Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Usia anak remaja merupakan masa yang rawan, bukan anak-anak lagi
dan juga bukan orang dewasa, dan mereka masih mencari jati diri.
Masa inilah yang perlu juga menjadi perhatian kita. Sebagai salah satu
wujud kepedulian pemerintah pada remaja dimana remaja pada masa
mendatang yang akan menjadi generasi penerus bangsa pemerintah
melalui departemen kesehatan menggalakan program PKPR
( Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja ).

Sejak tahun 2003, Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). yang


ditujukan dan dapat dijangkau remaja, menyenangkan, menerima
remaja dengan tangan terbuka, menghargai remaja, menjaga
kerahasiaan, peka akan kebutuhan terkait dengan kesehatannya, serta
efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan dan selera remaja
diperkenalkan dan dijalankan di puskesmas.

Pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR) dilayani di Puskesmas


PKPR (Puskesmas yang menerapkan PKPR). Di Puskesmas PKPR,
tersedia tenaga kesehatan yang peduli dan siap melayani semua
kelompok usia remaja. Disini remaja dilayani dengan sikap
menyenangkan, dihargai dan diterima dengan tangan terbuka.

Kegiatan PKPR diantaranya penyuluhan, pelayanan klinis maupun


konseling oleh pelaksana program, serta melatih konselor sebaya.
Konselor sebaya yang dimaksud adalah kader kesehatan remaja yang
telah diberi tambahan pelatihan interpersonal relationship dan
konseling.

PKPR dilaksanakan di dalam gedung atau di luar gedung Puskesmas.


Jumlah Puskesmas PKPR dari 26 provinsi yang melaporkan sampai
dengan bulan Desember 2008 sebanyak 1611 puskesmas dan jumlah
tenaga kesehatan yang dilatih PKPR sebanyak 2256 orang.

II. TUJUAN
1. Memahami pengertian PKPR
2. Memahami tujuan PKPR
3. Memahami sasaran PKPR
4. Memahami karakteristik PKPR
5. Memahami Strategi pelaksanan dan pengembangan PKPR
6. Memahami langkah – langkah pembentukan dan pelaksanaan
PKPR
7. Memahami jenis kegiatan PKPR
8. Mampu untuk menjadi Konselor PKPR.

BAB II
PROGRAM KESEHATAN PEDULI REMAJA

Remaja berada dalam masa transisi/peralihan dari masa kanak-kanak


untuk menjadi dewasa. Secara fisik, remaja dapat dikatakan sudah
matang tetapi secara psikis/kejiwaan belum matang. Beberapa sifat
remaja yang menyebabkan tingginya resiko antara lain: rasa
keingintahuan yang besar tetapi kurang mempertimbangkan akibat dan
suka mencoba hal-hal baru untuk mencari jati diri.

Bila tidak diberikan informasi/pelayanan remaja yang tepat dan benar,


maka perilaku remaja sering mengarah kepada perilaku yang beresiko,
seperti: penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif lainnya), perilaku yang menyebabkan mudah terkena infeksi
HIV/AIDS, Infeksi menular seksual (IMS), masalah gizi
(anemia/kurang darah, kurang energi kronik (KEK),
obesitas/kegemukan) dan perilaku seksual yang tidak sesuai dengan
norma-norma yang berlaku.

Sejak tahun 2003, model pelayanan kesehatan yang ditujukan dan


dapat dijangkau remaja, menyenangkan, menerima remaja dengan
tangan terbuka, menghargai remaja, menjaga kerahasiaan, peka akan
kebutuhan terkait dengan kesehatannya, serta efektif dan efisien dalam
memenuhi kebutuhan dan selera remaja diperkenalkan dengan sebutan
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)

I. PENGERTIAN
PKPR adalah Pelayanan Kesehatan yang ditujukan dan dapat dijangkau
oleh remaja, menyenangkan, menerima remaja dengan tangan terbuka,
menghargai remaja, menjaga kerahasiaan,peka aka kebutuhan terkait
dengan kesehatannya serta efektif dan efisien dalam memenuhi
kebutuhan remaja.
PKPR adalah pelayanan kesehatan pada remaja yang mengakses semua
golongan remaja, dapat diterima, sesuai, komprehensif, efektif dan
efisien.
Disini remaja tidak perlu ragu dan khawatir untuk curhat/konseling,
mendapatkan informasi yang benar dan tepat untuk berbagai hal yang
perlu diketahui remaja.

