Anda di halaman 1dari 6

HASIL LAPORAN PENGKAJIAN FOKUS

MANAJEMEN KEPERAWATAN
PADA FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG ARJUNA RSJD Dr. ARIF ZAINUDIN SURAKARTA

Oleh :

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut hasil lokakarya nasional pada tahun 1983, keperawatan sebagai


sebuah profesi didefinisikan sebagai suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan berbentuk pelayanan biopsiko, sosio, spiritual yang komprehensif,
ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Perawat sebagai profesi dalam bidang
kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan yang professional dan berorientasi
pada paradigma sehat sesuai dengan paradigma keperawatan yang dimiliki.
Pelayanan keperawatan di rumah sakit bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
dasar manusia, yang diberikan dalam bentuk asuhan keperawatan, dilakukan melalui
proses pengkajian terhadap penyebab utama tidak terpenuhi kebutuhan dasar manusia,
penentuan diagnosis keperawatan, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dan
pengevaluasian. Seluruh proses diatas disebut proses keperawatan
Perawat sebagai salah satu profesi yang berperan penting dalam
penyelenggaraan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pelayanan keperawatan di
rumah sakit merupakan bagian dari integral dari pelayanan kesehatan yang
mempunyai konstribusi yang sangat menentukan kualitas pelayanan rumah sakit.
Sehingga setiap upaya untuk peningkatan pelayanan rumah sakit juga diikuti upaya
peningkatan profesionalitas dan kualitas pelayanan keperawatan.
Untuk menjadikan perawat sebagai tenaga profesional maka perlu dilakukan
pembinaan secara terus menerus secara berkesinambungan, sehingga menjadikan
perawat sebagai tenaga kerja yang perlu diperhatikan, diakui dan dihargai
keprofesionalannya yang dapat dicapai melalui penerapan sistem manajemen
keperawatan. Penerapan sistem manajemen keperawatan membutuhkan kemampuan
manajerial yang tangguh dimana dapat dimiliki melalui berbagai cara salah satunya
dengan meningkatkan keterampilan melalui bangku kuliah yang harus dilalui lewat
pembelajaran di lahan praktik.
Manajemen menurut Nursalam (2007) merupakan suatu pendekatan yang
dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi, di dalam
manajemen tersebut mencakup kegiatan POAC (Planning, Organizing, Actuating,
Controling) terhadap staff, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi.
Keempat fungsi tersebut saling berhubungan dan memerlukan keterampilan-
keterampilan teknis, hubungan antar manusia, konseptual yang mendukung asuhan
keperawatan yang bermutu, berdaya guna dan berhasil guna bagi masyarakat.
Manajemen keperawatan merupakan proses pelaksanaan pelayanan
keperawatan melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan,
pengobatan dan rasa aman, kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Menejer keperawatan dituntut untuk merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan
mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan
keperawatan yang seefektif dan seefisien mungkin bagi individu, keluarga dan
masyarakat (Nursalam cit Gillies, 2007). Hal ini menunjukkan bahwa manajemen
keperawatan mendapat prioritas utama dalam pengembangan keperawatan di masa
depan karena berkaitan dengan tuntutan profesi dan global bahwa setiap
perkembangan serta perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan
memperhatikan setiap perubahan yang terjadi.
Keperawatan Indonesia sampai saat ini masih berada dalam proses
mewujudkan keperawatan sebagai profesi, maka akan terjadi beberapa perubahaan
dalam aspek keperawatan yaitu: penataan pendidikan tinggi keperawatan, pelayanan
dan asuhan keperawatan, pembinaan dan kehidupan keprofesian, dan penataan
lingkungan untuk perkembangan keperawatan. Oleh karena itu manajemen
keperawatan di Indonesia di masa depan perlu mendapatkan prioritas utama dalam
pengembangan Keperawatan di masa depan (FIK UI, 2011).
Perubahan yang terjadi terus menerus dalam system pelayanan kesehatan,
menuntut adanya pembaharuan dalam keperawatan terutama dalam pengelolaan
asuhan keperawatan. Pengelolaan asuhan keperawatan yang terfragmentasi
menyebabkan kurang adanya tanggung jawab perawat yang menyeluruh terhadap
asuhan klien. Hal ini sangat bertentangan dengan nilai–nilai professional dalam
praktek keperawatan professional. Pengelolaan asuhan keperawatan merupakan inti
dari praktek keperawatan professional.
Dengan perkembangan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan,
maka diperlukan suatu metode baru dalam penerapan pemberian asuhan keperawatan
yaitu salah satu diantaranya adalah model asuhan keperawatan prima, tatanan pelayan
kesehatan jiwa di masyarakat telah dikembangkan dengan baik. Hal ini dimaksudkan
agar Rumah Sakit Jiwa sebagai rujukan tertinggi (top refferal) pelayanan kesehatan
jiwa (Nursing and Ward Management, 2012).
Upaya pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan bersifat saling
berhubungan, saling tergantung, saling mempengaruhi yang satu dengan yang lain,
oleh karena itu inovasi dalam pendidikan keperawatan dan pengembangan praktek
keperawatan, ilmu keperawatan adalah merupakan fokus utama keperawatan
Indonesia dalam proses profesionalisasi. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki
oleh seorang perawat adalah kemampuan untuk mengelola (manajemen) baik dalam
bidang keperawatan maupun dalam bekerja sama atau melaksanakan fungsi
koordinasi dengan bidang-bidang yang lain sebagai bagian dari pelayanan kesehatan
yang terintegrasi.
praktek keperawatan profesional yang diterapkan di rumah sakit diharapkan
dapat memperbaiki asuhan keperawatan yang diberikan untuk pasien dimana lebih
diutamakan pelayanan yang bersifat interaksi antar individu. Pernyataan tersebut juga
sesuai dengan ciri-ciri dari pelayanan keperawatan profesional yaitu memiliki
otonomi, bertanggung jawab dan bertanggung gugat (accountability), menggunakan
metode ilmiah, berdasarkan standar praktik dan kode etik profesi, dan mempunyai
aspek legal.
Profesionalisme keperawatan pada hakekatnya menekankna pada peningkatan
mutu pelayanan keperawatan sebagai suatu kewajiban moral profesi untuk melindungi
masyarakat terhadap praktek yang tidak profesional. Pelayanan keperawatan yang
profsioanl merupakan praktik keperawatan yang dilandasi oleh nilai-nilai
professional, yaitu nilai intelektual, komitmen moral terhadap diri sendiri, tanggung
jawab pada profesi dan masyarakat, otonomi, pengendalian tanggung jawab dan
tanggung gugat. Sehingga dalam pemberian asuhan keperawatan yang professional
diperlukan sebuah pendekatan manajemen.
Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan
nyata yaitu di rumah sakit dan komunitas, sehingga perawat perlu memahami konsep
dan aplikasinya. Konsep yang harus dikuasai adalah konsep tentang pengelolaan
perubahan, konsep manajemen keperawatan, perencanaan, yang berupa rencana
strategic melalui pendekatan: pengumpulan data, analisis SWOT, dan menyusun
langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan secara operasional. Penguasaan
manajemen keperawatan tersebut tidak haya terbatas pada perawat praktisi, namun
juga harus ditanamkan sedari awal pada proses pembelajaran mahasiswa keperawatan.
Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar
bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan.Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang
perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari
mulai pengkajian sampai dengan evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai
dengan sistem pendokumentasian yang baik. Namun pada realitanya di lapangan,
asuhan keperawatan yang dilakukan belum disertai dengan sistem pendokumentasian
yang baik dan belum sesuai standar operasional prosedur, sehingga perawat
mempunyai potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian dan kesalahan
dalam melakukan tindakan dalam praktek.
Program pendidikan ners pada stase manajemen keperawatan merupakan suatu
kegiatan belajar yang memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk
mengaplikasikan konsep atau teori yang telah didapat di pendidikan formal dalam
praktik di lapangan, mahasiswa profesi ners juga diharapkan dapat memberikan
perubahan yang membangun dalam pola pemberian pelayanan keperawatan sesuai
dengan perkembangan saat ini. Mahasiswa ners juga perlu memperoleh pengalaman
manajemen pengelolaan ruangan yang ada di lapangan saat ini sehingga mahasiswa
ners pada akhirnya dapat belajar mengatasi konflik dan masalah yang timbul selama
pengelolaan ruangan berlangsung.
Berdasarkan latar belakang diatas maka mahasiswa tertarik untuk melakukan
praktek manajemen keperawatan di ruang Arjuna RSJ dr. Arif Zainudin Surakarta.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan prektek manajemen keperawatan selama 4 minggu
mahasiswa dapat melakukan pengelolaan pelayanan keperawatan dan pengelolaan
ruangan. Berdasarkan langkah-langkah penyelesaian masalah (problem solving
cycle) secara teknis operasional.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan di Arjuna RSJ dr. Arif
Zainudin Surakarta, diharapkan mahasiswa dapat: Untuk mengetahui 4 fungsi
dari manajemen keperawatan
C. Manfaat

