Anda di halaman 1dari 11

Mengapa Ayam Makan Telurnya Sendiri?

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan ayam mematuk dan memakan telurnya sendiri, diantaranya yaitu:
 Ukuran kandang terlalu sempit atau isi kandang terlalu padat
Kedua kondisi tersebut akan memberi peluang telur pecah akibat terinjak-injak oleh ayam. Hal itu pula yang kemudian
mendorong ayam untuk memakan telur pecah tersebut. Untuk itu, kandang baterai seharusnya memiliki ukuran sesuai
standar, dimana untuk 1 ekor ayam, panjang kandang 27,5 cm, lebar 35 cm dan tinggi 36 cm

 Cahaya lampu terlalu terang


Pemberian intensitas cahaya yang terlalu terang dapat memicu agresivitas ayam sehingga mendorong ayam mematuk
telurnya sendiri. Saat masa produksi, intensitas cahaya yang diberikan sebaiknya berkisar antara 20 – 40 lux dengan lama
pencahayaan maksimal 16 jam per hari.
 Feed intake (konsumsi ransum) kurang atau terjadi defisiensi kalsium (Ca) dan vitamin D
Kurangnya jumlah konsumsi menyebabkan asupan beberapa nutrisi juga berkurang. Asupan Ca dan vitamin D misalnya. Ca
dan vitamin D sama-sama berperan penting dalam pembentukan cangkang/kerabang telur.
Defisiensi kedua nutrisi tersebut menyebabkan kerabang telur yang dihasilkan tipis dan lembek. Kondisi itu pula yang
nantinya menyebabkan telur mudah retak dan akhirnya merangsang ayam memakan telurnya sendiri. Untuk mencegah
defisiensi Ca dan vitamin D, berikan feed supplement seperti Mineral Feed Supplement A ke dalam ransum ayam

Ketersediaan air kurang


Saat ayam tidak mendapatkan suplai air minum yang cukup maka ayam akan berusaha mencari sumber air lain, termasuk
dari putih maupun kuning telur (memicu ayam mematuk telur)
Faktor-faktor diatas hendaknya perlu diperhatikan secara menyeluruh, sehingga kejadian ayam memakan telurnya sendiri
dapat dihindari. Lakukan pula pengumpulan telur segera setelah telur di keluarkan oleh ayam sebagai tindakan
pencegahan.
Pedoman Praktis Beternak Ayam Kampung Pedaging
oleh: www.sentralternak.com
Di waktu yang singkat ini perkenankan kami untuk ikut melengkapi artikel atau pengetahuan tentang cara
beternak ayam kampung pedaging. Banyak sudah artikel dan makalah yang ditulis oleh pakar dan ahli
dibidangnya dalam masalah ini akan tetapi mengingat anemo masyarakat untuk mengetahui cara beternak
yang baik dan praktis maka kami meluangkan waktu untuk bisa menulisnya. Semoga yang sedikit ini dapat
memberikan manfaat untuk kita semua.
Mengubah sistem beternak ayam kampung dari sistem ekstensif ke sistem semi intensif atau intensif memang
tidak mudah, apalagi cara beternak sistem tradisional (ekstensif) sudah mendarah daging di masyarakat kita.
Akan tetapi kalau dilihat nilai kemanfaatan dan hasil yang dicapai tentu akan menjadi faktor pendorong
tersendiri untuk mencoba beternak dengan sistem intensif. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam
usaha beternak ayam kampung, maka perlu kiranya memperhatikan beberapa hal berikut :
1. Bibit
Bibit mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha peternakan. Bibit ayam kampung
(DOC) dapat diperoleh dengan cara : dengan membeli DOC ayam kampung langsung dari pembibit, membeli
telur tetas dan menetaskannya sendiri, atau membeli indukan untuk menghasilkan telur tetas kemudian
ditetaskan sendiri baik secara alami atau dengan bantuan mesin penetas. Kami tidak akan menguraikan sisi
negatip dan positif cara mendapatkan DOC ayam kampung karena akan memerlukan halaman yang panjang
nantinya. Secara singkat DOC ayam kampung yang sehat dan baik mempunyai kriteria sebagai berikut : dapat
berdiri tegap, sehat dan tidak cacat, mata bersinar, pusar terserap sempurna, bulu bersih dan mengkilap,
tanggal menetas tidak lebih lambat atau cepat.

