Anda di halaman 1dari 9

KAJ IAN POT ENSI DAN ANAL ISIS EKONOMI SISTEM KONVERSI

ENERGI ANGIN UNTUK PEMOMPAAN DI J AWA BARAT

Ri d w an Ari ef Su b ekti , An j ar Su satyo , Hen n y Su d ib yo


Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kompleks LIPI, Jalan Sangkuriang, Gedung 20 Lantai 2 Bandung 40135
T el p. (022) 2503 055, E-m ai l : ri dwanari ef _rai s@ yahoo. com

ABST RAK

Jawa Barat adalah salah satu provinsi yang mempunyai banyak potensi energi terbarukan
seperti panas bumi, air, biomassa dan angin. Penelitian potensi energi angin telah dilakukan
di beberapa kabupaten di Jawa Barat yaitu Kabupaten Sumedang, Majalengka, Indramayu,
Kuningan, Subang, Bekasi dan Karawang. Metode yang digunakan adalah dengan
mengumpulkan data sekunder dan primer. Data sekunder meliputi data angin, profil daerah,
studi pustaka dan hasil-hasil kajian terkait. Pengumpulan data primer berupa data potensi
angin dilakukan dengan cara mengukur langsung kecepatan angin di lokasi menggunakan
Cup Anemometer dengan ketinggian tiang 10 m. Dari hasil pengukuran didapat kecepatan
angin rata-rata harian di tujuh kabupaten di Jawa Barat tersebut yaitu Kabupaten Sumedang
12,05 m/s, Majalengka 9,39 m/s, Indramayu 12,44 m/s, Kuningan 6,22 m/s, Subang 8,48 m/s,
Bekasi 7,13 m/s dan Karawang 8,47 m/s. Sedangkan estimasi daya angin lokasi per satuan
luas daerah sapuan baling-baling kincir angin tiap kabupaten yaitu Sumedang 1.535,71 W/m2,
Majalengka 726,68 W/m2, Indramayu 1.689,70 W/m2, Kuningan 211,21 W/m2, Subang 535,23
W/m2, Bekasi 318,14 W/m2 dan Kabupaten Karawang 533,33 W/m2. Berdasarkan data potensi
kecepatan angin dan daya estimasi yang dibangkitkan maka akan dirancang sistem SKEA
untuk pemompaan air. Selanjutnya dilakukan analisis ekonomi sistem pompa air tenaga angin
meliputi perhitungan nilai investasi, nilai sekarang dan Net Present Value (NPV). Pada
perhitungan kelayakan ekonomi, biaya investasi adalah Rp 67.000.000,- dengan laju inflasi
10 % dan life time 10 tahun. Dari hasil analisis ekonomi diperoleh NPV bernilai lebih dari nol
sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem pompa air tenaga angin ini layak secara
ekonomis maupun teknis.

Kata Kunci: Analisis Ekonomi, Energi Terbarukan, Kajian Potensi Angin, Pemompaan Air,
Sistem Konversi Energi Angin

ABSTRACT

West Java is one of the provinces that have a lot of potential renewable energy like
geothermal energy, water, biomass and wind. The research of potential wind energy has been
conducted in several districts in West Java, Sumedang, Majalengka, Indramayu, Kuningan,
Subang, Bekasi and Karawang. The method used is by collecting secondary and primary data.
Secondary data includes wind data, area profiles, book study and the results of study related.
The collection of primary data in the form of wind potential data is done by directly measuring
the wind speed at the site using a Cup Anemometer, with a height of 10 m. The results of
measurements of wind speed obtained daily average in seven districts in West Java of
Sumedang 12.05 m/s, Majalengka 9.39 m/s, Indramayu 12.44 m/s, Kuningan 6.22 m/s,
Subang 8.48 m/s, Bekasi 7.13 m/s dan Karawang 8.47 m/s. The estimated of wind power per
unit area divided of the propeller wash of a windmill at each district is Sumedang 1,535.71
2 2 2 2
W/m , Majalengka 726.68 W/m , Indramayu 1,689.70 W/m , Kuningan 211.21 W/m , Subang
2 2 2
535.23 W/m , Bekasi 318.14 W/m dan Kabupaten Karawang 533.33 W/m . Based on the
potential of wind speed and power generated estimates it will SKEA system designed for
pumping water. Then performed an economic analysis of wind power water pumping system
includes the calculation of the value of the investment, Pressent Value and Net Present Value
(NPV). In calculating the economic feasibility, the cost of investment is Rp 67.000.000, - with
10 % inflation rate and the life time of 10 years. From the results of economic analysis gained
NPV more than zero so it can be concluded that wind power water pumping system is
economically and technically feasible.

