93 183 1 SM PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

18

ZIRAA’AH, Volume 40 Nomor 1, Pebruari 2015 Halaman 18-24 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus)


YANG DIBERI PAKAN BUATAN BERBASIS KIAMBANG

(Growth and feed efficiency Tilapia (Oreochromis niloticus)


with Salvinia Based Feed)

Rina Iskandar dan Elrifadah


Fakultas Pertanian Universitas Achmad Yani, banjarbaru
Email : Oriens_rin@yahoo.com

ABSTRACT
The specific objective of this study was to determine the growth and feed efficiency in tilapia
(Oreochromis niloticus) fed artificial diets based kiambang that has been fermented with Rhyzopus
oryzae. This research are done in May and November 2014, using a completely randomized design.
Treatments are different stocking density is 50 individual / m2 (A), 75 individual / m2 (B), and 100
individual / m2 (C). The results showed: the highest relative growth rate in treatment C for 898,0g /
individual, followed by treatment B for 679,25g / individual and A of 455,83g / individual. Feed
efficiency ranged between 89.65% - 90.26%. The survival rate of tilapia during the maintenance
period is 100%. Results of water quality analysis showed decent range for the life of tilapia where
the temperature ranges from 26 ° C - 28 ° C, the degree of acidity (pH) ranged from 7.10 to 7.27, and
dissolved oxygen (DO) ranged from 3.5 to 4.1 mg / l.

Keyword: Oreochromis niloticus, Salvinia, Rhyzopus oryzae.

PENDAHULUAN baik bila kandungan protein pada pakannya


30%-45%.
Salah satu komuditas perikanan Kiambang, sangat cocok untuk
Indonesia yang mempunyai prosfek cerah digunakan sebagai bahan campuran
untuk dikembangkan adalah ikan nila pembuatan pakan ikan. Kiambang, yang telah
(Oreochromis niloticus) yang telah dikenal dijadikan tepung dapat berperan sebagai
dikenal lama, relative cepat tumbuh dan pengganti protein nabati. Kiambang yang
mempunyai respon yang baik terhadap digunakan sebagai campuran pakan ikan
lingkungannya sehingga sangat mudah untuk gurame (Osphronemus gouramy) telah dicoba
dibudidayakan (Arie, 1999). Ditinjau dari oleh Anwar Pauji (1994) dan dengan
kebiasaan makannya, Ikan nila (Oreochromis pemberian sebanyak 7% menghasilkan
niloticus) adalah ikan pemakan segala pertumbuhan relatif berat rerata individu
(omnivora) sehingga mudah untuk diberikan sebesar 129,76%, atau dari berat awal rerata
pakan tambahannya. Utuk pemeliharaan individu sebesar 13,81 gr menjadi 31,72 gr
secara intensif maka dibutuhkan makanan dalam 10 minggu pemeliharaan. Menurut
tambahan berupa pellet. Menurut Arie (1999) Elrifadah (2013) pakan buatan bedahan dasar
pellet yang harus diberikan mengandung kiambang, kayu apu, dan gulma itik dengan
protein minimal 25%. Dan menurut Kordi dosis inokulum Rhyzopus oryzae yang sama
(1997), ikan nila tumbuh lebih cepat meski yaitu sebanyak 5%,10%, dan 15%, dan
hanya diberi pakan yang mengandung protein diujikan pada ikan betok, pertumbuhan yang
20%-25% sedangkan ikan mas hanya tumbuh relatifnya yang lebih tinggi yaitu sebesar
19
ZIRAA’AH, Volume 40 Nomor 1, Pebruari 2015 Halaman 18-24 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

416,04% adalah kiambang dengan dosis pembudidaya lokal dengan menggunakan


inokulum Rhyzopus oryzae sebanyak 15%. pakan buatan berbasis gulma air seperti
Atas itulah , maka perlu kiranya kiambang.
dilakukan penelitian dengan menggunakan
gulma air yaitu kiambang, dengan fermentasi METODE PENELITIAN
Rhyzopus Oryzae sebagai campuran pakan
buatan yang akan diberikan pada ikan nila 1.Pakan Uji
(Oreochromis niloticus). Pakan uji yang digunakan dalam
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah percobaan ini berupa pelet dengan
mengetahui pertumbuhan dan efisiensi pakan menggunakan bahan utama berupa kiambang,
pada ikan nila (Oreochromis niloticus) yang yang difermentasi dengan Rhyzopus oryzae
diberi pakan pakan buatan berbahan dasar sebagai perlakuan. Bahan utama tersebut
kiambang yang telah difermentasikan dengan dicampur dengan bahan lain sesuai dengan
Rhyzopus oryzae. Hasil dari penelitian ini komposisi yang telah ditentukan, dan dapat
diharapkan nantinya dapat diadopsi oleh dilihat pada Tabel 1 berikut ini,