2. Pakan
Kita ketahui bersama bahwa pakan mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha. Pakan
untuk ayam kampung pedaging sebenarnya sangat fleksibel dan tidak serumit kalau kita beternak ayam
pedaging, petelur atau puyuh sekalipun. Bahan pakan yang bisa diberikan antara lain : konsentrat, dedak,
jagung, pakan alternatif seperti sisa dapur/warung, roti BS, mie instant remuk, bihun BS, dan lain sebagainya.
Yang terpenting dalam menyusun atau memberikan ransum adalah kita tetap memperhatikan kebutuhan
nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar (PK) sebesar 12% dan energi metabolis (EM) sebesar 2500 Kkal/kg.
Jumlah pakan yang diberikan sesuai tingkatan umur adalah sebagai berikut :
 7 gram/per hari sampai umur 1 minggu
 19 gram/per hari sampai umur 2 minggu
 34 gram/per hari sampai umur 3 minggu
 47 gram/per hari sampai umur 4 minggu
 58 gram/per hari sampai umur 5 minggu
 66 gram/per hari sampai umur 6 minggu
 72 gram/per hari sampai umur 7 minggu
 74 gram/per hari sampai umur 8 minggu
Sedangkan air diberikan secara ad libitum (tak terbatas) dan pada tahap-tahap awal pemeliharaan perlu
dicampur dengan vitamin+antibiotika.
3. Perkandangan
Syarat kandang yang baik : jarak kandang dengan permukiman minimal 5 m, tidak lembab, sinar matahari pagi
dapat masuk dan sirkulasi udara cukup baik. Sebaiknya memilih lokasi yang agak rindang dan terhalangi oleh
bangunan atau tembok lain agar angin tidak berhembus langsung ke dalam kandang.
Penyucihamaan kandang dan peralatannya dilakukan secara teratur sebagai usaha biosecuritydengan
menggunakan desinfektan yang tepat dan tidak membahayakan bagi ternak itu sendiri. Banyak pilihan jenis
desinfektan yang ditawarkan oleh berbagai produsen pembuatan obat.
Ukuran kandang : tidak ada ukuran standar kandang yang ideal, akan tetapi ada anjuran sebaiknya lebar
kandang antara 4-8 m dan panjang kandang tidak lebih dari 70 m. Yang perlu mendapat perhatian adalah daya
tampung atau kapasitas kandang. Tiap meter persegi sebaiknya diisi antara 45-55 ekor DOC ayam kampung
sampai umur 2 minggu, kemudian jumlahnya dikurangi sesuai dengan bertambahnya umur ayam.
Bentuk kandang yang dianjurkan adalah bentuk postal dengan lantai yang dilapisi litter yang terdiri dari
campuran sekam, serbuk gergaji dan kapur setebal ± 15 cm. Model atap monitor yang terdiri dari dua sisi
dengan bagian puncaknya ada lubang sebagai ventilasi dan bahan atap menggunakan genteng atau asbes.
Pemeliharaan ayam kampung di bagi dalam dua fase yaitu fase starter (umur 1-4 minggu) dan fase
finisher (umur 5-8 minggu). Pada fase starter biasanya digunakan kandang bok (dengan pemanas) bisa bok
khusus atau juga kandang postal yang diberi pagar. Suhu dalam kandang bok biasanya berkisar antara 30-32°C.
Pada fase finisher digunakan kandang ren atau postal seperti model pemeliharaan ayam broiler.