II. TUJUAN
 Meningkatkan penyediaan pelayanan kesehatan remaja yang
berkualitas.
 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja dalam
pencegahan masalah kesehatan khusus remaja,
 Meningkatkan keterlibatan remaja dalam perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi pelayanan kesehatan remaja.
Menambah wawasan dan teman melalui kegiatan-kegiatan
penyuluhan, dialog interaktif, Focus Group Discussion (FGD),
seminar, jambore, dll
 Konseling/curhat masalah kesehatan dan berbagai masalah remaja
lainnya (dan kerahasiaannya dijamin)
 Remaja dapat menjadi peer counselor/kader kesehatan remaja agar
dapat ikut membantu teman yang sedang punya masalah

III. SASARAN
Semua remaja dimana saja berada baik di sekolah atau di luar sekolah
seperti karang taruna, remaja mesjid/gereja/vihara/pura, pondok
pesantren, asrama, dan kelompok remaja lainnya.
A. Batasan remaja
Remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi anatara masa
kanak – kanak dan dewasa.. Menurut WHO, remaja adalah anak yang
berusia antara 10-19 tahun. Terdiri dari :
1. Masa remaja awal yaitu 10 – 14 tahun.
2. Masa remaja pertengahan yaitu 14 – 17 tahun.
3. Masa remaja akhir yaitu 17 – 19 tahun.
Sedangkan menurut Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia
(SKRRI, 2007) remaja adalah laki-laki dan perempuan yang belum
kawin dengan batasan usia meliputi 15-24 tahun.

B. Citra diri seorang remaja


Tiap orang mempunyai pandangan tentang apa, siapa dan bagaimana
dirinya sendiri. Ketiga hal tersebut menyatu sehingga setiap orang
memiliki gambaran tentag dirinya sendiri disebut citra diri.
Pada usia remaja citra diri yang terbentuk selama masa kanak – kanak
tidak cocok lagi dengan masa remaja dikarenakan remaja mengalami
perubahan jasmaniah yang cepat dan mendadak. Citra diri pada masa
remaja merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap sikap dan
perilaku remaja.

C. Perkembangan remaja
1. Perkembangan fisik
Pertumbuhan fisik remaja mempunyai 3 ciri khas:
Adanya dorongan tumbuh yang kuat.
Adanya pertumbuhan dan perkembangan kelenjar hormon seks
Meningkatnya fungsi berbagai organ tubuh sehingga menghasilkan
kekuatan fisik yang besar.
Perkembangan psikososial ( kejiwaan )
a. Perkembangan psikososial remaja awal
Cemas terhadap penampilan badan atau fisik
Perubahan hormonal
 Menyatakan kebebasan dan merasa seorang individu, tidak hanya
sebagai seorang anggota keluarga
 Perilaku memberontak dan melawan
 Kawan menjadi lebih penting
 Perasaan memiliki teman sebaya.

b. Perkembangan psikososial remaja pertengahan


 Lebih mampu berkompromi
Belajar berfikir secara independen dan membuat keputusan sendiri
Terus menerus bereksperimen untuk mendapatkan citra diri yang
dirasakan nyaman
Merasa perlu mengumpu;kan pengalaman baru, mengujinya
walaupun beresiko
Tidak lagi terfokus pada diri sendiri
 Membangun norma dan mengembangkan moralitas
Mulai membutuhkan lebih banyak teman
 Mulai membina hubungan dengan lawan jenis
 Intelektual lebih berkembang dan ingin tahu tentang banyak hal
 Berkembang kemampuan intrlrktual khusus
Mengembangkan minat yang besar dalam bidang seni dan olah raga
 Senang berpetualang dan ingin bepergian sevara mandiri

C. Perkembangan psikososial remaja akhir


Ideal
 Terlibat dalam kehidupan, pekerjaan dan hubungan diluar keluarga
 Harus belajar untuk mencapai kemandirian dalam bidang finansial
dan emosional
 Lebih mampu membuat hubungan yang stabil dengan lawan jenis
Merasa sebagai orang dewasa yang esetara dengan anggota keluarga
lain
Hampir siap untuk menjadi orang dewasa yang mandiri

