Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Pengertian gunung
Gunung adalah sebuah bentuk tanah yang menonjol diatas wilayah sekitarnya.
Sebuah gunung biasanya lebih tinggi dan curam dari sebuah bukit, tetapi ada juga
kesamaan dan penggunaannya sering tergantung dari adat lokal. Beberapa ilmuan
mendefinisikan gunung dengan puncak lebih dari besaran tertentu, misalnya
ensiklopedia Britannica membutuhkan ketinggian 2000 kaki (610 m) agar bisa
didefinisikan sebagai gunung.
Gunung terbentuk karena adanya gerakan tektonik, yaitu gerakan dari dalam
bumi yang menyebabkan naik atau turunnya permukaan bumi. Gerakan tektonik
ini dapat membentuk gunung saat terjadi gerakan naiknya permukaan bumi
tersebut. Gunung terdiri atas puncak dibagian atas, lereng dibagian tengah, dan
kaki gunung dibagian bawah. Lereng gunung memiliki kemiringan tertentu dan
pada peta gunung dilambangkan dengan segitiga merah jika masih aktif dan
segitiga hijau jika sudah tidak aktif .
B. Karakteristik gunung
Sistem fulkanis; Ada beberapa faktor yang mempengaruhi karakteristik atau
perilaku erupsi diantaranya:
1. Sifat maghma termasuk komposisi kimia kekentalan kandungan gas dan air.
2. Struktur dan dimensi pipa saluran maghma.
3. Komposisi serta volume kantung maghma yang menetukan besarnya pasokan.

Besarnya suplai maghma dari zona yang lebih dalam adalah motor utama dari
aktivitas vulkanis dan yang membuat sistem vulkanis berjalan. Suplai maghma
sinabung dari kedalaman terkait dengan sistem tektonik yaitu sub duksi tumbukan
antara lempeng samudra indo Australia dan lempeng benua asia.

Dalam zona subduksi, pada kedalaman antara 60 – 150 km terjadi pelelehan


karena tekanan dan suhu tinggi. Pelelehan tersebut memproduksi magma asal,
disebut juga magma primitive. Kedalam zona pelelehan tingginya tekanan dan
suhu mempengarungi jenis atau komposisi kimia magma primitive. Tiga

4
parameter ini menyebabkan gunung api di Indonesia mempunyai magma yang
komposisinya berbeda satu sama lain.

Magma primitive akan bermigrasi menuju permukaan yang digerakan oleh


energy permukaan dari cairan hasil lelehan, faktor gravitasi dan efek tektonik.
Dalam proses migrasi magma tektonik termasuk evolusinyha merupakan faktor
penting. Aktivitas tektonik menghasilkan xona lemah yang member kemudahan
bagi magma untuk menerobos mencapai permukaan menjamin continuitas suplay
magma. Costelasi tektotik ini juga yang memungkinkan dua gunung yang
berdekatan bisa berbeda keadaannya, misalnya yang satu mati yang lain aktif.

Tipe erupsi

Erupsi adalah peristiwa keluarnya magma dipermukaan bumi bisa dalam


bentuk yang berbeda beda untuk setiap gunung api. Erupsi evusif yaitu lava bisa
keluar secara perlahan dan mengalir tanpa diikuti suatu ledakan atau eksplosif
yaitu magma keluar dari gunung api dalam bentuk ledakan. Dalam erupsi yang
eksplosif, terbentuk endapan piroklastik, sedang dalam erupsi evusif terbentuk
aliran lava. Secara garis besar ada 3 tipe erupsi yaitu :

1. Hawaiian
Hawaiian secara umum dicirikan dengan adanya erupsi lava cair
berasal dari kawah dalam waktu cukup lama. Lava yang membentuk erupsi
jenis tipe ini adalah basalt. Dari bentuk fisiknya mempunyai bentuk perisai.
Dalam arti bahwa diam tubuh gunung jauh lebih berat dari tinggi gunung.
2. Strombolian
Dicirikan dengan erupsi kecil dari gas dan fragmen atau serpihan
magma. Secara umum suatu gunung api disebut bertipe strombolian apabila
dalam suatu erupsi material padat yang terhamburkan kurang lebih setara
dengan material yang mengalir sebagai aliran lava.

