Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Oleh :
2A/Semster 4

Gilang Guswara

SR132070037

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN


MUHAMMADIYAH PONTIANAK
TAHU AJARAN 2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hernia Nukleus Pulposus merupakan salah satu dari sekian banyak “Low Back Pain”
akibat proses degeneratif. Penyakit ini banyak ditemukan di masyarakat, dan biasanya dikenal
sebagai ‘loro boyok’. Biasanya mereka mengobatinya dengan pijat urat dan obat-obatan gosok,
karena anggapan yang salah bahwa penyakit ini hanya
sakit otot biasa atau karena capek bekerja. Penderita penyakit ini sering mengeluh sakit
pinggang yang menjalar ke tungkai bawah terutama pada saat aktivitas
membungkuk(sholat,mencangkul).
Penderita mayoritas melakukan suatu aktivitas mengangkat beban yang berat dan sering
membungkuk.Aktivita ini banyak dilakukan oleh para pekerja bangunan, pembantu rumah
tangga, olahragawan angkat besi, kuli pelabuhan, dll.

1.2 Diagnosa Keperawatan


a. kurang pengetahuan tentang hernia nukleus pulposus b/d kurangnya
informasi
b. nyeri berhubungan dengan penjepitan syaraf pada diskus intervertebralis
c. intoleransi aktivitas berhubungan dengan tirah baring/mobilisasi
d. mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
1.3 Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti penyuluhan 1x pertemuan selama 20 menit, di harapkan Bapak
Kasiman beserta keluarganya dapat memahami tentang hernia nukleus pulposus dan
penangananya.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti kegiatan penyulihan 1x pertemuan selama 20 menit, di
harapkan pasien dan keluarganya dapat menjelaskan tentang:
a. Mengetahui pengetian hernia nukleus pulposus
b. Mengetahui penyebab hernia nukleus pulposus
c. Mengetahui tanda dan gejala hernia nukleus pulposus
d. Mengatahui penatalaksanaan hernia nukleus pulposus
1.4 Materi
a. Pengertian hernia nukleus pulposus
b. Penyebab hernia nukleus pulposus
c. tanda dan gejala hernia nukleus pulposus
d. penatalaksanaan hernia nukleus pulposus
1.5 Strategi Belajar
a. Bidang Studi : ilmu penyakit dalam
b. Topik : Hernia Nukleus Pulposus
c. Sub topik :
· Pengertian hernia nukleus pulposus
· Penyebab hernia nukleus pulposus
· tanda dan gejala hernia nukleus pulposus
· penatalaksanaan hernia nukleus pulposus
d. Sasaran : Pasien J beserta keluarga
e. Hari : Selasa
f. Tanggal : 2 JUNI 2015
g. Jam : 09.00 - 09.20 WIB
h. Tempat : Rumah Tuan J

No Kegiatan / jam Kegiatan fasiltas / Narasumber Kegiatan Audience


1 Pembukaan (5 menit)
1. salam 1. mengucapakan salam 1. menjawab salam
2. perkenalan 2. memperkenalkan diri 2. mendengarkan
3. menentukan 3. menjelaskan TIU dan TIK 3. mendengarkan

2 Isi/materi (1x10 menit)


1. pengertian 1. menjelaskan pengertian hernia 1.mendengarkan
nukleus pulposus penjelasan
2. Menanyakan kembali 2. menjawab pertanyaan
pengertian hernia nukleus
pulposus
2. penyebab 3. menjelaskan tentang penyebab 3. mendengarkan
hernia nukleus pulposus penjelasan
4. menanyakan kelmbali 4. menjawaban pertanyaan
penyebab hernia nukleus
pulposus

3. Tanda dan gejala


1. menjelaskan tanda dan gejala 1. mendengarkan
hernia nukleus pulposus penjelasan
2. menanyakan kembali tanda 2. menjawab pertanyaan
dan gejala hernia nukleus
pulposus
4. Penatalaksanaan
1. menjelaskan penatalaksanaan 1. mendengarkan
hernia nukleus pulposus penjelasan
2. menanyakan kembali 2. menjawab pertanyaan
penatalaksanaan hernia nukleus
pulposus
3 Penutup (5 menit)
1. membuka tanya jawab 1. bertanya
2. evaluasi dengan pertanyaan 2. menjawab pertanyaan
3. permohonan diri dan 3. menjawab salam
menyampaikan salam
penutup

1.6 Media Penyuluhan


· Leaflet

1.7 Metode Penyuluhan


· ceramah
· tanya jawab
· diskusi

1.8 Evaluasi
1. Apakah yang di maksud dengan hernia nukleus pulposus ?
2. Apakah penyebab dari hernia nukleus pulposus ?
3. Sebutkan tanda dan gejala hernia nukleus pulposus ?
4. Apa saja penatalaksanaan dari hernia nukleus pulposus ?

