LAPORAN KEGIATAN
UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT (F4)
“VARICELLA DAN MP-ASI”
Pendamping:
dr. Riyono
NIP. 197110132010011001
Disusun oleh:
dr. Syifa’u Rakhmi
PUSKESMAS SALAMAN I
KABUPATEN MAGELANG, JAWA TENGAH
PERIODE OKTOBER 2015 - JANUARI 2016
Berita acara presentasi portofolio
Pada hari Jumat, tanggal 22 Januari 2016 telah dipresentasikan portofolio oleh:
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Pendamping
dr. Riyono
NIP.197110132010011001
BORANG PORTOFOLIO
F.4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
dr. Riyono
Tempat Presentasi : Puskesmas Salaman I Kabupaten Magelang
Objektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan
Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi
demam 3 hari, nafsu makan turun, muncul lenting-lenting berair di wajah, dan
□ Mengobati Varicella.
□ Menangani aspek gizi pada penderita Vericella.
□ Mencegah terjadinya komplikasi.
Bahan bahasan : Tinjauan Riset Kasus Audit
Pustaka
Cara membahas : Diskusi Presentasi dan Email Pos
diskusi
Salaman I
Data Utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis
demam 3 hari, nafsu makan turun, muncul lenting-lenting berair di wajah dan
leher, serta berat badan sulit naik. Anak tersebut diantar oleh ibunya.
2. Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah mengalami sakit serupa. Riwayat imunisasi dasar sudah
lengkap.
4. Riwayat Keluarga
Kakak laki-laki pasien mengalami sakit serupa 1 minggu yang lalu. Riwayat
Pasien tinggal serumah bersama ayah, ibu, dan seorang kakak laki-laki.
Ayah pasien seorang buruh pabrik, ibu pasien seorang ibu rumah tangga.
□ Tanda Vital :
TD : 130/80 mmHg, nadi : 82 x/menit, rr : 28 x/menit, suhu : 38◦ C
axillaris.
□ Pemeriksaan Fisik :
BB : 7,2 Kg
TB : 74 cm
□ Status gizi berdasarkan BB/TB (WHO) :
< - 2 SD s/d – 3 SD = kurus, kesan gizi kurang.
Hasil Pembelajaran
A. VARICELLA
Definisi
Varicella (cacar air) adalah penyakit infeksi yang umum yang biasanya terjadi
pada anak-anak dan merupakan akibat dari infeksi primer virus varicella zoster.
Varicella pada anak, mempunyai tanda yang khas berupa masa prodromal yang
pendek bahkan tidak ada dan dengan adanya bercak gatal disertai dengan papul,
vesikel, pustula, dan pada akhirnya, crusta, walaupun banyak juga lesi kult yang
tidak berkembang sampai vesikel.1
Normalnya pada anak, gejala sistemik biasanya ringan. Komplikasi yang serius
biasanya terjadi pada dewasa dan pada anak dengan defisiensi imunitas seluler,
dimana penyakit dapat bermanifestasi klinis berupa, erupsi sangat luas, gejala
konstitusional berat, dan pneumonia. Terdapat kemungkinan fatal jika tidak ada
terapi antivirus yang diberikan. 2
Vaksin Live Attenuated (Oka) mulai diberikan secara rutin pada anak yang sehat
diatas umur 1 tahun 1995. Setelah itu, insidensi varicella dan komplikasinya
mulai menurun di Amerika Serikat. Telah banyak negara bagian yang mewajibkan
vaksin ini diberikan sebagai syarat masuk sekolah. 2
Herpes Zooster disebabkan oleh reaktivasi dari virus varicella zooster yang oleh
penderita varisela. Herpes Zooster ini ditandai dengan lesi unilateral terlokalisasi
yang mirip dengan cacar air dan terdistribusi pada syaraf sensoris. Biasanya lebih
dari satu syaraf yang terkena dan pada beberapa pasien dengan penyebaran
hematogen, terjadi lesi menyeluruh yang timbul setelah erupsi lokal. Zoster
biasanya terjadi pada pasien dengan immunocompromised, penyakit ini juga
umum pada orang dewasa daripada anak-anak. Pada dewasa lebih sering diikuti
nyeri pada kulit. 1
Patogenesis
Virus varicella zooster masuk dalam mukosa nafas atau orofaring, kemudian
replikasi virus menyebar melalui pembuluh darah dan limfe (viremia pertama)
kemudian berkembang biak di sel retikulo endhotellial setelah itu menyebar
melalui pembuluh darah (viremia ke dua) maka timbullah demam dan malaise. 4
Permulaan bentuk lesi pada kulit mungkin infeksi dari kapiler endothelial
pada lapisan papil dermis menyebar ke sel epitel pada epidermis, folikel kulit dan
glandula sebacea dan terjadi pembengkakan. Lesi pertama ditandai dengan adanya
makula yang berkembang cepat menjadi papula, vesikel da akhirnya menjadi
crusta. Jarang lesi yang menetap dalam bentuk makula dan papula saja. Vesikel ini