D. Pengaruh lingkungan terhadap perkembangan jiwa remaja


1. Lingkungan keluarga
 Pola asuh keluarga
 [endif]Kondisi keluarga
 Pendidikan moral dalam keluarga
Dalam mendidik orang tua harus bersikap konsisten, terbuka,
bijaksana, bersahabat, ramah tegas dan dapat memberi rasa aman.
2. Lingkungan sekolah
 Suasana sekolah
Kedisiplinan, kebiasaan belajar, pengendalian diri
[if !supportLists] [endif]Bimbingan guru
[if !supportLists]3. [endif]Lingkungan teman sebaya
[if !supportLists]4. [endif]Lingkungan masyarakat
[if !supportLists] [endif]Sosial budaya
[if !supportLists] [endif]Media masa

[if !supportLists] IV. [endif]KARAKTERISTIK PKPR


Karakteristik PKPR merujuk WHO ( 2003) memerlukan :
[if !supportLists]1. [endif]Kebijakan yang peduli remaja
Kebijakan peduli remaja bertujuan untuk :
[if !supportLists] [endif]Memenuhi hak remaja
[if !supportLists] [endif]Tidak membatasi pelayanan karena
kecacatan, etnik, usia dan status
[if !supportLists] [endif]Memberikan perhatian pada keadilan dan
kesetaraan gender.
[if !supportLists] [endif]Menjamin privasi dan kerahasiaan.
[if !supportLists] [endif]Mempromosikan kemandirian remaja
[if !supportLists] [endif]Menjamin biaya yang terjangkau / gratis.
[if !supportLists]2. [endif]Prosedur pelayanan yang peduli remaja
[if !supportLists] [endif]Pendaptaran dan pengambilan kartu yang
mudah dan dijamin kerahasiaanya.
[if !supportLists] [endif]Waktu tunggu yang pendek
[if !supportLists] [endif]Dapat berkunjung sewaktu waktu dengan
atau tanpa perjanjian.
[if !supportLists]3. [endif]Petugas khusus yang peduli remaja
Petugas yang melayani PKPR di Puskesmas PKPR bisa seorang dokter,
bidan atau perawat yang sudah terlatih. Mereka akan melayani dengan
sabar, ramah, siap menampung segala permasalahan remaja serta siap
berdiskusi (memberikan konseling).
Petugas khusus yang peduli remaja harus memenuhi kriteria:
[if !supportLists] [endif]Mempunyai perhatian dan peduli, baik
budi, penuh pengertian, bersahabat, memiliki kompetensi teknis
dalam memberikan pelayanan khusus kepada remaja, mempunyai
ketrampilan komunikasi interpersonal dan konseling.
[if !supportLists] [endif]Mempunyai motivasi untuk menolong dan
bekerjasama dengan remaja.
[if !supportLists] [endif]Tidak menghakimi, tidak bersikap dan
berkomentar tidak menyenangkan atau merendahkan.
[if !supportLists] [endif]Dapat dipercaya dan dapat menjaga
kerahasiaan.
[if !supportLists] [endif]Mampu dan mau mengorbankan waktu
sesuai kebutuhan.
[if !supportLists] [endif]Dapat/mudah ditemui pada kunjungan
ulang.
[if !supportLists] [endif]Menunjukkan sikap menghargai kepada
semua remaja dan tidak membeda-bedakan.
[if !supportLists] [endif]Mau memberikan informasi dan dukungan
yang cukup hingga remaja dapat memutuskan pilihan yang tepat
untuk mengatasi maalahnya atau memenuhi kebutuhannya.
[if !supportLists]4. [endif]Petugas pendukung yang peduli remaja
[if !supportLists] [endif]Menunjukan sikap menghargai dan tidak
membedakan.
[if !supportLists] [endif]Mempunyai kompetensi sesuai dengan
bidangnya.
[if !supportLists] [endif]Mempunyai motivasi untuk menolong dan
memberikan dukungan pada remaja.
[if !supportLists]5. [endif]Fasilitas kesehatan yang peduli remaja
[if !supportLists] [endif]Lingkungan yang aman berarti bebas dari
ancaman dan tekanan sehingga menimbulkan rasa tenang dan remaja
tidak segan berkunjung kembali.
[if !supportLists] [endif]Lokasi pelayanan yang nyaman dan mudah
dicapai.
[if !supportLists] [endif]Fasilitas yang baik menjamin privasi dan
kerahasiaan.
[if !supportLists] [endif]Jam kerja yang nyaman menyesuaikan
dengan waktu luang remaja
[if !supportLists] [endif]Tidak ada stigma misalnya kedatangan
remaja ke puskesmas semula dianggap pasti memiliki masalah
seksual atau penyalahgunaan NAPZA.
[if !supportLists]6. [endif]Partisifasi atau keterlibatan keluarga
[if !supportLists] [endif]Remaja mendapat informasi yang jelas
tentang adanya pelayanan, cara mendapatkan pelayanan, kemudia
memanfaatkan dan mendukung pelaksanaannya.
[if !supportLists] [endif]Remaja perlu dilibatkan secara aktif dalam
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi pelayanan.
[if !supportLists]7. [endif]Keterlibatan masyarakat
Perlu dilakukan dialog dengan masyarakat tentang PKPR sehingga
masyarakat :
[if !supportLists] [endif]Mengetahui keberadaan PKPR dan
menghargai nilainya.
[if !supportLists] [endif]Mendukung kegiatannya dan membantu
meningkatkan mutumpelayanannya.
[if !supportLists]8. [endif]Berbasis masyarakat, menjangkau ke luar
gedung,serta mengupayakan pelayanan sebaya.
[if !supportLists] [endif]Pelayanan sebaya adalah KIE untuk
konseling remaja dan rujukannya oleh teman sebayanya yang terlatih
menjadi pendidik sebaya ( peer aducator ) dan konselor sebaya ( peer
counselor )
[if !supportLists]9. [endif]Pelayanan harus sesuai dan komprehensif
[if !supportLists] [endif]Meliputi kebutuhan tumbuh kembang, dan
kesehatan fisik , psikologis dan social.
[if !supportLists] [endif]Menyediakan paket komprehensif dan
rujukan ke pelayanan terkait remaja lainya.
[if !supportLists] [endif]Menyederhanakan proses pelayanan dan
menghilangkan prosedur yang tidak penting.
[if !supportLists]10. [endif]Pelayanan yang efektif
[if !supportLists] [endif]Dipandu oleh pedoman dan prosedur tetap
penatalaksanaan yang sudah teruji.
[if !supportLists] [endif]Memiliki sarana dan prasarana yang cukup
untuk melaksanakan pelayanan.
[if !supportLists] [endif]Mempunyai system jaminan mutu untuk
pelayanannya.

