Anda di halaman 1dari 5

proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan

masyarakat dalam lingkungannya: tingkat-tingkat permulaan dari proses -- manusia itu terjadi dalam
lingkungan keluarga; 3 upaya memasyarakatkan sesuatu sehingga men-jadi dikenal, dipahami,
dihayati oleh masyarakat; pemasyarakatan;

Sosialisasi adalah proses belajar untuk mengetahui pola dan cara hidup yang sesuai
dengan nilai, norma, kebiasaan, dan peran sebagai anggota dari kelompok masyarakat di
suatu wilayah. Dengan adanya sosialisasi maka orang tersebut dapat berperan aktif dan
berguna dalam lingkungannya.

 Membantu individu untuk mengetahui identitas dirinya baik secara fisik maupun
mental.
 Memberikan keterampilan yang dibutuhkan suatu individu dalam kehidupannya
di tengah masyarakat.
 Menanamkan nilai dan kepercayaan pokok yang telah ada di masyarakat.
 Mengembangkan kemampuan suatu individu agar dapat berkomunikasi secara
efektif.
 Mengajarkan cara intropeksi diri yang tepat agar ia dapat mengembangkan fungsi
organiknya.

POLA SOSIALISASI
Sosialisasi Represif (Repressive Socialization)
Sosialisasi dengan pola ini memanfaatkan sistem hukuman atau imbalan yang bersifat
materil. Sosialisasi Represif sering berhubungan dengan adanya tindak kekerasan dari
hukuman yang diberikan. Dalam pola ini, suatu pihak memiliki kekuasaan yang lebih
terhadap pihak lain sehingga komunikasinya bersifat satu arah. Pola Sosialisasi Represif
sering kita temukan dalam keluarga, orang tua yang sering menggunakan kekerasan
sebagai hukuman, dan komunikasi dengan anak biasanya dalam bentuk perintah.

2. Sosialisasi Partisipatoris (Participatory Socialization)


Pola sosialisasi partisipatoris merupakan sosialisasi yang menekankan pada interaksi
(komunikasi) yang menjadi pusat sosialisasinya. Dalam pola ini, hukuman dan
imbalannya bersifat simbolis, komunikasi berlangsung dua arah, dan pihak yang
mendominasi tidak semena-mena terhadap pihak lainnya. Sosialisasi partisipatoris juga
sering ditemukan di dalam keluarga, orang tua dalam keluarga ini menggunakan
komunikasi verbal sebagai sarana untuk berinteraksi dan mengajarkan anaknya, orang tua
juga sangat memperhatikan keinginan anak-anaknya tersebut.

D. KLASIFIKASI MACAM MACAM JENIS SOSIALISASI


1. Berdasarkan Jenis, sosialisasi dibagi menjadi dua kelompok :
a. Sosialisasi Primer
Sosialisasi primer adalah sosialisasi yang pertama kali dialami seorang individu sejak ia
lahir. Sosialisasi primer biasanya berlangsung saat anak berusia 1 – 5 tahun. Keluarga
merupakan media atau agen yang memiliki peran pokok dalam sosialisasi primer. Dalam
jenis ini, seorang anak mulai mengenal anggota keluarga dan mampu membedakan
perannya dengan orang lain dalam keluarga tersebut.

b. Sosialisasi Sekunder
Sosialisasi Sekunder merupakan proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer.
Dalam sosialisasi sekunder, seseorang mulai mengenal kelompok atau individu lain selain
keluarga dalam masyarakat. Terdapat dua bentuk umum saat seseorang mulai memasuki
masa sosialisasi sekunder yaitu Resosialisasi (pemberian identitas baru) dan Desosialisasi
(Pencabutan identitas diri yang lama).

2. Berdasarkan Tipenya, sosialisasi dibagi menjadi dua kelompok :


a. Sosialisasi Formal
Sosialisasi formal merupakan sosialisasi yang terjadi melalui lembaga – lembaga formal
yang berwenang sesuai dengan aturan dan norma menurut ketentuan negara. Contohnya
adalah sekolah.

b. Sosialisasi Informal
Sosialisasi informal merupakan sosialisasi yang terjadi tanpa diikat oleh suatu aturan-
aturan formal, melainkan lebih bersifat kekeluargaan dan kesadaran pribadi masing
masing. Contohnya adalah pertemanan.

TAHAP – TAHAP DAN PROSES SOSIALISASI


Terdapat dua proses sosialisasi terkenal yang sering dipakai, yaitu :
1. Tahap – Tahap dan Proses Sosialisasi Menurut George Herbert Mead
a. Tahap Persiapan (Preparatory Stage)
Tahapan ini merupakan tahap yang dimilikioleh manusia secara alami untuk dilahirkan.
Sesuai dengan namanya, tahap persiapan merupakan tahap seseorang mempersiapkan diri
untuk mengenal dunia dan lingkungan sosialnya, termasuk untuk memperoleh informasi
serta pemahaman tentang dirinya sendiri. Biasanya tahap ini berlangsung ketika kita
masih anak anak. Sebenarnya pada tahapan ini kita sudah mulai meniru orang tua kita,
tetapi kita masih belum paham apa arti dari seseuatu yang kita tiru tersebut. Contohnya
adalah anak meniru kata kata yang diucapkan orang tuanya.

