Kowlwdge : disease process Teaching : disease Process
Definisi : Kowledge : health Behavior 1. Berikan penilaian tentang tingkat Tidak adanya atau kurangnya Kriteria Hasil : pengetahuan pasien tentang proses informasi kognitif sehubungan Pasien dan keluarga penyakit yang spesifik dengan topic spesifik. menyatakan pemahaman 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan tentang penyakit, kondisi, bagaimana hal ini berhubungan dengan Batasan karakteristik : anatomi dan fisiologi, dengan cara yang prognosis dan program memverbalisasikan adanya tepat. masalah, ketidakakuratan pengobatan 3. Gambarkan tanda dan gejala yang mengikuti instruksi, perilaku tidak Pasien dan keluarga mampu biasa muncul pada penyakit, dengan sesuai. melaksanakan prosedur yang cara yang tepat dijelaskan secara benar 4. Gambarkan proses penyakit, dengan Faktor yang berhubungan : Pasien dan keluarga mampu cara yang tepat keterbatasan kognitif, interpretasi menjelaskan kembali apa 5. Identifikasi kemungkinan penyebab, terhadap informasi yang salah, yang dijelaskan perawat/tim dengna cara yang tepat kurangnya keinginan untuk kesehatan lainnya. 6. Sediakan informasi pada pasien tentang mencari informasi, tidak kondisi, dengan cara yang tepat mengetahui sumber-sumber 7. Hindari jaminan yang kosong informasi. 8. Sediakan bagi keluarga atau SO informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat 9. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit 10. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan 11. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan 12. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat 13. Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal, dengan cara yang tepat 14. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat Page|1 LAPORAN PENDAHULUAN I. KONSEP MEDIS A. Defenisi Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley & Wong’s,1995). Gastroenteritis adalah inflamasi pada lapisan membran gastrointestinal disebabkan oleh berbagai varian entero pathogen yang luas yaitu bacteria, virus dan parasit. Manifestasi klinis utama yautu diare dan muntah yang menentukan jenis terapi (Smeltzer, 2002). Gastroenteritis yang juga disebut sebagai diare pelancong dan keracunan makanan merupakan gangguan yang bersifat self-lemiting (bisa sembuh tanpa banyak intervensi) dan ditandai dengan diare, mual, muntah dan krama abdominal (Williams. L , 2008). B. Etiologi Menurut williams (2008), penyebab dari gastroenteritis akut yaitu: 1. Amoeba: terutama Entamoeba histolystica 2. Bakteri : menyebabkan keracunan makanan akut yaitu: staphylococcus aureus, Salmonella Shigela, Clostridium botulinum, Escherichia coli, Clostridium perfringens 3. Reaksi obat: antibiotik 4. Defesiensi enzim 5. Alergen makanan 6. Tercernanya toksin: tumbuhan atau jamur payung (cendawan) 7. Parasit : Ascaris, Enterobius, Trichinella spiralis 8. Virus : adenovirus, echovirus, norovirus, atau coxsackievirus. Hartina 70300111030 UIN ALAUDDIN MAKASSAR Page|2 C. Manifestasi Klinis Menurut Williams (2008), manifestasi klinis dari gatroenteritis yaitu: 1. Ketidaknyamanan di abdomen (berkisar dari kram sampai nyeri) 2. Diare 3. Mual dan muntah 4. Hipermotilitas usus 5. Borborigmus 6. Demam 7. Tidak enak badan 8. Turgor kulit menurun 9. Nadi meningkat 10. Keringat dingin 11. Muka pucat D. Patofisiologi Diare akibat infeksi terutama ditularkan secara fekal oral. Hal ini disebabkan masuknya minuman atau makanan yang terkontaminasi tinja ditambah dengan ekskresi yang buruk, makanan yang tidak matang, bahkan yang disajikan tanpa dimasak. Penularannya adalah transmisis orang ke orang melalui aerosolisasi (Norwalk, Rotavirus), tangan yang terkontaminasi (Clostridium difficile), atau melalui aktifitas seksual. Faktor penentu terjadinyan diare akut adalah faktor penyebab (agen) dan faktor pejamu (host). Faktor pejamu adalah kemampuan pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme, yaitu faktor daya tahan tubuh atau lingkungan lumen saluran cerna, seperti keasaman lambung, motilitas lambung, imunitas, juga mencakup lingkungan mikroflora usus. Faktor penyebab yang mempengaruhi patogenesis antara lain daya penetrasi yang merusak sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang mempengaruhi sekresi cairan di usus, serta Hartina 70300111030 UIN ALAUDDIN MAKASSAR Page|3 daya lekat kuman. Kuman tersebut membentuk koloni-koloni yang dapat menginduksi diare (Smeltzer, 2002). 