Anda di halaman 1dari 8

Alga adalah tumbuhan tingkat rendah yang tidak berpembuluh dan termasuk dalam

kelompok Thallophyta atau dikenal dengan tumbuhan bertalus. Tidak memiliki akar batang

dan daun sejati tetapi hanya menyerupai saja hidup menempel pada substrat dengan

menggunakan holdfast rerklorofil untuk fotosintesis dan juga mengandung pigmen lainnya.

Pemanfaatan alga untuk menunjang kehidupan manusia telah banyak dilakukan didalam

berbagai bidang baik pangan maupun sandang. Semua usaha pemanfaatan alga telah

dilakukan baik sacara tradisional maupun intensif dalam berbagai aspek seperti dalam

budidaya untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal, juga di berbagai bidang industri,

dalam skala kecil, industri rumah tangga dan dalam skala besar, pabrik dan lain-lain. Adapun

alga mempunyai karakteristik dan cirri-ciri sebagai berikut:

1. Memiliki klorofil (umumnya 4 macam krlorofil)

2. Uniseluer atau multiseluler

3. Eukariotik atau prokariotik

4. Termasuk Thallophyta; tidak memiliki akar batang dan daun sejati

5. Memiliki organ thallus pada makroalga dan jenis lain (mikroalga) memiliki flagella

6. Termasuk organisme tidak berpembuluh (non-vascular)

7. Bersifat fotoautotrof; memproduksi oksigen selama proses fotosintesis

8. Rentang habitatnya sangat bervariasi; mulai daerah kutub (es) sampai daerah dengan

suhu sampai dengan 700C. Habitat di air tawar, air laut, dan di tempat-tempat yang

lembap. (baca juga artikel tumbuhan yang hidup di daerah lembab)

9. Hidup dengan baik pada kedalaman laut di mana masih ada sinar matahari yang

masuk.

10. Beberapa jenis hidup bersama organisme lain (Epifit) atau sebagai organisme yang

free floating (plankton).


11. Beberapa jenis alga memegang peranan penting dalam menjaga keseimbangan

ekosistem dengan mengkonversi CO2 menjadi karbon organik di laut dan lingkungan

air lainnya.

12. Cara perkembangbiakan tumbuhan algae dengan aseksual, seksual dan vegetatif

tergantung kondisi lingkungan sekitar dan karakter tiap jenis algae.

13. Secara seksual dengan isogami, anisogami, dan oogami.

14. Secara aseksual dengan zoospore dengan menggunakan fillamen, sedangkan vegetatif

secara fragmentasi, lepasnya bagian dari filamen yang tumbuh menjadi organisme

baru. (baca juga artikel terkait reproduksi vegetatif dan buatan pada tumbuhan)

Ciri-ciri Alga:

1. Belum mempunyai akar, batang dan daun sejati.

2. Mempunyai klorofil, terdapat pirenoid yang berfungsi membentuk amilum.

3. Bersel satu atau bersel banyak.

4. Habitat air tawar, air laut dan ditempat-tempat lembab.

5. Reproduksi:

- Aseksual dengan fragmentasi, pembelahan sel, pembentukan zoospore dan

pembentukan zigospora.

- Seksual dengan konjugasi, pembentukan gamet jantan dan betina.


Bioekologi alga, budidaya serta pemanfaatannya.

 Manfaat Alga

1. Ekonomi

Alga sejak dahulu telah dimanfaatkan oleh manusia sebagai makanan dan obat-obatan.

Dahulu kala di Cina alga digunakan sebagai jenis makanan istimewa dan disajikan kepada

kaisar Cina. Demikian juga dengan di Jepang, orang jepang menganggap alga sebagai jenis

makanan yang penting. Alga telah dimanfaatkan untuk di makan langsung sebagai lalapan,

asinan, oleh manusia bahkan hewan ternak. Alga dijadikan bahan makanan karena

mengandung komposisi utama sebagai bahan pangan yaitu karbohidrat. Sebagian besar

karbohidrat terdiri sebagai bahan gumi, maka hanya sebagian kecil saja yang dapat diserap

dalam pencernaan manusia, sehingga baik juga untuk di gunakan sebagai bahan diet

makanan.

Kandungan protein dan lemak juga sangat sedikit. Begitu pula dengan kandungan

mineralnya, yang paling banyak terdiri dari natrium dan kalsium. Kadar airnya cukup besar

terutama alga laut yaitu mencapai 80-90 persen. Kandungan gizi alga yang terpenting adalah

pada trace element, khususnya yodium. Sehingga orang yang banyak mengkonsumsi alga laut

terhindar dari penyakit gondok yang disebabkan karena kekurangan zat yodium.

Dalam dinding sel alga laut yang terdiri dari senyawa polisakarida yaitu selullosa yang

mengandung bahan phycocholloid yang dapat diekstrak untuk dimanfatkan sebagai bahan

baku dalam berbagai industri, yaitu mengandung agar, karageenan dan asam alginat, yang

dapat diekstrak untuk dipakai dalam industri makanan, tekstil, farmasi dan industri kertas,

pupuk, dan lain-lain. Sehingga alga ini mempunyai nilai ekonomis.

