kelompok Thallophyta atau dikenal dengan tumbuhan bertalus. Tidak memiliki akar batang
dan daun sejati tetapi hanya menyerupai saja hidup menempel pada substrat dengan
menggunakan holdfast rerklorofil untuk fotosintesis dan juga mengandung pigmen lainnya.
Pemanfaatan alga untuk menunjang kehidupan manusia telah banyak dilakukan didalam
berbagai bidang baik pangan maupun sandang. Semua usaha pemanfaatan alga telah
dilakukan baik sacara tradisional maupun intensif dalam berbagai aspek seperti dalam
budidaya untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal, juga di berbagai bidang industri,
dalam skala kecil, industri rumah tangga dan dalam skala besar, pabrik dan lain-lain. Adapun
5. Memiliki organ thallus pada makroalga dan jenis lain (mikroalga) memiliki flagella
8. Rentang habitatnya sangat bervariasi; mulai daerah kutub (es) sampai daerah dengan
suhu sampai dengan 700C. Habitat di air tawar, air laut, dan di tempat-tempat yang
9. Hidup dengan baik pada kedalaman laut di mana masih ada sinar matahari yang
masuk.
10. Beberapa jenis hidup bersama organisme lain (Epifit) atau sebagai organisme yang
ekosistem dengan mengkonversi CO2 menjadi karbon organik di laut dan lingkungan
air lainnya.
12. Cara perkembangbiakan tumbuhan algae dengan aseksual, seksual dan vegetatif
14. Secara aseksual dengan zoospore dengan menggunakan fillamen, sedangkan vegetatif
secara fragmentasi, lepasnya bagian dari filamen yang tumbuh menjadi organisme
baru. (baca juga artikel terkait reproduksi vegetatif dan buatan pada tumbuhan)
Ciri-ciri Alga:
5. Reproduksi:
pembentukan zigospora.
Manfaat Alga
1. Ekonomi
Alga sejak dahulu telah dimanfaatkan oleh manusia sebagai makanan dan obat-obatan.
Dahulu kala di Cina alga digunakan sebagai jenis makanan istimewa dan disajikan kepada
kaisar Cina. Demikian juga dengan di Jepang, orang jepang menganggap alga sebagai jenis
makanan yang penting. Alga telah dimanfaatkan untuk di makan langsung sebagai lalapan,
asinan, oleh manusia bahkan hewan ternak. Alga dijadikan bahan makanan karena
mengandung komposisi utama sebagai bahan pangan yaitu karbohidrat. Sebagian besar
karbohidrat terdiri sebagai bahan gumi, maka hanya sebagian kecil saja yang dapat diserap
dalam pencernaan manusia, sehingga baik juga untuk di gunakan sebagai bahan diet
makanan.
Kandungan protein dan lemak juga sangat sedikit. Begitu pula dengan kandungan
mineralnya, yang paling banyak terdiri dari natrium dan kalsium. Kadar airnya cukup besar
terutama alga laut yaitu mencapai 80-90 persen. Kandungan gizi alga yang terpenting adalah
pada trace element, khususnya yodium. Sehingga orang yang banyak mengkonsumsi alga laut
terhindar dari penyakit gondok yang disebabkan karena kekurangan zat yodium.
Dalam dinding sel alga laut yang terdiri dari senyawa polisakarida yaitu selullosa yang
mengandung bahan phycocholloid yang dapat diekstrak untuk dimanfatkan sebagai bahan
baku dalam berbagai industri, yaitu mengandung agar, karageenan dan asam alginat, yang
dapat diekstrak untuk dipakai dalam industri makanan, tekstil, farmasi dan industri kertas,
Menurut Zaneveld (1956) dalam Kordi (2010) bahwa ada 56 jenis alga yang telah di
manfaatkan di Indonesia, yang meliputi 16 jenis alga hijau, 9 jenis alga coklat dan 31 jenis
famili rumput laut yang sudah bisa dijadikan makanan oleh masyarakat wilayah pesisir dan
21 jenis dari 12 famili yang telah digunakan sebagai obat tradisional. Dan ada 10 jenis alga
paling banyak dibudidayakan di belahan dunia. Sedangkan Jenis alga yang dapat
2. Ekologis
Secara ekologis alga laut merupakan mata rantai dalam siklus rantai makanan di perairan
karena memproduksi zat-zat organik dan mensuplai oksigen, hasil akhir dari fotosintesis.