1. Institusi pendidikan
Membantu dalam proses belajar mengajar terutama penerapan manajemen
keperawatan di ruang perawatan dan memberikan informasi bagi mahasiswa
maupun guru terutatama mengenai pelaksanaan manajemen asuhan dan
manajemen pelayanan dalam melakukan pengelolaan ruangan.
2. Mahasiswa
Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dengan menerapkan teori manajemen
keperawatan secara langsung dan dapat mencari alternatif pemecahan masalah
ketika menghadapi hambatan dan kesulitan selama penerapan manajemen asuhan
dan pelayanan di ruang perawatan.
3. Rumah Sakit
Memberikan konstribusi terhadap pengembangan mutu pelayanan dan mutu asuhan
keperawatan. Sebagai bahan masukan untuk perencanaan pengembangan MPKP
dan sebagai bahan informasi untuk melakukan evaluasi terhadap Pelaksanaan
Standar Operasional Prosedur yang sudah ada dan mengadakan Standar
Operasional Prosedur yang belum ada sehingga dapat melakukan perbaikan
kualitas mutu pelayanan keperawatan secara bertahap.
4. Ruang Arjuna
Sebagai wacana baru untuk pengembangan asuhan keperawatan bagi pegawai atau
staff ruang Arjuna.

Anda mungkin juga menyukai