akan berada pada lapisan sel dibawah kulit. Dan membentuk atap pada stratum
korneum dan lusidum, sedangkan dasarnya adalah lapisan yang lebih dalam. 4
Degenarasi sel akan diikuti dengan terbentuknya sel raksasa berinti banyak,
dimana kebanyakan dari sel tersebut mengandung inclusion body intranuclear
type A.4
Penularan secara airborne droplet. Virus dapat menetap dan laten pada sel
syaraf. Lalu dapat terjadi reaktivitas maka dapat terjadi Herpes Zooster. 1
Gejala Klinis
Gejala mulai timbul dalam waktu 10-21 hari setelah terinfeksi pada anak-
anak yang berusia diatas 10 tahun, gejala awalnya berupa sakit kepala demam
sedang dan rasa tidak enak badan, gejala tersebut biasanya tidak ditemukan pada
anak-anak yang lebih musa. Pada permulaannya, penderita akan merasa sedikit
demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemah. Gejala-gejala ini khas untuk
infeksi virus. Pada kasus yang lebih berat, bisa didapatkan nyeri sendi, sakit
kepala dan pusing. Beberapa hari kemudian timbullah kemerahan pada kulit yang
berukuran kecil yang pertama kali ditemukan di sekitar dada dan perut atau
punggung lalu diikuti timbul di anggota gerak dan wajah. 1
Kemerahan pada kulit ini lalu berubah menjadi lenting berisi cairan dengan
dinding tipis. Ruam kulit ini mungkin terasa agak nyeri atau gatal sehingga dapat
tergaruk tak sengaja. Jika lenting ini dibiarkan maka akan segera mengering
membentuk keropeng (krusta) yang nantinya akan terlepas dan meninggalkan
bercak di kulit yang lebih gelap (hiperpigmentasi). Bercak ini lama-kelamaan
akan pudar sehingga beberapa waktu kemudian tidak akan meninggalkan bekas
lagi. 3
Jika lenting cacar air tersebut dipecahkan. Krusta akan segera terbentuk
lebih dalam sehingga akan mengering lebih lama. kondisi ini memudahkan infeksi
bakteri terjadi pada bekas luka garukan tadi. setelah mengering bekas cacar air
tadi akan menghilangkan bekas yang dalam. Terlebih lagi jika penderita adalah
dewasa atau dewasa muda, bekas cacar air akan lebih sulit menghilang. 3
Papula di mulut cepat pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus), yang
sering menyebabkan gangguan menelan. Ulkus juga dapat ditemukan di kelopak
mata, saluran pernapasan bagian atas, rectum dan vagina. 4
Papula pada pita suara dan saluran pernapasan atas kadang menyebabkan
gangguan pada pernapasan. Bisa terjadi pembengkakan kelenjar getah bening
dileher bagian samping. Cacar air jarang menyebabkan pembentukan jaringan
parut, kalaupun ada hanya berupa lekukan kecil di sekitar mata. Luka cacar air
bisa terinfeksi akibat garukan dan biasanya disebabkan oleh staphylococcus. 4
Diagnosis
Deteksi yang lebih cepat, sensitif, dan spedifik dapat membentu sistem dasar
kultur dimasa depan sebagaimana pewarnaan PCR multipel menjadi lebih sering
untuk digunakan. Mengambil dasar vesikel mungkin dapat menunjukkan sel
raksasa multinukleasi, dimana tidak dapat jelas dibedakan dari HSV.
Bagaimanapun, imunofluoresensi pada kultur atau mengambil dengan
menggunakan antibodi spesifik dapat membedakan antara HSV-1, HSV-2, dan
VZV. Deteksi serologis IgM dan tingginya titer atau empat kali peningkatan IgG
anti VZV antibodi dapat berguna dalam beberapa kasus. 2
Deteksi dari IgM dapat meunjukkan infeksi primer (chicken pox), dimana
baik tinggi titernya atau empat kali peningkatan IgG mengindikasikan rekurensi.
Bagaimanapun, peningkatan IgM juga dapat terlihat pada rekurensi. Diagnosis
klinis herpes zoster virus pada orang dewasa juga biasanya tidak sulit dalam
memberikan karakteristik pola dermatom. 2
Diagnosis Banding
Differensial diagnosis dari infeksi varicella sendiri termasuk infeksi yang
dapat menimbulkan vesikular exanthema, seperti infeksi herpes secara umum,
hand-foot-mouth infection dan exanthema enteroviral lainnya. Dahulu, variola dan
vaccinia merupakan differensial diagnosis yang penting namun infeksi ini sudah
sangat jarang ditemukan. Herpes simpleks dapat dibedakan dari pengelompokan
vesikelnya, lokasi, dan tes immunoflorescent atau kultur, jika perlu. Tes Tzanck
dapat membantu membedakan varicella dengan enteroviral penyebab exanthema
lainnya dengan memperlihatkan multinucleated giant cell pada infeksi Herpes
zoster. 3
Pemeriksaan Laboratorium
1) Pada pemeriksaan darah tidak memberikan gambaran yang spesifik.