Penahan substrat, dan sebagai penyaring air (Dawes 1981). Alga juga berfungsi sebagai
bahan makanan dari berbagai jenis biota laut seperti antara lain ikan, limpet dan siput, juga
Manfat lainnya secara ekologis adalah memelihara keutuhan terumbu karang dengan cara
melekatkan terus menerus berbagai potongan kalsium karbonat menjadi satu, sehingga dapat
memperkuat kerangka terumbu karang dari kerusakan yang diakibatkan oleh gerakan ombak
Menurut Duxbury dan Duxbury, alga juga bermanfaat sebagai penghasil kapur yang berguna
bagi pertumbuhan karang di daerah tropis (Kumampung, dkk, 2009). Dalam masalah global
saat ini mengenai pencemaran di darat laut maupun udara, mengantisipasi semua itu alga
Masalah pencemaran dilaut oleh logam-logam berat telah dilakukan. Beberapa spesies
alga mampu mangadsorpsi ion-ion logam. Baik dalam keadan hidup maupun dalam bentuk
sel mati (biomassa) Beberapa laporan mengemukakan bahwa gugus fungsi yang terdapat di
dalam alga mampu melakukan pengikatan dengan ion logam. Gugus fungsi tersebut terutama
adalah gugus karboksil, hidroksil, sulfudril, amino, iomodazol, sulfat, dan sulfonat yang
terdapat didalam dinding sel dalam sitoplasma. Sedangkan masalah pencemaran udara salah
meningkatnya pemanasan bumi, melalui budidaya alga masalah emisi gas carbon akan
Begitu banyaknya manfaat alga sehingga banyak dieksploitasi dan lebih banyak
diambil dari alam sedangkan kebutuhan akan alga cukup besar sehingga produksinya tidak
memenuhi kebutuhan yang ada. Untuk mengantisipasi hal itu semua maka perlu adanya
Budidaya merupakan langkah yang paling tepat dalam usaha meningkatkan produksi
alga, sehingga diharapkan kebutuhan akan alga dapat terpenuhi sesuai dengan yang
diharapkan, suplai alga dapat lebih lancar, teratur baik dalam jumlah maupun mutunya.
Dalam usaha budidaya ada banyak permasalahan yang dihadapi termasuk masalah lokasi
kelayakan budidaya. Pemilihan lokasi budidaya yang tepat merupakan tahap awal yang harus
dilakukan untuk melakukan kegiatan usaha budidaya rumput laut atau alga laut yang
berkelanjutan. Banyak factor yang harus diperhatikan dalam pemilihan lokasi budidayaalga
Lokasi budidaya yang baik adalah didaerah teluk atau perairan yang setengah terbuka
dengan pergerakan arus air dan gelombang yang tidak terlalu keras. Untuk budidaya didasar
(Bottom Cultur) dasar perairan harus diperhatikan terutama jenis substratnya haruslah sesuai
dengan speises alga yang akan dibudidayakan.Juga kualitas perairan haruslah sesuai untuk
pertumbuhan alga. Masalah biologi alga seperti bibit, pemilihan bibit yang baik atau bibit
unggul, yang tahan terhadap hama dan penyakit. Dari segi transportasipun harus diperhatikan
Jenis alga yang ada di wilayah laut nusantara kita cukup banyak temasuk yang
mempunyai nilai ekonomis. Seperti jenis alga carragenophyt (tanaman yang mengandung
karagenan) dan jenis agarophyt (tanaman yang mengandung agar-agar). Umumnya kedua
jenis alga tersebut telah banyak mendapat perhatian untuk diolah atau dikembangkan melalui