Keywords : Economic Analysis, Reneweble Energy, Wind Potential Study, Water Pumping,
Wind Energy Conversion Systems

PENDAHULUAN
Saat ini sebagian besar energi yang digunakan rakyat Indonesia
berasal dari bahan bakar fosil, yaitu bahan bakar minyak, gas dan batu bara.
Kerugian penggunaan bahan bakar fosil ini selain merusak lingkungan, juga
tidak terbarukan (nonrenewable) dan tidak berkelanjutan (unsustainable).
Cadangan bahan bakar fosil terbatas sehingga pengelolaannya harus
dilakukan seefisien mungkin. Karena itu, ketergantungan akan minyak bumi
untuk jangka panjang tidak dapat dipertahankan lagi sehingga perlu
ditingkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan.
Potensi energi terbarukan di Indonesia seperti biomasa, panas bumi,
energi surya, energi air, energi angin dan energi samudera sebenarnya sangat
besar. Namun sampai saat ini, pemanfaatannya memang masih sangat kecil.
Hal ini terutama karena belum kompetitifnya harga energi terbarukan
dibandingkan dengan harga energi fosil, termasuk BBM sebagai akibat
penerapan kebijakan harga energi selama ini.
Angin adalah salah satu sumber energi baru dan terbarukan yang
dapat dikembangkan dan dimanfaatkan langsung oleh masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan energi, khususnya di daerah pedesaan dan daerah
terpencil. Salah satu pemanfaatan potensial energi angin adalah untuk
menggerakan kincir angin/turbin angin. Kincir angin tersebut dapat
menggerakan generator untuk menghasilkan listrik atau dapat pula
menggerakan pompa air untuk memompa air tanah. Berdasarkan data Ditjen
Listrik dan Pemanfaatan Energi, potensi tenaga angin sekitar 3-5 m/detik
(9.287 MW) sedangkan kapasitas yang sudah terpasang hanya sekitar 0,5
MW.
Energi angin merupakan salah satu sumber daya alam yang bisa kita
dapatkan secara cuma-cuma dan bisa kita temukan di mana saja dengan
kapasitas yang berbeda-beda. Berbeda dengan sumber energi lainnya,
sumber energi yang satu ini tidak banyak menimbulkan gangguan karena
tidak mengeluarkan gas buang atau semacamnya yang dapat menimbulkan
polusi. Akan tetapi, sumber energi angin ini juga memiliki kelemahan yaitu
investasi awalnya yang cukup mahal dan juga dipengaruhi oleh pola
hembusan angin.
Tujuan makalah ini adalah memaparkan suatu hasil studi potensi energi
terbarukan khususnya energi angin di beberapa kabupaten di wilayah Provinsi
Jawa Barat. Energi angin rencananya akan digunakan untuk memompa air
tanah atau lebih dikenal sistem konversi energi angin (SKEA) untuk
pemompaan air. Hasil studi ini kiranya dapat menjadi dasar dalam
pemanfaatan, perencanaan dan pengembangan lebih lanjut energi angin guna
mencukupi kebutuhan energi khususnya di wilayah Jawa Barat.
METODOLOGI
Tahapan kegiatan kajian potensi energi angin di wilayah Jawa Barat
dilaksanakan seperti yang terdapat pada Gambar 1 di bawah ini.