[if !supportLists]11. [endif]Pelayanan yang efisien


[if !supportLists]§ [endif]Mempunyai system informasi manajemen
termasuk informasi tentang biaya dan mempunyai system agar
informasi itu dapat dimanfaatkan.
[if !supportLists] V. [endif]STRATEGI PELAKSANAAN DAN
PENGEMBANGAN PKPR
[if !supportLists]1. [endif]Penggalangan kemitraan dengan
membangun kerjasama atau jejaring kerja.
Penggalangan kemitraan didahului dengan advokasi kebijakan public
sehingga PKPR di puskesmas dapat pula di promosikan oleh pihak lain,
selanjutnya dikenal dan di dukung oleh masyarakat.
[if !supportLists]2. [endif]Pemenuhan sarana dan prasarana
dilaksanakan secara bertahap.
[if !supportLists]3. [endif]Penyertaan remaja secara aktif
Dengan di keterlibatan remaja informasi pelayanan dapat cepat meluas.
[if !supportLists]4. [endif]Penentuan biaya pelayanan serendah
mungkin bahkan kalau mungkin gratis.
[if !supportLists]5. [endif]Dilaksanakannya kegiatan minimal.
Pemberian KIE, pelaksanaan konseling serta pelayanan klinis medis
termasuk laboratorium dan rujukan, dilaksanakan sejak awal dan
bersamaan.
[if !supportLists]6. [endif]Ketepatan penentuan prioritas sasaran.
Sasaran ini misalnya remaja sekolah, remaja jalanan, karang taruna,
buruh pabrik, PSK remaja dan sebagainya.
[if !supportLists]7. [endif]Ketepatan pengembangan jenis kegiatan
Perluasan kegiatan PKPR ditentukan sesuai dengan masalah dan
kebutuhan setempat serta sesuai dengan kemampuan puskesmas.
[if !supportLists]8. [endif]Pelembagaan monitoring dan evaluasi
internal.
Monitoring dan evaluasi secara periodic yang dilakukan oleh tim
jaminan mutu puskesmas merupakan bagian dari upaya peningkatan
akses dan kualitas PKPR.

