Latar Belakang
1
2
3
4
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Sub kelas : Dialypetalae
Bangsa : Myrtales
Suku : Myrtaceae
Marga : Syzygium
Jenis : (Syzygium polyanthum)
5
6
B. Tujuan Praktikum
Dapat memahami dan melakukan proses pembuatan ekstrak suatu
tanaman obat dengan cara perkolasi dan dapat merancang bentuk
sediaan yang cocok dan bernilai komersial.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Simplisia daun salam
b. Cairan penyari
c. Aerosil
d. Bahan pengemas
2. Bahan
a. Perkolator
b. Blender dan penggilingan
c. Ayakan serbuk
d. Pengaduk
e. Erlenmeyer
f. Beaker glass
g. Corong kaca
h. Kain flanel
i. Cawan porselen
3. Gambar Bagian Alat
D. Prosedur Kerja
Bagian bawah perkolator diisi dengan kapas dan di beri kertas saring di
atasnya
Tambahkan bahan yang sudah dibasahi dan tambahkan cairan penyari ± ¾ perkolator
7
8
E. Pembahasan
9
10
etanol 70% sebanyak 1000 mL. Karena yang tersedia adalah etanol 96%
maka praktikan diharuskan membuat pengenceran etanol terlebih dahulu
dengan cara mengambil etanol 96% sebanyak 520 mL kemudian
ditambahkan aquadest sampai volume mencapai 1000 mL. Setelah dibuat
pengenceran etanol selanjutnya praktikan membasahi serbuk simplisia
dengan larutan penyari, pada praktikum ini digunakan penyari secukupnya
untuk membasahi serbuk simplisia. Simplisia yang telah dibasahi
kemudian dimasukkan ke dalam bejana tertutup dan didiamkan sekurang-
kurangnya selama 2 jam. Pembasahan dan pendiaman ini bertujuan agar
sel-sel simplisia mengembang sempurna sehingga cairan penyari akan
mudah menembus sel. Setelah 2 jam massa dipindahkan sedikit demi
sedikit ke dalam percolator tabung yang sebelumnya telah dilapisi kertas
saring yang telah dibasahi oleh etanol. Ini berujuan untuk menjaga
kecepatan aliran cairan penyari, jika kertas saring dibasahi dengan air
maka air yang bersifat polar akan mempercepat aliran cairan. Serbuk
simplisia dimasukkan sedikit demi sedikit sambil sesekali ditekan hati-
hati, ini juga bertujuan untuk mengatur aliran dari cairan penyari. Setelah
serbuk simplisia dimasukkan semuanya kemudian dimasukkan cairan
penyari kedalam percolator melalui dinding percolator agar cairan penyari
rata mengenai serbuk simplisia dan supaya tidak terbentuk lubang
ditengah-tengah serbuk simplisia. Setelah semuanya siap kenudian
dimasukkan percolator ditutup dan dibiarkan selama 24 jam. Kemudian
cairan dibiarkan menetes dengan kecepatan 1 mL per menit. Kemudian
cairan penyari ditambahkan berulang-ulang sehingga selalu ada selapis
cairan penyari diatas simplisia. Setelah itu hasil dari perkolasi diuapkan
diatas waterbath hingga diperoleh ekstrak kental.
Setelah diperoleh ekstrak kental maka dapat dihitung
randemennya. Menghitung randemennya dengan cara pertama, timbang
pot obat yang masih kosong, kemudian timbang pot obat yang telah berisi
ekstrak kental. Untuk mengetahui bobot ekstrak yang diperoleh maka
bobot pot obat yang berisi ekstrak dikurangi dengan bobot pot obat
kosong. Hasil dari pengurangan tersebut itulah bobot ekstrak yang
diperoleh. Pada praktikum kali ini diperoleh ekstrak daun salam dengan
bobot 7,89 gram. Setelah diperoleh bobot ekstrak kental maka dihitung
randemennya dengan cara bobot ekstrak yang diperoleh dibagi dengan
jumlah simplisia yang ditimbang kemudian dikalikan dengan 100%. Pada
praktikum ini diperoleh hasil randemennya yaitu sebesar 3,156%.
11
12
F. Hasil Perhitungan
Diketahui :
Bobot simplisia awal : 250 gram
Bobot simplisia akhir : 7,89 gram
7,89 gram
= x 100%
250 gram
= 3,156%
G. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
a. Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan cairan
penyari yang selalu baru melalui serbuk simplisia yang telah
dibasahi.
b. Penyari yang dilakukan adalah etanol 70% yang sebelumnya
telah dilakukan pengenceran terlebih dahulu yaitu dari etanol
96%. Etanol merupakan cairan penyari yang memiliki harga
yang mahal namun memiliki banyak keuntungan karena sulit
ditumbuhi kapang, sifatnya netral, tidak beracun, dan
absorbsinya juga baik.
c. Bobot ekstrak kental daun salam yang diperoleh sebanyak 7,89
gr.
d. Randemen ekstrak yang diperoleh sebesar 3,156 %.
2. Saran
a. Perlu memperhatikan kebersihan ruangan juga alat dan bahan
supaya bahan tidak terkontaminasi dengan zat-zat yang tidak
diinginkan.
b. Sebaiknya praktikan lebih teliti pada saat praktikum
berlangsung. Seperti pada saat perhitungan pengenceran etanol,
praktikan harus teliti agar hasil pencarian sesuai dengan yang
diharapkan. Kemudian saat penimbangan serbuk simplisia,
sebaiknya praktikan harus jeli membaca angka pada timbangan
analitik agar tidak salah pada saat penimbangan.
13
14
DAFTAR PUSTAKA
DepKes RI., 1977, Materi Medika Indonesia, jilid : 1-4, departemen kesehatan RI,
Jakarta.
Muhtadi., Suhendi, A., W, Nurcahyanti., Sutrisna, EM. 2010. Potensi Daun Salam
(Syzigiumpolyanthum Walp.) dan Biji Jinten Hitam (Nigella sativa Linn)
sebagai Kandidat Obat Herbal Terstandar Asam Urat.
http://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/123456789/3207. Diakses 29
Desember 2013.
Sumono, A. dan Wulan, S.D.A. 2009. Kemampuan air rebusan daun salam
(Eugeni apolyantha W.) dalam menurunkan jumlah koloni bakteri
Streptococcus sp.Majalah Farmasi Indonesia, 20(3), 112- 117.
15
16
LAMPIRAN
17
18
Produk Perkolasi
Pada praktikum perkolasi kali ini, ekstrak hasil perkolasi di buat sebuah
produk yaitu kapsul daun salam yang berguna untuk mengatasi gangguan
pencernaan. Pembuatan produk teh tersebut dilakukan dengan cara:
Jumlah kapsul
6,35
= 0,38 = 16,71, sehingga dibuat kapul sebanyak 16 buah. Dengan
tambahan aerosil sebanyak:
Hasil produk :
19