Tabel 1. Komposisi Pakan Uji


No Bahan Komposisi (%)
1 Kiambag 18
2 Kacang Putih 21
3 Ikan Rucah 21
4 Kepala Udang 21
5 Ampas kelapa 18,
6 Kanji 0,5
7 Vitamin dan Mineral 0,5
Ju Jumlah 100

Selama pemeliharaan ikan uji diberi pakan dianalisis. Analisis ini dilakukan pada
pakan buatan sebanyak 5% dari bobot laboratorium nutrisi ikan Fakultas Pertanian,
biomasa ikan per hari dengan frekuensi Unlam Banjarbaru.
pemberian pakan sebanyak 2 kali sehari
(07.00-08.00 dan 17.00-18.00 wita). 4. Pertumbuhan Mutlak/Pertambahan Bobot
Pemberian pakan dilakukan secara manual Pertumbuhan mutlak atau pertambahan
atau ditebar langsung ke dalam setiap unit bobot dihitung dengan rumus Everhart et al
percobaan. Ikan uji dipelihara selama 3 (tiga) (1975) dalam Effendie (1997), yaitu:
bulan. Parameter kualitas air yang diukur H = Wt – Wo
meliputi oksigen terlarut (DO), pH air, Keterangan:
amoniak air, dan suhu air. H = Pertumbuhan mutlak.
Wt = Bobot total ikan uji pada akhir
2. Pengambilan Sampel percobaan.
Pengambilan sampel ikan uji setiap Wo = Bobot total ikan uji pada awal
dua minggu sekali, data yang diambil adalah percobaan.
penimbangan biomassa ikan, dan menghitung
jumlah ikan yang hidup. 5. Laju Pertumbuhan Relatif (Relatif Growth)
Selama periode pemeliharaan dihitung
3. Analisis Proksimat Pakan dengan rumus Effendie (1997):
Kadar protein, kadar lemak, kadar
karbohidrat, kadar abu, dan kadar air dari
20
ZIRAA’AH, Volume 40 Nomor 1, Pebruari 2015 Halaman 18-24 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

Wt - W0 D = Bobot total ikan yang mati selama


RG = --------------- x 100 penelitian (gr).
W0 W0 = Bobot ikan awal penelitian (gr).
Keterangan: F = Jumlah total pakan yang dikonsumsi.
Wt = Bobot ikan akhir penelitian (gr)
W0 = Bobot ikan awal penelitian (gr). 8. Kelangsungan Hidup (SR)
RG = Pertumbuhan relatif ( %) Kelangsungan hidup ikan dihitung
menurut Effendie (1997) dan Zairin, (2002),
6. Rasio Konversi Pakan ( FCR) sebagai berikut:
Konversi pakan dihitung dengan rumus Nt
Djajasewaka (1985), yaitu: SR = ------ x 100%
F No
FCR = ----------------------- Keterangan :
( Wt + D ) – Wo SR = Kelangsungan hidup (%)
Keterangan : Nt = Jumlah Ikan yang hidup pada akhir
FCR = Feed Convertion Ratio. percobaan (ekor).
Wo = Bobot hewan uji pada awal penelitian No = Jumlah ikan yang hidup pada awal
.Wt = Bobot hewan uji pada akhir penelitian percobaan (ekor).
.D = Jumlah ikan yang mati
F = Jumlah pakan yang dikonsumsi. Rancangan Percobaan
Rancangan yang digunakan dalam
7. Efisiensi Pemanfaatan Pakan penelitian ini adalah Rancangan Acak
Efisiensi pemanfaatan pakan dihitung Lengkap (RAL) dengan 3 (tiga) perlakuan dan
melalui rumus menurut NRC (1997) 3(tiga) kali ulangan. Perlakuan yang diberikan
Wt + D - W0 adalah jenis gulma air yaitu kiambang dengan
EP = ----------------------- x 100 pemberian Rhyzopus oryzae 15%,
F diaplikasikan pada padat penebaran ikan nila
Keterangan: yang berbeda yaitu 50ekor, 75ekor dan
EP = Efisiensi Pemanfaatan Pakan 100ekor/m2 .
Wt = Bobot ikan akhir penelitian (gr)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil Kandungan Nutrisi Pakan Uji (Kiambang)
percobaan selanjutnya dianalisis, meliputi a). Pakan uji yang digunakan berupa
Uji kenormalan, uji kehomogenan, dan uji pelet dengan bahan utama kiambang,yang
aditifitasnya (transformasi data: ya/tidak), b). difermentasi dengan Rhyzopus oryzae. Bahan
Analisis keragaman atau sidik ragam (analysis tersebut dicampur dengan bahan lain seperti
of variance atau Anova), dan apabila ada kacang putih, ikan rucah, keong mas, ampas
perbedaan di antara perlakuan dilanjutkan kelapa, kanji, vitamin dan mineral. Sebelum
dengan c). Uji kontras orthogonal (Stell dan pakan diberikan pada ikan uji, terlebih dahulu
Torrie, 1995). dianalisis untuk melihat komposisi nutrisinya.
Hasil analisa proksimat pakan uji dapat di lihat
pada Tabel 3.
21
ZIRAA’AH, Volume 40 Nomor 1, Pebruari 2015 Halaman 18-24 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