2) Untuk pemeriksaan varicella bahan diambil dari dasar vesikel dengan cara
kerokan an dicat dengan Giemsa dan Hematoksilin Eosin, maka akan terlihat
sel-sel raksasa (giant cell) yang mempunyai inti banyak dan epitel sel berisi
Acidophilic Inclusion Bodies atau dapat juga dilakukan pengecatan dengan
pewarnaan imunofluoresen, sehingga terlihat antigen virus intrasel.
3) Isolasi virus dapat dilakukan dengan menggunakan fibroblast pada embrio
manusia. Bahan diambil dari kerokan dasar vesikel, kadang-kadang terdapat
darah.
4) Antibodi terhadap varicella dapat dideteksi dengan pemeriksaan Complemen
Fixation Test, Neurailization Test, FAMA, IAHA, dan ELISA. 3
Pengobatan
Meskipun vidarabine dan interferon-α telah digunakan pada terapi infeksi
VZV yang berat, asiklovir tetaplah merupakan obat pilihan. Asiklovir lebih efektif
pada infeksi VZV yang berat jika diberikan secara intravena dalam 24 jam setelah
timbul ruam. Terapi asiklovir oral dari anak sehat dengan chickenpox sebaiknya
dipertimbangkan , terutama pada remaja dan kontak dengan orang rumah secara
sekunder, meskipun keuntunggannya tetap ada. Dikarenakan strain resisten
asiklovor pada pasiein dengan AIDS, foscaranet harus dipertimbangkan untuk
infeksi berat dalam keadaan ini. 3
Untuk herpes zoster, obat pilihan adalah famciclovir dan valacyclovir. Terapi
awal dari zoster telah menunjukkan untuk memperpendek perjalan penyakit
kutaneus dan menurunkan durasi serta keparahan post herpetil neuralgia. Steorid
topikal juga dapat berguna pada uveitis herpetik dan keratitis. Zoster yang sangat
nyeri dapat diterapi dengan kompres basah dan analgesik yang menganduk
kodein. Gabapentin, analog struktural neurotransmitter gamma-aminobutyric acid,
berguna dalam mengatasi postherpetic neuralgia. Antihistamin dapat berguna
untuk menyingkirkan rasa gatal varisella pada anak-anak. 1
Untuk mengurangi rasa gatal dan mencegah penggarukan, sebaiknya kulit
dikompres dingin. Bisa juga dioleskan losyen kalamin, antihistamin atau losyen
lainnya yang mengandung mentol atau fenol. 2
Untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi bakteri, sebaiknya: kulit dicuci
sesering mungkin dengan ait dan sabun, menjaga kebersihan tangan, kuku
dipotong pendek, pakaian tetap kering dan bersih. 2
Kadang diberikan obat untuk mengurangi gatal (antihistamin). Jika terjadi infeksi
bakteri, diberikan antibiotik. Jika kasusnya berat, bisa diberikan obat anti-virus
asiklovir. 2
Untuk menurunkan demam, sebaiknya gunakan asetaminofen (paracetamol),
jangan aspirin. Karena aspirin dapat memberikan efek samping yang buruk pada
anak-anak. Obat anti-virus boleh diberikan kepada anak yang berusia lebih atau
kurang dari 2 tahun. Asiklovir biasanya diberikan kepada remaja, karena pada
remaja penyakit ini lebih berat. Asiklovir bisa mengurangi beratnya penyakit jika
diberikan dalam waktu 24 jam setelah munculnya ruam yang pertama. 3
Komplikasi
Adapun komplikasi yang bisa ditemukan pada cacar air adalah : 5
1) Pneumonia et causa viral.
2) Peradangan jantung.
3) Peradangan sendi.
4) Peradangan hati.
5) Infeksi bakteri (erisipelas, pioderma, impetigo bulosa).
6) Ensefalitis (infeksi otak).