MASUKAN TIM LUARAN

KAJIAN DATA PERENCANAAN


DATA SEKUNDER
SEKUNDER SURVEY

SURVEY
DATA PRIMER DATABASE
LAPANGAN

TEKNOLOGI SKEA
PENGOLAHAN SKEA UNTUK
DATA PEMOMPAAN
ANALISIS EKONOMI

Gambar 1. Tahapan kegiatan kajian potensi energi angin

Secara garis besar metode yang digunakan adalah dengan


mengumpulkan data sekunder dan primer. Untuk lebih jelasnya, pengumpulan
data primer dan data sekunder akan dijabarkan lebih detail seperti yang
terdapat di bawah ini.

Pengumpulan Data sekunder


Pengumpulan data sekunder ini dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan gambaran objek studi, sehingga lokasi studi dan lingkup wilayah
yang akan diobservasi dapat diperkirakan dan kegiatan studi dapat dilakukan
secara purposif. Pengumpulan data sekunder meliputi: 1) pengumpulan data
angin dari Badan Metereologi dan Geofisika di Wilayah Provinsi Jawa Barat;
2) pengumpulan data dari dinas/instansi teknis terkait di lingkup Pemerintah
Provinsi Jawa Barat, seperti Dinas Pertanian, Kimpraswil, Dinas ESDM; 3)
pengumpulan data kabupaten/kota di wilayah Provinsi Jawa Barat; 4) kegiatan
konsultasi ke departemen terkait di tingkat pusat; dan 5) studi kepustakaan.

Pengumpulan Data Primer


Data primer yang terdiri dari informasi dan data yang berkaitan dengan
angin dikumpulkan dari kegiatan observasi melalui survey lapangan.
Pengukuran kecepatan angin dilakukan di areal persawahan menggunakan
alat ukur kecepatan angin (Anemometer) dengan ketinggian tiang 10 m
selama 13 jam/hari dari pukul 0600 WIB – 1900 WIB selama tiga berturut-turut.

Lokasi Pengukuran
Pengambilan data kecepatan angin dilakukan di tujuh lokasi yang
berada di wilayah Provinsi Jawa Barat meliputi: Kabupaten Sumedang,
Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Kuningan,
Kabupaten Subang, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Identifikasi daerah yang memiliki potensi pemanfaatan tenaga angin
perlu dilakukan untuk mendapatkan suatu rancangan sistem konversi energi
angin yang tepat. Identifikasi ini meliputi data angin, kondisi lingkungan dan
kebutuhan masyarakat di daerah tersebut. Survey potensi angin dilakukan di
beberapa lokasi yang berpotensi untuk dikembangkannya sistem konversi
energi angin di Pantai Utara Jawa dan kabupaten lainnya di Wilayah Jawa
Barat.

Kecepatan Angin Lokasi


Terdapat tujuh lokasi yang disurvey potensi anginnya yaitu: Kabupaten
Sumedang, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu, Kabupaten
Kuningan, Kabupaten Subang, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Karawang.
Pada saat pengukuran kecepatan angin, suhu lingkungan berkisar antara 27 –
30 ºC. Hasil pengukuran kecepatan angin dan kecepatan rata-rata angin
harian dibuat dalam bentuk tabel (Tabel 1) dan grafik (Gambar 2) di bawah ini.

