BAB V
SAMBUNGAN ULIR
Tabung
C
Hipotenusa
Garis ulir
α
A B,A
Sisi alas
pada garis sudut α ditarik garis mendatar sampai berpotongan dengan garis-garis yang
ditarik dari titik-titik bagian lingkaran, maka akan ditemukan titik-titik potong garis ulir.
9
12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 8
10
7
11
0 5 6
2 4
3
1 5
Gambar 5.2. Melukis garis ulir. 2 4
3
Bentuk profil ulir pada umumnya berpenampang segi tiga, setengah bulat, bujur sangkar,
trapesium dan gergaji. Bentuk profil ulir dan ukuran menurut standar DIN seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar 5.3.
o Di Dr Do
H/6 55 p r = 0,137329 p
H/2 p = 25,4/z
H/2 H = 0,960491 p
o H = 0,640327 p
55
do dr di Baut
(a)
H/6 Mur
p D D = d - 2H
i Uli ISO metris 1 o 1
H/4
D D H = 0,86603 p d = d - 1,22687 p
H/2 r o 3 o
o H H H = 0,54127 p = 5/8 H
60 1 H/2 1
r = 0,14434 p = H/6
d d d Baut D = d = d - 0,64953 p
o r i r r o
(b)
95
Mur
p 0,5 p do
do dr Ulir bujur sangkar
0,5p
do dr di
Baut
(c)
Mur Ulir setengah bulat h = 25,40095 : z
a = 0,05 h
Di o Dr Do
30 b = 0,6830 h
t = 1,86603 h
t t t = 0,5 h
1 1
h di dr r = 0,23852 h
b do
o
30
Baut
(d)
Mur
Ulir trapezium, t = 1,73205 h
t = 0,5 h + a
1
o Do Dr Di t = 0,5 h + a - b
30 3
a T = 0,5 h + 2a -b
t2
t b
Baut o
30
h d d d
i r o
(e)
Mur
Ulir gergaji, t = 1,73205 h
l
e t = t +b
1 2
3o t = 0,25 h
2
t2 t e = 0,26384 h
e
b r = 0,12427 h
t1 h
b = 0,11777 h
Do dr di Di Baut
(e)
Gambar 5.3. Bentuk-bentuk profil ulir
Ulir lumur disebabkan oleh beban yang diterima pada setiap bagian ulir tidak merata.
Bagian yang mengalami lumur lebih dulu, biasanya bagian ulir yang terdekat dengan
beban, kemudian diikuti ulir berikutnya. Distribusi beban terhadap setiap ulir seperti yang
itunjukkan dalam Gambar 5.4.
Mur
6
5
4 Baut
3
2
1
Dr
F/2 Di
F
Do
Gambar 5.5. Distribusi beban pada ulir pengikat.
Gaya F yang bekerja pada ulir segi tiga akan menimbulkan efek gesekan yang besar pada
bidang kontag. Kalau α sudut pendakian ulir, gaya F akan terurai menjadi F cos α sebagai
gaya normal. Dalam lukisan terlihat bahwa F cos α > dari F, hal ini menunjukkan bahwa
efek gesekan yang timbul > dari gaya F.
F
di
F sin α Mur
dr
Baut F cos α
p
N F H
h1 h
do
F/2 F/2
σt τw
T
F
(a) (b)
4Fa ½
do = ------------- mm, in .........…………………………………. (3)
π.σt x 0,64
Untuk bahan baut dari baja liat dengan kandungan karbon 0,2 ÷ 0,3 % harga σt nya antara
4,8 ÷ 6 kg/mm2. Kalau F kg beban tarik batang baut, z jumlah lilitan ulir, dr diameter rata-
rata dimana beban F menangkap, dan h tinggi ulir, maka tekanan bidang ulir,
Fa Fa
σo = --- = --------- ≤ σo ijin kg/mm2, lb/in2 …….………..…… (4)
A π.dr.h.z
Biasanya tinggi h ulir yang baik 75 % dari kedalaman penuh, dan untuk h ulir biasa 50%
dari kedalaman penuh. Kalau H tinggi mur dengan z jumlah ulir maka,
Fa
z ≥ --------------- dan H = z x p, dalam hal ini p = jarak pucak bagi.