teknik budidaya. Pemilihan jenis alga yang akan dibudidayakan sangat tergantung pada
produk akhir yang diinginkan. Jika yang diinginkan hasil akhirnya adalah agar, maka pilihlah
alga jenis agarophyt seperti Gelidium, Gracilaria, Pterocladia sp dan Acanthopeltis japonica
dan Ahnfeltia plicata. Apabila produk akhir yang diinginkan adalah karaginan maka pilih
jenis alga yang jenis caragenophyt seperti Gigartina, Hypnea dan Eucheuma. Apabila hasil
akhir yang diinginkan adalah asam alginate maka alga yang akan dibudidayakan adalah
kelompok alga coklat seperti Sargassum sp, Turbinaria sp, Dictyota sp dan lain-lain. Dan
dalam pemilihan jenis alga untuk dibudidayakan harus melihat juga keadaan thallus alga
tersebut yang diambil adalah bibit unggul yang memenuhi beberapa persyaratan yang baik
seperti ; keasdaan fisik alga, harus kuat dan tahan terhadap cuaca buruk terutama terhadap
ombak, untuk menghindari terjadinya kerontokan. Alga ini juga harus memiliki pertumbuhan
harian (daily growth rate) yang cukup baik agar produkktivitasnya akan tinggi. Selain itu juga
alga harus yang bebas atau tahan terhadap hama dan penyakit. Salah satu ciri bibit alga yang
baik contohnya pada alga jenis Eucheuma spinosum warnanya kemerah-merahan, dengan
Metoda Budidaya
Metoda budidaya alga dapat dilakukan dalam beberapa cara yang paling sederhana
atau tradisional adalah menanam atau membudidayakan alga di tempat asalnya dengan cara
menebarnya di sekitar perairan tempat tumbuhnya yaitu pada substrat alami berupa tanah
berpasir atau batu karang mati yang ada. Sedangkan yang telah menggunakan teknologi yang
lebih baik lagi memanfaatkan bahan-bahan yang ada seperti tali rafia, botol aqua untuk
pelampung. Dan yang lebih maju lagi adalah dengan memanfaatkan material sebagai alat
bantu budidaya alga yang lebih baik lagi seperti menggunakan bola pelampung, tali nylon
dan jaring dari bahan polyetilen bahkan kerangka besi dan lain-lain hasil teknologi.
Penyebab timbulnya hama dan penyakit pada alga adalah sebagai berikut:
1. Perubahan suhu perairan yang ekstrim ; suhu perairan yang tinggi (lebih dari 31 oC) ;
akibat panas matahari dan kurangnya pengadukan perairan oleh arus dan gelombang suhu
yang rendah (dibawah 26 oC) ; akibat cuaca dingin oleh hujan pasokan air tawar
2. Salinitas yang rendah akibat hujan atau limpasan air tawar dari sungai
5. Musim spawning
3. Terdapat jamur di thallus, Thallus menjadi kurus, Ujung patah dan luka
1. Penggunaan jaring yaitu jaring yang digunakan hendaknaya bersih dari macam kotoran
2. Metode kejut yaitu penggunaan bahan-bahan yang mengkilap seperti cd dan kertas
warna-warni.
4. Metode tenggelam yaitu menurunkan rumput laut beberapa cemtimeter dari kedalaman
sebelumnya.
5. Controling dan membersihkan dari epifit lain yang menempel pada jarring maupun pada
6. Panen
Pada waktu memanen alga harus disesuaikan dengan pasang surut dan keadaan musim
yang terjadi pada saat panen sedangkan peralatan yang harus di siapkan dalah :
5. Terpal
6. Baju pelampung
7. Sepatu karet
8. Tongkat pengait.