1. Bakteri noninvansif (enterotoksigenik) Toksin yang diproduksi bakteri akan terikat pada mukosa usus halus, namun tidak merusak mukosa. Toksin menigkatkan kadar siklik AMP di dalam sel, menyebabkan sekresi aktif anion klorida ke dalam lumen usus yang diikuti air, ion karbonat, kation, natrium dan kalium. Bakteri ynag termasuk golongan ini adalah V. Cholera, Enterotoksigenik E. Coli (ETEC), C. Perfringers, S. Aureus, dan Vibriononglutinabel (Smeltzer, 2002). 2. Bakteri enteroinvansifi Diare menyebabkan kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi dan bersifat sekretorik eksudatif. Cairan diare dapat bercampur lendir dan darah. Bakteri yang termasuk dalam golongan ini adalah Enteroinvansive E. Coli (EIEC), S. Paratyphi B. S. Typhimurium, S. Enteriditis, S. Choleraesuis, Shigela, Yersinia dan C. Perfringens tipe C (Smeltzer, 2002). E. Penatalaksanaan Menurut John (2004), penatalaksanaan pada gastroenteritis 1. Penggantian cairan intra vena ( IV bolus 500 ml normal salin untuk dewasa, 10- 20 ml ) rehidrasi sebagai prioritas utama terapi. 2. Pemberian suplemen nutrisi harus diberikan segera pada pasien mual muntah. 3. Pemberian antibiotik jika etiologi telah diketahui yang diberikan pada pasien dewasa adalah biasanya cifrofloksasin 500 mg. 4. Pemberian metronidazole 250-750 mg selama 5-14 kali. 5. Obat antiemetik yang digunakan pada pasien yang muntah dengan dehidrasi Hartina 70300111030 UIN ALAUDDIN MAKASSAR Page|4 6. Pemberian Obat anti sekresi (asetosal, klorpromazin) dan Obat spasmolitik (papaverin, ekstrakbelladone). F. Pemeriksaan Penunjang Menurut Muttaqin, (2008), pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan ialah sebagai berikut : 1. Pemeriksaan tinja: a. Makroskopis dan mikroskopis b. pH dan kadar gula dalam tinja c. uji bakteri bila perlu. 2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan pH, cadangan alkali, dan GDA. 3. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan fosfat untuk mengidentifikasi status elektrolit. G. Komplikasi Komplikasi diare mencakup potensial terhadap disritmia jantung akibat hilangnya cairan dan elektrolit secara bermakna (khususnya kehilangan Kalium). Hipotensi, anoreksia, disritmia jantung, takikardia atrium, fibrilasi atrium merupakan manifestasi dari kekurangan kalium (Smeltzer, 2002). H. Derajat Dehidrasi Menurut banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi dapat dibagi berdasarkan: 1. Kehilangan berat badan a. Tidak ada dehidrasi, bila terjadi penurunan berat badan 2,5%. b. Dehidrasi ringan bila terjadi penurunan berat badan 2,5-5%. c. Dehidrasi berat bila terjadi penurunan berat badan 5-10% Hartina 70300111030 UIN ALAUDDIN MAKASSAR Page|5 2. Skor Mavrice King Bagian tubuh Yang diperiksa Nilai untuk gejala yang ditemukan 012 Keadaan umum Kekenyalan kulit Mata Ubun-ubun besar Mulut Denyut nadi/mata Sehat Normal Normal Normal Normal Kuat <120 Gelisah, cengeng Apatis, ngantuk Sedikit kurang Sedikit cekung Sedikit cekung Kering Sedang (120-140) Mengigau, koma, atau syok Sangat kurang Sangat cekung Sangat cekung Kering & sianosis Lemas >40 Keterangan: - Jika mendapat nilai 0-2 dehidrasi ringan - Jika mendapat nilai 3-6 dehidrasi sedang - Jika mendapat nilai 7-12 dehidrasi berat 3. Menurut WHO Yang Dinilai SKOR 123 Keadaan umum Mata Mulut Pernapasan