Tabel 3. Hasil Analisa Proksimat Pakan Uji (kiambang)


Tepung T.kiambang
No Komposis nutrisi Pakan Uji
kiambang (fermentase)
1 Protein (%) 19,56 13,30 28,03
2 Lemak (%) 3,25 2,03 5,67
3 Karbohidrat (%) 21,98 44,98 38,51
4 Serat kasar(%) 15,24 20,48 4,55
5 Abu (%) 14,74 13,09 8,50
6 Air (%) 49,19 26,60 19,29

Berdasarkan hasil analisis (Tabel 3), kasar tidak boleh lebih dari 8%, serta untuk
pakan yang diberikan pada ikan uji yang dibuat kadar abu dalam pakan maksimal 15 %.
dengan bahan dasar kiambang yang
difermentasikan dengan Rhyzophus oryzae Pertumbuhan Mutlak dan Laju
menunjukkan kadar kisaran protein, lemak, Pertumbuhan Relatif
karbohidrat, serat kasar, dan abu yang cukup Pertumbuhan ikan nila yang diamati
baik. Menurut Mudjiman, A. (2000), bahwa adalah pertumbuhan mutlak dan pertumbuhan
secara umum kebutuhan ikan akan protein relatif. Hasil rerata pertumbuhan mutlak dan
berkisar antara 20-60%, lemak 4-18%, dan pertumbuhan relatif yang diperoleh pada
kadar karbohidrat dalam pakan ikan, dapat masing-masing perlakuan selama
berkisar antara 10-50%, dan penggunaan serat pemeliharaan 10 minggu, dapat di Tabel 4
berikut ini.

Tabel 4. Rerata Pertumbuhan mutlak dan laju pertumbuhan relatif ikan uji
Berat rerata (g) Pertumbuhan Laju Pertumbuhan
Perlakuan
Awal Akhir mutlak (g) relatif (%)
A 52,5 508,33 455,83 878,30
B 73,25 752,5 679,25 954,59
C 102 1.000 898,0 1.182,05

Berdasarkan Tabel 4 parameter nyata dengan perlakuan A. Dan perlakuan B


pertumbuhan mutlak menunjukkan hasil yang berbeda sangat nyata dengan perlakuan A
tertinggi, yaitu pada perlakuan C (padat tebar
100 ekor/m2) sebesar 898,0g/individu, diikuti Rasio Konversi Pakan (FCR) dan Efisiensi
perlakuan B (padat tebar 75 ekor/m2) sebesar Pemanfaatan Pakan
679,25g/individu dan A (padat tebar 50 Konversi pakan merupakan
ekor/m2) sebesar 455,83g/individu . perbandingan antara jumlah pakan yang
Nilai laju pertumbuhan relatif diberikan dengan jumlah bobot ikan yang
menunjukkan hasil berbanding lurus dengan dihasilkan. Semakin kecil nilai konversi pakan
pertumbuhan mutlak,Berdasarkan hasil uji berarti tingkat efisiensi pemanfaatan pakan
analisis keragaman (Anova), menunjukkan F lebih baik, sebaliknya apabila konversi pakan
hitung 11,461>F tabel 5%(5,41) dan besar, maka tingkat efisiensi pemanfaatan
1%(10,92). berarti terima H1 dan tolak H0. pakan kurang baik. Dengan demikian konversi
Hasil uji lanjutan LSD (BNJ) pertumbuhan pakan menggambarkan tingkat efisiensi
relatif (lampiran 5) menunjukan bahwa pemanfaatan pakan yang dicapai. Hasil rerata
perlakuan C berbeda sangat nyata dengan nilai konversi pakan pada setiap perlakuan
perlakuan B. Perlakuan C berbeda sangat selama pemeliharaan terlihat pada Tabel 5.
22
ZIRAA’AH, Volume 40 Nomor 1, Pebruari 2015 Halaman 18-24 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