3. Vulkanian
Magma yang membentuk tipe vulkanik bersifat antara asam dan basa
(andesit sampai dasit) terjadi karena lubang kepundan tertutup oleh sumbatan
lava atau magma yang membeku di pipa magma setelah kejadian erupsi.
Erupsi melontarkan material hancuran dari puncak gunung api juga material

5
baru dari magma yang keluar. Salah satu cirri vulkanian yaitu adanya asap
erupsi yang membumbung tinggi keatas dan kemudian asap tersebut melebar
menyerupai cendawan. Asap erupsi membawa abu dan pasir yang kemudian
turun sebagai hujan abu dan pasir.

Kubah lava
Magma yang sudah sampai dipermukaan dapat mengalir turun
kelereng atau langsung membeku dipuncak. Untuk lava yang bersifat sangat
cair proses pembekuan dipermukaan berjalan lambat dan endapaannya dikenal
sebagi ”lava flow” atau “cowle” umumnya lava basalt mempunyai perilaku
itu. Volume dan kekentalan menentukan jarak jangkau aliran lava yang
berfariasi dari antara 3-20 km dan dapat mencapai lenbih dari 100km. lava
kental (trakitik atau riolitik,jarak jangkau alirannya tidak lebih dari 2 sampai 3
km dengan ketebalan 100 meter).

Pada gunung api dengan magma yang cukup kental lava membentuk
apa yang disebut lava block. Bongkahan lava dengan permukaan tidak teratur.
Dalam posisi tertentu,apabila kecepatan keluarnmya lava cukup lambat lava
dapat langsung tertumpuk dipermukaan kemudian membeku membentuk
kukbah lava atau dome. Dapat dilihat bahwa antara kekentalan lava ada
hubungannya yaitu aliran yang sangat encer dengan jarak jangkau yang
panjang dengan kecil, sampai aliran sangat kental dengan jarak jangkau
pendek bahkan hanya berupa kukbah dengan ketebalan tebal lava yang sangat
kental dapat membeku begitu samapai permukaan membentuk sumbat lava.

Awan panas

Istilah awan panas dipakai untuk menyebut aliran suspensi dari


batu,kerikil,abu,pasir dalam suatu masa gas vulkanik panas yang keluar dari
gunung api dan mengalir turun mengikuti lerengnya dengan kecepatan bisa
lebih dari 100 kilo meter per jam sejauh puluhan kilometer. Aliran turbelen

6
tersebut dari jauh tampak seperti awan bergulung gulung menuruni lereng
gunung api dan bila dilihat dari malam hari terlihat membara. Awan panas
biasanya tidak segemuru longsoran biasa karena tingginya tekanan pada
material menyebabkan benturan antar batu batu atau material didalam awan
pans tidak terjadi dengan kata lain benturan terendam oleh gas.

Prekursor
Gunung api sebelum erupsi biasanya menunjukan tanda tanda
perubahan fisika dan kimiawi yang bisa dirasakan dengan panca indera
manusia atau hanya dapat dideteksi dengan instrument yang sangat peka.
Secara umum beberapa tanda tanda tersebut adalah berubahnya warna asap
menjadi semakin tebal dan peka, meningkatnya jumlah gempa gempa yang
terenkam oleh seismogram, berubahnya komposisi kimia gas atau air,
meningkatnya derajat suhu kawah dan terjadinya deformasi gunung api.
Prekursor adalah gejala awal sebelum erupsi. Gejala awal tersebut
dimulai dari kedalaman dimana sumber magma segar berasal yang akan
mendorong magma yang sudah lebih dulu mengisi kantong dan pipa saluran.
bertanmbahnya pasokan magma ini akan meningkatkan tekanan didalam
kantong magma dan pipa saluran kepundan yang dapat menyebabkan retaknya
batuan disekelilingnya.naiknya magma diatas akan menurunkan tekanan
internal magma sebagai akibat gas vulkanik yang bersifat volatil akan lepas
dan menambah tekanan bebatuan disekelilingnya.
Secara giologis gunung sinabung disebut stratovulkano atau gunung
berapi yang terdiri dari lava dan abu vulkanik yang mengeras. Menurut para
ilmuwan Indonesia gunung sinabung mempunyai karakter yang unik karakter
yang unik itu mebuat para ilmuwanm kesulitan dalam memprediksi terjadinya
erupsi atau letusan digunung itu.

C. Jenis Gunung
Secara garis besar dibagi menjadi 2: gunung berapi aktif yaitu gunung yang
masih berkerja yang kawahnya selalu mengeluarkan asap,dan letusan. Gunung
berapi tidak aktif yaitu kawahnya sudah tidak terlihat hanya berupa gunung
dengan tubuh batuan beku dan bekan kepundan.