Turgor kulit Nadi Baik Biasa Biasa <30 x/menit Baik <120x/menit Lesu/ haus Cekung Kering 30-40x/ menit Kurang 120-140x/menit Gelisah, lemas, ngantuk hingga syok Sangat cekung Sangat kering >40x/menit Jelek >140x/menit ( Derajat Dehidrasi WHO modifikasi FK Unhas) Keterangan : - 6 : tanpa dehidrasi - 7-12 : dehidrasi ringan- sedang Hartina 70300111030 UIN ALAUDDIN MAKASSAR Page|6 - >13 : dehidrasi berat II. KONSEP KEPERAWATAN A. Pengkajian Menurut Muttaqin, (2008) anamnesa pada GEA meliputi identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, dan pengkajian psikososial. 1. Identitas Klien: Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, dan diagnosis medis. 2. Keluhan utama: BAB lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi encer. 3. Riwayat penyakit sekarang: BAB warna kuning kehijauan, hitam, bercampur lendir, dan darah atau lendir saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali sehari. 4. Riwayat penyakit dahulu: pernah mengalami diare / gastroenteristis sebelumnya, pemakaian antibiotik, atau kostikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit) alergi makanan, ISPA, ISK, OMA. 5. Riwayat penyakit keluarga: apakah ada salah seorang di antara keluarga yang mengalami diare/ gastroenteritis. 6. Riwayat kesehatan lingkungan: penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat tinggal kurang bersih. 7. Pemeriksaan Fisik: Setelah melakukan anamnesis yang mengarah pada keluhan-keluhan klien, pemeriksaan fisik sangat berguna untuk mendukung data dari pengkajian anamnesis. a. Keadaan umum: klien lemah, gelisah, lesu, kesadaran menurun. b. Mata : cekung Hartina 70300111030 UIN ALAUDDIN MAKASSAR Page|7 c. Sistem pencernaan: mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltik meningkat >35x / menit, nafsu makan menurun, mual, muntah, kelihatan haus. d. Sistem pernafasan: pernapasan cepat bisa >40x permenit bila terjadi asidosis metabolik. e. Sistem kardiovaskuler: nadi cepat, >120 menit dan lemah, tekanan darah menurun pada diare sedang. f. Sistem integumen: warna kulit pucat, turgor menurun > 2 detik, suhu meningkat >37 o g. Sistem perkemihan : urine produksi rendah, frekuensi berkurang. Menurut Doenges (2012) data dasar pengkajian pada pasien NHS yaitu: g.1. Aktivitas/ istirahat Gejala: kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah, insomnia, tidak tidur semalaman karena diare, merasa gelisah dan ansietas, pembatsana aktivitas/ kerja sehubungan dengan efek proses penyakit. g.2. Sirkulasi Tanda: takikardia (respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi, dan nyeri) Kemerahan, area ekimosis ( kekurangan vitamin K) TD: hipotensi, termasuk postural Kulit/ membran mukosa: turgor buruk, kering, lidah pecah-pecah (dehidrasi) g.3. Integritas ego Gejala: ansietas, ketakutan, emosi kesal, mis., perasaan tak berdaya/ tak ada harapan Faktor stress akut/kronis, mis., hubungan dengan keluarga/ pekerjaan, pengobatan yang mahal. Tanda: menolak, perhatian menyempit, depresi. Hartina 70300111030 UIN ALAUDDIN MAKASSAR Page|8 g.4. Eliminasi Gejala: tekstur feces bervariasi dari bentuk lunak sampai bau atau berair.episode diare berdarah tidak dapat diperkirakan, hilang timbul, sering, tak dapat dikontrol, perasaan kram, defekasi dengan darah/ lendir. Tanda: bising usus, peristaltik meningkat. g.5. Makanan/ cairan Gejala: Anoreksia, mual/ muntah, penurunan berat badan, tidak tolerir terhadap diet/ sensitif, mis., buah / sayur, produk susu, makanan berlemak. Tanda: penurunan lemak subkutan/ massa otot. Kelemahan, tonus otot dan turgor kulit buruk. Membran mukosa pucat, inflamasi rongga mulut. g.6. Hygiene Tanda: ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri, bau badan. g.7. Nyeri/ kenyamanan Gejala: nyeri/ nyeri tekan pada kuadran kiri bawah (mungkin hilang dengan defekasi) Tanda: nyeri tekan abdomen/ distensi. g.8. Kemanan Gejala: peningkatan suhu tubuh, alergi terhadap makanan/ prodk susu Tanda: nyeri tekan pada abdomen, kemerahan. g.9. Seksualitas Gejala: frekuensi menurun/ tidak ada keinginan aktivitas seksual. g.10. Interaksi sosial Tanda: masalah hubungan, ketidakmampuan aktif dalam sosial. Hartina 70300111030 UIN ALAUDDIN MAKASSAR Page|9 B. Diagnosa Adapun diagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut Doengoes (2012) adalah : 1. Diare berhubungan dengan inflamasi, iritasi, atau malabsorbsi usus, adanya toksin, atau penyempitan segmental lumen; ditandai dengan : peningkatan bunyi usus/ peristaltik, defekasi sering dan berair, perubahan warna feces, dan nyeri abdomen tiba- tiba saat defekasi. 2. Resiko tinggi kekukarangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan banyak melalui rute normal (diare berat, muntah), status hipermetabolik, dan pemasukan terbatas (mual). 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan absorbsi nutrien, status hipermetabolik; ditandai dengan penurunan berat badan, penurunan lemak subkutan/ massa otot: tonus otot buruk, bunyi usus hiperaktif, konjungtiva dan membran mukosa pucat, menolak untuk makan. 4. Anisetas ringan berhubungan dengan faktor psikologis/ rangsang simpatis dari proses inflamasi, ancaman konsep diri, perubahan status kesehatan, status sosio ekonomi, fungsi peran, pola interaksi; ditandai dengan peningkatan tegangan, distress, ketakutan, menunjukkan masalah tentang perubahan hidup. 5. Nyeri akut berhubungan dengan hiperperistaltik, diare lama, iritasi kulit/jaringan, ekskoriasi fisura, fisura, periektal; fistula ditandai dengan laporan nyeri abdomen, distraksi, gelisah 6. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan stressor yang berat, proses penyakit yang tidak diduga, nyeri, kurang tidur/ istirahat ditandai dengan ansietas, putus asa, tegangan emosi, harga diri buruk. 7. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan pengobatan dibubungkan dengan kesalahan intrpretasi informasi, tidak mengenal sumber; Hartina 70300111030 UIN ALAUDDIN MAKASSAR P a g e | 10 ditandai dengan pertanyaan, pernyataan salah konsep, tidak akurat mengikuti instruksi. C. Intervensi Adapun intervensi keperawatn yang diterapkan pada pasien NHS menurut Doengoes (2012), yaitu: a.1. Diare berhubungan dengan inflamasi, iritasi, atau malabsorbsi usus, adanya toksin, atau penyempitan segmental lumen; ditandai dengan : peningkatan bunyi usus/ peristaltik, defekasi sering dan berair, perubahan warna feces, dan nyeri abdomen tiba- tiba saat defekasi. Kriteria evaluasi: 7.a. Melaporkan penurunan frekuensi defekasi, konsistensi kembali normal. 7.b. Mengidentifikasi/ menghindari faktor pemberat. Intervensi: a. Observasi dan catat frekuensi defekasi, karakteristik, dan faktor pencetus. Rasional: membantu membedakan penyakit dan mengkaji beratnya episode. b. Tingkatkan tirah baring, berikan alat- alat di samping tempat tidur. Rasional: istirahat menurunkan motilitas usus juga menurunkan laju metabolisme bila infeksi atau perdarahan sebagai komplikasi. c. Identifikasi makanan dan cairan yang mencetuskan diare, misalnya sayuran, buah , sereal, bumbu, minuman karbonat, produk susu. Rasional: menghindarkan iritan, meningkatkan istirahat usus. d. Mulai lagi pemasukan cairan peroral secara bertahap, tawarkan minuman jernih tiap jam, hindari minuman dingin. Rasional: memberikan istirahat kolon dengan menghilangkan dan menurunkan rangsang makanan/ cairan. Hartina 70300111030 UIN ALAUDDIN MAKASSAR P a g e | 11 e. Observasi demam, takikardia, ansietas dan kelesuan. Rasional: tanda bahwa toksik pada kolon atau perforasi usus telah terjadi memerlukan penanganan medik segera. f. Kolaborasi: Berikan obat sesuai dengan indikasi: - Antikolinergik Rasional: menurunkan motilitas/ peristaltik GI dan menurunkan sekresi digestif untuk menghilangkan kram ketika diare. - Antibiotik Rasional: mengobati infeksi supuratif lokal. 