4. Manajemen Pemeliharaan
Manajemen atau tatalaksana pemeliharaan memegang peranan tertinggi dalam keberhasilan suatu usaha
peternakan yaitu sekitar 40%. Bibit berkualitas serta pakan yang berkualitas belum tentu memberikan jaminan
keberhasilan suatu usaha apabila manajemen pemeliharaan yang diterapkan tidak tepat. Sistem pemeliharaan
pada ayam kampung bisa dilakukan dengan 3 cara yaitu :
 Ekstensif /tradisional (diumbar), tanpa ada kontrol pakan dan kesehatan
 Semi intensif (disediakan kandang dengan halaman berpagar), ada kontrol pakan dan kesehatan ternak
akan tetapi tidak ketat
 Intensif (dikandangkan seperti ayam ras), ada kontrol pakan dan kesehatan dengan ketat
Model pemeliharaan ayam kampung secara intensif lebih disarankan dari yang lainnya terutama dalam hal
kontrol penyakit. Sebenarnya masih banyak lagi manfaat dari cara beternak secara intensif, akan tetapi kami
tidak dapat menguraikannya di sini.
5. Pengendalian Penyakit
Hal yang tak kalah pentingnya adalah pengendalian penyakit. Kita semua akan setuju
dengan statement “mencegah lebih baik daripada mengobati”. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan
tindakan antara lain :
1. Menjaga sanitasi lingkungan kandang, peralatan kandang dan manusianya
2. Pemberian pakan yang fresh dan sesuai kebutuhan ternak
3. Melakukan vaksinasi secara teratur
4. Pemilihan lokasi peternakan di daerah yang bebas penyakit
5. Manajemen pemeliharaan yang baik
6. Kontrol terhadap binatang lain
Berikut kami uraikan sedikit beberapa jenis penyakit yang kerap menyerang ayam kampung :
a. Tetelo (ND)
Penyebab : paramyxivirus
Gejala : ngorok dan batuk-batuk, gemetaran, kepala berputar-putar, kelumpuhan pada kaki dan sayap, kotoran
berwarna putih kehijauan.
Pencegahan : vaksinasi secara teratur, sanitasi kandang, terhadap ayam yang terkena ND maka harus dibakar.
Pengobatan : belum ada

b. Gumboro (gumboro disease)


Penyebab : virus
Gejala : ayam tiba-tiba sakit dan gemetar serta bulu-bulunya berdiri, sangat lesu, lemah dan malas bergerak,
diare putih di sekitar anus.
Pencegahan : vaksinasi teratur dan menjaga sanitasi kandang
Pengobatan : belum ada

c. Penyakit cacing ayam (worm disease)


Penyebab : Cacing
Gejala : pertumbuhan terhambat, kurang aktif, bulu kelihatan kusam.
Pencegahan : pemberian obat cacing secara berkala, sanitasi kandang yang baik, penggantian litter kandang
secara berkala, dan mencegah serangga yang dapat menjadi induk semang perantara.
Pengobatan : pemberian obat cacing seperti pipedon-x liquid, sulfaquinoxalin, sulfamezatin, sulfamerazin,
piperazin dan lain sebagainya

d. Berak kapur (Pullorum)


Penyebab : Bakteri Salmonella pullorum
Gejala : anak ayam bergerombol di bawah pemanas, kepala menunduk, kotoran melekat pada bulu-bulu
disekitar anus
Pencegahan : mengusahakan induk terbebas dari penyakit ini, fumigasi yang tepat pada mesin penetas dan
kandang
Pengobatan : noxal, quinoxalin 4, coxalin, neo terramycyn atau lainnya

e. Berak darah (Coccidiosis)


Penyebab : protozoa Eimeria sp.
Gejala : anak ayam terlihat sangat lesu, sayap terkulai, kotoran encer yang warnanya coklat campur darah,
bulu-bulu disekitar anus kotor, ayam bergerombol di tepi atau sudut kandang.
Pencegahan : mengusahakan sanitasi yang baik dan sirkulasi udara yang baik pula atau bisa juga dengan
pemberian coccidiostat pada makanan sesuai takaran
Pengobatan : noxal, sulfaquinoksalin, diklazuril atau lainnya