b. Tahap Meniru (Play Stage)


Memasuki tahapan meniru, anak – anak mulai menirukan tingkah laku orang tua /
lingkungannya dengan tujuan tertentu. Pada tahapan ini secara tidak langsung mereka
telah terlatih untuk mengenali keadaan yang terdapat di dunia ini. Anak – anak yang
berada dalam lingkungan ini membutuhkan dukungan yang kondusif agar
perkembangannya tidak terganggu. Contoh tahapan ini adalah anak – anak mulai
menirukan gaya ayahnya saat berbicara di telepon.

c. Tahap Bermain/Bertindak (Game Stage)


Pada tahapan bermain atau bertindak ini anak – anak sudah mulai mengerti sedikit demi
sedikit tentang arti suatu tindakan dan tujuan dari tindakan tersebut. Oleh karena itu,
proses peniruan yang sebelumnya dilakukan akan berkurang sedikit demi sedikit, mereka
mulai bertindak atas dasar pikiran mereka secara sadar. Contohnya anak – anak mulai
melakukan permainan yang mereka suka, contohnya sepak bola. Dalam hal ini mereka
mulai mengerti bahwa ada aturan dalam setiap aspek permainan tersebut.

d. Tahap Kedewasaan (Generalized Stage)


Memasuki tahap kedewasaan seseorang mulai mengerti dan mampu memposisikan
dirinya dalam suatu lingkungan masyarakat dengan baik. Pada tahap ini seseorang mulai
paham posisinya dalam keluarga, masyarakat, agama, bangsa dan negara. Segala sesuatu
yang telah dilewati pada tahap sebelumnya akan dijadikan pelajaran dan menjadi dasar
pembentuk kepribadian orang ini. Oleh karena itu setiap orang memiliki kepribadian yang
berbeda – beda karena mereka telah melewati berbagai hal selama masa pertumbuhan dan
perkembangannya.

2. Tahap – Tahap dan Proses Sosialisasi Menurut Charles H Cooley


Charles H Cooley menekankan bahwa dalam suatu proses sosialisasi, interaksi seseorang
dengan orang lainnya merupakan poin yang paling penting. Oleh karena itu akan
terbentuk tahapan – tahapan sebagai berikut :
a. Kita Mebayangkan Bagaimana Kita di Mata rang Lain
b. Kita Membayangkan Bagaimana Orang Lain Menilai Kita
c. Bagaimana Perasaan kita sebagai Akibat dari Penilaian Tersebut

F. AGEN DAN MEDIA SOSIALISASI


1. Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dalam suatu lingkungan masyarakat. Peran keluarga tidak
akan pernah lepas dari kehidupan seorang individu. Agen sosialisasi dalam suatu keluarga
inti adalah ayah, ibu, saudara kandung, dan saudara angkat yang belum menikah
yangmana mereka semua tinggal bersama dalam suatu rumah. Peranan keluarga
menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan
dengan pribadi dalam keadaan dan situasi tertentu. Setiap agen dalam keluarga memiliki
pengaruh tersendiri terhadap kehidupan agen lainnya dalam keluarga tersebut.

2. Teman Pergaulan
Teman sepergaulan atau yang juga sering disebut dengan teman bermain dalah teman
yang didapatkan manusia pertama kali ketika ia mampu berpergian ke luar rumah. Pada
masa kanak kanak pengaruh teman tidak terlalu besar terhadap kehidupan seseorang
karena fungsi teman saat masa kanak kanak lebih bersifat rekreatif. Puncak pengaruh
teman dalam kehidupan seseorang adalah saat masa remaja. Kelompok teman pergaulan
ini akan berperan penting dalam membentuk kepribadian seseorang.

3. Lembaga pendidikan Formal (Sekolah)


Pendidikan formal akan mengajarkan membaca, menulis dan berhitung kepada seseorang.
Selain itu aspek sosial yang dipelajari antara lain adalah aturan aturan dalam lingkungan
masyarakat, prestasi, universalisem, dan ciri khas. Sekolah mengajarkan seseorang untuk
mandiri, melakukan semua tugas yang diberikan kepadanya dengan kemampuannya
sendiri.

4. Media Massa dan Teknologi


Media massa dan teknologi yang dimaksud disini dapat berupa media cetak dan media
elektronik. Pengaruh atau peran media massa dan teknologi tergantung kepada kualitas
dan kuantitas seseorang berhubungan dengan pesan yang disampaikan. Contohnya jika
seorang anak sangat senang dengan berita tentang sains dan sering membaca juga
menonton acara yang berhubungan dengan sains, maka besar kemungkinan ia ingin
menjadi seseorang yang bekerja dalam bidang itu.

5. Agen Lainnya
Agen lain yang dapat menjadi media dalam proses sosialisa contohnya adalah institusi
agama, organisasi, lingkungan pekerjaan, tetangga dan lainnya. Agen lain ini akan
memiliki pengaruh kecil terhadap kepribadian seseorang.

Anda mungkin juga menyukai