Tabel 1. Data pengukuran kecepatan angin tiap kabupaten


Waktu (Jam)
Hari
Kabupaten 06.00 07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00
ke
Kecepatan Angin (m/s)
1 10.52 12.97 12.87 15.37 12.08 12.19 11.08 15.16 12.49 7.79 9.00 7.69
Sumedang 2 7.46 8.76 11.72 13.45 15.85 15.82 16.10 15.78 15.39 15.74 15.48 11.93 10.36 8.15
3 9.37 11.75 10.16 13.49 14.16 15.19 16.28 15.03 11.29 8.85 10.87 7.95 5.85
1 9.37 8.44 10.71 8.41 6.33 5.46
Majalengka 2 6.65 7.45 8.8 7.83 10.44 12.72 11.35 14.02 15.95 13.93 15.19 11.88 9.19 8.56
3 8.27 9.21 8.37 8.32 9.12 14.36 7.24 15.21 6.58 6.88 6.07
1 12.22 13.66 11.77 9.7 8.11
Indramayu 2 7.93 10.99 12.54 12.91 10.25 9.56 12.16 13.37 12.24 16.6 17.29 10.94 9.82 16.29
3 6.43 6.47 8.69 8.63 7.68 8.75 15.85 15.84 15.97 18.13 16.26 9.94 8.83 8.1
1 5.95 9.54 11.86 12.43 10.12 10.25 12.10 11.97 4.28 4.00 5.00
Kuningan 2 3.00 3.50 2.30 5.23 4.20 7.80 5.00 4.00 3.30 6.00 5.18 6.20 3.00 6.00
3 5.72 4.32 3.12 5.00 3.30 4.20 4.00 6.12 7.45 8.01 5.13 5.30 6.10 4.65
1 12.84 15.01 14.07 13.50 8.94 9.34 9.34 4.67
Subang 2 2.58 3.54 4.57 1.93 5.62 8.26 8.07 12.55 15.71 14.63 12.00 9.25 8.44 5.07
3 2.55 1.64 2.72 2.40 2.66 5.78 10.21 10.27 12.33 13.91
1 6.84 7.02 5.41 3.58
Bekasi 2 1.46 1.75 4.96 7.51 6.37 7.36 8.45 9.27 10.13 9.15 9.87 9.15 5.06 7.60
3 1.80 2.41 6.21 9.17 9.30 9.93 6.07 7.66 15.18 13.27 13.27 10.78 7.53
1 17.21 17.38 13.84 9.16 5.99 3.47
Karawang 2 1.84 2.48 3.08 2.48 6.56 7.00 7.34 10.69 14.15 12.50 10.86 10.91 6.59 3.71
3 3.09 5.17 5.75 5.93 7.87 6.24 7.22 7.16 12.44 9.07 8.81 8.01 5.43
Kecepatan Rata-rata Angin Harian
16,0
14,0
12,0
10,0
8,0

6,0
4,0
K Sumedang

Indramayu
Kuningan
Subang
Bakasi
Kerawang

P
2,0
0,0

Majalengka

Gambar 2.

Estimasi Daya Angin Lokasi

 (Vz ) 3 ( FPE )
2
1
11,6
8,1
13,9
8,9
11,0
5,7
11,2

ln( Z anem / Z 0 )

………………………………(2)
2
13,0
11,0
12,3
4,6
8,0
7,0
7,2
11,6

11,1

Grafik kecepatan rata-rata angin harian

Setelah kecepatan rata-rata angin harian diketahui, langkah selanjutnya


adalah menghitung estimasi kecepatan rencana pemasangan kincir angin
menggunakan persamaan (1) dan estimasi daya angin lokasi menggunakan
persamaan (2) berikut:

V ( Z hub )  V (Z anem ) x
ln( Z hub / Z 0 )
………………(1)

Dimana V(Zhub) = kecepatan angin pada ketinggian rencana (m/s),


V(Zanem) = kecepatan angin pada titik pengukuran (m/s), Zhub = ketinggian
rencana kincir angin (m), Zanem = ketinggian pengukuran kecepatan angin (m),
Zo = Tinggi kekasaran permukaan, dari tabel (m), P = Daya angin rata-rata
(W/m2), ρ = Kerapatan udara di lokasi, dari tabel (kg/m3), Vz = Kecepatan
angin lokasi pada ketinggian tertentu (m/s), dan FPE = Faktor pola energi (dari
tabel).
Selanjutnya hasil perhitungan kecepatan rencana pemasangan kincir
angin dan estimasi daya angin masing-masing lokasi ditampilkan dalam tabel
(Tabel 2) di bawah ini.
3