6. Pasca Panen dan Pemasaran


Pemasaran ayam kampung pada dasarnya mudah karena disamping jumlah permintaan yang tinggi, harga
ayam kampung masih tergolong tinggi dan stabil, sedang produksi masih terbatas. Ayam kampung dapat dijual
dalam bentuk hidup atau sudah dipotong (karkas). Rumah tangga, pengepul ayam, pasar tradisional, warung,
supermarket sampai hotel berbintang membutuhkan pasokan ayam kampung ini. Harga ayam kampung hidup
berkisar antara Rp 19.000 – Rp 22.000/ekor di tingkat peternak.
7. Pengelolaan Produksi
Sebagai seorang peternak yang profesional maka perlu untuk menjaga agar produksi yang kita lakukan dapat
memenuhi standar kualitas dan kontinuitas produk. Maka diperlukan pengelolaan atau pengaturan produksi
agar usaha kita dapat berproduksi secara kontinyu. Untuk kekontinuitasan usaha perlu pengaturan dan
penjadwalan secara teratur kapan DOC masuk dan kapan ayam di panen, karena hal itu lebih disukai oleh
pengepul atau mitra kerja kita daripada hanya sekali panen dalam jumlah banyak. Tapi perlu diingat juga
bahwa pengelolaan produksi sangat terkait dengan modal, ketersediaan kandang, jumlah ketersediaan DOC,
dan jumlah permintaan ayam siap panen.
Mudah-mudahan uraian di atas dapat menambah pengetahuan kita dalam hal beternak dan menjadikan cara
beternak kita lebih baik. Saran dan kritik selalu kami nantikan untuk kemajuan kita bersama. Semoga
kesuksesan selalu menyertai kita bersama. Aamiin…*(SPt)
Teknik Budidaya Ayam Joper – Bag I – Teknik Kandang Model Sel
by Mosamandiri Juli 27, 2015 No Comments

Ayam Jowo Super diletakkan dalam kandang sistem sel

Ayam Jawa Super atau disingkat Ayam Joper merupakan persilangan antara Ayam Jawa (Ayam
lokal/kampong/bukan ras) dengan Ayam pedaging jenis Broiler. Persilangan ini untuk mendapatkan anakan
dengan keunggulan keduanya yang kemudian dijuluki ayam Jawa super. Ayam kampung memiliki karakteristik
lebih tahan penyakit dan memiliki rasa daging yang enak. Sedangkan ayam broiler memiliki
keunggulan pertumbuhannya yang relatif cepat.
Pemeliharaan ayam kampung super sedikit berbeda dengan ayam broiler. Persamaanya model perawatan yang
intensif pada ayam broiler diterapkan pada perawatan ayam kampung super ini sehingga hasilnya maksimal. Ayam
kampung super memerlukan suhu kandang yang hangat, terutama pada pekan pertama. Untuk pakannya tidak
terlalu banyak di bandingkan dengan broiler. Dari 1000 ekor membutuhkan pakan 4 karung campuran pakan dari
bibit sampai panen sekitar 55 sd 60 hari. Sistem pemeliharaanya bisa dengan model pemeliharaan ayam
kampungbiasa tetapi agar lebih maksimal disarankan pemeliharaan yang intensif dengan kandang tertutup.

MMC menghadirkan produk suplemen organik VITTOTERNA


Pemakaian VITTOTERNA terbukti mampu untuk mempercepat pertumbuhannya, meningkatkan bobot dan
kualitas daging juga menurunkan nilai FCR (Feed Consumption Ratio) dan menaikkan SR (Survival Rate) dari ayam
yang dipelihara. Perhitungan mudah pemakaian VITTOTERNA adalah setiap budidaya 1000 ekor
ayam membutuhkan 6 – 10 botol kemasan 500 cc.
Teknik perkandangan
Kandang ideal terletak di daerah yang jauh dari pemukiman penduduk, mudah dicapai sarana transportasi,
terdapat sumber air bersih, arahnya membujur dari timur ke barat. Dengan demikian pertukaran udara akan mudah
karena angin berhembus selatan ke utara.

