Anda di halaman 1dari 5

Nama : Florentina Eka R.

: I A/ 151301/ Tugas 2

ASMA
Definisi :

Asma adalah penyakit yang setua artefak. Kata asma berasal dari bahasa Yunani, yakni, :
azein yang berarti bernapas dengan kuat. yang artinya terengah engah dan berarti serangan
nafas pendek, sekarang istilah seperti ini hanya ditujukan untuk keadaan keadaan yang
menunjukkan respon abnormal saluran napas terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan
penyempitan jalan napas yang meluas. Perubahan psikologis yang menyebabkan obstruksi
saluran napas terjadi pada bronkus ukuran sedang dan bronkiolus dengan diameter sebesar 1 mm.
penyempitan jalan napas disebabkan oleh bronkuspasme, edema mukosa, dan hipersekresi mucus
yang kental.

Asma dapat dibagi dalam tiga kategori. Asma ekstrensik, atau alergik, ditemukan pada
sejumlah kecil pasien dewasa, dan disebabkan oleh allergen yang diketahui. Bentuk ini biasanya
dimulai pada masa anak- anak dengan riwayat keluarga yang mempunyai penyakit tersebut.

Asma alergik disebabkan karena kepekaan individu terhadap alergin, biasanya protein,
dalam bentuk serbuk sari yang dihirup, bulu halus binatang, kain pembalut, atau yang lebih
jarang, terhadap akanan seperti susu atau coklat. Asma instrinsik idiopatik, sering tidak
ditemukan faktor- faktor pencetus yang jelas. Faktor faktor yang non spesifik seperti flu biasa,
latihan fisik, atau emosi dapat memacu serangan asma. Asma instrinsikini lebih sering
munculsesudah usia 40 tahun, dengan serangan yang timbul sesudah infeksi sinus hidung atau
pada percabangan trakeobronkial. Makin lama serangan makin sering dan makin hebat, sehingga
akhirnya keadaan ini berkelanjutan menjadi bronkritis kronik dan kadang- kadang emfisema.
Bentuk asma yang paling banyak menyerang adalah asma campuran, yang mana terdiri dari
komponen- komponen dari asma ekstrinsik dan intrinsik. Kebanyakan pasien dengan asma
intrinsik akan berlanjut menjadi bentuk campuran, anak- anak yang menderita asma ekstrinsik
sering sembuh sempurna pada saat dewasa muda

Asma merupakan penyakit umum, dengan angka prevalensi diperkirakan sekitar 50%
dari populasi orang dewasa. Penyakit ini cenderung mengelompok dalam keluarga. Penelitian
menunjukkan bahwa angka kejadian lebih tinggi dari pada populasi dipusat kota, dan asma pada
orang dewasa lebih sering terjadi pada wanita. Pekerjaan tertentu juga merupakan predisposisi
untuk asma.
Etiologi :