9,1

5,2
6,4
8,7
7,1
Tabel 2. Estimasi kecepatan angin pada ketinggian rencana dan perhitungan
estimasi daya angin masing-masing lokasi
V(Zanem)rata-rata Zanem Zhub Z0 V(Zhub) ρ P
Nama Daerah FPE
(m/s) (m) (m) (m) (m/s) kg/m3 W/m2
Kabupaten Sumedang 12.05 10 12 0.1 12.53 1.116 1.4 1535.71
Kabupaten Majalengka 9.39 10 12 0.1 9.76 1.116 1.4 726.68
Kabupaten Indramayu 12.44 10 12 0.1 12.93 1.116 1.4 1689.70
Kabupaten Kuningan 6.22 10 12 0.1 6.47 1.116 1.4 211.21
Kabupaten Subang 8.48 10 12 0.1 8.82 1.116 1.4 535.23
Kabupaten Bekasi 7.13 10 12 0.1 7.41 1.116 1.4 318.14
Kabupaten Karawang 8.47 10 12 0.1 8.81 1.116 1.4 533.33

Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa untuk Kabupaten Indramayu dan


Sumedang memiliki potensi energi terbesar yaitu masing-masing 1.689,7
W/m2 dan 1.535,71 W/m2. Potensi energi terkecil berada pada Kabupaten
Kuningan yaitu sebesar 211,21 W/m2.
Dari perhitungan daya angin rata-rata, daya dan kecepatan angin
rencana dapat dihitung. Dari nilai-nilai tersebut maka kapasitas sistem dapat
ditentukan. Kecepatan angin rata-rata pada saat pengukuran berkisar antara
6,22 m/s sampai 12,44 m/s. Namun demikian data tersebut hanya diambil
selama 3 hari sehingga kurang mempresentasikan kecepatan angin yang real.
Dengan mempertimbangkan data kecepatan angin rata-rata tahunan (tahun
2004, 2005 dan 2006) yang bersumber dari Badan Meteorologi dan Geofisika
Jawa Barat, maka untuk perancangan sistem SKEA, kecepatan angin yang
digunakan adalah 3 m/s sampai 5 m/s. Dalam makalah ini tidak dibahas
secara mendetail perancangan SKEA untuk pemompaan air. Spesifikasi
pompa tenaga angin seperti yang terdapat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Spesifikasi sistem pompa air tenaga angin

KOMPONEN SPESIFIKASI

sumbu horizontal, 18 blade, diameter 4,5 m, tinggi


Kincir angin
menara 10 m dengan 3 kaki
Kecepatan angin start = 3 m/s, operasi = 5 m/s dan stop = 25 m/s
reciprocating , diameter 88 mm, head statik operasi
Pompa
3 – 80 m, kapasitas 80 m3/hari

Analisis Ekonomi Sistem Pompa Air Tenaga Angin


Sebelum melakukan perhitungan analisis ekonomi sistem pompa air
tenaga angin, perlu diketahui besarnya komponen biaya-biaya yang terdapat
pada sistem tersebut. Besarnya biaya investasi sistem pompa air tenaga
angin adalah sebesar Rp 67.000.000,-. Biaya investasi ini diperhitungkan dari
besarnya harga bahan untuk pembuatan sistem tersebut seperti yang terdapat
pada Tabel 4 berikut ini.
Tabel 4. Biaya investasi sistem pompa tenaga angin
No Bahan Harga
1. Kincir angin 35.000.000,-
2. Pompa reciprocating 5.000.000,-
3. Menara tipe tiga kaki 17.000.000,-
4. Pembuatan sumur bor 4.000.000,-
5. Biaya pemasangan sistem 6.000.000,-
Total Rp 67.000.000,-