[if !supportLists] VI. [endif]LANGKAH – LANGKAH


PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN PKPR
[if !supportLists]1. [endif]Identifikasi masalah
[if !supportLists]a. [endif]Gambaran remaja di wilayah kerja
[if !supportLists]§ [endif]Jumlah remaja, pendidikan , pekerjaan
[if !supportLists]§ [endif]Perilaku beresiko: seks pranikah, rokok,
tawuran dan kekerasan
[if !supportLists]§ [endif]Masalah kesehatan: kehamilan remaja, gizi,
HIV / AIDS, penyalahgunaan NAPZA.
[if !supportLists]b. [endif]Identifikasi pandangan remaja tentang
sikap dan tata nilai berhubungan dengan prilaku beresiko, masalah
kesehatan yang ingin diketahui dan pelayanan yang dikehendaki.
[if !supportLists]c. [endif]Jenis upaya kesehatan remaja yang ada
[if !supportLists]d. [endif]Identifikasi kebuttuhan sarana dan
prasarana termasuk buku – buku pedoman.
Metode kajian dengan mengambil data sekunder dari berbagai sumber,
pemerintah dan swasta, dan wawancara dengan sasaran langsung atau
tidak langsung ( orang tua, guru, pengurus asrama, dll ).
[if !supportLists]2. [endif]Advokasi kebijakan public
Kebijakan public adalah pernyataan kebijakan dari penguasa dengan
tujuan mengarahkan dan mengendalikan institusi, masyarakat atau
individu. Dengan advokasi diharapkan mendapat dukungan sehingga
dapat mempercepat keberhasilan pembentukan dan pelaksanaan
PKPR. Contoh :
[if !supportLists]§ [endif]Dukungan pemerintah daerah dan
pengadaan dana untuk pelaksanaan PKPR antara lain pengadaan
poster, pengadaan ruang konseling, biaya rujuakan, kegiatan dirumah
singgah dan lain – lain.
[if !supportLists]§ [endif]Penggalian potensi masyarakat dan
pendanaan
[if !supportLists]§ [endif]Pembentukan jejaring khusus melalui peran
politis unttuk memperkuat system rujukan berupa :
[if !supportLists] [endif]Rujukan social antara lain penyaluran
pelatihan keterampilan remaja pasca rehabilitasi NAPZA atau
mempersiapkan remaja pra nikah.
[if !supportLists] [endif]Rujukan medis bagi remaja yang
membutuhkan
[if !supportLists] [endif]Rujukan pranata hokum diperlukan untuk
kasus tindakan kekerasan.
[if !supportLists]3. [endif]Persiapan pelaksanaan PKPR di
puskesmas
[if !supportLists]§ [endif]Sosialisasi internal
[if !supportLists]§ [endif]Penunjukan petugas
[if !supportLists]§ [endif]Pembentukan tim
Timterdiri dari dokter, para medis ( bidan dan perawat ), petugas UKS,
petugas penyuluhan, petugas gizi dan petugas lain yang dibutuhkan.
[if !supportLists]§ [endif]Pelatihan formal petugas PKPR
[if !supportLists]§ [endif]Penentuan jenis kegiatan, pelayanan, serta
sasaran
Selain kegiatan KIE, konseling dan pelayanan klinis medis dapat pula
dilakukan perluasan kegiatan seperti :
[if !supportLists] [endif]Penyediaan pelayanan hot line di
puskesmas
[if !supportLists] [endif]Penanganan anak jalanan di wilayah
puskesmas
[if !supportLists] [endif]Revitalisasi pembinaan dan pelaksanaan
UKS di sekolah lanjutan
[if !supportLists]§ [endif]Pemenuhan sarana dan prasarana
Pemenuhan sarana dan prasarana selain memberikan kenyamanan,
menjaga privasi, serta menjamin kerahasiaan juga memudahkan untuk
pemberi layanan.
[if !supportLists]§ [endif]Penentuan prosedur pelayanan
Penentuan biaya layanan, jam buka, penentuan desain, proses
pemberian dan penyimpanan kartu, register dan catatan ( status ) medis
/ konseling, penentuan alur pelayanan.
[if !supportLists]4. [endif]Sosialisasi eksternal
Dapat dilakukan dalam setiap kesempatan dan waktu baik forum resmi
maupun tidak resmi, ditempat remaja berada, melalui leaflet, selebara,
atau ceramah.. Perlibatan pers dapat mempercepat sosialosasi.
[if !supportLists]5. [endif]Pelaksanaan PKPR
Pelaksanaan PKPR penting segera dilaksanakan meskipun sarana dan
prasarana belum lengkap.

