TINJAUAN PUSTAKA
A. Vaskularisasi Paru
Bronkus, jaringan ikat paru dan pleura visceralis menerima darah dari
Sirkulasi bronkial :
Sirkulasi pulmonar
3
- mengatur pertukaran gas
- tekanan rendah
jawab untuk pertukaran gas. Arteri bronkial adalah bagian dari sirkulasi
sistemik dan membawa darah pada tekanan yang lebih tinggi dan laju aliran
yang lebih rendah serta bertanggung jawab untuk irigasi bronkus dan pleura
sistemik non bronkial juga bisa terlibat. Persentase perdarahan yang lebih
tersebut dikelilingi oleh serat otot polos yang berkontraksi jika terdapat
stimulasi fisik dan farmakologi. Embolisasi arteri adalah salah satu cara untuk
tidak sekuat bronkial karena dinding pembuluh nya lebih tipis dan tidak aktif
hal tersebut diatas tidak selalu mungkin untuk menentukan dari pembuluh
4
B. DEFINISI
berasal dari bahasa Yunani yaitu haima yang berarti darah dan ptysis yang
paru. Hemoptysis bisa banyak atau bisa pula sedikit sehingga hanya berupa
Berdasarkan jumlah darah yang keluar, Pursel membagi batuk darah menjadi:3
Derajat 1 Bloodstreak
Derajat 2 1 – 30 cc
Derajat 3 30 – 150 cc
menjadi:3
3. Frank hemoptysis yaitu bila yang keluar darah saja tanpa dahak.
5
Pseudohemoptysis adalah membatukkan darah yang bukan berasal
dari saluran napas bagian bawah. Hemoptysis palsu seperti ini dapat berasal
merah. Kolonisasi ini sering timbul pada pasien yang dirawat serta menerima
dapat berasal dari kelebihan dosis rifampisin dan juga kejadian malingering
atau pasien yang melukai diri sendiri sehingga tampak sebagai batuk darah.9
C. ETIOLOGI
napas, parenkim paru, atau vena pulmonalis. Penyebab yang sering dari
Bronkiektasis
Stenosis mitral
Tuberkulosis
b. Umur 20 – 40 tahun:
6
Tuberkulosis
Bronkiektasis
Stenosis mitral
Karsinoma bronkogen
Tuberkulosis
Bronkiektasis
7
D. PATOGENESIS
Arteri – arteri bronkialis adalah sumber darah utama bagi saluran napas (
intra pulmonar, serta persarafan di daerah hilus. Arteri pulmonalis yang pada
mengimbangi. Apabila aliran dari salah satu sistem meningkat maka pada
sistem yang lain akan menurun. Studi arteriografi menunjukkan bahwa 92%
Secara umum bila perdarahan berasal dari lesi endobronkial, maka perdarahan
adalah dari sirkulasi bronkialis, sedang bila lesi di parenkim maka perdarahan
1. Batuk darah pada tuberculosis pada umumnya terjadi oleh karena: 7,8
8
arteri bronkialis lebih banyak merupakan asal dari perdarahan. Setelah
pembuluh darah kecil pada area tumor atau invasi tumor ke pembuluh
darah pulmoner.
menyebabkan perdarahan.
9
Terjadi oleh karena mukosa yang udem akibat radang, terobek oleh
mekanisme batuk.
menutup, maka pembuluh darah pada dinding tersebut mudah pecah akibat
6. Batuk darah pada mitral stenosis dan gagal jantung kiri akut:
alveoli.
mukosa bronkus.
nocturnal dipsnea
3) Sputum seperti karat (pinky frothy) oleh karena edema paru yang
jelas
4) Infark paru
10
Diluar negeri, keluhan hemoptisis sudah jarang ditemukan dan
pada awalnya.
anastomose. Selain itu juga terjadi reflek spasme dari vena di daerah
bercampur di dalamnya.
a. Kelenjar getah bening yang mengapur, waktu batuk terjadi erosi pada
11
b. Mungkin bronkolit yang ada pada saat batuk menggeser lumennya.
transudasi ke dalam alveoli dan keadaan ini akan memacu terjadinya batuk
darah.