π.dr. h.σo ijin
Utuk mur standar H = (0,8 ÷ 1) do, kalau h1 dalam Gambar 5.6, tonggak ulir yang tergeser,
99
maka tegangan geser yang terjadi pada bidang silinder dapat ditentukan dengan rumus,
Fa Fa
τ = ---- = ----------- kg/mm2, lb/in2 ……………….…………(5)
A π . di . .h1
Tegangan geser yang diijinkan biasanya diambil, τijin = (0,5 ÷ 0,75)σt ijin. Misalnya B sisi
sejajar kepala baut atau lebar mulut kunci mm atau in, do diameter batang baut, maka
tekanan bidang telapak baut,
Fa Fa
kb = ----- = ----------------- kg/mm2 , lb/in2 ……………………(6)
A π/4 (B2 – do2)
Ketika mengetatkan sambungan baut seperti terlihat dalam Gambar 5.8, pada baut akan
timbul gaya erat Fa dan momen Mp akibat puntiran.
Ma
rs
F
a
Ft
100
d
r
D + dg
Mlp = Fa f (0,58do + ---------) – 0,16p kg.mm, lb.in …………... (11)
4
Conoh1.
Sebuah mur M16 diketatkan dengan gaya 80 N melalui sebuah kunci yang panjang lengan-
nya 200 mm. Ditanyakan gaya pengetat Fa dalam baut, apabila faktor gesek f = fs = 0,15.
Penyelesaian.
Untuk baut M16, memiliki jarak puncak atau kisar p = 2 mm, garis tengah sisi 14,70 mm,
garis tengah luar bidang tumpu atau lebar mulut kunci B = 21,6 mm dan garis tengah
lubang baut = do + 2 mm = 18 mm
Momen pengetatnya dihitung dengan persamaan,
B + dg
Mpg = Fa 0,16p + f ( 0,58do + ----------
4
21,6 mm + 18 mm
= Fa 0,16 x 2 mm + 0,15 (0,58 x 14,7mm + -----------------------) ….. (a)
4
Mpg = 80 N x 200 mm = 16.000 N-mm ……………………………………… (b)
dengan demikian dari persamaan (a) dan persamaan (b) diperoleh Fa = 5200 N.
Misalnya f = fs = 0,1, besar gaya Fa = 7400 N, kalau f = fs = 0,2, besar gaya Fa = 4000 N.
Jadi besar gaya pengetat tergantung besarnya koefisien gesek f atau fs
Contoh 2.
Ulir tangkai kait pada Gambar 5.10 terbuat dari baja dengan tegangan luluh 230 N/mm2
untuk menahan beban 2000 kg.masa. Ulir di bangun dengan cara membubut. Faktor
pertambahan beban a1 = 1,2, faktor kerja beban a 2 = 1,5, faktor bahaya kerja a 3 = 1,5.
Hitung berapa vaktor keamanan yang semestinya !
Hitungan.
102
w = 2000 kg
F 53.000 N
σt = --- = ------------ = 164 N/mm2
Ak 324 mm2
dengan demikian faktor keamanannya adalah,
σB 230 N/mm2
Sf = ---- = -------------- = 1,4.
103
σt 164 N/mm2
Contoh 3.
Rencanakan sebuah batang ulir dan mur untuk kait angkat seperti Gambar 5.10, untuk be-
ban 5 ton. Bahan berasal dari baja liat dengan kadar karbon 0,22 %, beban bekerja tanpa
kejut.
Penyelesaian.
Fa = 5000 kg
Beban bekerja tampa kejut, dapat diambil faktor koreksi fc = 1,2 (Sularso hal.7),
maka beban kerja Fk = fc x Fa = 1,2 x 5000 kg = 6.000 kg.
Bahan batang baut dan mur baja liat dengan 0,22 % C, tegangan tarik putusnya,
σB = (0,22 x 100 + 20) kg/mm2 = 42 kg/mm2
Faktor keamanan dibuat Sf = 7, maka
σB 42 kg/mm2
σt ijin = ---- = --------------- = 6 kg/mm2
Sf 7
Besar tegangan geser ijin sering diambil, τ = 0,5 σt ijin = 0,5 x 6 kg/mm2 = 3 kg/mm3
Diameter kern ulir ditentukan dengan persamaan,
4xF ½ 4 x 6000 kg ½
Di ≥ ------------ = --------------------- = 35,8 mm
π x σt ijin 3,14 x 6 kg/mm2
Dalam tabel ulir metris yang mendekati M 42, dengan di = 37,129 mm, do = 42 mm, p =
4,5 mm. Diketahui, bahan mur dari baja liat dengan 0,22 % C, seperti halnya pada baut,
σB = 42 kg/mm2, τ = 0,5 x 6 kg/mm2 = 3 kg/mm2, tekanan bidang ulir qijin = 3 kg/mm2.