[if !supportLists]VII. [endif]ALUR DAN LANGKAH


PELAKSANAAN PKPR
Klien datang ( kiriman atau sendiri ) daftar melalui loket langsung
diregister di rung konseling.
anamnesa
[if !supportLists]§ [endif]Identitas
[if !supportLists]§ [endif]Apa yang sudah diketahui
[if !supportLists] [endif]Tentang KRR
Perubahan fisik dan fsikis, masalah yang mungkin timbul dan cara
menghadapinya.
[if !supportLists] [endif]Tentang prilaku hidup sehat pada remaja
Pemeliharaan kesehatan( gizi, personal hygiene), hal – hal yang perlu
dihindari ( napza, seks bebas ), pergaulan sehat antara laki – laki dan
perempuan.
[if !supportLists] [endif]Tentang persiapan berkeluarga
Kehamilan, KB, HIV / AIDS
Pemeriksaan fisik
[if !supportLists]§ [endif]Tanda tanda anemi, KEK
[if !supportLists]§ [endif]Tanda – tanda kekerasan terhadap
perempuan.
Pelayanan konseling
Bila tidak perlu pelayanan medis klien dipulangkan , konseling
lanjutan bila perlu.
Bila perlu pelayanan medis:
[if !supportLists]§ [endif]Pemeriksaan infeksi saluran reproduksi
[if !supportLists]§ [endif]Kehamilan, perkosaan
[if !supportLists]§ [endif]Pasca keguguran, kontrasepsi
[if !supportLists]§ [endif]konseling lanjutan bila perlu