7
Berdasarkan bentuk dibagi menjadi 3: gunung berapi perisai yaitu terjadi
karena magma cair keluar dengan tekan rendah hamper tanpa letusan lereng
gunung yang terbentuk menjadi sangat landai.
Gunung berapi strato yaitu letusannya termasuk letusan kecil dapat berupa
lelehan batuan panas dan cair. Seringnya terjadi lelehan menyebabkan lereng
gunung menjadi berlapis lapis.
Gunung berapi maar yaitu gunung berapi yang meletus sekali dan segala
aktivitas vulkanisme terhenti yang tinggal hanya kawahnya saja.

D. Gunung sinabung
Gunung sinabung (bahasa karo: deleng sinabung) adalah gunung api didataran
tinggi karo, kabupaten karo, sumatera utara Indonesia. Sinabung bersama gunung
sibayak didekatnya adalah dua gunung berapi aktif di sumatera utara dan menjadi
puncak tertinggi di provinsi itu. Ketinggian gunung ini adalah 2460 meter.
Gunung ini tidak pernah tercatat meletus sejak tahun 1600 tetapi mendadak
aktif kembali dengan meletus pada tahun 2010. Letusan terakhir gunung ini terjadi
sejak September 2013 dan berlangsung hingga kini.

Gunung sinabung mengeluarkan asap dan abu fulkanis pada tanggal 29


agustus 2010 dini hari sekitar pukul 00.15 wib. Abu gunung sinabung cenderung
meluncur dari arah barat daya menuju timur laut.
Pada tanggal 3 september terjadi 2 letusan. Letusan pertama tejadi sekitar
pukul 04.45 wib sedangkan letusan kedua terjadi sekitar pukul 18.00 wib. Letusan
pertama menyemburkan debu vulkanis setinggi 3 kilo meter. Letusan kedua
terjadi bersamaan dengan gempa bumi vulkanis yang dapat terasa 25 kilometer
disekitar gunung ini.
Pada tanggal 7 september gunung sinabung kembali meletus. Ini merupakan
letusan terbesar sejak gunung ini menjadi aktif pada tanggal 29 agustus 2010.
Suara letusan ini terdengar sampai jarak 8 kilo meter. Debu vulkanis ini tersembur
hinggal 5000 meter diudara.
Pada tahun 2013 gunung sinabung meletus kembali sampai 18 september
2013, telah terjadi empat kali letusan. Letusan pertama terjadi pada tanggal 15
september 2013 dini hari, kemudian terjadi kembali pada sore harinya. Pada 17
september 2013, terjadi pada sore dan siang hari. Letusan ini melepaskan awan
8
panas dan abu vulkanik tidak ada tanda-tanda sebelumnya akan peningkatan
aktivitas sehingga tidak ada peringatan dini sebelumnya. Hujan abu mencapai
kawasan sibo langit dan beras tagih. Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan, tetapi
ribuan warga pemukiman sekitar terpaksa mengungsi ke kawasan aman.
Akibat peristiwa ini, status gunung sinabung dinaikkan ke level tiga menjadi
siaga. Setelah aktivitas cukup tinggi selama beberapa hari, pada tanggal 29
september 2013 status diturunkan menjadi level 2 waspada. Namun
demikian,aktivitas tidak berhenti kondisinya fluktuatif.

Memasuki bulan November terjadi peningkatan aktivitas dengan letusan-


letusan yang semakin menguat, sehingga pada tanggal 3 november 2013 pukul
03.00 status dinaikan kembali menjadi siaga. Pengungsian penduduk di desa desa
sekitar berjarak 5 km.
Letusan-letusan terjadi beberapa kali setelah itu, setelah itu,disertai luncuran
awan panas sampai 1,5 km. pada tanggal 20 november 2013 terjadi 6 kali letusan
pada dini hari. Erupsi terjadi lagi pada tanggal 23 november 2013 semenjak
sore,dilanjutkan pada hari berikutnya sebanyak 5 kali. Terbentuk kolam abu
setinggi 8.000 meter diatas puncak gunung . akibat rangkaian letusan ini,kota
medan yang berjarak 80 km disebelah timur terkena hujan abu vulkanik. Pada
tanggal 24 november 2013 pukul 10.00 status gunung sinabung dinaikkan ke level
tertinggi kelevel 4 yaitu awas. Penduduk dari 21 desa dan 2 dusun harus
diungsikan.

