ABST RAK
Jawa Barat adalah salah satu provinsi yang mempunyai banyak potensi energi terbarukan
seperti panas bumi, air, biomassa dan angin. Penelitian potensi energi angin telah dilakukan
di beberapa kabupaten di Jawa Barat yaitu Kabupaten Sumedang, Majalengka, Indramayu,
Kuningan, Subang, Bekasi dan Karawang. Metode yang digunakan adalah dengan
mengumpulkan data sekunder dan primer. Data sekunder meliputi data angin, profil daerah,
studi pustaka dan hasil-hasil kajian terkait. Pengumpulan data primer berupa data potensi
angin dilakukan dengan cara mengukur langsung kecepatan angin di lokasi menggunakan
Cup Anemometer dengan ketinggian tiang 10 m. Dari hasil pengukuran didapat kecepatan
angin rata-rata harian di tujuh kabupaten di Jawa Barat tersebut yaitu Kabupaten Sumedang
12,05 m/s, Majalengka 9,39 m/s, Indramayu 12,44 m/s, Kuningan 6,22 m/s, Subang 8,48 m/s,
Bekasi 7,13 m/s dan Karawang 8,47 m/s. Sedangkan estimasi daya angin lokasi per satuan
luas daerah sapuan baling-baling kincir angin tiap kabupaten yaitu Sumedang 1.535,71 W/m2,
Majalengka 726,68 W/m2, Indramayu 1.689,70 W/m2, Kuningan 211,21 W/m2, Subang 535,23
W/m2, Bekasi 318,14 W/m2 dan Kabupaten Karawang 533,33 W/m2. Berdasarkan data potensi
kecepatan angin dan daya estimasi yang dibangkitkan maka akan dirancang sistem SKEA
untuk pemompaan air. Selanjutnya dilakukan analisis ekonomi sistem pompa air tenaga angin
meliputi perhitungan nilai investasi, nilai sekarang dan Net Present Value (NPV). Pada
perhitungan kelayakan ekonomi, biaya investasi adalah Rp 67.000.000,- dengan laju inflasi
10 % dan life time 10 tahun. Dari hasil analisis ekonomi diperoleh NPV bernilai lebih dari nol
sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem pompa air tenaga angin ini layak secara
ekonomis maupun teknis.
Kata Kunci: Analisis Ekonomi, Energi Terbarukan, Kajian Potensi Angin, Pemompaan Air,
Sistem Konversi Energi Angin
ABSTRACT
West Java is one of the provinces that have a lot of potential renewable energy like
geothermal energy, water, biomass and wind. The research of potential wind energy has been
conducted in several districts in West Java, Sumedang, Majalengka, Indramayu, Kuningan,
Subang, Bekasi and Karawang. The method used is by collecting secondary and primary data.
Secondary data includes wind data, area profiles, book study and the results of study related.
The collection of primary data in the form of wind potential data is done by directly measuring
the wind speed at the site using a Cup Anemometer, with a height of 10 m. The results of
measurements of wind speed obtained daily average in seven districts in West Java of
Sumedang 12.05 m/s, Majalengka 9.39 m/s, Indramayu 12.44 m/s, Kuningan 6.22 m/s,
Subang 8.48 m/s, Bekasi 7.13 m/s dan Karawang 8.47 m/s. The estimated of wind power per
unit area divided of the propeller wash of a windmill at each district is Sumedang 1,535.71
2 2 2 2
W/m , Majalengka 726.68 W/m , Indramayu 1,689.70 W/m , Kuningan 211.21 W/m , Subang
2 2 2
535.23 W/m , Bekasi 318.14 W/m dan Kabupaten Karawang 533.33 W/m . Based on the
potential of wind speed and power generated estimates it will SKEA system designed for
pumping water. Then performed an economic analysis of wind power water pumping system
includes the calculation of the value of the investment, Pressent Value and Net Present Value
(NPV). In calculating the economic feasibility, the cost of investment is Rp 67.000.000, - with
10 % inflation rate and the life time of 10 years. From the results of economic analysis gained
NPV more than zero so it can be concluded that wind power water pumping system is
economically and technically feasible.
Keywords : Economic Analysis, Reneweble Energy, Wind Potential Study, Water Pumping,
Wind Energy Conversion Systems
PENDAHULUAN
Saat ini sebagian besar energi yang digunakan rakyat Indonesia
berasal dari bahan bakar fosil, yaitu bahan bakar minyak, gas dan batu bara.
Kerugian penggunaan bahan bakar fosil ini selain merusak lingkungan, juga
tidak terbarukan (nonrenewable) dan tidak berkelanjutan (unsustainable).
Cadangan bahan bakar fosil terbatas sehingga pengelolaannya harus
dilakukan seefisien mungkin. Karena itu, ketergantungan akan minyak bumi
untuk jangka panjang tidak dapat dipertahankan lagi sehingga perlu
ditingkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan.
Potensi energi terbarukan di Indonesia seperti biomasa, panas bumi,
energi surya, energi air, energi angin dan energi samudera sebenarnya sangat
besar. Namun sampai saat ini, pemanfaatannya memang masih sangat kecil.
Hal ini terutama karena belum kompetitifnya harga energi terbarukan
dibandingkan dengan harga energi fosil, termasuk BBM sebagai akibat
penerapan kebijakan harga energi selama ini.