[if !supportLists]VIII. [endif]JENIS KEGIATAN DALAM PKPR


[if !supportLists]1. [endif]Pemberian informasi dan edukasi
[if !supportLists]§ [endif]Dilaksanakan di dalam gedung atau di luar
gedung secara perorangan atau kelompok
[if !supportLists]§ [endif]Dilaksanakan oleh guru, pendidik sebaya
yang terlatih mengunakan materi dari puskesmas
[if !supportLists]§ [endif]Menggunakan metode ceramah Tanya
jawab, FGS ( focus group discussion ), diskusi interaktif yang
dilengkapi dengan alat bantu media cetak atau elektronik.
[if !supportLists]§ [endif]Menggunakan bahasa yang sesuai denga
sasaran dan mudah di mengerti.
[if !supportLists]2. [endif]Pelayanan klinis medis termasuk
pemeriksaan penunjang dan rujukan
[if !supportLists]3. [endif]Konseling
[if !supportLists]a. [endif]Pengertian
[if !supportLists] [endif]Konseling adalah Suatu hubungan saling
membantu antara dua orang: konselor dan klien (dalam situasi saling
tatap muka) memutuskan bekerja sama dalam upaya membantu klien
menolong dirinya sendiri untuk;
- Menyelesaikan masalah2 tertentu dalam hidupnya
- Lebih dapat mengerti dirinya
- Lebih dapat menyesuaikan dirinya
[if !supportLists] [endif]Konseling adalah suatu proses pemberian
bantuan yang dilakukan seseorang kepada orang lain dalam membuat
suatu keputusan atau memecahkan perasaan yang terlibat didalamnya
dengan didasari saling menghormati dan saling menghargai.
[if !supportLists]b. [endif]Ciri – ciri konseling
[if !supportLists] [endif]Interaksi dinamis yang bersifat langsung
dan timbal balik
[if !supportLists] [endif]Menghargai kemampuan dan potensi yang
ada pada klien
[if !supportLists] [endif]Berorientasi pada pemecahan masalah,
mendorong perubahan prilaku dan pemenuhan kebutuhan klien
[if !supportLists] [endif]Bersifat pribadi namun profesional
[if !supportLists]c. [endif]Tujuan konseling
[if !supportLists] [endif]Memberikan keterampilan, pengetahuan
dan jangkauan kepada berbagai sumber daya
[if !supportLists] [endif]Membantu klien menanggapi masalah2
dalam kehidupan klien
[if !supportLists]d. [endif]Proses konseling
[if !supportLists] [endif]Sebaiknya jangan hanya diberikan sekali,
sebenarnya merupakan proses jangka panjang
[if !supportLists] [endif]Konseling dapat diberikan secara
individual,maupun kelompok
[if !supportLists] [endif]Memakai pendekatan humanistik, yaitu
individu mempunyai kebebasan untuk memilih / menentukan yang
dianggapnya terbaik bagi dirinya sendiri
[if !supportLists]e. [endif]6 langkah kunci konseling
[if !supportLists]1. [endif]Great ( berikan salam )
[if !supportLists]2. [endif]Ask ( tanyakan )
[if !supportLists]3. [endif]Tell ( berikan informasi )
[if !supportLists]4. [endif]Help ( bantu )
[if !supportLists]5. [endif]Explaining ( jelaskan )
[if !supportLists]6. [endif]Return ( kunjungan )
[if !supportLists]f. [endif]Sifat – sifat yang diperlukan dari konselor
[if !supportLists]1. [endif]Menerima
[if !supportLists]2. [endif]Terbuka
[if !supportLists]3. [endif]Memiliki minat dan kesanggupan untuk
membantu orang lain
[if !supportLists]4. [endif]Sabar dan adil, emosi stabil, tenang dan
simpatik
[if !supportLists]5. [endif]Supel, ramah, menyenangkan , perhatian
terhadap orang lain
[if !supportLists]6. [endif]Memiliki keberanian menghadapi masalah
[if !supportLists]7. [endif]Memahami batas – batas lkemampuan
yang ada pada dirinya
[if !supportLists]8. [endif]Mampu mengenal dan memahami klien

[if !supportLists]4. [endif]Pendidikan keterampilan hidup sehat (


PKHS )
PKHS merupakan kemampuan psikologis seseorang untuk memenuhi
kebutuhan dan mengatasi masalah dalam kehidupan sehari – hari secara
efektif.
PKHS dapat diberikan secara berkelompok dimana saja disekolah,
puskesmas, rumah singgah, sanggar, dll.
Kompetensi psikososial ( PKHS ) memiliki 10 aspek yaitu :
[if !supportLists]a. [endif]Pengambilan keputusan
[if !supportLists]b. [endif]Pemecahan masalah
[if !supportLists]c. [endif]Berfikir kreatif
[if !supportLists]d. [endif]Berfikir kritis
[if !supportLists]e. [endif]Komunikasi efektif
[if !supportLists]f. [endif]Hubungan interpersonal
[if !supportLists]g. [endif]Kesadaran diri
[if !supportLists]h. [endif]Empati
[if !supportLists]i. [endif]Mengendalikan emosi
[if !supportLists]j. [endif]Mengatasi stress
PKHS dapat dilaksanakan dalam bentuk bermain peran, drama, diskusi,
dll.