E. KLASIFIKASI
dalam sputum
bronkitis.
Hal ini berarti perdarahan pada pembuluh darh yang lebih besar. Biasanya
12
3. Hemoptisis massif : >600 ml/24 jam
4. Pseudohemoptisis
Merupakan batuk darah dari struktur saluran napas bagian atas (di atas
laring) atau dari saluran cerna atas atau hal ini dapat berupa perdarahan
buatan (factitious).
menjadi:3
3. Frank hemoptysis yaitu bila yang keluar darah saja tanpa dahak.
F. MANIFESTASI KLINIS
perdarahan tersebut berasal dari saluran pernafasan bawah, dan bukan berasal
13
Perbedaan Batuk Darah Dengan Muntah Darah 9
No Keadaan Batuk Darah Muntah Darah
G. DIAGNOSIS
1. Anamnesis 10-14
14
Hemoptisis : Tidak disertai mual dan muntah, berbusa, berwarna
kemungkinan bronkiektasis.
endometriosis paru.
- Keluhan lain, seperti demam, sesak napas, nyeri dada, penurunan berat
pemasangan trakeostomi.
penyumbatan oleh Ca, atau bekuan darah) , pleural friction rub ( pada
stenosis mitral.
15
- Clubbing finger : memberikan petunjuk kemungkinan keganasan
terhadap pasien.
7. Mantoux test pada pasien yang diduga Tuberkulosis dan kultur darah
16
3. Pemeriksaan penunjang
a. Foto toraks dalam posisi PA dan lateral hendaklah dibuat pada setiap
17
b. Pemeriksaan bronkografi untuk mengetahui adanya bronkiektasis,
X-foto toraks.5
d. Laboratorium 16
Trombositopenia koagulopati
c. Analisa gas darah arterial harus diukur jika pasien sesak yang jelas
dan sianosis.
e. Pemeriksaan bronkoskopi
18
terjadi penyumbatan. Sebaiknya dilakukan sebelum perdarahan
diketahui.3,5
menentukan lokasiperdarahan.3
perdarahan.3
19
H. DIAGNOSIS BANDING 6
I. PENATALAKSANAAN
Jika perdarahan sedikit atau berupa bercak dan pertukaran gas tidak
jalan napas dan pertukaran gas. Kemudian perlu segera ditentukan lokasi dari
1. Tirah baring dengan posisi kepala lebih rendah dan tubuh dimiringkan ke
20
3. Pemberian Oksigen (jika perlu). Pada beberapa kasus dengan perdarahan
angiogram.
Terapi Pembedahan
dengan observasi.
21
- Batuk darah 100-250cc/24 jam, Hb<10, observasi tidak berhenti.
berhenti.
pada perdarahan yang masif menurun dari 70% menjadi 18% dengan
tindakan operasi.
22
- Segmentektomi: reseksi segmen bronkopulmonal
sehat. Luas dan jenis lesi (proses inflamasi, abses atau kavitas)
sakit dengan cara membuat kolaps jaringan paru yang sakit tersebut.
Pendapat ini benar untuk kelainan berbentuk kavitas, tetapi cara ini
teracapai kolaps pada jaringan paru yang sakit. Bila paru kolaps
dilakukan lagi.
23
- Pneumoperitoneum yaitu tindakan memasukkan udara ke rongga
penyembuhan.
torakoplasti:
terjadinya over distensi parenkim paru yang tersisa selain itu dead
24
Embolisasi artifisial atau Bronchial Artery Embolization (BAE)
J. KOMPLIKASI
sufokasi dan kegagalan sirkulasi akibat kehilangan banyak darah dalam waktu
sisi paru yang sehat dan atelektasis. Atelektasis dapat terjadi karena sumbatan
saluran napas sehingga paru bagian distal akan mengalami kolaps dan terjadi
c. Kecemasan penderita
d. Siklus inspirasi
25
f. Posisi penderita
cc dalam 24 jam.
3. Aspirasi pneumonia
tidak sempurna
baik.
26
K. PROGNOSIS
mengalami batuk darah yang rekuren. Pada batuk darah sekunder ada
Menurut Crocco, pasien dengan batuk darah massif (600 ml) dalam
waktu:
27