Ukuran do ulir baut = Di ulir mur = 42 mm, dalam tabel terbaca Dr = 39,077 mm dan ting-
gi kaki ulir mur Hi = 2,436 mm.
Jumlah ulir z dapat diperoleh dengan persamaan,
F 6000 kg
z = ------------------ = ----------------------------------------------------- = 6,69 dibuat 7
π . Dr . H1 . q 3,14 x 39,077 mm x 2,436 mm x 3 kg/mm2
Tinggi mur H ≥ z x p = 7 x 4,5 mm = 31,5 mm., untuk mur yang normal H = (0,8 ÷ 1,0)do
dibuat H = do = 42 mm, dengan demikian jumlah ulir z menjadi = 42 mm/4,5 mm = 9,33.
104
Tegangan geser yang terjadi pada ulir baut dengan ketentuan faktor kerja k = 0,84,
F 6000 kg
τub = ------------------ = -------------------------------------------------- = 1,46 kg/mm2
π . di . k . p . z 3,14 x 37,129 mm x 0,84 x 4,5 mm x 9,33
tegangan geser pada ulir mur dengan ketentuan faktor kerja J = 0,75,
F 6000 kg
τum = ------------------- = ---------------------------------------------- = 1,44 kg/mm2
π . Do . j . p . z 3,14 x 42 mm x 0,75 x 4,5 mm x 9,33
Tegangan-tegangan tersebut < dari 3 kg/mm2, jadi dipastikan baut M 42 cukup aman.
Fo
l Fo λo
1
Fa δo
l
2
Fo
β α
δ λ
p b
Gambar 5.12. Diagram gaya jepit, perpanjangan baut dan pemendekan konstruksi
Perencanaan.
Gambar konsep yang dimaksud dalam soal seperti Gambar 5.11.
Beban Fo berubah-ubah antara 0 ÷ 1500 kg
Dipilih bahan baut dari golongan 8G, pada Tabel 7.6 EM Sularso halaman 309 terbaca, σB
= 80 kg/mm2, σy = 64 kg/mm2 dan E = 2,1 x 104 kg/mm2
Titik kerja gaya n, biasanya 1, 3/4 sampai 1/2, ditetapkan saja n = 3/4
Dari Tabel 7.10 EM Sularso halaman 310 untuk baut diameter nominal diambil beban
aksial berubah-ubah dari 1000 kg -1600 kg, untuk baut golongan 8G, terbaca diameter
nominal antara M10 dan M14, sebagai kompromi dipilih baut M12.
106
Panjang batang baut l = lp + H (tinggi mur) + 1,5 ulirran, untuk 1,5 uliran sekitar 3 mm
= 60 mm + 10 mm + 3 mm = 73 mm
Panjang ulir baut yang mengikat diambil maksimal b = lp/2 = 60 mm/2 = 30 mm
Panjang batang baut yang tidak berulir, l1 = 73 mm – 30 mm = 43 mm
Panjang batang baut yang berulir l2 = 60 mm – 43 mm + (10 mm/2) = 22 mm
Luas penampang batang ulir Ab = (π/4) (12 mm)2 = 113,4 mm2
Luas penampang batang yang berulir Ak = (π/4) x (0,8 x d)2 = 0,785 x (0,8 x 12 mm)2
= 90,432 mm2
Indek pemegasan batang baut Cb dihitung dengan persamaan,
1 1 L1 L2 1 43 mm 22 mm
---- = --- ----- + ---- = --------------------- ------------ + ---------------
Cb Eb Ab Ak 2,1 x 104 kg/mm2 113,4 mm2 90,432 mm2
0,6227671/mm
= --------------------- = 2,96557619
2,1 x 104 kg/mm2
Dalam hal ini Eb = Ep = 2,1 x 144 kg/mm2 B = lebar mulud kunci = 2do
lp = 60 mm = 2 x 12 mm = 24 mm
k = faktor bahan besar- dlbb = do + 1 mm = 12 mm + 1 mm
nya antara 1/3 ÷ ½ = 13 mm
diambil ½
2,1 x 104 kg/mm2 3,14 60 mm
maka Cp = --------------------- x ------- (24 mm + 0,5 ----------)2 – (13 mm)2
60 mm 4 2
= 274,75 kg/mm3 x (1521 mm2 – 169 mm2) = 37,14 x 104 kg/mm
Faktor pertambahan beban aksial baut Ф dihitung dengan persamaan,
Cb
Ф = n ---------- , harga n biasanya sebesar 1, ¾ atau ½, di sini diambil ¾, maka
107
Cb + C p
3,37 kg/mm
Ф = ¾ x ----------------------------------- = 0,021
3,37 kg/mm + 37,14 kg/mm
Faktor penjepitan ajp untuk penguncian dengan tangan pada baut M12, dalam Tabel 7.7
EM Sularso terbaca 1,4 dan untuk faktor pelepasan dalam Tabel 7.6 terbaca apl = 1,6.