Gunung sinabung pada tanggal 29 januari 2014 status level 4 awas terus
bertahan hingga memasukin tahun 2015. Gugusan lava pijar dan semburan awan
panas masih terus terjadi tanggal 3 januari 2015. Mulai tanggal 4 januari 2015
terjadi rentetat kegempaan,letusan,dan luncuran awan panas terus menerusa
sampai hari berikutnya. Hal ini memaksa tambahan warga untuk mengungsi
hingga melebihi 20.000 ribu orang.
Setelah kondisi ini bertahan terus, pada minggu terakhir januari 2015 mulai
stabil dan direncakana pengungsi diluar radius bahaya (5 km) dapat dipulangkan.
Namun demikian, sehari kemudian 14 orang ditemukan tewas dan 3 orang
ditemukan luka-luka karena terkena luncuran awan panas ketika sedang
mendatangi desa sukameriah, kecamatan paying yang berada pada zona bahaya.
9
BAB 2

Penjabaran Rumusan

Rumusan masalah

1. Apa sebab meletusnya gunung sinabung ?


2. Apa dampak atau akibat dari meletusnya gunung sinabung ?
3. Bagaimana kondisi desa atau daerah setelah meletusnya gunung sinabung ?
4. Apa solusi masyarakat setelah meletusnya gunung sinabung ?
5. Apa solusi pemerintah untuk masyarakat setelah meletusnya gunung sinabung ?

Penjabaran rumusan

1. Sebab meletusnya gunung sinabung


Gunung sinabung meletus disebabkan karena ada tekanan keatas dari dalam perut
gunung yitu lava yang ingin keluar.
Faktor alam juga menjadi salah satu penyebabnya dikarenakan lava yang tersimpan di
dalam perut tidak dapat disimpan lebih lama lagi dan juga erupsi terus terjadi karena
material lava pijar yang ingin keluar sangatlah banyak.

2. Dampak atau akibat meletusnya gunung sinabung

 Hilangnya mata pencaharian masyarakat (sementara)


Masyarakat yang tinggal di sekitar gunung sinabung kehilangan mata
pencaharian berupa gagal panen, tanah terkontaminasi belerang, yang jumlah
kerugiannya belum bisa ditaksir hingga sekarang ini. Banyak masyarakat gagal panen
karena tanaman mereka rusak akibat tertutup debu vulkani yang mencapai 1 inc di
beberapa tempat, belum lagi lahar dingin yang juga merusak tanaman dan sumber-
sumber air, serta memutuskan jalan desa.
Para peternak juga tidak kalah meruginya, orang karo umumnya memiliki
ternak lembu dan juga kerbau yang membutuhkan makanan berupa rumput segar,
terpaksa menjual hewan ternak mereka dengan harga murah, karena mereka tidak

10
dapat membawa hewan ternak mereka di pengungsian, belum lagi sumber pakan
yang juga tertutup debu vulkanik tentu tak bisa dimakan oleh hewan ternak meraka.
 Hutang yang susah terbayar.
Para petani di tanah karo sebahagian meminjam uang pada koperasi dan juga
bank untuk memulai pekerjaan mereka sebagai modal awal untuk membeli benih,
pupuk, upah pekerja, obat-obatan pertanian dan lain-lain. Meletusnya sinabung
membuat mereka kehilangan hasil panen selama beberapa bulan ini yang akibatnya
hutang tersebut tentu
susah untuk dibayar karena tak memiliki penghasilan lagi.

 Masyarakat berpotensi terkena stress dan depresi


Banyaknya masalah yang terus menerus menerjang terutama masalah ekonomi
(karena gagal panen) tentunya berpotensi bagi masyarakat untuk mengalami depresi
dan stress, belum lagi rasa trauma yang mungkin sukar untuk dihilangkan untuk
beberapa waktu kedepan.

 Terhambatnya sekolah untuk anak-anak


Anak-anak usia sekolah yang berada di pengungsian juga berpotensi
mengalami trauma dan stress karena terus menerus berada di pengungsian dengan
jumlah orang yang begitu banyak. Anak-anak tersebut meninggalkan sekolah yang
tak jauh dari gunung tersebut, sementara mereka mengungsi ke brastagi dan kaban
jahe yang jaraknya diatas 20 Km, tentu anak-anak akan tertinggal pelajaran selama
dalam pengungsian.

