Anda di halaman 1dari 3

Cerita Wayang: Bima Suci

Published on: July 31, 2015 | Author: Su Rahman

Di Kerajaan Astina, prabu Duryudana mengkhawatirkan keamanan negaranya dengan


adanya pendeta baru di perbatasan Astina (Sumur Jalatunda/Gunung Argakelasa) yang
bernama Begawan Bimasuci. Semakin hari semakin banyak rakyat Astina yang berguru pada
pendeta tersebut. Hal ini dipandang Duryudana akan mengurangi kewibawaan bahkan bisa
dianggap merongrong kedudukannya. Kekawatiran ini didukung Sengkuni yang selanjutnya
menyalahkan Pandita Drona. Karena sudah bisa diketahui bahwa Begawan Bimasuci tidak
lain adalah Werkudara yang merupakan murid Drona. Kenapa Drona yang bersedia
mencelakakan Bima tapi justru sebaliknya, Bima telah berhasil mendapatkan ilmu
kasampurnan dan setelah itu tidak langsung kembali ke Amarta tapi justru mendirikan
pertapaan di wilayah Astina. Semua tuduhan Duryudana maupun Sengkuni dibantah oleh
Drona, bahwa keberhasilan Bima mendapatkan ilmu kasampurna adalah berkat ketekunan
dan ketabahan Bima dalam menghadapi segala cobaan dan rintangan hal ini lain dengan
Kurawa. Sedang kenapa Bima tidak langsung kembali ke Amarta dan justru mendirikan
pertapaan di wilayah Astina ini merupakan strateginya, satu sisi ini justru menguntungkan
Astina karena Bima berperan ikut mendidik dan membina moral rakyat Astina disisi lain
untuk meringkihkan negara Amarta. Karena kekuatan Pandawa terletak pada Bima, kalau
Bima tidak berada di kerajaan berarti kerajaan Amarta kehilangan kekuatannya sehingga
akan mudah dihancurkan. Maka untuk menunjukkan kebenaran pendapatnya dan
kesetiaannya pada raja, Drona memanggil siswa barunya untuk datang dan membantu
menyerang Amarta. Sedang dirinya justru akan menemui Bima supaya selalu tekun tetap
berada di pertapaan. Duryudana menyetujuinya, selanjutnya memerintahkan Sengkuni
membawa para Kurawa membantu Raja sabrang untuk menyerbu Amarta.
Di Kerajaan Amarta, Pandawa