Tabel 5. Nilai Konversi Pakan,Efisiensi Pakan Dan Kelangsungan Hidup Ikan Uji Selama Masa
Pemeliharaan
Perlakuan Nilai Konversi Pakan Nilai Efisiensi Pakan (%) Kelangsungan Hidup (%)
A 1,12 89,65 100
B 1,11 90,26 100
C 1,12 89,72 100

Nilai konversi pakan menunjukkan pakan yang diberikan maka pakan semakin
seberapa besar pakan yang dikonsumsi efisien.
menjadi biomassa tubuh ikan. Hasil analisa Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat
menunjukan nilai konversi pakan yang bahwa nilai efesiensi pakan ikan uji berkisar
terendah selama pemeliharaan terdapat pada antar 89,65% - 90,26%. hasil analisis anova
perlakuan B(1,11), diikuti A(1,12) dan C(1,12) nilai efisiensi pakan yaitu F hitung 0,086 < F
Menurut Mudjiman (2011), konversi makanan tabel 5%(5,14) dan 10%(10,92) nilai ini
pada ikan berkisar antara 1,5-8, berarti nilai menunjukan bahwa terima H0 dan tolak H1,
konversi pakan pada semua perlakuan dapat dengan demikian bahwa perlakuan yang
dikatakan baik, karena secara umum masih dicobakan tidak berpengaruh terhadap ikan uji
dalam kisaran. Dengan demikian pakan buatan
yang diberikan mempunyai kualitas yang Kelangsungan Hidup (SR)
cukup baik, karena pakan yang diberikan Kelangsungan hidup atau disebut juga
benar-benar dapat dimanfaatkan oleh ikan dengan survival rate (SR) merupakan
untuk pertumbuhan bobot yang maksimal. persentase ikan uji yang hidup pada akhir
Berdasarkan hasil uji analisis pemeliharaan dari jumlah ikan uji yang ditebar
keragaman (Anova), menunjukkan F hitung pada saat pemeliharaan dalam suatu wadah.
0,106< F tabel 5%(5,14) dan 10%(10,92), Effendie (1979), bahwa tingkat kelangsungan
berarti terima H0 dan tolak H1, dengan hidup merupakan nilai persentase jumlah ikan
demikian bahwa dengan padat penebaran yang hidup selama periode pemeliharaan.
yang berbeda tidak berpengaruh nyata Kelangsungan hidup ikan nila sangat
terhadap rasio konversi pakan. ditentukan oleh pakan dan kondisi lingkungan
Baik tidaknya suatu kualitas pakan sekitar. Pemberian pakan dengan kualitas dan
tidak hanya dilihat dari nilai konversi pakan, kuantitas yang cukup serta kondisi lingkungan
tetapi juga dapat ditunjukkan dari nilai yang baik, maka dapat menunjang
efisiensi pakan. Nilai efisiensi pakan diperoleh keberlangsungan hidup ikan nila.
dari hasil perbandingan antara pertambahan
bobot tubuh ikan dengan jumlah pakan yang Kualitas Air
dikonsumsi oleh ikan selama masa Secara langsung maupun tidak
pemeliharaan. Semakin besar nilai efisiensi langsung kualitas air mempunyai pengaruh
pakan, berarti semakin efisien ikan terhadap pertumbuhan ikan yang dipelihara.
memanfaatkan pakan yang dikonsumsi untuk Parameter kualitas air yang diamati pada
pertumbuhannya. media pemeliharaan meliputi suhu, pH,
Barrows dan Hardy (2001), oksigen terlarut (DO), dan amoniak (NH3).
menyatakan bahwa nilai rasio konversi pakan Berdasarkan data kualitas air berkisar pada
dipengaruhi oleh protein pakan, protein pakan batas yang layak bagi kehidupan ikan nila.
yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi ikan Suhu air, pada setiap perlakuan
mengakibatkan pemberian pakan lebih efisien. berkisar antara 26 -28oC, kisaran ini masih
o