Menurut Zaneveld (1956) dalam Kordi (2010) bahwa ada 56 jenis alga yang telah di
manfaatkan di Indonesia, yang meliputi 16 jenis alga hijau, 9 jenis alga coklat dan 31 jenis

alga merah. Selanjutnya Anggadiredja et al (1996) berhasil menginventarisir 61 jenis dari 27

famili rumput laut yang sudah bisa dijadikan makanan oleh masyarakat wilayah pesisir dan

21 jenis dari 12 famili yang telah digunakan sebagai obat tradisional. Dan ada 10 jenis alga

paling banyak dibudidayakan di belahan dunia. Sedangkan Jenis alga yang dapat

dimanfaatkansebagai bahan baku untuk pembuatan kertas adalah Ptilophora sp.

2. Ekologis

Secara ekologis alga laut merupakan mata rantai dalam siklus rantai makanan di perairan

karena memproduksi zat-zat organik dan mensuplai oksigen, hasil akhir dari fotosintesis.

Penahan substrat, dan sebagai penyaring air (Dawes 1981). Alga juga berfungsi sebagai

bahan makanan dari berbagai jenis biota laut seperti antara lain ikan, limpet dan siput, juga

sebagai tempat berlindung dan pembesaran.

Manfat lainnya secara ekologis adalah memelihara keutuhan terumbu karang dengan cara

melekatkan terus menerus berbagai potongan kalsium karbonat menjadi satu, sehingga dapat

memperkuat kerangka terumbu karang dari kerusakan yang diakibatkan oleh gerakan ombak

dan mencegah tertepisnya potongan-potongan individual dan terumbu ( Nybakken, 1992).

Menurut Duxbury dan Duxbury, alga juga bermanfaat sebagai penghasil kapur yang berguna

bagi pertumbuhan karang di daerah tropis (Kumampung, dkk, 2009). Dalam masalah global

saat ini mengenai pencemaran di darat laut maupun udara, mengantisipasi semua itu alga

dapat dijadikan alternative dalam pemecahan masalah tersebut.

Masalah pencemaran dilaut oleh logam-logam berat telah dilakukan. Beberapa spesies

alga mampu mangadsorpsi ion-ion logam. Baik dalam keadan hidup maupun dalam bentuk

sel mati (biomassa) Beberapa laporan mengemukakan bahwa gugus fungsi yang terdapat di
dalam alga mampu melakukan pengikatan dengan ion logam. Gugus fungsi tersebut terutama

adalah gugus karboksil, hidroksil, sulfudril, amino, iomodazol, sulfat, dan sulfonat yang

terdapat didalam dinding sel dalam sitoplasma. Sedangkan masalah pencemaran udara salah

satu penyebab karena tingginya Carbondioksida di udara sehingga mengakibatkan

meningkatnya pemanasan bumi, melalui budidaya alga masalah emisi gas carbon akan

teredam sehingga akan terjadi pengurangan karbondioksida lewat proses fotosintesis.

 Teknik Budidaya Alga

Begitu banyaknya manfaat alga sehingga banyak dieksploitasi dan lebih banyak

diambil dari alam sedangkan kebutuhan akan alga cukup besar sehingga produksinya tidak

memenuhi kebutuhan yang ada. Untuk mengantisipasi hal itu semua maka perlu adanya

usaha budidaya alga untuk mendapatkan produksi yang maksimal.

Budidaya merupakan langkah yang paling tepat dalam usaha meningkatkan produksi

alga, sehingga diharapkan kebutuhan akan alga dapat terpenuhi sesuai dengan yang

diharapkan, suplai alga dapat lebih lancar, teratur baik dalam jumlah maupun mutunya.

Dalam usaha budidaya ada banyak permasalahan yang dihadapi termasuk masalah lokasi

kelayakan budidaya. Pemilihan lokasi budidaya yang tepat merupakan tahap awal yang harus

dilakukan untuk melakukan kegiatan usaha budidaya rumput laut atau alga laut yang

berkelanjutan. Banyak factor yang harus diperhatikan dalam pemilihan lokasi budidayaalga

laut ini (Mubarak et.al. 1990 dalam Radiarta, 2007).

Lokasi budidaya yang baik adalah didaerah teluk atau perairan yang setengah terbuka

dengan pergerakan arus air dan gelombang yang tidak terlalu keras. Untuk budidaya didasar

(Bottom Cultur) dasar perairan harus diperhatikan terutama jenis substratnya haruslah sesuai

dengan speises alga yang akan dibudidayakan.Juga kualitas perairan haruslah sesuai untuk

pertumbuhan alga. Masalah biologi alga seperti bibit, pemilihan bibit yang baik atau bibit
unggul, yang tahan terhadap hama dan penyakit. Dari segi transportasipun harus diperhatikan

terutama dalam hal pemasaran nanti.