dirundung kesedihan karena kepergian Bima yang sehabis mendapatkan ilmu kasampurna
tidak kembali ke kerajaan tapi malah menghilang entah dimana keberadaannya disamping
itu juga disusul kepergian Arjuna yang tampa pemberitahuan saudara-saudaranya pergi
entah kemana. Hal ini akan membahayakan keselamatan negara. Tidak lama kemudian
datanglah Patih Tambak Ganggeng yang melaporkan adanya musuh yang akan menyerang
Negara Amarta. Selanjutnya Puntadewa memerintahkan para putra-putra Pandawa untuk
menghadapi serangan musuh.
Dalam peperangan para putra-putra Pandawa kewalahan menghadapi raja sabrang yang
didukung prajurit Astina, semua dibentak jadi terlempar entah kemana jatuhnya. Sedang
prajurit lainya kocar-kacir menyelamatkan diri.
Di Kahyangan Jonggring Saloka, Batara Guru mengkawatirkan keberadaan Bimasuci yang
mengajarkan ilmu kasampurnan. Hal ini akan mengurangi eksistensi keberadaan dan
kedudukan para dewa. Karena dengan mendalami ilmu kasampurnan, manusia tidak lagi
mau menyembah dan berbakti pada Dewa. Untuk itu Batara Guru memerintahkan para
prajurit Dewa untuk mengusir Bimasuci dari pertapaannya. Yang menerima perintah
selanjutnya sama berangkat yang dipimpin Batara Bayu, Brama, Endra dll.
Ditengah hutan Arjuna merasa sedih mencari keberadaan Bima yang sehabis memperoleh
ilmu kasampurnan tidak pulang tapi justru menghilang pergi entah kemana keberadaannya.
Atas saran Semar Arjuna disuruh pergi ke wilayah negara Astina nanti akan menemukan
dimana Bima berada.
Di Gunung Argakelasa/Sumur Jalatunda Bima sedang menerima kedatangan Anoman, niat
awal Anoman mengingatkan Bima untuk segera pulang ke Amarta namun setelah tahu
kedudukan Bimasuci sebenarnya justru Anoman malah berguru kepadanya. Tidak lama
kemudian datanglah Drona, dengan maksud menyanjung dan mendorong Bima untuk tetap
berada di pertapaan. Tak lama kemudian datang juga Arjuna yang bermaksud juga
mengingatkan kakaknya untuk segera pulang ke Amarta, karena kalau ditinggal terlalu lama
akan membayakan keselamatan negara. Namun setelah menerima alas an dan wejangan
dari Bima, Arjuna justru berguru sama Bimasuci dan ingin tetap tinggal bersama di
pertapaan.
Untuk sementara Drona, Anoman dan Arjuna diminta meninggalkan tempat oleh Bimasuci
karena akan kedatangan para dewa. Batara Bayu, Brama, Endra datang ingin mengusir Bima
karena lewat perdebatan para dewa kewalahan selanjutnya para dewa menjatuhkan guntur
api, angin, air namun semuanya dapat diatasi Bimasuci. Karena para prajurit Dewa tidak
berhasil mengusir Bimamsuci, Batara Guru menghadapi sendiri. Terjadilah Bantah tentang
kedudukan dan eksistensi para dewa sebenarnya yang dikaitkan dengan ketauhitan. Batara
Guru kewalahan menghadapi Bimasuci dan mengetahui siapa sebenarnya yang sedang
bersemayan dalam jiwa Bima suci yang tidak lain adalah Sang Hyang Wenang. Setelah
bertobat akhirnya pergi Batara Guru pergi mmeninggalkan Bimasuci. Setelah itu Sang Hyang
Wenang keluar dari dalam tubuh Bima kembali ke Kahyangan.
Arjuna, Anoman, Drona menghadap Bimasuci kembali, tak lama kemudian datanglah Kresna
yang mengingatkan Bimasuci, bahwa usaha untuk mencapai kesempurnaan tidak harus
dengan laku ibadat yang terus meninggalkan keduniaan. Tapi juga dengan darma dengan
kehidupan sehari-hari . Siapa yang berbuat baik ikut memayu hayuning bawana ddilandasi
dengan rasa iklas dan pasrah pada Tuhan maka insya Allah amalnya akan diterima dan akan
mencapai kesempurnaan hidupnya baik di dunia maupun di akhirat. Selanjutnya Kresna juga
mengingatkan bahwa Kerajaan Amarta sekarang dalam bahaya karena mendapat serangan
dari musuh untuk itu Bima diminta segera pulang ke Amarta menyelamatkan negara dan
rakyatnya menuju kedamaian dan ketentraman yang abadi. Tiba-tiba Gatutkaca, Antarja
tiba (jatuh) tanpa sadarkan diri, setelah disadarkan Bima, mereka melaporkan keadaan
negara Amarta yang porak poranda diserbu Musuh. Bima segera tergugah hatinya segera
berangkat ke Amarta dengan para putera-puteranya.
Setelah tiba di Amarta, Bima, Arjuna dan para putra-putra Pandawa segera mengusir para
musuh. Namun untuk menghadapi raja sabrang semua kewalahan akhirnya Semar yang
menghadapinya. Raja sabrang dapat ditundukkan dan kembali ke wujudnya asli yakni Batara
Kala. Tujuan Batara Kala menyamar lalu membuat onar tidak lain adalah ingin mengingatkan
Bima supaya segera kembali ke Amarta. Para Kurawa merasa malu terus mengamuk namun
dapat diusir Bima.
Para pandawa bersyukur dengan kembalinya Bima dan bersatunya kembali Pandawa,
sehingga ketentraman, kedamaian dan kesejahteraan dapat hidup kembali di bumi Amarta.

Anda mungkin juga menyukai