2. Resiko tinggi terhadap kekukarangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan banyak melalui rute normal (diare berat, muntah), status hipermetabolik, dan pemasukan terbatas (mual). Kriteria hasil: 1.a. Mempertahankan volume cairan adekuat dibuktikan oleh mebran mukosa lembab, turgor kulit baik, dan pengisian kapiler baik 1.b. TTV stabil. Intervensi: a. Awasi masukan dan haluaran, karakter feces, perkirakan kehilangan yang tidak terlihat misalnya berkeringat, ukur BJ urine, observasi oliguria. Rasional: memberikan informasi tentang keseimbangan cairan, fungsi ginjal, dan kontrol penyakit usus juga merupakan pedoman untuk penggantian cairan. b. Kaji tanda- tanda vital (TD, Nadi, Suhu) Rasional: hipotensi, takikardi, demam, dapat menunjukkan respons terhadap efek kehilangan cairan. Hartina 70300111030 UIN ALAUDDIN MAKASSAR P a g e | 12 c. Observasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa, penurunan turgor kulit, pengisian kapiler lambat. Rasional: menunjukkan kehilangan cairan berlebihan/ dehidrasi. d. Timbang berat badan tiap hari Rasional: penurunan menunjukkan kekurangan nutrisi/ cairan. e. Pertahankan pembatasan peroral, tirah baring, hindari kerja. Rasional: kolon diistirahatkan untuk pnyembuhan dan menurunkan kehilangan cairan usus. f. Catat kelemahan otot umum/ disaritmia jantung Rasional: kehilangan cairan berlebihan dapat menimbulkan ketidakseimbangan elektrolit, misalnya kalium yang perlu untuk fungsi tulang dan jantung. g. Kolaborasi: - Berikan cairan parnteral Rasional: mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara adekuat dan cepat. - Pemeriksaan laboratorium, contoh elektrolit dan GDA Rasional: menentukan kebutuhan penggantian dan keefektifan terapi. - Berikan obat sesuai terapi (anti diare, antipiretik, vit.K) Rasional: antidiare menurunkan kehilangan cairan dari usus, antipiretik mengontrol demam, antiemetik mengontrol mual/ muntah, vitamin K merangsang pembentukan protrombin hepatik. Menstabilitasi koagulasi. 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan absorbsi nutrien, status hipermetabolik; ditandai dengan penurunan berat badan, penurunan lemak subkutan/ massa otot: tonus otot buruk, bunyi usus hiperaktif, konjungtiva dan membran mukosa pucat, menolak untuk makan. Hartina 70300111030 UIN ALAUDDIN MAKASSAR P a g e | 13 Kriteria hasil: a. Menunjukkan berat badan stabil, atau peningkatan berat badan dengan nilai laboratorium normal b. Tidak ada malnutrisi. Intervensi: a. Timbang Berat Badan tiap hari. Rasional: meberikan informasi tentang kebutuhan diet/ keefektifan terapi. b. Tirah baring/ pembatasan aktivitas selama fase sakit. Rasional: menurunkan kebutuhan metabolik, mencegah penurunan kalori. c. Batasi makanan yang dapat menyebabkan kram abdomen, flatus. Rasional: mencegah serangan akut. d. Catat masukan dan prubahan simptomatologi Rasional: memberikan kontrol pada pasien dan kesempatan untuk meningkatkan masukan. 4. Anisetas ringan berhubungan dengan faktor psikologis/ rangsang simpatis dari proses inflamasi, ancaman konsep diri, perubahan status kesehatan, status sosio ekonomi, fungsi peran, pola interaksi; ditandai dengan peningkatan tegangan, distress, ketakutan, menunjukkan masalah tentang perubahan hidup. Kriteria hasil: a. Menunjukkan rileks dan melaporkan penurunan ansietas. b. Menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan menerimanya. Intervensi: a. Catat petunjuk misalnya: gelisah, peka rangsang, menolak, kurang kontak mata. Rasional: merupakan indikator derajat ansietas/ stress. Hartina 70300111030 UIN ALAUDDIN MAKASSAR P a g e | 14 b. Berikan lingkungan nyaman untuk istirahat. Rasional: meningkatkan relaksasi, membantu menurunkan ansietas. c. Kolaborasi: - Berikan obat (sedatif) sesuai indikasi Rasional: dapat menurunkan ansietas dan memudahkan istirahat. - Rujuk pada perawat spesialis pskiatrik Rasional: membantu menurunkan tingkat ansietas. 