Angin adalah salah satu sumber energi baru dan terbarukan yang
dapat dikembangkan dan dimanfaatkan langsung oleh masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan energi, khususnya di daerah pedesaan dan daerah
terpencil. Salah satu pemanfaatan potensial energi angin adalah untuk
menggerakan kincir angin/turbin angin. Kincir angin tersebut dapat
menggerakan generator untuk menghasilkan listrik atau dapat pula
menggerakan pompa air untuk memompa air tanah. Berdasarkan data Ditjen
Listrik dan Pemanfaatan Energi, potensi tenaga angin sekitar 3-5 m/detik
(9.287 MW) sedangkan kapasitas yang sudah terpasang hanya sekitar 0,5
MW.
Energi angin merupakan salah satu sumber daya alam yang bisa kita
dapatkan secara cuma-cuma dan bisa kita temukan di mana saja dengan
kapasitas yang berbeda-beda. Berbeda dengan sumber energi lainnya,
sumber energi yang satu ini tidak banyak menimbulkan gangguan karena
tidak mengeluarkan gas buang atau semacamnya yang dapat menimbulkan
polusi. Akan tetapi, sumber energi angin ini juga memiliki kelemahan yaitu
investasi awalnya yang cukup mahal dan juga dipengaruhi oleh pola
hembusan angin.
Tujuan makalah ini adalah memaparkan suatu hasil studi potensi energi
terbarukan khususnya energi angin di beberapa kabupaten di wilayah Provinsi
Jawa Barat. Energi angin rencananya akan digunakan untuk memompa air
tanah atau lebih dikenal sistem konversi energi angin (SKEA) untuk
pemompaan air. Hasil studi ini kiranya dapat menjadi dasar dalam
pemanfaatan, perencanaan dan pengembangan lebih lanjut energi angin guna
mencukupi kebutuhan energi khususnya di wilayah Jawa Barat.
METODOLOGI
Tahapan kegiatan kajian potensi energi angin di wilayah Jawa Barat
dilaksanakan seperti yang terdapat pada Gambar 1 di bawah ini.
SURVEY
DATA PRIMER DATABASE
LAPANGAN
TEKNOLOGI SKEA
PENGOLAHAN SKEA UNTUK
DATA PEMOMPAAN
ANALISIS EKONOMI
Lokasi Pengukuran
Pengambilan data kecepatan angin dilakukan di tujuh lokasi yang
berada di wilayah Provinsi Jawa Barat meliputi: Kabupaten Sumedang,
Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Kuningan,
Kabupaten Subang, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang.
6,0
4,0
K Sumedang
Indramayu
Kuningan
Subang
Bakasi
Kerawang
P
2,0
0,0
Majalengka
Gambar 2.
(Vz ) 3 ( FPE )
2
1
11,6
8,1
13,9
8,9
11,0
5,7
11,2
ln( Z anem / Z 0 )
………………………………(2)
2
13,0
11,0
12,3
4,6
8,0
7,0
7,2
11,6
11,1
V ( Z hub ) V (Z anem ) x
ln( Z hub / Z 0 )
………………(1)
9,1
5,2
6,4
8,7
7,1
Tabel 2. Estimasi kecepatan angin pada ketinggian rencana dan perhitungan
estimasi daya angin masing-masing lokasi
V(Zanem)rata-rata Zanem Zhub Z0 V(Zhub) ρ P
Nama Daerah FPE
(m/s) (m) (m) (m) (m/s) kg/m3 W/m2
Kabupaten Sumedang 12.05 10 12 0.1 12.53 1.116 1.4 1535.71
Kabupaten Majalengka 9.39 10 12 0.1 9.76 1.116 1.4 726.68
Kabupaten Indramayu 12.44 10 12 0.1 12.93 1.116 1.4 1689.70
Kabupaten Kuningan 6.22 10 12 0.1 6.47 1.116 1.4 211.21
Kabupaten Subang 8.48 10 12 0.1 8.82 1.116 1.4 535.23
Kabupaten Bekasi 7.13 10 12 0.1 7.41 1.116 1.4 318.14
Kabupaten Karawang 8.47 10 12 0.1 8.81 1.116 1.4 533.33
KOMPONEN SPESIFIKASI
( )
=∑ − ……………………………..(3)
( )
=( …………………………..……… ………(4)
)
KESIMPULAN
Dari hasil analisis dan pengolahan data mengenai kajian potensi energi
angin untuk pemompaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan yaitu
secara umum lokasi yang telah disurvey memiliki potensi energi angin berkisar
antara 6,22 m/s sampai 12,44 m/s. Potensi energi angin tersebut secara
teknis dapat dimanfaatkan sebagai sistem pompa air tenaga angin yang dapat
digunakan untuk mengairi lahan pertanian. Berdasarkan analisis ekonomi
sistem pompa air tenaga angin ini layak untuk dilaksanakan karena NPV
bernilai positif. Diperlukan sebuah pilot project atau proyek percontohan
sistem pompa tenaga angin yang dapat menjadi contoh atau acuan untuk
kegiatan selanjutnya dalam hal sistem pompa tenaga angin di wilayah Jawa
Barat khususnya dan Indonesia umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Alfa, A., 2002. Sistem Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Angin Tipe Sistem
Konversi Energi Angin (SKEA) 2500 W, Studi Kasus Di Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional Rumpin-Bogor, Jawa Barat.
2. Bruce H. Bailey and Scott L. McDonald.,1997. Wind Resource Assessment
Handbook, Fundamental for Conducting a Successful Monitoting Program.
AWS Scientific, Inc: New York.
3. Daryanto Y., 2007. Kajian Potensi Angin untuk Pembangkit Listrik Tenaga
Bayu. Diakses dari: http://kurniadi.webs.com/kincir_angin.pdf.
7. Irasari, P., 2004. Laporan Teknis Program Kompetitif Energi Baru dan
Terbarukan - Panduan Studi Kelayakan. Bandung.