Selain itu dipengaruhi oleh jumlah pakan yang berada pada kisaran yang wajar, hal ini sesuai
diberikan, dengan semakin sedikit jumlah dengan pendapat Rahardi (1996), bahwa syarat
23
ZIRAA’AH, Volume 40 Nomor 1, Pebruari 2015 Halaman 18-24 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

media hidup ikan adalah berkisar antara 25o– Sedangkan hasil analisis anova nilai
30oC dengan perbedaan suhu antara siang dan efisiensi pakan yaitu 0,086 < F tabel
malam hari tidak lebih dari 5oC. 5%(5,14) dan 10%(10,92) nilai ini
Derajat keasaman air (pH) selama menunjukan bahwa terima H0 dan tolak H1,
pemeliharaan berkisar antara 7,10– 7,27. dengan demikian bahwa perlakuan yang
Menurut Susanto (1999), pada umumnya pH dicobakan tidak berpengaruh terhadap ikan
yang sangat cocok untuk semua jenis ikan uji
berkisar antara 6,7 -8,6. Dengan demikian 4. Tingkat kelangsungan hidup ikan nila
kisaran pH selama masa pemeliharaan masih selama masa pemeliharaan untuk semua
termasuk dalam kisaran yang baik bagi perlakuan adalah 100%. Hasil analisa
kelangsungan hidup ikan nila. kualitas air menunjukan kisaran yang layak
Kandungan Oksigen yang terlarut untuk kehidupan ikan nila dimana suhu
(DO) selama pemeliharaan berkisar antara 3,5- berkisar 26oC - 28 oC, derajat keasaman
4,1 ppm, oksigen terlarut dalam air adalah (pH) berkisar 7,10 – 7,17, dan oksigen
faktor yang sangat kritis dalam pemeliharaan. terlarut (DO) berkisar 3,5 – 4,1 mg/l
Menurut Arie (1999), bahwa kandungan
oksigen yang baik untuk budi daya ikan Saran
minimal 4 mg/l air. Hasil pengukuran DO Usaha untuk terus melakukan
selama masa pemeliharaan menunjukan penelitian tentang pakan sangat dibutuhkan
kisaran yang dapat ditoleril oleh ikan. guna menunjang keberhasilan budidaya
perairan, mengingat pakan merupakan salah
satu input budidaya yang sangat penting
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA


Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, Affandi, R; Syafei D.S; Raharjo M.F;
dapt disimpulkan bahwa ; Sulistiono., 1992. Fisiologi Ikan.
1. Hasil uji sidik ragam terhadap pertumbuhan Pencernaan dan Penyerapan
dan efisiensi pakan ikan nila yang Makanan. Pusat antar Universitas Ilmu
dipelihara dengan padat penebaran berbeda Hayat. IPB, Bogor.
dan diberi pakan buatan berbasis kiambang
berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan Afrianto, E., dan Liviawaty, E., 2009. Pakan
ikan nila. Ikan. Cet-5. Kanisius Yogyakarta.
2. Nilai laju pertumbuhan relatif berbanding
lurus dengan pertumbuhan mutlak. Hasil uji Arie, U.1999, Pembenihan dan Pembesaran
analisis keragaman (Anova) pertumbuhan Nila Gift, Cet 1 Penebar Swadaya.
relatif menunjukkan F hitung 11,461>F Jakarta
tabel 5%(5,41) dan 1%(10,92). berarti
terima H1 dan tolak H0. Hasil uji lanjutan Djuhanda, T., 1981. Dunia Ikan. Armico.
LSD (BNJ) pertumbuhan relatif (lampiran Bandung.
5) menunjukan bahwa perlakuan C berbeda
sangat nyata dengan perlakuan B. Effendie, Moch.Ichsan., 1997. Biologi
Perlakuan C berbeda sangat nyata dengan Perikanan. Yayasan Pustaka
perlakuan A. Dan perlakuan B berbeda Nusantara, Yogyakarta.
sangat nyata dengan perlakuan A
3. Nilai rerata konversi pakan selama Jangkaru, Z., 1996. Pembesaran Ikan Air
pemeliharaan : perlakuan B yaitu 1,11, Tawar di Berbagai Lingkungan
perlakuan A 1,12 dan perlakuan C 1,12.
24
ZIRAA’AH, Volume 40 Nomor 1, Pebruari 2015 Halaman 18-24 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

Pemeliharaan. Cetatakan ke-2. Penebar


Swadaya. Jakarta. Mudjiman. A., 1998. Makanan Ikan. Cet-XI.
Penebar Swadaya Bogor
Kordi, M Gufron., 1997. Budidaya Ikan Nila.
Dahara Prize. Semarang.

Anda mungkin juga menyukai