Pathogenesis asma tidak sepenuhnya dipahami, dan sindrom klinis asma merupakan jalur
akhir yang umum dari beberapa mekanisme yang berbeda. Paparan alergen, inveksi virus, faktor
tuan rumah, predisposisi genetik, dan kemungkinan faktor lain yang belum teridentifikasi
tergabung dalam beberapa cara untuk memicu terjadinya sindrom klinis. Mengidentifikasikan
empat karakteristik asma klinis. Pertama, tetrad klasik adalah batuk, bersin, dahak dan sesak
napas ( dispenea). Tidak semua penderita asma memiliki semua komponen sepanjang waktu,
beberapa pasien dengan asma akan mengalami renovasi saluran udara, menyebabkan obstruksi
ireversibel. Pasien dengan asma cenderung kehilangan fungsi paru- paru pada tingkat yang lebih
cepat daripada normal karena bertambahnya usia. Paparan pada pekerjaan menjadi perhatian
juga. Beberapa pajanan (isosianat) dapat memicu asma de novo. Iritan umum mungkin tidak
memicu asma, tetapi dapat menimbulkan eksaserbasi dan membuwat penyakit lebih sulit untuk
dikontrol. Pasien dengan asma yang sepenuhnya reversibel akan mengalami periode sakit
panjang yang bebas dari gejala di sela oleh eksaserbas. Respon inflamasi menyebabkan
bronkokontriksi, edema saluran pernapasan, hipersekresi lendir, dan meningkatkan kerentanan
terhadap peradangan dan gejala lebih lanjut. Pemicu khas untuk asma intermiten dan persisten
meliputi infeksi pernapasan karena virus, karena bakteri, karena populasi udara dan iritan
lingkungan lainnya, paparan alergen asap rokok, udara dingin, refluks gastroeusofagus, dan
olahraga. Pasien asma dengan kerja, akan bereaksi terhadap zat yang dihadapi di tempat kerja,
namun juga akan bereaksi terhadap faktor- faktor eksaserbasi nonspesifik. Selama eksaserbasi,
kaliber saluran pernapasan berkurang karena bronkokontriksi, lendir, dan edema. Pasien akan
batuk karena iritasi saluran pernapasan, dan dahak dapat berisi gumpalan dan eosinofil. Karena
obstruksi saluran pernapasan selama ekspirasi lebih besar daripada inspirasi, terjadi jebakan
udara, dan paru- paru menjadi hiperinflasi. Keadaan ini, bersama resistansi saluran pernapasan,
merupakan salah satu mekanisme utama sesak napas. Selain itu bahwa partisipasi aktif dari otot-
otot pernapasan dalam membantu hiperinflasi. Inflasi dada yang berlebihan menempatkan sistem
pernapasan pada titik yang berbeda pada kurva kepatuhan, dan dapat membantu ekhalasi
/menghembuskan napas. Karena aktivasi otot selama inhalasi dan aktif, ekhalasi dibantu oleh
otot, ada beban elastis yang ditempatkan pada sistem pernapasan seperti juga beban resistif,
stimulus berbahaya dari bronkokontriksi dengan produksi lendir yang berlebihan dan batuk
menyebabkan hiperinflasi ringan sampai sedang, dengan PCO2 berkurang. Ketidakcocokan V/Q
terjadi dengan cepat pada asma, dan hipoksia sering terjadi selama eksaserbasi atau gejala
persisten tidak terkontrol. Mengi disebabkan oleh kecepatan aliran udara tinggi melalui saluran
pernapasan yang tidak teratur. Tidak adanya mengi pada pasien dengan serangan yang berat
merupakan tanda prognostik buruk yang menyiratkan aliran udara sedikit atau tidak ada, dan
kembali mengalami mengi yang sebenarnya menunjukkan bahwa pasien sudah membaik. Pada
eksaserbasi yang parah, yang mengancam jiwa, bronkokontriksi progresif dan hiperinflasi
menyebabkan otot pernapasan lelah dan tidak ada pertukaran gas sehingga kematian terjadi
karena gagal pernapasan. Dorongan untuk hiperventilasi pada eksaserbasi berat yang sangat kuat;
PaCO2 normal ( sedikit meningkat ) pada pasien dengan penyakit klinis yang parah .
Asma diyakinini dari hasil interaksi yang kompleks antara Gen seseorang dan berbagai
faktor lingkungan pada waktu tertentu dalam hidupnya. Dengan demikian dapat dilihat dari
interaksi yang terjadi antara internal ( genetic ) dan pajanan eksternal ( lingkungan ). Faktor-
faktor lingkungan yang telah diteliti mencakup virus seperti RSV ( virus saluran pernapasan
sinsitial), kecoak, asap rokok, kenalpot, ternak, obat- obatan ( termasuk asetominefen ),
pestisida, hewan peliharaan, dan asap kayu. Data menarik dan menimbulkan pertanyaan lebih
lanjut yang terus merangsang penelitian pada keduanya, yaitu sifat genetik da lingkungan. Asma
merupakan kondisi yang heterogen , maksudnya adalah penyakit ini bukanlah penyakit tunggal
dalam terminologi mulai dari gejala, respon terhadap pengobatan, dan gabungannya . istilah
eksaserbasi asma telah menggantikan istiah kuno serangan asma pada literatur ngan ilmiah dan
medis. Eksasebasi menggambarkan dengan lebih akurat sifat bertahap dari penumpukan
peradangan paru- paru pada saat penyakit mengalami suar. Kehadiran batuk persisten selalu
menandakan kondisi yang abnormal. Ada banyak alasan batuk dapat berkembang. Batuk pada
waktu tertentu dalam kehidupan kita ketika sakit infeksi pernapan / flu, sebagian besar batuk
disebabkan oleh flu biasanya tidak lama dan cenderung sembuh dalam waktu satu bulan. Salah
satu penyebab batuk : asma, penyakit refluks esofageal (GERD), atau syndrome postnasal drip,
batuk yang secara teratur terjadi dengan atau setelah aerobik saat mengacu pada adanya asma
kecuali terbukti sebaliknya. Latihan dianggap sebagai pemicu gejala pada semua penderita
asma. Latihan tidak menyebabkan asma namun bertindak sebagai perangsang terhadap konstrisi
pada asma dan menyebabkan peningkatan inflamasi saluran napas. Pada anak- anak yang lebih
kecil khususnya, batuk dengan penggunaan tenaga seharusnya tidak pernah diabaikan.