 Hilangnya Hutan dataran tinggi dan konflik satwa


Hutan lebat yang berada di kaki gunung sinabung berotensi akan hilang karena
aktivitas gunung tersebut. Selama 3 bulan ini hutan tersebut tertutup oleh abu
vulkanik dan awan panas, lama kelamaan daun tanaman hutan tersebut akan gugur
ditambah zat belerang yang meracuni tempat tumbuh mereka yang pada akhirnya
menyebabkan tumbuhan tersebut mati perlahan.
Hilangnya hutan tersebut berakibat juga binatang liar yang tinggal di dihutan
tersebut keluar dari persembunyiannya dan berpotensi konflik dengan masyarakat

11
karena bukan tidak mungkin mereka turun ke ladang-ladang warga dan akhirnya
tersesat disana.
 Masalah sosial

Bencana alam dapat mengakibatkan dampak yang merusak pada bidang sosial
dan lingkungan. Kerusakan infrastruktur dapat mengganggu aktivitas sosial, dampak
dalam bidang sosial mencakup luka-luka, sakit, hilang serta rusaknya tempat tinggal,
kematian dan korban jiwa yang cukup banyak terutama di kawasan yang berdekatan
dengan gunung meletus.

3. Kondisi desa atau daerah setelah meletusnya gunung sinabung


Parah, karena saat meletus beberapa gunung umumnya mengeluarkan abu
vulkanik ke atmosfer yang berdampak negatif terhadap kesehatan. Anatara lain:
penyakit kulit, tercemarnya air bersih, gangguan pernafasan, hingga penyempitan
saluran nafas yang dapat menyebabkan kematian sangat mungkin terjadi. Maka dari
itu banyak sekali korban jiwa yang berjatuhan karena sistem pernafasan merupakan
salah satu hal vital yang menunjang hidup manusia. Kondis ladang milik warga juga
gagal panen atau mati karena tertutup abu vulkanik serta rumah-rumah dan akses
jalan yang tertutupi abu vulkanik.

4. Apa solusi masyarakat


Masyarakat berpendapat agar selalu memberitahu kondisi aktivitas gunung
terlebih dahulu jika berbahaya agar masyarakat dapat bersiap-siap untuk mengungsi
ke rekan saudaranya.

5. Apa solusi pemerintah untuk masyarakat


Pertama, pemerintah meminta agar kebutuhan pokok di tempat penampungan
sementara terus dijaga dan ditingkatkan.
Kedua, segera melakukan program cash for work untuk membantu
menstimulasi para korban agar dapat bekerja atau berkreasi di tempat penampungan
sementara.
Ketiga, mengalokasikan dana bantuan untuk mengatasi kerusakan-kerusakan
di sektor pertanian,perkebunan, perikanan, dan sebagainya.
Keempat, relokasi kepada 1000 kepala keluarga dalam radius 3 kilometer ke
tempat yang lebih aman.
12
Kelima, presiden telah menunjuk kepala BNPB untuk mempin koordinasi
penanggulangan bencana sinabung dibantu oleh kepala staf kodam (KASDAM) bukit
barisan, pemerintah Provinsi Sumatera Utara, serta TNI-Polri.

13
BAB III

Penutupan
A. Kritik
1. Seharusnya pemerintah lebih memperhatikan keadaan disekitar pemukiman
begitu juga fasilitas yang telah hancur sebelumnya agar kesejahteraan
masyarakat kembali.
2. Seharusnya di setiap gunung berapi yang masih aktif ada pos pengawasan
yang dilengkapi alat pemantauan yang akura.
3. Informasikan segala tanda bahaya yang diperoleh sedini mungkin kepada
penduduk.
4. Buatlah sirene tanda bahaya untuk mengingatkan penduduk untuk segera
mengungsi bila keadaan tambah gawat.

B. Saran
1. Membangun lagi sarana dan prasarana yang telah hancur akibat letusan
gunung.
2. Menghidupkan kembali mata pencaharian masyarakat yang sebelumnya sempt
lumpuh.
3. Melakukan reboisasi agar udara yang tercemar oleh abu vulkanik menjadi
kembali segar dan sejuk.
4. Menyediakan air minum untuk keperluan darurat.
5. Memberikan tempat yang aman jika terjadi letusan.

14
Lampiran

15

Anda mungkin juga menyukai