1.8 Kunci Jawaban


1. Pengertian hernia nukleus puposus
HNP kependekan dari Hernia Nucleus Pulposus, suatu gangguan akibat
merembes atau melelehnya (hernia) lapisan atau bantalan permukaan ruas tulang
belakang (nucleus pulposus) dari ruang antar ruas tulang (discus intervertebralis).
2. Penyebab hernia nukleus pulposus
a. Hernia nukleus pulposus terjadi karena proses degeneratif diskus intervertebralis
b. keadaan akut, injuri pada ligamen, otot dan degenerasi
c. degenerasi pada tulang belakan normal pada proses ketuaan, akselerasi trauma,
penggunaan yang berlebihan
d. nyeri punggung akibat spasme otot sehubungan dengan stres
e. pengalaman masing masing orang tentang persepsi nyeri punggung berbeda

3. Tanda dan gejala hernia nukleus pulposus


a. Mati rasa, gatal dan penurunan pergerakan satu atau dua ekstremitas.
b. Nyeri tulang belakang
c. Kelemahan satu atau lebih ekstremitas
d. Kehilangan control dari anus dan atau kandung kemih sebagian atau lengkap.
Gejala Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah adanya nyeri di daerah diskus
yang mengalami herniasasi didikuti dengan gejala pada daerah yang diinorvasi oleh
radika spinalis yang terkena oleh diskus yang mengalami herniasasi yang berupa
pengobatan nyeri kedaerah tersebut, matu rasa, kelayuan, maupun tindakan-
tindakan yang bersifat protektif. Hal lain yang perlu diketahui adalah nyeri pada
hernia nukleus pulposus ini diperberat dengan meningkatkan tekanan cairan
intraspinal (membungkuk, mengangkat, mengejan, batuk, bersin, juga ketegangan
atau spasme otot), akan berkurang jika tirah baring.

4. Penatalaksanaan hernia nukleus pulposus

Perawatan utama untuk diskus hernia adalah diawali dengan istirahat dengan
obat-obatan untuk nyeri dan anti inflamasi, diikuti dengan terapi fisik. Dengan cara
ini, lebih dari 95 % penderita akan sembuh dan kembali pada aktivitas normalnya.
Beberapa persen dari penderita butuh untuk terus mendapat perawatan lebih lanjut
yang meliputi injeksi steroid atau pembedahan.
LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN
TENTANG HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP)

A. Pengertian
Diskus Intervertebralis adalah lempengan kartilago yang membentuk sebuah
bantalan diantara tubuh vertebra. Material yang keras dan fibrosa ini digabungkan
dalam satu kapsul. Bantalan seperti bola dibagian tengah diskus disebut nukleus
pulposus. HNP merupakan rupturnya nukleus pulposus. (Brunner & Suddarth, 2002)
Hernia nukleus pulposus adalah suatu penekanan pada suatu serabut saraf spinal
akibat dari herniasi dan nucleus hingga annulus, salah satu bagian posterior atau lateral
(Barbara C.Long, 1996).
Hernia nukleus pulposus adalah suatu nyeri yang disebabkan oleh p
roses patologik di kolumna vertebralis pada diskus intervertebralis (diskogenik).
kelemahan pada anulus bagian lateral pada diskus vertebra dan ligumen longitudinal
posterior menjadi tipis, yang menyebabkan penekanan pada syaraf spinal.

B. Penyebab
a. Hernia nukleus pulposus terjadi karena proses degeneratif diskus
intervertebralis
b. keadaan akut, injuri pada ligamen, otot dan degenerasi
c. degenerasi pada tulang belakan normal pada proses ketuaan, akselerasi
trauma, penggunaan yang berlebihan
d. nyeri punggung akibat spasme otot sehubungan dengan stres
e. pengalaman masing masing orang tentang persepsi nyeri punggung berbeda

C. Tanda Dan Gejala


a. Mati rasa, gatal dan penurunan pergerakan satu atau dua ekstremitas.
b. Nyeri tulang belakang
c. Kelemahan satu atau lebih ekstremitas
d. Kehilangan control dari anus dan atau kandung kemih sebagian atau
lengkap.
Gejala Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah adanya nyeri di daerah diskus
yang mengalami herniasasi didikuti dengan gejala pada daerah yang diinorvasi oleh
radika spinalis yang terkena oleh diskus yang mengalami herniasasi yang berupa
pengobatan nyeri ke daerah tersebut, matu rasa, kelayuan, maupun tindakan-tindakan
yang bersifat protektif. Hal lain yang perlu diketahui adalah nyeri pada hernia nukleus
pulposus ini diperberat dengan meningkatkan tekanan cairan intraspinal (membungkuk,
mengangkat, mengejan, batuk, bersin, juga ketegangan atau spasme otot), akan
berkurang jika tirah baring.