Tanda dan Gejala pada Asma :

Anka aliran puncak berada pada zona kuning / waspada ( biasanya 50- 80% normal ) .
Pola pernapasan abnormal ditandai dengan ekspirasi yang memanjang.
Anka aliran puncak pada zona bahaya / merah ( biasanya <50% dari normal ).
Batuk dengan tanpa produksi mucus, sering bertambah berat saat malam hari sehingga
membuat anak sulit tidur sehingga terjadi sianosis.
Kesulitan bernapas yang bertambah berat dengan olahraga atau aktivitas, sehingga gejala
yang munkin terkait asma adalah napas terhenti sementara postur tubuh membungkuk
sehingga terjadi perubahan kesadaran ( seperti mengantuk, bingung) saat serangan asma
berlangsung.
Retraksi nterkostal, sehingga gejala yang mungkin terkait asma adalah nyeri dada
sehingga terjadi kesulitan bernapas yang hebat.
Weezing:
Biasanya muncul secara tiba- tiba, umumnya episodik, dapat hilang dengan
sendirinya, bisa bertambah berat pada malam hari atau pada dini hari, bertambah
beratjika bernapas saat udara dingin, bertambah berat dengan berolahraga,
bertambah beratdengan adanya heartburn (refluks), perbaikan dengan
penggunaan obat yang tepat.
Sehingga gejala yang mungkin terkait asma: napas cuping hidung dada terasa
sesak, sehingga dapat terjadi takikardia, dan kegelisahan hebat akibat kesulitan
bernapas serta berkeringat.
Patofisiologi :

Virus alcohol Kerusakan pada liver

Penurunan kemampuan Tahanan aliran kevena memeningkat nyeri


pembentuka albumin

Penurunan serum albumin Tekanan hidrostatik kapilen Bendungan inflamasi di


meningkat vena porta

Penurunan tekanan Penumpukan cairan Menekan hepar


osmotic koloid

asites Penyimpanan Ha+ dan H2O Sirkulasi volume darah


meningkat keseluruh tubuh menurun

Peningkatan hormone Penurunan sirkulasi darah


aldosteron renin keginjal

Penekanan diafragma Kelebihan volume cairan Resiko ketidakefektifan


perfusi Ginjal

Sirkulasi darah keGinjal Penekanan ruang paru

Resiko ketidakefektifan Ketidakefektifan pola napas


perfusi Ginjal

Anda mungkin juga menyukai