Investasi pompa air tenaga angin ini diperkirakan berumur 10 tahun,


sehingga biaya penyusutan per tahunnya (Depresiasi) adalah sebesar:
= (A/F, 5 %,10 tahun)
= 0,008333 x Rp 67.000.000,-
= Rp 558.311,-

Untuk nilai penjualan dari tahun pertama sampai tahun kesepuluh


diperhitungkan dari nilai jual air per meter kubiknya dengan asumsi rata-rata
beroperasi selama 11 bulan dengan jumlah rata-rata penggunaan air 80 m3
per hari. Harga air per meter kubik adalah Rp 500,-, sehingga total penjualan
per tahun adalah sebesar Rp 13.200.000,-.
Metode yang digunakan untuk analisis biaya pada pembuatan SKEA
untuk pompa air ini menggunakan metode analisis Net Present Value (NPV).
Metode analisis NPV menganalisis apakah investasi proyek SKEA ini layak
secara ekonomi atau tidak. NPV merupakan selisih antara penerimaan dan
pengeluaran per tahun. NPV dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
(3) berikut:

( )
=∑ − ……………………………..(3)
( )

Dimana Bt = benefit tahun ke t, Ct = cost tahun ke t, I = interest rate


yang ditentukan, t = tahun dan Ko = investasi awal tahun ke 0 (sebelum proyek
dimulai). Adapun kriteria kelayakan dari sebuah proyek adalah apabila NPV >
0 maka proyek Feasible, apabila NPV = 0 maka proyek Indifferent sedangkan
apabila NPV < 0 maka proyek Unfeasible. Selanjutnya perhitungan NPV dari
sistem konversi tenaga angin untuk pemompaan air dibuat dalam bentuk tabel
(Tabel 5). Nilai discount rate yang tertera pada Tabel 5 diperoleh dari
persamaan (4) berikut:

=( …………………………..……… ………(4)
)

Dimana d = discount rate, I = interest rate dan t = tahun.


Discount rate merupakan bilangan yang dipergunakan untuk men-
discount penerimaan yang akan didapat pada tahun mendatang menjadi nilai
sekarang. Selain menggunakaan persamaan (4) di atas, discount rate juga
dapat dilihat pada tabel discount rate yang telah ditentukan oleh tingkat suku
bunga (i=10%) dan tahun (t=10 tahun).
Tabel 5. Tabel perhitungan analisis NPV
Benefit Cost
Discount NPV pada
Tahun
Investasi Biaya Biaya Net Benefit Rate Discount
Ke Penjualan Total Cost
Awal Operasional Penyusutan 10% Rate 10%

0 - (67,000,000) (67,000,000) 1.0000 (67,000,000)


1 13,200,000 1,340,000 558,311 1,898,311 11,301,689 0.9091 10,274,365
2 13,200,000 1,340,000 558,311 1,898,311 11,301,689 0.8264 9,339,716
3 13,200,000 1,340,000 558,311 1,898,311 11,301,689 0.7513 8,490,959
4 13,200,000 1,340,000 558,311 1,898,311 11,301,689 0.6830 7,719,054
5 13,200,000 1,340,000 558,311 1,898,311 11,301,689 0.6209 7,017,219
6 13,200,000 1,340,000 558,311 1,898,311 11,301,689 0.5645 6,379,803
7 13,200,000 1,340,000 558,311 1,898,311 11,301,689 0.5132 5,800,027
8 13,200,000 1,340,000 558,311 1,898,311 11,301,689 0.4665 5,272,238
9 13,200,000 1,340,000 558,311 1,898,311 11,301,689 0.4241 4,793,046
10 13,200,000 1,340,000 558,311 1,898,311 11,301,689 0.3855 4,356,801
NPV 2,443,228

Dari Tabel 5 di atas dapat diketahui bahwasannya NPV yang diperoleh


adalah Rp 2.443.228,-. Dengan memperhitungkan NPV-nya yang bernilai
lebih dari nol atau positif, maka sistem konversi energi angin untuk
pemompaan ini dapat dikatakan layak secara ekonomis.