 Lokasi cukup mendapat sinar matahari dan saat pagi hari tidak langsung terkena sinar matahari,
 Kondisi kandang sebaiknya dijaga kebersihannya dan tidak becek.
 Ukuran kandang sesuai dengan umur dan jumlah ternak.
 Kandang dibuat dari bahan yang murah dan mudah didapat, kuat, serta tahan lama.
 Ayam bernapas membutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Supaya kebutuhan oksigen selalu
terpenuhi, ventilasi kandang harus baik.
 Kemudahan mendapatkan sarana produksi dan akses pasar. Jarak lokasi kandang sebaiknya dekat dengan
poultry shop atau toko sarana.

Teknik kandang model Sel


Teknik kandang model ini mempunyai keuntungan pengelolaanya yang lebih mudah dan bisa dipindah-pindah.
Pembuatan kandang budidaya ayam jawa super model sel ini bisa dilihat di bagan berikut:
Kandang untuk ayam jawa super usia 14 sd 60 hari

Keterangan gambar :

1. Penutup dari bahan besi kasa yang ditujukan agar sirkulasi udara lebih udara lancar.
2. Sekat yang memisahkan 1 box kandang (sel) menjadi 2 kolom dengan masing masing kolom (ukuran 40 cm x 40
cm) diisi populasi ayam ± 50 ekor, sehingga keseluruhan populasi tiap sel ± 100 ekor ayam.
3. Tempat minum ayam, berisi air dicampur Vittoterna. Pemberian minum sebaiknya dijaga agar selalu tersedia
4. Dinding box kandang dari bahan bambu dengan rongga yang kira-kira bisa untuk tempat keluar kepala ayam
agar bisa mematuk makanan.
5. Dinding/lantai bawah terbuat dari besi kasa ukuran kecil agar kotoran ayam bisa jatuh dengan leluasa dan mudah
dibersihkan.
6. Tempat pakan ayam, dibuat mengelilingi kandang agar pemberian pakan bisa merata dan tidak saling berebutan.
7. Kaki box kandang kira-kira tinggi 40cm, menjaga agar kandang lebih hangat dan tetap kering.
Berikut contoh foto-fotonya;

Pemberian Vittoterna Pada Minuman Cukup 6 Sd 9 Tutup Per Hari Per 1000 Ekor Ayam

Berikut foto-foto penerapan box pembesaran DOC untuk ayam jawa super :

Box pembesaran DOC ayam Jawa super usia 0 sd 13 hari (2 minggu) dari bahan kayu tiplek

Box pembesaran untuk DOC Jawa Super - umur 1 hari sd 13 hari - diberi lampu penerangan kira kira
10 watt 2 buah

Box pembesaran DOC


kandang untuk doc usia 0 sd 13 hari (2 minggu)

Keterangan Gambar :

1. Penutup box dari bahan triplex agar menjaga kondisi hangat


2. Sekat antar kolom, sehingga per kolom berukuran 40 x 40 cm dengan berisi ± DOC.
3. Lampu minimal ± 10 watt dari jenis bohlam (bukan lampu neon) untuk menjaga kondisi hangat. Masing-masing
kolom berisi 2 buah lampu. Apabila kondisi lingkungan sekitar sangat dingin, dan DOC terlihat kedinginan
dengan ditandai DOC nampak begerumbul rapat di bawah lampu, pemberian watt lampu bisa ditambah.
Sebaliknya apabila DOC nampak menjauhi lampu, pemberian watt lampu bisa dikurangi.
4. Lantai box, terbuat dari besi kasa dengan pori-pori kecil, untuk memberikan sirkulasi udara dan kotoran ayam
bisa jatuh ke bawah.
5. Dinding sekeliling box terbuat dari tripleks untuk menjaga suhu.
6. Kaki box kira-kira 40 cm untuk memudah membersihkan kandang dan menjaga suhu lantai.

Anda mungkin juga menyukai