Prognosis
Dengan perawatan teliti dan memperhatikan higiene akan memberikan
prognosis yang baik dan jaringan parut yang timbul akan menjadi sedikit. 5
Angka kematian pada anak normal di Amerika 5,4 – 7,5 dari 10.000 kasus
varicella. 5
Pada neonatus dan anak yang menderita leukimia, immunodefisiensi, sering
menimbulkan komplikasi dan angka kematian yang meningkat. 5
Angka kematian pada penderita yang mendapatkan pengobatan
immunosupresif tanpa mendapatkan vaksinasi dan pengobatan antivirus antar 7 –
27% dan sebagian besar penyebab kematian adalah akibat komplikasi pneumonitis
dan ensefalitis. 5
Pencegahan
Untuk mencegah cacar air diberikan suatu vaksin. Kepada orang yang belum
pernah mendapatkan vaksinasi cacar air dan memiliki resiko tinggi mengalami
komplikasi (misalnya penderita gangguan sistem kekebalan), bisa diberikan
immunoglobulin zoster atau immunoglobulin varicella-zoster. Vaksin varisela
biasanya diberikan kepada anak yang berusia 12-18 bulan. 3
Syarat MP ASI
Makanan yang diberikan pada bayi dan anak balita harus memenuhi syarat-syarat
berikut :
a. Memenuhi kecukupan energi dan semua zat gizi.
b. Sesuai usia, macam makanan yang diberikan disesuaikan dengan pola
menu seimbang.
c. Bahan makanan yang digunakan tersedia di daerah setempat.
d. Kebiasaan makan, bentuk dan porsi makanan disesuaikan dengan daya
terima, toleransi, dan keadaan faali anak, dengan selalu memperhatikan
higienitas makanan maupun lingkungan.
e. MP ASI untuk bayi sebaiknya mempunyai nilai energi, kandungan protein,
vitamin dan mineral yang sesuai kebutuhan (Muchtadi, 2004).
Rata – rata angka kecukupan gizi setiap hari untuk anak usia 0 – 36 bulan dapat
dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Angka kecukupan gizi per hari untuk anak usia 0-36 bulan.
Komponen Golongan Umur
PEMBERIAN MP ASI
1. Prinsip Pemberian MP ASI
Pemberian MP ASI diberikan pada anak yang berusia 6 sampai 24 bulan secara
berangsur-angsur untuk mengembangkan kemampuan mengunyah dan menelan
serta menerima macam-macam makanan dengan berbagai tekstur dan rasa.
Pemberian MP ASI harus bertahap dan bervariasi, mulai dari bentuk bubur cair ke
bentuk bubur kental, sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembik dan
akhirnya makanan padat (Soenardi, 2006). MP ASI sebaiknya diberikan secara
bertahap, sedikit demi sedikit dalam bentuk encer secara berangsur-angsur ke
bentuk yang lebih kental sampai padat (Arisman, 2004).
Hal-hal yang harus diperhatikan mengenai pemberian MP ASI secara tepat
dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3 Prinsip pemberian MP ASI
Usia
Komponen 6-8 bulan 9 - 11 bulan 12-24 bulan
1. Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Keempat. Bab
Varisela. Jakarta : FKUI. 2007.
2. Mehta, Parang. Varicella. Emedicine from WebMD. September 2007.
Diambil dari http://www.emedicine.com/ped/topic2385.htm. Diakses pada
tanggal 19 Januari 2016.
3. Rampengan, T.H. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC. 2005.
4. Schachner, Lawrence. Pediatric Dermatology Third Edition. Mosby. 2003.
5. Dewi, M. Cacar Air (Varicella). Diambil dari Medicastore.com
http://www.medicastore.com/med/detail_pyk.php?
id=&iddtl=38&idktg=&idobat=&UID=20071115181404219.83.83.58.
Diakses pada tanggal 19 Januari 2016.
B. MP ASI
Swara. 2008.
4. Soenardi, Tuti. Gizi Seimbang untuk Anak dan Balita dalam Hidup Sehat
Gizi Seimbang dalam Siklus Kehidupan Manusia. Jakarta : Gramedia.
2006.
1. SUBYEKTIF
demam 3 hari, nafsu makan turun, muncul lenting-lenting berair di wajah, dan
a. Gejala klinis :
Demam 3 hari.
Nafsu makan turun.
Muncul lenting-lenting berair pada wajah dan leher.
Berat badan sulit naik.
b. Tanda vital :
axillaris.
c. Pemeriksaan fisik
Pengobatan
a. Farmakologi :
− Pemberian antipiretik : P,O. Paracetamol sirup 3 x ½ cth p.c. prn.
− Pemberian antiviral :
R/ Acyclovir mg 200 mg tab No. XX
S. lactis q. s. tab No. III
m.l.f.a. pulv dtd No. XX
4 dd 1 pulv p.c.
b. Non farmakologi :
− Istirahat.
− Makan dan minum makanan serta minuman bergizi.
− Menggunakan pakaian hangat.
− Hindari mengonsumsi jajanan diluar rumah.
− Mencuci tangan secara benar setelah melakukan aktivitas (baik untuk
Pendidikan
Dijelaskan kepada pasien tentang penyakit cacar air, perjalanan penyakit dan
pentingnya menjaga kebersihan dan pola makan yang baik dengan makanan