KESIMPULAN
Dari hasil analisis dan pengolahan data mengenai kajian potensi energi
angin untuk pemompaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan yaitu
secara umum lokasi yang telah disurvey memiliki potensi energi angin berkisar
antara 6,22 m/s sampai 12,44 m/s. Potensi energi angin tersebut secara
teknis dapat dimanfaatkan sebagai sistem pompa air tenaga angin yang dapat
digunakan untuk mengairi lahan pertanian. Berdasarkan analisis ekonomi
sistem pompa air tenaga angin ini layak untuk dilaksanakan karena NPV
bernilai positif. Diperlukan sebuah pilot project atau proyek percontohan
sistem pompa tenaga angin yang dapat menjadi contoh atau acuan untuk
kegiatan selanjutnya dalam hal sistem pompa tenaga angin di wilayah Jawa
Barat khususnya dan Indonesia umumnya.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada Dinas
Pertambangan dan Energi Provinsi Jawa Barat yang telah mendanai kegiatan
survey potensi energi angin ini. Terima kasih kepada PT. Gelar Buana
Persada yang telah memfasilitasi kegiatan survey. Terima kasih kami ucapkan
kepada seluruh anggota tim survey atas bantuan dan kerjasamanya sehingga
kegiatan ini dapat berjalan sesuai rencana. Terima kasih juga kami ucapkan
kepada aparat desa dan masyarakat sekitar lokasi survey.

DAFTAR PUSTAKA
1. Alfa, A., 2002. Sistem Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Angin Tipe Sistem
Konversi Energi Angin (SKEA) 2500 W, Studi Kasus Di Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional Rumpin-Bogor, Jawa Barat.
2. Bruce H. Bailey and Scott L. McDonald.,1997. Wind Resource Assessment
Handbook, Fundamental for Conducting a Successful Monitoting Program.
AWS Scientific, Inc: New York.

3. Daryanto Y., 2007. Kajian Potensi Angin untuk Pembangkit Listrik Tenaga
Bayu. Diakses dari: http://kurniadi.webs.com/kincir_angin.pdf.

4. DESDM., 2003. Kebijakan Energi Terbarukan Dan Konservasi Energi


(Energi Hijau). Direktorat Energi dan Sumber Daya Mineral: Jakarta.

5. DESDM., 2005. Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2005-2025.


Direktorat Energi dan Sumber Daya Mineral: Jakarta.

6. GSA (Kompas)., 2007. Pengembangan Energi Angin Memungkinkan.


Diakses dari: http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1177294977&1.

7. Irasari, P., 2004. Laporan Teknis Program Kompetitif Energi Baru dan
Terbarukan - Panduan Studi Kelayakan. Bandung.

8. ____________., 2006. Laporan Akhir Studi Potensi Pemanfaatan Energi


Angin untuk Pemompaan Air. PT. Gelar Buana Persada: Bandung.

9. ____________., 2005. Pengembangan Energi Angin. Buletin Energi Hijau,


edisi IX, Juli 2005.

10. ____________., Studi Kelayakan. Diakses dari:


http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=npv%20filetype%3Appt&source=
web&cd=4&ved=0CDoQFjAD&url=http%3A%2F%2Fdosen.stiki.ac.id%2Fev
a%2FASI%2FStudi%2520Kelayakan.ppt&ei=qyCyTuXWA8vprQfv5u0-
&usg=AFQjCNFSGxzWZ3vJFBpgnX1F4c7XGE7QfA&cad=rja.

11. ____________., Discount Factor Table. Diakses dari:


http://www.farmforestline.com.au/images/pdf/4.2.2.1.1.3.1_discount.pdf.

12. ____________., Internal Rate of Return. Diakses dari


http://en.wikipedia.org/wiki/Internal_rate_of_return.

Anda mungkin juga menyukai