5. Defisit Nyeri akut berhubungan dengan hiperperistaltik, diare lama, iritasi kulit/jaringan, ekskoriasi fisura, fisura, periektal; fistula ditandai dengan laporan nyeri abdomen, distraksi, gelisah. Kriteria Hasil: a. Melaporkan nyeri hilang/ terkontrol. b. Tampak rileks dan mampu tidur/ istirahat dengan tepat. Intervensi: a. Dorong pasin untuk melaporkan nyeri. Rasional: mencoba untuk mentoleransi nyeri dari pada meminta analgesik. b. Kaji laporan nyeri, lokasi, lama. Rasional: perubahan pada karakteristik nyeri dapat menunjukkan penyebaran penyakit. c. Berikan tindakan nyaman. Rasional: meningkatkan relaksasi, meningkatkan kemampuan koping. d. Observasi distensi abdomen, peningkatan suhu tubuh. Rasional: menunjukkan terjadinya obstruksi usus karena inflamasi, oedema. e. Kolaborasi: berikan obat sesuai indikasi (analgesik) Rasional: mengurangi nyeri. Hartina 70300111030 UIN ALAUDDIN MAKASSAR P a g e | 15 6. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan stressor yang berat, proses penyakit yang tidak diduga, nyeri, kurang tidur/ istirahat ditandai dengan ansietas, putus asa, tegangan emosi, harga diri buruk. Kriteria hasil: a. Mampu meningkatkan koping individu sendiri. b. Menunjukkan perubahan pola hidup yang perlu untuk membatasi kejadian berulang. Intervensi: a. Kaji pemahaman pasien dalam menerima proses penyakit. Rasional: memampukan perawat untuk menerima lebih nyata tentang masalah saat ini. b. Tentukan stress luar, misalnya : keluarga, teman, lingkungan kerja / sosial. Rasional: stress dapat mengganggu respon saraf dan mendukung eksaserbasi penyakit. c. Berikan periode tidur/ istirahat tanpa gangguan. Rasional: kelelahan karena penyakit bisa dikurangi dengan istirahat. 7. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan pengobatan dibubungkan dengan kesalahan intrpretasi informasi, tidak mengenal sumber; ditandai dengan pertanyaan, pernyataan salah konsep, tidak akurat mengikuti instruksi. Kriteria Hasil : 1. Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan 2. Berpartisipasi dalam proses pngobatan 3. Melakukan prubahan pola hidup tertentu. Hartina 70300111030 UIN ALAUDDIN MAKASSAR P a g e | 16 Intervensi: 3.a. Kaji persepsi pasien tentang penyakit Rasional: mengkaji pengetahuan dasar dan mengkaji kesadaran kebutuhan belajar individu. 3.b. Kaji ulang proses penyakit, penyebab/ efek hubungan faktor yang menimbulkan gejala dan mengidentifikasi cara menurunkan faktor pendukung. Rasional: faktor pencetus/ pemberat individu sehingga kebutuhan pasien untuk waspada terhadap makanan, cairan, dan faktor pola hidup dapat mencetuskan gejala. Pengetahuan dasar yang akurat memberikan pasien kesempatan untuk membuat keputusan informasi/kontrol penyakit. 3.c. Kaji ulang obat, tujuan, frekuensi, dosis dan kemungkinan efek samping Rasional: meningkatkan pemahaman dan dapat meningkatkan kerjasama dalam program pengobatan. 3.d. Tekankan pentingnya perawatan kulit, misalnya teknik cuci tangan yang baik dan perawatan perineal yang baik. Rasional: menurunkan penyebaran bakteri dan risiko iritasi kulit/ kerusakan. Hartina 70300111030 UIN ALAUDDIN MAKASSAR P a g e | 17 DAFTAR PUSTAKA Doengoes, Marilyn dkk . 2012 . Rencana Asuhan Keperawatan . Jakarta: E G C John, O.M . 2004. Emergency Medicine Manual. USA : The Mc.Graw-Hill Companies. Muttaqin, Arif. 2008 . Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika. Smeltzer, Suzanne C . 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth . Jakarta : E G C. Whaley & Wong’s . 1999 . Nursing Care Planning and Children Ed.6. St.Louis: CV. Mosby. Williams, Lippicont . 2008 . Nursing: Memahami Berbagai Macam Penyakit . Jakarta: Indeks. Wilkinson, Judith . 2013 . Diagnosis NANDA Intervensi NIC Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC .