias yang kecil. Langkah pertama pengujian indeks bias adalah refraktometer
dibersihkan terlebih dahulu, kemudian tetskan minyak atsiri menggunakan pipet. Lalu
hadapkan refraktometer pada sumber cahaya dan amati. Berdasarkan pengujian yang
dilakukan, ketiga sampel tidak menghasilkan indeks bias. Hal ini dapat disebabkan
karena beberapa faktor seperti konsentrasi, kerapatan, sudut kritis, dan kecepatan
Desi Ayu Sundari

240310150027

cahaya. Pada praktikum kali ini kesalahan terjadi pada refraktometer, refraktometer
yang digunakan terdapat perbedaan skala satuan.
Desi Ayu Sundari

240310150027

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah :
1. Warna pada ketiga sampel memenuhi syarat SNI masing-masing sampel
2. Bobot jenis pada minya nilam dan minyak kayu putih memenuhi syarat SNI
3. Bobot jenis pada minyak pala tidak memenuhi syarat SNI
4. Nilai indeks bias yang besar lebih bagus dibandingkan dengan minyak atsiri
dengan nilai indeks bias yang kecil

6.2 Saran
Saran agar praktikum selanjutnya lebih baik lagi adalah alat yang digunakan
lebih dipersiapkan lagi, agar tidak mengulur waktu karena bergantian alat tiap
kelompok.

Anda mungkin juga menyukai