1. Pemilihan Jenis dan Bibit Unggul

Jenis alga yang ada di wilayah laut nusantara kita cukup banyak temasuk yang

mempunyai nilai ekonomis. Seperti jenis alga carragenophyt (tanaman yang mengandung

karagenan) dan jenis agarophyt (tanaman yang mengandung agar-agar). Umumnya kedua

jenis alga tersebut telah banyak mendapat perhatian untuk diolah atau dikembangkan melalui

teknik budidaya. Pemilihan jenis alga yang akan dibudidayakan sangat tergantung pada

produk akhir yang diinginkan. Jika yang diinginkan hasil akhirnya adalah agar, maka pilihlah

alga jenis agarophyt seperti Gelidium, Gracilaria, Pterocladia sp dan Acanthopeltis japonica

dan Ahnfeltia plicata. Apabila produk akhir yang diinginkan adalah karaginan maka pilih

jenis alga yang jenis caragenophyt seperti Gigartina, Hypnea dan Eucheuma. Apabila hasil

akhir yang diinginkan adalah asam alginate maka alga yang akan dibudidayakan adalah

kelompok alga coklat seperti Sargassum sp, Turbinaria sp, Dictyota sp dan lain-lain. Dan

dalam pemilihan jenis alga untuk dibudidayakan harus melihat juga keadaan thallus alga

tersebut yang diambil adalah bibit unggul yang memenuhi beberapa persyaratan yang baik

seperti ; keasdaan fisik alga, harus kuat dan tahan terhadap cuaca buruk terutama terhadap

ombak, untuk menghindari terjadinya kerontokan. Alga ini juga harus memiliki pertumbuhan

harian (daily growth rate) yang cukup baik agar produkktivitasnya akan tinggi. Selain itu juga

alga harus yang bebas atau tahan terhadap hama dan penyakit. Salah satu ciri bibit alga yang

baik contohnya pada alga jenis Eucheuma spinosum warnanya kemerah-merahan, dengan

duri dan percabangan yang lebih banyak (Winarno, 1990).

 Metoda Budidaya

Metoda budidaya alga dapat dilakukan dalam beberapa cara yang paling sederhana

atau tradisional adalah menanam atau membudidayakan alga di tempat asalnya dengan cara
menebarnya di sekitar perairan tempat tumbuhnya yaitu pada substrat alami berupa tanah

berpasir atau batu karang mati yang ada. Sedangkan yang telah menggunakan teknologi yang

lebih baik lagi memanfaatkan bahan-bahan yang ada seperti tali rafia, botol aqua untuk

pelampung. Dan yang lebih maju lagi adalah dengan memanfaatkan material sebagai alat

bantu budidaya alga yang lebih baik lagi seperti menggunakan bola pelampung, tali nylon

dan jaring dari bahan polyetilen bahkan kerangka besi dan lain-lain hasil teknologi.

Hama dan Penyakit

Penyebab timbulnya hama dan penyakit pada alga adalah sebagai berikut:

1. Perubahan suhu perairan yang ekstrim ; suhu perairan yang tinggi (lebih dari 31 oC) ;

akibat panas matahari dan kurangnya pengadukan perairan oleh arus dan gelombang suhu

yang rendah (dibawah 26 oC) ; akibat cuaca dingin oleh hujan pasokan air tawar

2. Salinitas yang rendah akibat hujan atau limpasan air tawar dari sungai

3. Pencemaran lingkungan seperti limbah industri

4. Turunnya kandungan nutrien

5. Musim spawning

Tanda- Tanda Serangan Hama dan Penyakit

1. Ujung thallus memutih

2. Pangkal dan batang thallus terdapat bintik putih

3. Terdapat jamur di thallus, Thallus menjadi kurus, Ujung patah dan luka

4. Kulit thallus terkelupas

5. Warna berubah menjadi pucat akibat kehilangan pigmen warna

6. Rontok karena patah-patah , warna rumput hitam

7. Kerdil dan pertumbuhan lambat


Penanggulangan Hama dan Penyakit

1. Penggunaan jaring yaitu jaring yang digunakan hendaknaya bersih dari macam kotoran

yang menempel dan bebas dari bakteri atau mikroorganisme lainnya.

2. Metode kejut yaitu penggunaan bahan-bahan yang mengkilap seperti cd dan kertas

warna-warni.

3. Metode bunyi yaitu penggunaan botol-botol kecil agar menimbulkan bunyi

4. Metode tenggelam yaitu menurunkan rumput laut beberapa cemtimeter dari kedalaman

sebelumnya.

5. Controling dan membersihkan dari epifit lain yang menempel pada jarring maupun pada

alga yang di budidayakan dengan cara yaitu mengoyang-goyang rumput laut.

6. Panen

7. Penggantian jenis/strain bibit dan penggantian metode penanaman.

8. Pembersihan sarana dan lokasi budidaya

9. Pembatasan jumlah areal budidaya

Peralatan dan Waktu Panen

Pada waktu memanen alga harus disesuaikan dengan pasang surut dan keadaan musim

yang terjadi pada saat panen sedangkan peralatan yang harus di siapkan dalah :

1. Perahu angkut pada sistem apung dan tanam dasar

2. Rakit apung pada sistem tanam dasar

3. Pisau atau gunting

4. Karung atau kantong jaring

5. Terpal

6. Baju pelampung

7. Sepatu karet

8. Tongkat pengait.

Anda mungkin juga menyukai