Anda di halaman 1dari 2

NAMA: ASTI YULFA RIANI

NIM : 10214032

ANAK PUTUS SEKOLAH

Anak putus sekolah ialah anak yang mengalami kegagalan mengikuti pendidikan di
sekolah, sehingga ia berhenti sekolah sebelum waktunya. Anak putus sekolah merupakan
anak yang terdaftar di sekolah SD, SMP, SMA namun belum mengelesaikan sekolahnya.
Padahal menurut kebijakan pembangunan di bidang pendidikan diarahkan dan pada
terciptanya pemerataan dan keadilan, khususnya pada tingkat pendidikan dasar, program
wajib belajar yang telah dicanangkan oleh pemerintah sejak tahun 1994 merupakan puncak
dari upaya mencapai pemerataan dan keadilan pada tingkat pendidikan dasar yang semula 6
tahun (usia 7- 12) kemudian ditingkatkan menjadi 9 tahun (usia 7 – 15).
Menurut data dari UNICEF tahun 2016 sebanyyak 2,5 juta anak indonesia yang tidak
dapat menikmati pendidikan lanjutan, yaitu sebanyak 600 ribu anak usia sekolah dasar, dan
1,9 juta anak usia sekolah menengah pertama. Begitupula menurut data statistik oleh BPS,
bahwa tingkat provinsi dan kabupaten menunjukkan terdapat kelompok anak-anak ertentu
yang terkena damak paling rentan yang sebbagian besar dari keluarga menengah kebawah
sehingga tidak mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya .
Dalam Undang-Undang pendidikan No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional Pasal 34 ayat (1-3) telah ditetapkan bahwa:
1. Setiap warga negara yang berusia 6 tahun dapat mengikuti wajib belajar.
2. Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal
pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya.
3. Wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh
lembaga pendidikan, pemerintah dan masyarakat
Sementara itu UU No 20 tahun 2003 tentanng ssstem pendidikan Nasional menyataka
bahwa, pendidikan merupakan usaha yang secara sadar dan tereencana unntuk membantu
meningatkan pengembangan potensi dan kemampuan anak agar bemanfaat bagi kepentingan
hidupnya sebagai individu dan sbgi warga negara di masa depan
Faktor utama Anak Putus Sekolah adalah kesulitan ekonomi atau karena orang tua
tidak mampu menyediakan biaya bagi sekolah anak-anaknya. Sehingga anak harus berhenti
sekolah karena orang tuanya tidak mempunyai uang untuk biaya sekolah anaknya. Di
samping itu orang tua juga tidak mau kalau anaknya harus berhenti sekolah. Orang tua hanya
ingin agar anak-anaknya bisa menuntut ilmu dan agar anak bisa meraih cita-citanya. Selain
itu, tidak jarang terjadi orang tua meminta anaknya berhenti sekolah karena mereka
membutuhkan tenaga anaknya untuk membantu pekerjaan orang tua.Misalnya di daerah
perkotaan, Anak Putus Sekolah di bawah usia, bekerja di pabrikpabrik untuk membantu
ekonomi orang tua. Adapun di daerah pedesaan, selain di sektor pertanian dan perkebunan,
biasanya Anak Putus Sekolah bekerja di sektor industri kecil, sektor informal, dan
perdagangan tradisional. (Suyanto,2003:342) faktor lain yang juga mpengaruh anak tidak
melanjutkan sekolah yaitu
1. faktor perhatian orang tua, terkadang orag tua yang kurang memperhatikan aknya
juga kurang memperhatikan pendidikan anaknya
2. faktor lokasi dan fasilitas, di desa terpencil yang tidak memiliki gedung sekolah
sendiri di desanya harus menempuh perjalanan jauh dan bahkan dapat
mengancam nyawa selama perjalanan, hal tersebuut juga dapat menyebabkan
minat untuk sekolah menurun selain faktor jarak yang jauh dan juga faktor
keselamatan
3. faktor budaya, masih ada masyarakat yang menganut paham baha sekolah itu
tidaak perlu ata peempuan dilarang sekolah sehingga menyebabkan anak mek
tidak bersekkolah.
Semakin banyak anak putu sekolah maka semakin banyak ula masyarakatyang
memiliki tingkat SDM yang rendah, tingka SDM yang rendah juga dapat bepengaruh daam
banyak hal. Adapun dampak dari anak putus sekolah adalah:
1. Ilmu yang dimiliki seorang individu ssangat minim
2. Masa depan tidak jelas
3. Menningkatnya jumlah pengangguran
4. Lebih memeningkan adat budaya daripada pendidikan
Selain hal tersebut anak dengan putus sekolah biasanya tidak akan berfikir panjang dan
mengikuti alur pergaulannya, menyebabkan hal yang dapat meesahkan masyarakat, seperti
tindak kriminal, seks bebas, penggunaan obat-obata terlarang, menikah di usia muda dll.

Anda mungkin juga menyukai