D. Penatalaksanaan

a. Obat
Untuk penderita dengan diskus hernia yang akut yang disebabkan oleh trauma
(seperti kecelakaan mobil atau tertimpa benda yang sangat berat) dan segera diikuti
dengan nyeri hebat di punggung dan kaki, obat pengurang rasa nyeri dan NSAIDS akan
dianjurkan (MIS : fentanyl)
Jika terdapat kaku pada punggung, obat anti kejang, disebut juga pelemas otot,
biasanya diberikan. Kadang-kadang, steroid mungkin diberikan dalam bentuk pil atau
langsung ke dalam darah lewat intravena. Pada pasien dengan nyeri hebat berikan
analgesik disertai zat antispasmodik seperti diazepam. NSAID Nebumeton yang
merupakan pro drugs dan efek sampingnya relatif lebih sakit, terutama efek
sampingnya relatif lebih sakit, terutama efek samping terhadap saluran cerna, dengan
dosis 1 gram / hari. Pemakaian jangka panjang biasanya terbatas pada NSAID’S, tapi
adakalanya narkotika juga digunakan (jika nyeri tidak teratasi oleh NSAID’S). untuk
orang yang tidak dapat melakukan terapi fisik karena rasa nyeri, injeksi steroid di
belakang pada daerah herniasi dapat sangat membantu mengatasi rasa sakit untuk
beberapa bulan. Dan disertai program terapi rutin. Muscle relexant diberikan parenteral
dan hampir selalu secara iv.
· D-tubokurarin klorida
· Metokurin yodida
· Galamin trietyodida
· Suksinilkolin klorida
· Dekametonium