[if !supportLists]5. [endif]Pelatihan pendidik dan konselor sebaya


Keuntungan melatih remaja menjadi kader kesehatan remaja ( pendidik
sebaya ) yaitu pendidik sebaya akan berperan sebagai agen perubah
sebayanya untuk berprilaku sehat, sebagai agen promotor keberadaan
PKPR, dan sebagai kelompok yang siap membantu dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi PKPR. Pendidik sebaya dapat diberikan
pelatihan tambahan untuk memperdalam keterampilan interpersonal
relationship dan konseling sehingga dapat berperan sebagai konselor
remaja.

[if !supportLists]6. [endif]Pelayanan rujukan


Rujukan kasus ke pelayanan medis yang lebih tinggi, rujukan social,
dan rujukan pranatta hukum.
[if !supportLists] IX. [endif]MONITORING DAN EVALUASI
Melalui monitoring petugas akan dibantu menemukan masalah secara
dini sehingga koreksi yang akan dilakukan tidak akan memerlukan
waktu yang banyak dan mempercepat tercapainya PKPR yang
berkualitas. Tahapan melakukan monitoring adalah :
[if !supportLists]1) [endif]Memutuskan informasi apa yang akan
dikumpulkan
[if !supportLists]2) [endif]Mengumpulkan data dan menganalisanya
[if !supportLists]3) [endif]Memberikan umpan balik hasil
monitoring.
Standar dan indicator terpilih yang diperlukan untuk mengevaluasi
kualitas dan akses PKPR:
[if !supportLists]1) [endif]Kualitas
[if !supportLists]§ [endif]Kompetensi petugas
[if !supportLists]§ [endif]Sarana institusi
[if !supportLists]§ [endif]Kepuasan klien
[if !supportLists]§ [endif]Kelengkapan jaringan pelyanan rujukan
[if !supportLists]2) [endif]Akses
[if !supportLists]§ [endif]Jumlah pelaksanaan KIE dan konseling
kasus lama dan kasus baru, jumlah kunjungan klien, didalam gedung
dan di luar gedung.
[if !supportLists]§ [endif]Prakuensi petugas puskesmas berperan
sebagai narasumber atau fasilitator kegiatan remaja.
[if !supportLists]§ [endif]Jumlah kader ( pendidik / konselor ) sebaya
yang dilatih puskesmas
[if !supportLists]§ [endif]Jumlah rujukan masuk dari masyarakat

BAB III
PENUTUP
Sejak tahun 2003, model pelayanan kesehatan yang ditujukan dan
dapat dijangkau remaja, menyenangkan, menerima remaja dengan
tangan terbuka, menghargai remaja, menjaga kerahasiaan, peka akan
kebutuhan terkait dengan kesehatannya, serta efektif dan efisien dalam
memenuhi kebutuhan dan selera remaja, diperkenalkan dengan sebutan
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR).
PKPR dilaksanakan di dalam gedung atau di luar gedung Puskesmas,
termasuk Poskestren, menjangkau kelompok remaja sekolah dan
kelompok luar sekolah, seperti kelompok anak jalanan, karang taruna,
remaja mesjid atau gereja, dan lain-lain, dilaksanakan oleh petugas
puskesmas atau petugas lain di institusi atau masyarakat.
Jenis kegiatan PKPR meliputi penyuluhan, pelayanan klinis medis
termasuk pemeriksaan penunjang, konseling, pendidikan keterampilan
hidup sehat (PKHS), peltihan pendidik sebaya (yang diberi pelatihan
menjadi kader kesehatan remaja) dan konselor sebaya (pendidik sebaya
yang diberi tambahan pelatihan interpersonal relationship dan
konseling), serta pelayanan rujukan.

DAFTAR PUSTAKA
Tim pembina UKS Propinsi Jawa Barat, 2007, Pedoman
pelaksanaan UKS untuk guru di jawa barat.
Anthony Yeo, konseling suatu pendekatan pemecahan masalah,
1995
Depkes RI, direktorat kesga, materi pelatihan pelayanan kesehatan
peduli remaja, 2003
Depkes RI dan Kesejahteraan Sosial, Direktorat Promosi Kesehatan,
Konseling kesehatan dalam pemberdayaan keluarga Panduaan
pelatihan konseling bagi petugas kota / kabupaten, 2001
Humris W. Edith, Sp Kj, RSCM, Konseling Kesehatan remaja, 2004

Anda mungkin juga menyukai