Gaya jepit awal Fo dihitung dengan persamaan,
Fo = ajp . apl (1 – Ф) F = 1,4 x 1,6 (1 – 0,021) x 1500 kg = 3289,44 kg.
Beban maksimal baut Fmaks = Fo + ФF + Ftb
Ftb = penambahan gaya jepit karena kenaikan suhu kerja, diperkirakan
Ftb = 0,25 F = 0,25 x 1500 kg = 375 kg
maka beban maksimal baut dalam kondisi kerja,
Fmaks. = 3289,44 kg + 0,021 x 1500 kg + 375 kg = 3695,94 kg.
Fmaks. 3695,94 kg
Tegangan pada batang ulir baut σtb = ------ = ---------------- = 40,86 kg/mm2
Ak 90,432 mm2
Dimisalkan faktor keamanan Sf = 10, makategangan ijin
σtb 40,86 kg/mm2
σt ijin = ---- = ----------------- = 4,086 kg/mm2 = 408,6 kg/cm2
Sf 10
Kenaikan suhu ketika pengetatan baut dapat dihitung dengan rumus (15) atau rumus (16),
σt ijin 408,6 kg/cm2
t = ------ = --------------- = ± 17,76o C
23 23
Misalnya baut harus menekan lagi sehingga baut memuai sampai 0,1 mm, dengan faktor
muai baja = 0,000011, maka kenaikan suhu ketika pengetatan dapat dihiting dengan
persamaan,
Δl = t1.l.λ
0,1 mm = t1 x 73 mm x 0,000011
0,1 mm
t1 = ----------------------- = ± 126,2o C
0,000011 x 73 mm
Kalau suhu ruang kerja 32o C maka jumlah suhu ketika pengetatan menjadi,
t = 17,76o C + 126o C + 32o C = 175,76o C
108
Suhu tersebut terlalu tinggi karena untuk baja karbon pada suhu antara 0 sampai 120o C
tegangannya tahan sampai batas 1, pada suhu 120o C sampai 300o C, tegangannya menurun
sampai 0,8, sedangkan dari suhu 300o C sampai 350o C baja karbon sudah tidak dapat
digunakan lagi.
Soal-soal
1. Tutup sebuah tabung gas dalam Gambar 5.14, diikat dengan baut. Tentukan diameter
baut kalau, tegangan tarik maksimun 900 kg/cm2, beban pengencang harus lebih tinggi 25
% dari beban yang disebabkan oleh tekanan dari dalam tabung. Diperkirakan pertambahan
panjang baut 0,05 mm, faktor muai baut 0,000011, E baut 2,1.105 kg/cm2 dan n baut 18.
50
105
Paking timbel
50 520
500
p = 50 kg/cm2
2. Flens saluran pipa baja berdiameter dalam 250 mm, bertekanan berubah-ubah dari 1
sampai 6 bar. Ujung pipa harus disambung dengan sebuah flens yang lain dengan 8 biji
baut metris. Bahan baut dari baja konstruksi. Tebal flens 25 mm. Pengetatan baut dengan
kunci biasa. Tentukan ukuran baut yang dimaksud, dan tunjukkan gambar konsepnya.