b. Fisioterapi
· Tirah baring (bed rest) 3 – 6 minggu dan maksud bila anulus fibrosis masih
utuh (intact), sel bisa kembali ke tempat semula.
· Simptomatis dengan menggunakan analgetika, muscle relaxan trankuilizer.
· Kompres panas pada daerah nyeri atau sakit untuk meringankan nyeri.
· Bila setelah tirah baring masih nyeri, atau bila didapatkan kelainan
neurologis, indikasi operasi.
· Bila tidak ada kelainan neurologis, kerjakan fisioterapi, jangan mengangkat
benda berat, tidur dengan alas keras atau landasan papan.
· Fleksi lumbal
· Pemakaian korset lumbal untuk mencegah gerakan lumbal yang berlebihan.
· Jika gejala sembuh, aktifitas perlahan-lahan bertambah setelah beberapa hari
atau lebih dan pasien diobati sebagai kasus ringan.
c. Operasi
Operasi lebih mungkin berhasil bila terdapat tanda-tanda obyektif adanya
gangguan neurologis. Penderita yang telah didiagnosa HNP. Maka terapi
konservatiplah yang harus diselenggarakan. Bilamana kasus HNP masih baru
namun nyerinya tidak tertahan atau defisit motoriknya sudah jelas dan
mengganggu, maka pertimbangan untuk operasi atau tidak sebaiknya diserahkan
kepada dokter ahli bedah saraf. Faktor sosio ekonomi yang ikut menentukan
operasi secepatnya atau tidak ialah profesi penderita. Seorang yang tidak dapat
beristirahat cukup lama karena persoalan gaji dan cuti sakit, lebih baik menjalani
tindakan operatif secepat mungkin daripada terapi konservatif ynag akan
memerlukan cuti berkali-kali. Bilamana penderita HNP dioperasi yang akan
memerlukan harus dibuat penyelidikan mielografi. Berdasarkan mielogram itu
dokter ahli bedah saraf dapat memastikan adanya HNP serta lokasi dan
ekstensinya. Diskografi merupakan penyelidikan diskus yang lebih infasif yang
dilakukan bilamana mielografi tidak dapat meyakinkan adanya HNP, karena
diskrografi adalah pemeriksaan diskus dengan menggunakan kontras, untuk
melihat seberapa besar diskus yang keluar dari kanalis vertebralis.
Diskectorny dilakukan untuk memindahkan bagian yang menonjol dengan
general anesthesia. Hanya sekitar 2 – 3 hari tinggal di rumah sakit. Akan diajurkan
untuk berjalan pada hari pertama setelah operasi untuk mengurangi resiko
pengumpulan darah.
Untuk sembuh total memakan waktu beberapa minggu. Jika lebih dari satu
diskus yang harus ditangani jika ada masalah lain selain herniasi diskus. Operasi
yang lebih ekstensif mungkin diperlukan. Dan mungkin memerlukan waktu yang
lebih lama untuk sembuh (recovery).
Pilihan operasi lainnya meliputi mikrodiskectomy, prosedur memindahkan
fragmen of nucleated disk melalui irisan yang sangat kecil dengan menggunakan
– ray dan chemonucleosis.
Chemonucleosis meliputi injeksi enzim (yang disebut chymopapain) ke
dalam herniasi diskus untuk melarutkan substansi gelatin yang menonjol.
Prosedur ini merupakan salah satu alternatif disectomy pada kasus-kasus tertentu.
Kapan kita boleh melakukan latihan setelah cidera diskus? Biasanya
penderita boleh memulai latihan setelah 4 s/d 6 minggu setelah ia diperbolehkan
bangun atau turun dari tempat tidur.
d. Larangan
· Peregangan yang mendadak pada punggung
· Jangan sekali-kali mengangkat benda atau sesuatu dengan tubuh dalam
keadaan fleksi atau dalam keadaan membungkuk.
· Hindari kerja dan aktifitas fisik yang berat untuk mengurangi kambuhnya
gejala setelah episode awal.
d. Saran yang harus dikerjakan
· Istirahat mutlak di tempat tidur, kasur harus yang padat. Diantara kasur dan
tempat tidur harus dipasang papan atau “plywood” agar kasur jangan
melengkung. Sikap berbaring terlentang tidak membantu lordosis lumbal
yang lazim, maka bantal sebaiknya ditaruh di bawah pinggang. Orang sakit
diperbolehkan untuk tidur miring dengan kedua tungkai sedikit ditekuk pada
sendi lutut. Bilamana orang sakit dirawat di rumah sakit, maka sikap tubuh
waktu istirahat lebih enak, oleh karena lordosis lumbal tidak mengganggu
tidur terlentang jika fleksi lumbal dapat diatur oleh posisi tempat tidur
rumah sakit.
· Istirahat mutlak di tempat tidur berarti bahwa orang sakit tidak boleh
bangun untuk mandi dan makan. Namun untuk keperluan buang air kecil
dan besar orang sakit diperbolehkan meninggalkan tempat tidur. Oleh
karena buang air besar dan kecil di pot sambil berbaring terlentang justru
membebani tulang belakang lumbal lebih berat lagi.
· Analgetika yang non adiktif perlu diberikan untuk menghilangkan nyeri.
· Selama nyeri belum hilang fisioterapi untuk mencegah atrofi otot dan
dekalsifikasi sebaiknya jangan dimulai setelah nyeri sudah hilang latihan
gerakan samb
il berbaring terlentang atau miring harus diajurkan.
· Traksi dapat dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas yang sesuai dapat
dilakukan “pelvic traction”, alat-alat untuk itu sudah automatik. Cara
“pelvic traction”, sederhana kedua tungkai bebas untuk bergerak dan karena
itu tidak menjemukan penderita. Maka pelvic traction dapat dilakukan
dalam masa yang cukup lama bahkan terus-menerus. Latihan bisa dengan
melakukan flexion excersise dan abdominal excersise.
· Masa istirahat mutlak dapat ditentukan sesuai dengan tercapainya
perbaikan. Bila iskhilagia sudah banyak hilang tanpa menggunakan
analgetika, maka orang sakit diperbolehkan untuk makan dan mandi seperti
biasa. Korset pinggang atau griddle support sebaiknya dipakai untuk masa
peralihan ke mobilisasi penuh.
· Penderita dapat ditolong dengan istirahat dan analegtika antirheumatika
serta nasehat untuk jangan sekali-kali mengangkat benda berat, terutama
dalam sikap membungkuk. Anjuran untuk segera kembali ke dokter
bilamana terasa nyeri radikuler penting artinya. Dengan demikian ia datang
kembali dan “sakit pinggang” yang lebih jelas mengarah ke lesi diskogenik.
DAFTAR PUSTAKA

· Smeltzer, Suzane C.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth edisi
8 Vol 3, Jakarta : EGC
· Doengoes, ME.2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 2, Jakarta : EGC
· Priguna Sidharta.1996. Sakit Neuromuskuloskeletal dalam Praktek, Jakarta : Dian Rakyat
· Price, A Sylvia. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai